menit dan didiamkan selama 24 jam pada suhu 4°C sehingga didapatkan endapan koloidal putih hingga kuning muda. Setelah terjadi pengendapan,
campuran kemudian diuapkan untuk memisahkan etanol menggunakan vacuum rotary evaporator dengan suhu 50°C selama 30 menit. Endapan dikumpulkan
dalam cawan petri dan dipekatkan menggunakan waterbath dengan suhu 50°C selama 3 jam. Cairan kental berwarna kekuningan dikumpulkan sebagai ekstrak
kulit buah nanas.
4. Analisis kualitatif
Metode yang digunakan berdasarkan pada penelitian oleh Panda 2000 dengan beberapa modifikasi. BSA sebanyak 0,5 mL dengan konsentrasi 50 mgmL
dilarutkan ke dalam 10,0 mL air deionisasi, ekstrak kulit buah nanas sebanyak 250,0 mg dilarutkan ke dalam 50,0 mL air deionisasi, dan ninhidrin sebanyak 350,0 mg
dilarutkan ke dalam 100,0 mL etanol 90. Larutan BSA diambil sebanyak 1 mL lalu dimasukan ke dalam tabung reaksi dan ditambah dengan larutan ninhidrin
sebanyak 5 mL. Campuran dipanaskan pada suhu 100°C selama 15 menit sehingga muncul warna biru-ungu yang menandakan terjadi reaksi antara asam amino
dengan ninhidrin. Analisis yang sama juga dilakukan untuk larutan ekstrak kulit buah nanas dan air deionisasi. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.
5. Penetapan kadar enzim bromelain ekstrak kulit buah nanas
Metode yang digunakan berdasarkan pada penelitian oleh Ahmed 2005 dengan beberapa modifikasi.
a. Pembuatan larutan uji
Ekstrak kulit buah nanas ditimbang sebanyak 250,0 mg dan dilarutkan ke dalam 25,0 mL aquadest 5°C sehingga diperoleh konsentrasi larutan uji
sebesar 10000 µgmL. b.
Pembuatan larutan pembanding BSA BSA sebanyak 0,5 mL dengan konsentrasi 50 mgmL dilarutkan ke dalam
25,0 mL aquadest 5°C. Larutan tersebut diambil sebanyak 4,0; 5,5; 7,0; 8,5 dan 10,0 mL lalu ditambah dengan aquadest 5°C hingga 10,0 mL, sehingga
diperoleh konsentrasi larutan pembanding BSA sebesar 400, 550, 700, 850 dan 1000 µgmL.
c. Penetapan panjang gelombang maksimum
Larutan baku BSA dengan konsentrasi 400, 700, dan 1000 µgmL dimasukan ke dalam tabung reaksi dan divortex selama 30 detik, lalu didiamkan
selama OT. Larutan diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm. d.
Pengukuran absorbansi larutan standar dan uji Larutan BSA dengan konsentrasi 400, 550, 700, 850 dan 1000 µgmL
diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum terhadap blanko yang terdiri dari aquadest 5°C. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali. Kemudian,
larutan uji dengan konsentrasi 10000 µgmL diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum terhadap blanko yang terdiri dari aquadest 5°C.
Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Estimasi kadar enzim bromelain
Berdasarkan hasil dari prosedur 5 d untuk BSA dan ekstrak kulit buah nanas kemudian dihitung nilai kadar enzim.
6. Pembuatan larutan uji aktivitas antioksidan
Metode yang digunakan berdasarkan pada penelitian oleh Thangaraj 2016
dengan beberapa modifikasi.
a. Pembuatan larutan DPPH
DPPH sebanyak 15,8 mg ditimbang dan dilarutkan ke dalam metanol p.a. hingga 100,0 mL, sehingga diperoleh konsentrasi larutan DPPH sebesar 0,4
mM. Larutan tersebut ditutup dengan alumunium foil dan harus selalu dibuat baru.
b. Pembuatan larutan standar rutin
Rutin sebanyak 5,0 mg dilarutkan ke dalam metanol p.a hingga 100,0 mL. Larutan tersebut diambil sebanyak 2,0; 3,0; 4,0; 5.0 dan 6,0 mL lalu ditambah
dengan metanol p.a hingga 10,0 mL, sehingga diperoleh konsentrasi larutan standar rutin sebesar 10, 15, 20, 25, dan 30 µgmL.
c. Pembuatan larutan uji
Ekstrak kulit buah nanas sebanyak 250,0 mg ditimbang dan dilarutkan ke dalam aquadest hingga 25,0 mL. Larutan tersebut diambil sebanyak 3,0; 3,5;
4,0; 4,5 dan 5,0 mL lalu ditambah dengan aquadest 5°C hingga 10,0 mL, sehingga diperoleh konsentrasi larutan uji sebesar 3,0; 3,5; 4,0; 4,5 dan 5,0
mgmL. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI