Hasil Penetapan Kadar Enzim Bromelain Terhadap BSA

kandungan air yang terdapat di dalam ekstrak kental. Hal ini berbeda dengan hasil dari Bresolin et al 2013 dimana hasil purifikasi mencapai bentuk serbuk.

F. Hasil Optimasi Uji Aktivitas Antioksidan

1. Penentuan Operating Time OT

Penentuan OT bertujuan untuk mendapatkan rentang waktu yang tepat dalam pengukuran absorbansi sampel, dimana reaksi antara radikal DPPH dengan senyawa uji telah berlangsung secara optimal sehingga dapat menghasi lka n absorbansi yang stabil. Penentuan OT ini dilakukan dengan cara menguk ur absorbansi dari larutan DPPH dengan larutan rutin menggunakan spektrofotometer visible pada panjang gelombang serapan maksimum teoritis, yaitu 517 nm Kedare dan Singh, 2011. Penentuan OT didasarkan pada waktu ketika nilai absorbansi mulai stabil atau selisih nilai absorbansi tiap selang waktu mulai kecil. Pengukuran absorbansi untuk penentuan OT ini dilakukan tiap selang waktu 5 menit selama 60 menit. Dalam penentuan OT ini digunakan larutan rutin dengan 3 konsentrasi yang berbeda, yaitu 5 µgmL, 15 µgmL, dan 25 µgmL. Setiap konsentrasi akan memberikan nilai absorbansi yang berbeda pada panjang gelombang yang maksimum, sehingga ketiga konsentrasi tersebut akan merepresentasikan OT pada setiap konsentrasinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 5. Kurva penentuan OT rutin Hasil yang didapat menunjukkan bahwa nilai absorbansi yang stabil pada larutan rutin ditunjukkan mulai pada menit 30 sampai 60. Hal ini sesuai dengan teori dari Blois 1958 dan penelitian dari Kim et al 2002. Secara teoritis hal ini menunjukkan bahwa pada menit ke-30 seluruh senyawa yang memliki daya antioksidan pada larutan pembanding dan larutan uji telah tepat bereaksi dengan radikal DPPH, sehingga OT untuk reaksi radikal DPPH dengan larutan pembanding dan uij adalah 30 menit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran akan memberikan hasil yang reprodusibel bila diukur pada menit ke-30 sampai 60.

2. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum λ maks

Penentuan panjang gelombang maksimum bertujuan untuk mendapatkan panjang gelombang yang akan digunakan untuk mengukur nilai serapan pada sampel. Pada panjang gelombang maksimum inilah DPPH akan memberika n serapan yang maksimum. Penentuan panjang gelombang maksimum ini menggunakan 3 konsentrasi larutan DPPH, yaitu 0,020; 0,040; dan 0,060 mM. Setiap konsentrasi akan memberikan nilai serapan yang berbeda pada panjang 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 A b so rb a n si Waktu Menit 5 µgml 15 µgml 25 µgml gelombang maksimum. Nilai serapan yang berbeda pada panjang gelombang maksimum ini merepresentasikan penggunaan ketiga konsentrasi yang berbeda dalam penenentuan panjang gelombang maksimum. Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan pada rentang panjang gelombang 400-600 nm. Tabel III. Hasil scanning panjang gelombang serapan maksimum DPPH Konsentrasi larutan DPPH maksimum hasil scanning maksimum yang digunakan maksimum teoritis 0,020 mM 515,5 515,0 517,0 0,040 mM 515,0 0,060 mM 515,5 Dari tabel dapat dilihat bahwa panjang gelombang maksimum yang didapat adalah 515 nm, yang merupakan rata-rata dari ketiga panjang gelombang dari 3 konsentrasi yang berbeda. Hasil yang didapatkan berbeda 2 nm dengan panjang gelombang maksimum teoritis, yaitu 517 nm. Perbedaan selisih antara panjang gelombang maksimum uji dengan panjang gelombang maksimum teoritis ini masih diperbolehkan menurut Farmakope Indonesia IV 1995, dimana pergeseran panjang gelombang yang diperbolehkan yaitu 2 nm dari batas yang ditentukan.

G. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan

Uji aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah nanas dilakukan dengan menggunakan metode DPPH. Prinsip pengukuran aktivitas antioksidan pada metode ini adalah penangkapan elektron bebas dari senyawa radikal yang menyebabkan berkurangnya intensitas warna radikal DPPH dari ungu menjadi kuning Dehpour, Ebrahimzadeh, Fazel, dan Mohammad, 2009. DPPH merupakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI suatu senyawa radikal nitrogen yang tidak stabil karena mempunyai elektron bebas yang tidak berpasangan yang mengakibatkan DPPH mempunyai sifat reaktif. DPPH yang direaksikan dengan senyawa Gambar 6. Reaksi antara senyawa antioksidan dengan DPPH Li, Xu, dan Chen, 2014. antioksidan, dalam penelitian ini adalah ekstrak kulit buah nanas, akan mengikat atom H dari senyawa antioksidan sehingga menyebabkan terjadinya delokalisas i elektron. Hal inilah yang menyebabkan DPPH menjadi stabil karena adanya donor elektron dari senyawa antioksidan. Peristiwa tersebut yang menyebabkan sifat DPPH sebagai radikal bebas menurun. Dalam penelititan ini kontrol positif yang digunakan adalah rutin. Rutin merupakan senyawa golongan flavonoid yang telah diketahui mempunyai aktivitas antioksidan. Gugus -OH fenolat dari rutin yang menyebabkan senyawa tersebut mampu mereduksi DPPH dengan menurunkan intensitas warnanya dari ungu menjadi kuning Li, Xu, dan Chen, 2014. Elektron bebas DPPH akan mengikat satu atom H dari senyawa antioksidan, baik dari rutin maupun senyawa dalam sampel, sehingga mencegah terjadinya resonansi elektron pada DPPH. Hal inila h yang menyebabkan perubahan warna ungu menjadi kuning pada DPPH. Perubahan warna tersebut sebanding dengan jumLah radikal bebas DPPH yang berhasil ditangkap oleh senyawa antioksidan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 7. Kurva persamaan regresi linear rutin Pengukuran aktivitas antioksidan pada metode DPPH ini menggunaka n parameter IC 50 . IC 50 merupakan konsentrasi senyawa uji yang diperlukan untuk menghambat senyawa radikal bebas sebesar 50. Menurut Zou, Lu, dan Wei 2004, nilai IC 50 ini didapatkan dari persamaan regresi linier yang menyatakan adanya hubungan konsentrasi senyawa uji dengan persen aktivitas antioksidan yang ditimbulkan. Hubungan antara aktivitas antioksidan dengan IC 50 mempunya i korelasi berbanding terbalik. Semakin kecil nilai senyawa uji IC 50, semakin besar aktivitas antioksidan dari senyawa tersebut. Dari tabel IV dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi rutin, semakin kecil nilai absorbansi yang dihasilkan. Hal ini sebanding dengan besarnya persen aktivitas antioksidan yang ditimbulkan, karena semakin banyaknya pendonor atom untuk radikal DPPH yang membuat DPPH menjadi lebih stabil. y = 2.0646x - 9.7888 r = 0.9999 10 20 30 40 50 60 10 20 30 40 IC Konsentrasi µgmL