Pembelajaran Tematik Integratif di Kelas IV Kecerdasan Matematis-logis dan Kecerdasan Kinestetik-badani

4. Mencoba Merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar yaitu sikap, pengetahuan dan ketrampilan. 5. Mengkomunikasikan Merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik setelah menapatkan hasil pekerjaan yang dibuat secara pribadi maupun kelompok. Berdasarkan kelima langkah tersebut diharapkan peserta didik mampu aktif bertanya dan menyelesaikan masalah melalui kegiatan pembelajaran yang mereka dapatkan. Kekhasan pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013 salah satunya yaitu pendekatan tematik integratif yaitu adanya pengintegrasian mata pembelajaran kedalam berbagai tema. Pembelajaran dengan menggunakan tema akan membantu peserta didik dalam mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.

2.1.2 Pembelajaran Tematik Integratif di Kelas IV

Pembelajaran tematik di kelas IV Sekolah Dasar terbagi atas 9 tema yaitu: Indahnya kebersamaan, Selalu Berhemat Energi, Peduli Terhadap Makhluk Hidup, Berbagai Pekerjaan, Menghargai Jasa Pahlawan, Indahnya Negeriku, Cita- citaku, Daerah Tempat Tinggalku, dan Makanan Sehat Bergizi. Setiap tema tersebut berisi subtema yang akan menjelaskan mengenai pembelajaran yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan tema 1 Indahnya Kebersamaan, subtema 2 Kebersamaan dalam Keberagaman pada pembelajaran 2. Pembelajaran 2 terdiri atas tiga pembelajaran terkait yaitu Matematika, SBdP, dan PPkn. Peneliti ini akan mengintegrasikan pembelajaran Matematika materi sudut dengan SBdP mengenai seni tari pada proses pembelajarannya. Peserta didik kelas IV perlu menguasai konsep Matematika salah satunya materi sudut. Materi sudut perlu diajarkan agar dapat memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pengukuran dan materi tersebut merupakan dasar untuk mempelajari materi di tingkat yang lebih lanjut.

2.1.3 Matematika : Materi Sudut

Matematika adalah bahasa simbol ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang mulai terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan Ruseffendi dalam Heruman, 2007:1. Matematika mempelajari ilmu tentang pola dan urutan Mathematical Sciences Education Boards dalam Walle, 2008:12. Pada dasarnya Matematika merupakan sebuah pembelajaran yang abstrak. Objek abstrak tersebut merupakan kesulitan yang harus dihadapi oleh peserta didik dalam mempelajari Matematika Marti dalam Sundayan, 2014:3. Kesimpulannya adalah, Matematika merupakan ilmu yang dipelajari secara abstrak dengan menggunakan pola dan urutan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar adalah agar peserta didik mampu dan terampil dalam menggunakan Matematika dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini terdapat beberapa tujuan pembelajaran Matematika di sekolah dasar menurut Susanto, 2013: 1. Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritme. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat. Melakukan manipulasi Matematika dalam generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dalam pernyataan Matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model Matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai penggunaan Matematika dalam kehidupan sehari- hari. Konsep pembelajaran Matematika perlu diajarkan di SD agar peserta didik mudah memahami pembelajaran Matematika pada tingkat selanjutnya. Konsep- konsep pada kurikulum Matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasar, penanaman konsep, pemahaman konsep, dan pembinaan ketrampilan Heruman, 2007:2. 1. Penanaman Konsep Dasar Penanaman Konsep Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif peserta didik yang konkret dengan konsep baru Matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir peserta didik. 2. Pemahaman Konsep Pemahaman konsep ini terdiri dari dua pengertian, pertama merupakan kelanjutan dari pembelajaran pemahaman konsep dalam suatu pertemuan. Kedua pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi merupakan lanjutan dari penanaman konsep. 3. Pembinaan Ketrampilan Pembinaan keterampilan ini merupakan pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran ini bertujuan agar peserta didik lebih terampil dalam menggunakan konsep Matematika. Salah satu konsep pembelajaran Matematika yang penting diajarkan di sekolah dasar yaitu tentang materi sudut. Materi sudut perlu dipelajari agar peserta didik dapat memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan pengukuran. Selain itu materi tersebut merupakan dasar untuk mempelajari materi di tingkat lebih lanjut.

2.1.3.1 Materi Sudut a. Pengertian Sudut

Sudut adalah daerah yang dibatasi oleh dua sinar garis lurus Mustakim dan Ali, 2008:69. Sudut merupakan daerah yang dibatasi oleh perpotongan dua garis lurus Tim Bina Matematika, 2011:108. Pendapat lain mengatakan bahwa sudut adalah perpotongan dua garis lurus Amin dan Sani, 2004:43. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sudut adalah perpotongan dua garis lurus. Dua sinar garis yang memiliki titik pangkal yang sama akan membentuk suatu sudut. Titik pangkal yang sama itu disebut titik sudut, sedangkan dua sinar garis disebut kaki sudut. Gambar 2.1 Sudut b. Jenis-jenis Sudut Sudut dibedakan menurut jenisnya. Kemendikbud 2014:93 menyebutkan bahwa terdapat tiga jenis sudut yaitu: 1. Sudut Siku-siku Suatu sudut disebut siku-siku jika kaki-kaki sudutnya saling tegak lurus dan besar daerah sudutnya . Gambar 2.2 Sudut siku-siku 2. Sudut Lancip Suatu sudut dikatakan lancip jika ukuran daerah sudutnya kurang dari sudut siku-siku, yaitu antara 0 hingga . Gambar 2.3 Sudut Lancip 3. Sudut Tumpul Suatu sudut disebut sudut tumpul jika ukuran daerah sudutnya lebih besar dari sudut siku-siku, yaitu antara hingga . Gambar 2.4 Sudut Tumpul c. Cara Mengukur Sudut Besar sudut dituliskan dengan satuan derajat. Alat yang digunakanan untuk mengukur sudut adalah busur derajat. Untuk mengukur besar sudut perhatikan langkah-langkah berikut: 1. Tempatkan pusat busur derajat pada titik sudut yang akan diukur. 2. Tempatkan salah satu kaki sudutnya pada 0°. 3. Bacalah angka pada busur derajat yang dilalui oleh kaki sudut yang lain. Angka inilah yang merupakan besar sudut itu. Gambar 2.5 Cara Mengukur Sudut Pembelajaran Matematika mengenai materi sudut ini dapat meningkatkan kecerdasan matematika-logis. . Kecerdasan Matematika disebut juga kecerdasan logis dan penalaran karena merupakan dasar dalam memecahkan masalah dengan memahami prinsip-prinsip yang mendasari sistem kasual atau dapat manipulasi bilangan, kuantitas dan operasi.

2.1.4 Seni Tari

Tari adalah gerak-gerak ritmis sebagian atau seluruhnya dari tubuh yang terdiri dari pola individual atau kelompok yang disertai ekspresi atau ide tertentu Yulianti dalam Yoyok dan Siswandi, 2007:6. Pendapat lain mengatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah Soedarsono dalam Kusnandi, 2009:2. Selain itu definisi tari juga dikemukakan oleh Hartog dari Belanda Hartog dalam Purwatiningsih dan Ninik, 2002:30 yang mengatakan bahwa tari adalah gerakan-gerakan yang diberi bentuk dengan ritme dari badan di dalam ruang. Jika dicermati dari beberapa pengertian tari tersebut dapat disimpulkan bahwa tari adalah gerakan yang dibentuk dengan ritme atau ritmis yang mengekspresikan jiwa manusia dengan ide-ide tertentu. Gerakan dalam seni tari biasanya digunakan sebagai media komunikasi secara tidak langsung. Selain itu gerakan pada seni tari biasanya memiliki maksud tersendiri tergantung bagaimana penikmat tari menyikapinya.

2.1.4.1 Unsur-unsur Seni Tari

1. Gerak Gerak merupakan bahasa baku dalam tari, dan merupakan unsur paling utama yang terdapat pada seni tari Yoyok dan Siswandi 2007:66. Tanpa gerak unsur keindahan pada seni tari tidak akan terlihat hidup. Pengertian gerak dalam tari tidak hanya terbatas pada perubahan posisi berbagai anggota tubuh tetapi juga ekspresi dari segala pengalaman emosional manusia Kusnandi. 2009:3. Secara umum, gerak tari dikategorikan dalam dua macam yaitu gerak maknawi gerak yang mengandung makna tertentu dan gerak murni yaitu gerak yang fungsinya hanya sebagai keindahan Kusnandi, 2009:3. 2. Musik atau Iringan Merupakan unsur utama setelah gerak. Fungsi musik di samping memperkuat gerak tari juga didesain sebagai ilustrasi, pemberian suasana, dan membangkitkan imaji tertentu pada penontonnya Kusnandi, 2009:6. Menurut buku yang disusun oleh Tim Bina Karya Guru 2007:85, musik pengiring seni tari dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu musik internal dan musik eksternal. Musik internal adalah musik yang berasal dari bunyi-bunyian yang dibuat oleh bagian tubuh manusia. Misalnya nyanyian, tepukan tangan, petikan jari, hentakkan kaki, siulan, bahkan gemercik gelang atau binggel gelang kaki yang dipakai penari. Musik eksternal berasal dari luar tubuh manusia, biasanya dari berbagai alat musik atau penggantinya. 3. Tema Kusnandi 2009:8 menjelaskan bahwa tema adalah ide atau motivator munculnya suatu garapan tari. Tema merupakan dasar garapan yang diolah menggunakan simbol-simbol gerak, warna, suasana musik, bentuk desain kelompok, pola lantai, properti, serta rias dan busana. Melalui simbol-simbol inilah koreografer penyusun tari ingin mengkomunikasikan suatu maksud kepada penontonnya. 4. Tata Rias, Tata Busana dan Properti Tata rias, busana dan properti adalah unsur pendukung yang paling utama pada seni tari. Kusnandi 2009:6 mengemukakan bahwa fungsi rias adalah untuk memperkuat imajinasi penonton, tata busana kostum fungsinya hampir sama dengan tata rias yaitu untuk memperkuat imajinasi penonton, sedangkan properti adalah pelengkap dalam sebuah tarian. 5. Desain Lantai Pola lantai Desain lantai atau floor design atau yang lebih dikenal dengan istilah pola lantai ialah garis-garis di lantai yang dibentuk oleh formasi penari kelompok Purwatiningsih dan Ninik, 2002:88. Sehingga dapat didefinisikan bahwa yang dimaksud dengan desain lantai itu bersifat nyata, mudah dilihat yakni garis-garis yang menghubungkan antara penari yang satu dengan lainnya. Pola lantai yang dilakukan dimaksudkan sebagai daya tarik ketika berubah posisi karena jika posisi penari tidak berubah, tentu akan terkesan membosankan ataupun monoton.

2.1.4.2 Ciri atau Karakteristik Gerak Anak

Rata-rata umur peserta didik SD adalah 7-12 tahun. Purwatiningsih dan Ninik 2002:69 mengatakan bahwa terdapat beberapa karakteristik gerak anak SD yaitu: 1. Menirukan. Apabila ditunjukkan kepada peserta didik suatu action yang dapat diamati observable, maka ia akan mulai membuat tiruan terhadap action itu sampai pada tingkat otot-ototnya dan dituntun oleh dorongan kata hati untuk menirukannya. 2. Manipulasi. Pada tingkat ini anak didik dapat menampilkan suatu action seperti diajarkan dan juga tidak hanya pada seperti yang diamati. 3. Kesaksamaan Precision. Meliputi kemampuan peserta didik dalam penampilan yang telah sampai pada tingkatan perbaikan yang lebih tinggi dan memproduksi suatu kegiatan tertentu. 4. Artikulasi Articulation. Peserta didik telah dapat mengkoordinasikan serentetan action dengan menetapkan urutan sikuen tepat diantara action yang berbeda-beda. 5. Naturalisasi. Merupakan tingkat akhir dari kemampuan psikomotorik yaitu apabila peserta didik mamapu melakukannya secara alami satu action atau sejumlah action yang urut. Dalam perkembangannya, peserta didik SD Kelas rendah umumnya dapat melakukan kegiatan menirukan dan manipulasi sedangkan anak kelas atas pada umumnya mampu melakukan kegiatan kesaksamaan, artikulasi dan naturalisasi.

2.1.4.3 Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar

Seni tari di SD digunakan untuk memberikan pengalaman kesenian bagi peserta didiknya. Pengalaman tersebut dimaksudkan sebagai suatu kegiatan yang ada dalam lingkup kesadaran seperti ketika seniman berkarya, kesadaran menghayati seperti apresiator seni yang dihadapi Purwatiningsih dan Ninik, 2002:8. Purwatiningsih dan Ninik 2002:9 juga mengungkapkan bahwa pendayagunaan seni tari mempunyai fungsi yang bersifat edukatif. Oleh karena itu konsep seni tari sebagai metode pembelajaran adalah hal yang sesuai untuk peserta didik SD. Fungsi lainnya adalah dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, membina perkembangan estetika dan membantu menyempurnakan kehidupan. Fungsi tersebut tidak dimaksudkan membentuk peserta didik sebagai penari ataupun seniman tari, tetapi semata-mata untuk pengembangan mental, fisik dan perasaan estetik. Pembelajaran seni tari di SD biasanya masuk kedalam pembelajaran SBdP Seni Budaya dan Ketrampilan. Pada pembelajarannya, khususnya dikelas IV SBdP mengenai seni tari di integrasikan dengan dua mata pembelajaran terkait yaitu Matematika materi sudut dan PPKn materi Kebersamaan dalam Keberagaman pada pembelajaran 2. Penelitian ini menggunakan “Tari Kebersamaan” dalam mengajarkan pembelajaran terkait sebagai metodenya. Tari kebersamaan merupakan tari kreasi yang diciptakan oleh peneliti untuk membantu peserta didik dalam memahami pembelajaran Matematika mengenai sudut. Judul tarian tersebut dipilih berdasarkan acuan pada subtema yang digunakan yaitu subtema 2 mengenai Kebersamaan dalam Keberagaman melalui salah satu seni daerah yang terdapat di buku tematik kelas IV tema 1 Indahnya Kebersamaan. Tarian tersebut disusun dengan memperhatikan beberapa unsur tari yaitu gerak, musik atau iringan dan pola lantai. Gerakan yang diciptakan berpedoman pada gerakan yang terdaat pada Tari Jawa. Tari tersebut dibedakan menurut dua pusat penting tempat orang mempelajari tari, yaitu Solo dan Yogyakarta Soerjadiningrat, 1984:7. Perbedaan antara dua cabang yang berasal dari suatu batang itu menurut Soerjadiningrat, 1984:7 adalah: Tabel 2.1 Perbedaan Tari Solo dan Tari Yogyakarta No Perbedaan Tari Solo Tari Yogyakarta 1 Sikap Solo halus dan lunak Sikap Yogyakarta gagah dan keras. 2 Pada Tari Solo tidak diharuskan meluruskan punggung. Pada Tari Yogyakarta punggung kebanyakan diluruskan. 3 Jika bergerak njirig, penari Solo tidak dengan berjalan jengkeng. Jika bergerak njirig, penari Yogyakarta jalan jengkeng dengan jari kaki. 4 Pada tari wanita Solo, lengan bagian atas dirapatkan di badan. Pada tari wanita Yogyakarta, lengan bagian atas tidak dirapatkan di badan. Pemilihan gerak pada “Tari Kebersamaan” berpedoman pada gaya Tari Solo dan Tari Yogyakarta tersebut. Tari Yogyakarta yang dipilih berpedoman pada Tari Klasik Gaya Yogyakarta. Seni Tari Klasik Gaya Yogyakarta merupakan salah satu cabang Seni Budaya yang dilukiskan dalam bentuk wiraga atau gerak yang selaras, indah dan ber-irama serta dapat memancarkan pasemon atau ekspresi muka yang serasi dengan isi atau maksud yang diungkapkan dalam tari Sasmintamardawa dan Pamong S.M.K.I, 1983: 9. Terdapat tiga gerakan yang digunakan antara lain adalah 1 gerak tangan ngiting, yaitu gerak pergelangan tangan di tekuk berdiri. Ujung jari tengah dikenakan ujung ibu jari membentuk lingkaran. Jari yang lain ditekuk, ruas bawah lurus dengan pergelangan, kelingking menonjol, 2 gerak tangan ngeruji, pergelangan tangan ditekuk berdiri jari-jari telunjuk, manis dan kelingking berdiri jajar dan rapat, ibu jari ditekuk ke depan telapak tangan, 3 gerak kaki mendak Merupakan bentuk atau posisi yang paling dominan ketika melakukan tarian. Posisi mendak adalah posisi dimana lutut kaki ditekuk. Beberapa gerak yang digunakan pada “Tari Kebersamaan” juga terdapar pada salah satu Tarian gaya Solo yaitu Tari Gambyong Pangkur Surakarta. Tari Gambyong merupakan salah satu tari tradisional khas Surakarta. Sehingga dapat disimpulkan bahwa “Tari Kebersamaan” merupakan tari kreasi baru yang diciptakan dengan berpedoman pada keindahan Tari Jawa yaitu Tari Klasik Gaya Yogyakarta dan Tari Gambyong dalam menentukan gerakannya. Pembelajaran SBdP seni tari jika diajarkan kepada peserta didik akan membantu meningkatkan kecerdasan kinestetik badani. Kecerdasan ini mencakup ketrampilan khusus seperti, koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, fleksibelitas, dan kecepatan. Jika pembelajaran Matematika di integrasikan dengan SBdP mengenai tarian maka akan meningkatkan 2 kecerdasan sekaligus yaitu kecerdasan matematis-logis dan Kinestetik-badani. Kecerdasan matematis- logis dan kinestetik-badani merupakan bagian dari intelegensi ganda.

2.1.5 Kecerdasan Matematis-logis dan Kecerdasan Kinestetik-badani

Howard Gardner menghasilkan karya intelektual berjudul “Intelligence Reframed” yang menyatakan bahwa otak manusia setidakna menyimpan sembilan jenis kecerdasan yang disepakati dan diterima Chatib, 2012:79. Sembilan kecerdasan tersebut yaitu: 1 Inteligensi linguistik, 2 Inteligensi matematis-logis, 3 Inteligensi ruang, 4 Inteligensi kinestetik-badani, 5 Inteligensi musikal, 6 Inteligensi interpersonal, 7 Inteligensi intrapersonal, 8 Inteligensi lingkungan naturalis, 9 Inteligensi eksistensial. Penelitian ini akan membantu peserta didik untuk mengembangkan kecerdasan matematis-logis dan Kinestetik-badani. a. Kecerdasan Matematis-logis Kecerdasan ini merujuk pada kemampuan untuk mengeksplorasi pola-pola, kategori-kategori, dan hubungan dengan memanipulasi objek atau simbol untuk melakukan percobaan dengan cara yang terkontrol dan teratur Yaumi dan Nurdin, 2012:14. Kecerdasan Matematika disebut juga kecerdasan logis dan penalaran karena merupakan dasar dalam memecahkan masalah dengan memahami prinsip-prinsip yang mendasari sistem kasual atau dapat manipulasi bilangan, kuantitas dan operasi. Berpikir induktif, deduktif dan rasional merupakan ciri yang melekat pada orang yang memiliki kecerdasan ini. Oleh karena itu orang yang kuat dalam kecerdasan ini sangat senang berhitung, bertanya dan melakukan eksperimen. d. Kecerdasan Kinestetik-badani Kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk menggunakan seluruh anggota tubuh dalam mengekspresikan ide, perasaan, dan menggunakan tangan untuk menghasilkan atau mentransformasi sesuatu Yaumi dan Nurdin, 2012:16. Kecerdasan ini mencakup ketrampilan khusus seperti, koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, fleksibelitas, dan kecepatan.

2.1.6 Tugas Perkembangan Anak

Dokumen yang terkait

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui media komik untuk kelas III sekolah dasar.

0 1 184

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 sekolah dasar.

0 0 141

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut dengan menggunakan tarian untuk kelas IV sekolah dasar.

0 7 179

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut melalui tarian untuk kelas IV sekolah dasar.

0 1 112

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui media komik untuk kelas III sekolah dasar

0 0 182

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan media lagu

0 2 117

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 sekolah dasar

0 2 139

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut dengan menggunakan tarian untuk kelas IV sekolah dasar

0 8 177

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut kelas IV sekolah dasar dengan menggunakan tarian

0 0 135

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut melalui tarian untuk kelas IV sekolah dasar

0 0 110