30 detik, lalu didiamkan selama OT. Larutan diukur serapannya pada panjang gelombang 400-600 nm.
d. Pengukuran absorbansi larutan kontrol DPPH
Larutan DPPH sebanyak 2,0 mL dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL dan ditambah dengan metanol p.a hingga tanda batas. Setelah OT, larutan dibaca
serapannya dengan menggunakan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang maksimum. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.
e. Pengukuran absorbansi larutan uji
Larutan DPPH sebanyak 2,0 mL dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL dan ditambah dengan 2 mL larutan pembanding dan larutan uji pada berbagai seri
konsentrasi yang telah dibuat, kemudian ditambah dengan metanol p.a hingga tanda batas. Larutan divortex selama 30 detik, lalu didiamkan selama OT.
Setelah OT, larutan dibaca serapannya dengan menggunakan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang maksimum. Replikasi dilakukan sebanyak 3
kali. f.
Estimasi aktivitas antioksidan Berdasarkan hasil dari prosedur 7 d dan e untuk rutin dan ekstrak bromelain
kemudian dihitung niai IC dan IC
50
.
F. Analisis Hasil
Kadar protein total dalam ekstrak kulit buah nanas dinyatakan sebagai persentase. Nilai absorbansi larutan uji dimasukan ke dalam persamaan regresi
linier kurva baku BSA dengan sumbu x adalah konsentrasi larutan baku, sedangkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sumbu y adalah absorbansi sehingga diperoleh konsentrasi protein total yang kemudian dikonversi menjadi persentase kadar protein total dalam ekstrak kulit
buah nanas. Aktivitas penangkapan radikal DPPH IC dihitung berdasarkan rumus:
Absorbansi larutan kontrol − Absorbansi larutan pembandinguji Absorbansi larutan kontrol
×
Data aktivitas tersebut dianalisis dan dihitung nilai IC
50
menggunakan persamaan regresi linear dengan sumbu x adalah konsentrasi larutan uji maupun pembanding,
sedangkan sumbu y adalah IC. Data lalu dianalisis secara statistik untuk menentukan ada atau tidaknya
perbedaan bermakna antara nilai IC
50
larutan pembanding dan larutan uji. Analisis statistik dilakukan dengan panduan Bolton dan Bon 2010 dan dengan software R
3.2.5. Nilai IC
50
diuji dengan Shapiro-Wilk untuk mengetahui distribusi data tiap kelompok. Apabila didapat distribusi data yang normal maka analisis dilanjutkan
dengan uji F dengan taraf kepercayaan 95 untuk mengetahui homogenitas data kelompok. Apabila didapat data yang homogen maka analisis dilanjutkan dengan
uji T-Independent untuk melihat perbedaan antar kelompok bermakna signifikan p0,05 atau tidak bermakna tidak signifikan p0,05. Apabila didapat data
yang tidak homogen maka analisis dilanjutkan dengan uji T-Independent unequal variances
Welch’s T-test untuk melihat kebermaknaan perbedaan tiap kelompok. Apabila didapatkan distribusi tidak normal, maka analisis dilanjutkan dengan uji
Lavene dengan taraf kepercayaan 95 untuk mengetahui homogenitas data kelompok. Analisis dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk melihat perbedaan
antar kelompok bermakna signifikan p0,05 atau tidak bermakna tidak signifikan p0,05.