D. Hubungan Mekanisme Corporate Governance dengan Nilai
Perusahaan
Dewan komisaris memegang peranan penting dalam perusahaan, dewan komisaris merupakan inti dari corporate governance yang
ditugaskan untuk menjamin strategi perusahaan, mengawasi manajer dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya
akuntabilitas Lastanti, 2004. Fungsi kontrol yang dilakukan oleh dewan komisaris diambil dari teori agensi. Dari perspektif teori agensi,
dewan komisaris mewakili mekanisme internal utama untuk mengontrol perilaku opportunistic manajemen sehingga dapat
membantu menyelaraskan kepentingan pemegang saham dan manajer Young et al, 2001 dalam Riyanto, 2005. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Barnhart dan Rosenstein 1998 menyatakan bahwa semakin tinggi perwakilan dari komisaris independen, maka semakin
tinggi independensi dan efektivitas corporate board sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Kepemilikan manajemen adalah proporsi pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan
perusahaan. Kepemilikan saham manajemen akan membantu penyatuan kepentingan manajer dan pemegang saham, sehingga
manajer ikut merasakan secara langsung manfaat maupun konsekuensi dari keputusan yang diambil. Jensen dan Meckling 1976 menyatakan
bahwa semakin besar kepemilikan saham oleh manajemen, maka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berkurang kecenderungan
manajemen untuk
mengoptimalkan penggunaan sumber daya, sehingga mengakibatkan kenaikan nilai
perusahaan dan ketika kepemilikan saham oleh manajemen rendah, maka ada kecenderungan terjadinya perilaku opportunistic manajer
yang akan meningkat pula. Kepemilikan institusional, dapat bertindak sebagai pihak yang
memonitor perusahaan. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga
dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen Faizal, 2004. Wening 2009 menyatakan
bahwa semakin besar kepemilikan oleh institusi keuangan maka semakin
besar pula
kekuatan suara
dan dorongan
untuk mengoptimalkan
nilai perusahaan.
Kepemilikan institusional
menunjukkan bahwa fungsi kontrol dari pemilik sangat menentukan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Secara teoritis bahwa
semakin tinggi kepemilikan intitusional maka semakin kuat kontrol terhadap perusahaan, maka dapat menaikkan nilai perusahaan apabila
pemilik perusahaan mempu mengendalikan perilaku manajemen agar bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan Darwis, 2009.
E. Hubungan Financial Distress dengan Nilai Perusahaan
Financial distress adalah suatu kondisi dimana perusahaan menghadapi masalah kesulitan keuangan. Financial distress ini bisa
berarti mulai dari kesulitan likuidasi jangka pendek, yang merupakan financial ditress yang paling ringan sampai ke pernyataan
kebangkrutan, yang merupakan financial distress paling berat Brahmana, 2007. Kondisi posisi keuangan perusahaan yang suram
atau yang terindikasi mengalami financial distress menimbulkan respon negatif dari investor kepada perusahaan. Kondisi keuangan
yang kurang baik berpotensi mengurangi harga saham yang berarti dapat menurunkan nilai perusahaan dan mengurangi kesempatan untuk
memperoleh pinjaman dana dari kreditor prospektif Widyastuti, 2014.
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian Elloumi dan Gueiye 2001 menggunakan kepemilikan dewan komisaris, directorship, dualitas CEO, kepemilikan eksternal
blockholding sebagai variabel independen dan financial distress sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
kepemilikan dewan komisaris dan disrectorship berhubungan negatif dengan kemungkinan financial distress. Perusahaan yang mengalami
financial distress yang melakukan pergantian CEO mempunyai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI