Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 sekolah dasar.

(1)

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN

PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH

DENGAN METODE BERNYANYI UNTUK KELAS I

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Anggun Mahdalena Manurung NIM: 131134114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN

PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH

DENGAN METODE BERNYANYI UNTUK KELAS I

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Anggun Mahdalena Manurung NIM: 131134114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

(5)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan cinta kasih dan berkatNya. 2. Orang tua terbaik Alm.Pandapotan Manurung dan Marihati Simanjuntak

yang selalu mendukung setiap langkah perjuanganku untuk masa depan. 3. Sahabat seperjuangan saya dari masa putih abu-abu Patricia Desty yang

selalu mendukung.

4. “Cah-dolan Group” yang tidak pernah berhenti memberikan motivasi. 5. Almamater Universitas Sanata Dharma.


(6)

MOTTO

“Lebih baik mencoba meskipun gagal,

daripada tidak mencoba dan tidak gagal”.

(Anggun Mahdalena Manurung)

“Lakukan yang terbaik hari ini sebagai jaminan di masa yang akan datang”.

(Mattew Tuck)

“Jika kamu memiliki keberanian untuk memulai, kamu juga memiliki keberanian untuk sukses”.


(7)

(8)

(9)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN

PENGURANGAN BILANGAN CACAH DENGAN METODE BERNYANYI UNTUK KELAS I SEKOLAH DASAR

Anggun Mahdalena Manurung Universitas Sanata Dharma

2017

Potensi dalam penelitian ini adalah penerapan Kurikulum 2013 yang menggunakan model pembelajaran tematik integratif. Mata pelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah diberikan di kelas 1 tema 2, subtema 2 yang terintegrasi dengan SBdP (lagu). Dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 20 peserta didik kelas 1, peneliti mendapatkan data: 80% peserta didik kesulitan materi penjumlahan, 65% peserta didik mengalami kesulitan pengurangan. Oleh karena itu, peneliti menyusun 5 lagu (SBdP) yang berisi konsep penjumlahan dan pengurangan. Dengan demikian peneliti mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 SD. Tujuan dari penelitian ini menjelaskan prosedur pengembangan prototipe dan mendeskripsikan kualitas prototipe tersebut.

Penelitian pengembangan ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R&D) dengan 6 langkah yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, dan 6) uji coba produk. Prototipe divalidasi oleh dosen Matematika, dosen seni musik, dan guru kelas 1 SD. Skor rata-rata dari tiga

validator adalah 3.3 dengan kategori “sangat baik”, sehingga layak untuk

diujicobakan setelah direvisi.

Uji coba terbatas dilakukan peneliti di kelas 1 SDN Kawunganten 01 Cilacap pada tanggal 4 Oktober 2017 diikuti oleh 20 peserta didik. Dari hasil evaluasi peneliti mendapatkan data: 100% (20 peserta didik) memahami penjumlahan, 80% (16 peserta didik) memahami pengurangan, dan 100% (20 peserta didik) menuliskan refleksi bahwa mereka senang belajar materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan menggunakan lagu.

Kata Kunci: prototipe, rancangan pembelajaran tematik, penjumlahan dan pengurangan, metode bernyanyi, lagu.


(10)

ABSTRACT

DEVELOPING A PROTOTYPE OF MATHEMATICS THEMATIC LEARNING DESIGN CONCERNING ADDITION AND SUBTRACTION MATERIAL BY SONG METHOD FOR PRIMARY SCHOOL STUDENTS AT

GRADE I

Anggun Mahdalena Manurung Sanata Dharma University

2017

Research begins from potential and problem. In this research, potential is implementation curriculum of 2013 using integrative thematic learning methods. Mathematics subjects of addition and subtraction material found in the first grade theme 2 subtheme 2 integrated with SBdP (song). The problems that found from the questionnaire results to 20 learners the first grade researcher get data: 80% of learners have a difficulty in the addition, 65% students interested in the addition and subtraction material. Therefore, the researcher a range 5 song (SBdP) in concept addition and subraction. The researcher develop “Prototype Mathematics learning design concerning thematic addition and subtraction material by song method for first grade”. The perpose of this research to explain prototype development procedure and described the quality of the prototype.

This was a research and development (R&D). There were six steps applied throughout according to Borg and Gall including: 1) the potentiality and problems, 2) data collction, 3) product design, 4) design validation, 5) design revision, and 6) product testing. The results of the research and development of the prototype were validated by a lecturer of mathematicians, art lecturers and first grade elementary school teacher.. The average validation score is 3.3 with very good category, so it is worth to be tested and after being revised.

The experiment was conducted by researcher to 20 learners at first grade of SDN Kawunganten 01 Cilacap on October 4 2017. The evaluation result, the researcher get data: 100% (20 learners ) understand addition material, 80% (16 learners) understand subtraction material, and 100% (20 learners) lists things that makes them happy to study about addition and subtraction material with song.

Keywords: prototype, thematic learning plan, addition and subtraction song method, and song.


(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan atas segala kasih dan penyertaan-Nya yang

begitu besar sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah dengan Metode Bernyanyi untuk Kelas 1 Sekolah Dasar”. Peneliti menyadari sepenuhnya

bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat adanya bimbingan,

bantuan, semangat, dan dukungan dari berbagi pihak. Oleh karena itu, peneliti

menyampaikan ucapan terima kasih dengan setulus hati kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Kaprodi PGSD, dan dosen

pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu untuk membimbing

dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakaprodi PGSD Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang

bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum, Dosen pembimbing pertama yang

telah membimbing dalam penyusunan skripsi ini.

5. Para validator yang telah berkenan membantu dalam proses validasi

instrumen dan produk.

6. Kepala Sekolah SD Negeri Kawunganten 01 Cilacap yang telah


(12)

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah ... 3

1.3 Tujuan penelitian ... 4

1.4 Manfaat penelitian ... 4

1.5 Definisi operasional ... 5

1.6 Spesifikasi produk ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Kajian teori ... 8

2.1 l Kurikulum 2013 ... 8

2.1.1.1 Pendidikan karakter ... 8

2.1.1.2 Pembelajaran tematik ... 10

2.1.1.3 Ciri khas pembelajaran tematik ... 11


(14)

2.1.1.5 Karakteristik pembelajaran tematik ... 12

2.1.1.6 Pendekatan saintifik ... 13

2.1.2 Pembelajaran tematik kelas 1 Sekolah Dasar ... 17

2.1.2.1 Matematika ... 17

2.1.2.2 Bilangan cacah ... 19

2.1.2.3 Penjumlahan ... 21

2.1.2.4 Pengurangan ... 25

2.1.3 Metode pembelajaran bernyanyi ... 26

2.1.3.1 Kelebihan dan kekurangan metode bernyanyi ... 29

2.1.3.2 Unsur yang termuat dalam sebuah lagu ... 30

2.1.4 Minat belajar ... 32

2.1.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta didik ... 34

2.1.5 Kecerdasan matematika logis dan kecerdasan musikal... 35

2.1.5.1 Kecerdasan matematika logis ... 35

2.1.5.2 Kecerdasan musikal ... 36

2.1.6 Tugas perkembangan peserta didik usia 7-8 tahun ... 37

2.1.6.1 Tugas perkembangan pribadi ... 37

2.1.6.2 Tugas perkembangan sosial ... 38

2.1.6.3 Tugas perkembangan belajar... 39

2.1.6.4 Tugas perkembangan karir ... 40

2.2 Hasil penelitian yang relevan ... 40

2.3 Kerangka berpikir ... 43

2.4 Pertanyaan penelitian ... 45

BAB III METODE PENELITIAN... 46

3.1 Jenis penelitian ... 46

3.2 Setting penelitian ... 47

3.2.1 Tempat penelitian ... 47

3.2.2 Waktu penelitian ... 47

3.2.3 Subjek penelitian ... 47

3.2.4 Objek penelitian ... 47


(15)

3.4 Teknik pengumpulan data ... 52

3.4.1 Wawancara ... 52

3.4.2 Kuesioner ... 52

3.5 Instrumen penelitian... 53

3.5.1 Observasi ... 53

3.5.2 Wawancara ... 54

3.5.3 Kuesioner pra penelitian untuk peserta didik ... 55

3.5.4 Kuesioner validasi produk untuk dosen ... 56

3.5.5 Kuesioner validasi untuk guru ... 57

3.6 Teknik analisis data... 58

3.6.1 Data kualitatif ... 58

3.6.2 Data kuantitatif ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 60

4.1 Hasil penelitian ... 60

4.1.1 Proses pengembangan ... 60

1. Potensi dan masalah ... 60

2. Pengumpulan data ... 61

3. Desain produk ... 64

4. Validasi desain ... 67

5. Revisi desain ... 72

6. Ujicoba produk ... 80

4.1.2 Deskripsi kualitas prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan untuk kelas 1 Sekolah Dasar dengan metode lagu... 85

4.2 Pembahasan ... 86

4.3 Kelebihan dan kekurangan produk ... 92

4.3.1 Kelebihan produk ... 92

4.3.2 Kekurangan produk ... 92

BAB V PENUTUP ... 93

5.1 Kesimpulan ... 93


(16)

5.3 Saran ... 94 DAFTAR PUSTAKA ... 95 BIODATA PENELITI ... 120


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah pembelajaran dan kegiatan pembelajaran ... 17

Tabel 3.1 Kisi-kisi lembar observasi ... 53

Tabel 3.2 Pedoman wawancara pra-penelitian ... 54

Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner untuk peserta didik ... 55

Tabel 3.4 Kisi-kisi validasi kuesioner pra-penelitian ... 56

Tabel 3.5 Kisi-kisi validasi kuesioner untuk guru ... 57

Tabel 3.6 Kriteria penilaian produk ... 60

Tabel 4.1 Hasil wawancara ... 61

Tabel 4.2 Hasil rekap kuesioner pra-penelitian... 63

Tabel 4.3 Hasil rekap validasi ... 67

Tabel 4.4 Pedoman penggolongan kualitas validasi ... 72

Tabel 4.5 Kriteria penilaian produk ... 72

Tabel 4.6 Rekapitulasi pertanyaan refleksi peserta didik ... 84


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan penelitian yang relevan ... 43

Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan Sugiyono ... 48

Gambar 3.2 Prosedur penelitian dan pengembangan peneliti ... 49

Gambar 4.1 Sampul produk ... 66

Gambar 4.2 Lagu kegiatan pembelajaran... 66

Gambar 4.3 RPP ... 66

Gambar 4.4 Sampul produk sebelum dan sesudah revisi ... 73

Gambar 4.5 Materi penjumlahan dan pengurangan ... 73

Gambar 4.6 Lagu ... 74

Gambar 4.7 RPP ... 79

Gambar 4.8 Peserta didik mengamati lirik lagu ... 81

Gambar 4.9 Peserta didik bertanya kepada guru ... 81

Gambar 4.10 Peserta didik mencoba berhitung ... 82

Gambar 4.11 Peserta didik mengerjakan soal LKS ... 82


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

a. Pedoman wawancara ... 99 b. Hasil wawancara ... 100 Lampiran 2

a. Kisi-kisi kuesioner (pra penelitian) ... 101 b. Validasi kuesioner ... 102 c. Contoh kuesioner peserta didik ... 103 Lampiran 3

a. Validasi prototipe dosen Matematika ... 107 b. Validasi prototipe guru kelas 1 SD ... 110 c. Validasi prototipe dosen seni musik ... 113 Lampiran 4

a. Surat ijin penelitian ... 115 b. Surat keterangan sudah melakukan penelitian ... 116 Lampiran 5

a. Refleksi peserta didik ... 117 b. Contoh LKS ... 118


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan spesifikasi produk. Peneliti

akan menguraikan satu persatu dari keenam bagian tersebut.

1.1 Latar Belakang

Salah satu kekhasan kurikulum 2013 adalah menekankan pentingnya

pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran

yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Menurut Depdiknas (dalam

Trianto, 2011: 147) Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga

dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Pembelajaran

terdiri dari beberapa konsep materi yang tergabung dalam suatu tema menarik

agar peserta didik memiliki pengetahuan.

Pembelajaran tematik kelas 1 semester 1 tema “Kegemaranku” subtema 2

“Gemar Bernyayi dan Menari” pada pembelajaran 3 membahas Matematika,

SBdP, dan bahasa Indonesia. Matematika menjelaskan tentang penjumlahan

dan pengurangan, SBdP berisi materi lagu. Hal tersebut adanya lagu (SBdP)

yang diintegrasikan ke dalam materi penjumlahan dan pengurangan

(Matematika), dan Bahasa Indonesia (mengenal puisi anak/ syair lagu).

Dari hasil wawancara peneliti kepada guru kelas 1 di SD Negeri

Kawunganten 01 Cilacap, bahwa peserta didik mengalami kesulitan pada

materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah. Guru kelas 1 di SD


(21)

peserta didik, beberapa peserta didik mampu memahami konsep penjumlahan

dan pengurangan bilangan cacah, namun masih ada yang belum memahami

konsep penjumlahan dan pengurangan. Sekitar 5 peserta didik mendapatkan

nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) namun 15 peserta didik

masih mendapat nilai di bawah KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

pada mata pelajaran Matematika di kelas 1 ini adalah 65. Data tersebut

diperoleh berdasarkan hasil nilai peserta didik pada soal latihan mengenai

materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah.

Pada tanggal 4 Oktober 2016, peneliti melakukan penyebaran kuisioner

kepada 20 peserta didik di kelas 1 SD Negeri Kawunganten 01 Cilacap.

Peneliti mendapatkan data: (1) 80% peserta didik mengalami kesulitan

penjumlahan bilangan cacah, (2) 65% peserta didik mengalami kesulitan

pengurangan bilangan cacah.

Berdasarkan data-data tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

“Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika

Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah dengan Metode

Bernyanyi untuk Kelas 1 Sekolah Dasar”. Peneliti mendapatkan inspirasi

metode bernyanyi dengan mengembangkan lagu dalam kaitannya dengan

pembelajaran Matematika dari penelitian Martha Christianti (2010)

“Pengaruh Musik Instrumental terhadap Hasil Belajar Matematika untuk Kelas 1 Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pemberian musik instrumental terhadap hasil belajar Matematika untuk kelas


(22)

Oleh karena itu, prototipe yang dikembangkan peneliti terdiri dari tiga

bagian. Bagian 1 berisi penjelasan mengenai teori penjumlahan dan

pengurangan bilangan cacah. Bagian 2 berisi penjelasan tentang lagu yang

digunakan dalam pembelajaran. Terdapat 5 lagu yang telah peneliti

kembangkan, lagu 1 dan 2 yaitu pada saat kegiatan pembelajaran, lagu 3

mengenai konsep penjumlahan dan pengurangan, lagu 4 dan 5 tentang mari

berhitung. Sedangkan bagian 3 memuat perangkat pembelajaran berupa RPP.

RPP yang dikembangkan disusun berbasis kurikulum 2013 yang

menggunakan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. RPP ini

dilengkapi dengan penilaian yang diperoleh dari penjabaran indikator, lembar

kerja peserta didik baik secara mandiri maupun kelompok dan lampiran materi

yang dikembangkan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan prototipe rancangan

pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan

pengurangan dengan metode bernyanyi untuk peserta didik kelas 1?

1.2.2 Bagaimana kualitas prototipe rancangan pembelajaran tematik

Matematika materi penjumlahan dan pengurangan dengan metode


(23)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1.3.1 Menguraikan prosedur pengembangan prototipe rancangan

pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan

pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi untuk kelas 1

Sekolah Dasar.

1.3.2 Mendeskripsikan kualitas prototipe rancangan pembelajaran tematik

Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah

dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 Sekolah Dasar.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian pengembangan ini adalah sebagai

berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Mengembangkan rancangan pembelajaran tematik integratif

Matematika materi penjumlahan dan pengurangan yang diintegrasikan

dengan SBdP (lagu).

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman

pada peserta didik dalam mempelajari dan mengerjakan soal

penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode


(24)

b. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan inspirasi

terkait metode bernyanyi untuk membantu peserta didik dalam

memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah.

c. Bagi sekolah

Penelitian pengembangan prototipe rancangan pembelajaran

Matematika dapat menambah kepustakaan sekolah terkait konsep

penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode

bernyanyi.

d. Bagi peneliti

Hasil penelitian berupa prototipe rancangan pembelajaran tematik

Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah

dengan metode bernyanyi dapat digunakan pada saat peneliti telah

menjadi guru.

1.5 Definisi Operasional

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1.5.1 Prototipe adalah suatu karya tulis sebagai panduan dari satu objek

yang direncanakan yang belum pernah dibuat sebelumnya.

1.5.2 Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta


(25)

1.5.3 Matematika adalah ilmu tentang pola bilangan, hubungan antara

bilangan, cara berpikir analitis dengan seni, bahasa dan alat yang

dipelajari oleh peserta didik mulai dari tingkat dasar sampai lanjut.

1.5.4 Bilangan cacah adalah hubungan bilangan yang digunakan untuk

menyatakan cacah anggota atau kardinalitas suatu himpunan.

1.5.5 Penjumlahan adalah menggabungkan dua kelompok atau lebih

bilangan atau kuantitas.

1.5.6 Pengurangan

Pengurangan adalah mencari perbedaan di antara dua bilangan

dengan cara menghilangkan sebuah bilangan dari bilangan yang lain.

1.5.7 Lagu adalah seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan

hubungan temporal yang biasanya di iringi dengan alat musik untuk

menghasikan musik yang mengandung irama atau suara berirama

yang disebut dengan lagu.

1.5.8 Metode bernyanyi adalah suatu model pembelajaran yang

menggunakan syair-syair yang dilagukan, dimana syair tersebut

berkaitan dengan materi yang akan diajarkan oleh guru kepada

peserta didik.

1.6 Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang dikembangkan peneliti adalah sebagai berikut:

1.6.1 Bagian Pertama merupakan bagian yang menjelaskan mengenai teori

pembelajaran Matematika dan SBdP tema 2 “Kegemaranku”, subtema 2 “Gemar Bernyanyi dan Menari”; untuk pembelajaran 3. Penjelasan


(26)

penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah. Pada setiap

penjelasannya akan dilengkapi dengan menggunakan gambar yang

menerangkan mengenai materi tersebut.

1.6.2 Cover prototipe berjudul “Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah

dengan Metode Bernyanyi untuk Kelas 1 SD” yang di dalamnya

terdapat kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, dan isi prototipe.

1.6.3 Bagian kedua menjelaskan tentang lagu yang digunakan dalam

pembelajaran. Terdapat 5 lagu yang telah peneliti kembangkan, lagu 1

dan 2 pada saat kegiatan pembelajaran penjumlahan dan pengurangan,

lagu 3 mengenai konsep Matematika, lagu 4 dan 5 mari berhitung.

Semua lagu mencakup materi penjumlahan dan pengurangan bilangan

cacah dengan mengintegrasikan SBdP (lagu).

1.6.4 Bagian ketiga memuat perangkat pembelajaran berupa RPP. RPP yang

dikembangkan berbasis Kurikulum 2013 yang menggunakan

pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. RPP ini juga

dilengkapi dengan penilaian yang diperoleh dari penjabaran indikator,

lembar kerja peserta didik secara mandiri maupun kelompok.

1.6.5 Prototipe dicetak dalam ukuran A4.

1.6.6 Prototipe pada bagian lagu diisi dengan frame gambar bewarna dan


(27)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan diuraikan tentang landasan teori yang digunakan dalam

penelitian ini. Pembahasan teori ini terdiri dari beberapa bagian yaitu kajian teori,

hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian

2.1 Kajian Teori

Pada kajian teori ini akan menguraikan teori yang berkaitan dengan

penelitian yaitu: (1) Kurikulum 2013: pendidikan karakter, pendekatan

tematik, dan pendekatan saintifik. (2) Matematika: bilangan cacah,

penjumlahan, dan pengurangan. (3) SBdP: metode pembelajaran bernyanyi,

kelebihan dan kekurangan metode bernyanyi, serta unsur yang termuat dalam

sebuah lagu. (4) Minat belajar: faktor eksternal, dan faktor internal. (5) Tugas

perkembangan peserta didik usia 7-8 tahun.

2.1.1 Kurikulum 2013

Dalam kekhasan dari kurikulum 2013 yaitu menekankan pentingnya

pendidikan karakter, pembelajaran tematik, dan pendekatan saintifik. Berikut

uraian dari kekhasan kurikulum 2013 tersebut.

2.1.1.1 Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter berasal dari nilai tentang sesuatu yang

diwujudkan dalam bentuk perilaku peserta didik (Kesuma, 2011: 11).

Pendidikan karakter merupakan dinamika pengembangan kemampuan

yang berkesinambungan dalam diri manusia untuk mengadakan

internalisasi nilai-nilai sehingga menghasilkan disposisi aktif, stabil dalam


(28)

mengembangkan potensi nurani atau afektif peserta didik sebagai manusia

dan warga negara yang memiliki nilai-nilai bangsa. Kedua,

mengembangkan kebiasaan dan perilaku terpuji, sejalan dengan nilai-nilai

universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. Ketiga, menanamkan

jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi

penerus bangsa. Keempat, mengembangkan kemampuan peserta didik

menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan.

Kelima, mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai

lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas, dan persahabatan,

berkebangsaan tinggi, dan penuh kekuatan (Zubaedi, 2011: 18).

Kekhasan kurikulum 2013 untuk mendidik karakter peserta didik

yang terdiri atas kompetensi inti (meliputi sikap spritual dan sikap sosial),

kompetensi inti pengetahuan dan kompetensi inti keterampilan. Dalam

kompetensi lulusan terdiri dari tiga hal yaitu kompetensi sikap (KI 1 dan

KI 2), kompetensi pengetahuan (KI 3), dan kompetensi keterampilan (KI

4). Kompetensi sikap mencakup elemen proses, individu, sosial, dan alam.

Kompetensi pengetahuan mencakup elemen proses, objek dan subjek.

Kompetensi keterampilan mencakup proses, abstrak, dan konkret

(Kemendikbud, 2014: 10).

Pendidikan karakter merupakan pengembangan kemampuan peserta

didik untuk membentuk karakter dalam kompetensi inti yang terdiri dari

kompetensi sikap KI 1 dan KI 2), kompetensi pengetahuan (KI 3), dan

kompetensi keterampilan (KI 4). Ciri khas kurikulum 2013 mengacu pada


(29)

2.1.1.2 Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang

menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata

pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik

(Prastowo, 2014: 54). Pembelajaran tematik menjadi salah satu jenis dari

pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan model

pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan

beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman

bermakna kepada peserta didik. (Depdiknas dalam Trianto, 2010: 79).

Menurut Poerwadarminta (dalam Majid 2014: 80) pembelajaran

tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk

mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman bermakna kepada peserta didik. Tema adalah pokok

pemikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan

(Poerwadarminta dalam Majid, 2014: 80).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat dipahami

bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang

berdasarkan tema-tema tertentu, dalam pembahasannya tema ditinjau dari

berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh, tema “benda-benda disekitarku” dapat ditinjau dari mata pelajaran IPA dan Matematika yang memfasilitasi

peserta didik untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang

dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan


(30)

menggunakan tema yang dapat memberikan pengalaman menarik saat

kegiatan pembelajaran.

2.1.1.3 Ciri Khas Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki arti penting dalam keterlibatan

peserta didik dalam proses belajar secara aktif sehingga peserta didik

memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan

sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya serta menekankan

penerapan konsep belajar. Berikut merupakan ciri khas dari pembelajaran

tematik, Daryanto (2014: 4):

1. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan peserta didik Sekolah Dasar.

2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran

tematik bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik.

3. Membantu mengembangkan keterampilan berfikir peserta didik.

4. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti

kerjasama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan

orang lain.

2.1.1.4 Manfaat Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki manfaat tersendiri, berikut

merupakan manfaat dari pembelajaran tematik, Daryanto (2014: 4):

1. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator

serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang


(31)

2. Peserta didik mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna

sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau

alat, bukan tujuan akhir.

3. Pembelajaran menjadi utuh sehingga peserta didik akan mendapat

pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.

4. Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan

konsep akan semakin baik dan meningkat.

2.1.1.5 Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di Sekolah Dasar, menurut

Daryanto (2014: 5) pembelajaran tematik memiliki

karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1. Berpusat pada peserta didik

Pembelajaran tematik berpusat pada peserta didik (student centered),

hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar, sedangkan guru

lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan

kemudahan-kemudahan kepada peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar.

2. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada

peserta didik (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini,

peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai


(32)

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi

tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan

tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan peserta didik.

4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata

pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, peserta

didik mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini

diperlukan untuk membantu peserta didik dalam memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat

mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran

yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan peserta didik

dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan peserta didik berada.

6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta

didik.

7. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi

yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

8. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

2.1.1.6 Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang

sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep,


(33)

mengidentifikasi atau menemukan masalah, mengajukan atau merumuskan

hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,

menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip

yang ditemukan (Hosnan, 2014: 34). Pendekatan saintifik dapat membantu

pengembangan sikap spritual, sikap sosial, kemampuan berpikir, dan

keterampilan.

Pendekatan pembelajaran yang menekankan kolaborasi dan

kerjasama di antara peserta didik. Pendekatan saintifik merupakan salah

satu pendekatan pembelajaran ilmiah. Mulyasa (2014) mengungkapkan

bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik menekankan pada

keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan yang dilakukan secara

aktif dengan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan

mengkomunikasikan.

Majid (2014) mengungkapkan bahwa penerapan pendekatan saintifik

bertujuan untuk pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal,

memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa

informasi dapat berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada

informasi searah dari guru.

Menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pendekatan

saintifik merupakan pendekatan yang menekankan pada keterlibatan

peserta didik secara aktif dengan mengamati, menanya, mencoba, menalar,

dan mengomunikasikan. Peserta didik harus dilibatkan dalam tanya-jawab

yang terarah, mencari pemecahan terhadap berbagai masalah


(34)

yang baru dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang

ada sebelumnya.

Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang berpusat kepada

peserta didik. Pendapat yang diungkapkan oleh Daryanto (2014), yaitu:

a. Mengamati (Observasi)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses

pembelajaran. Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti

menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang

dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Menurut Daryanto (2014) bahwa

metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu

peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki nilai kebermaknaan

yang tinggi.

b. Menanya

Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik secara luas

untuk bertanya mengenai yang sudah dilihat, disimak, atau dibaca.

Daryanto (2014) mengungkapkan bahwa guru yang efektif mampu

menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan

ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya

pada saat itu juga membimbing atau memandu peserta didik belajar

dengan baik.

c. Menalar

Kegiatan menalar menurut Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013

(Dalam Daryanto, 2014) adalah memproses informasi yang telah


(35)

maupun hasil dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kegiatan ini

dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi

lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut.

d. Mencoba

Hasil belajar yang nyata atau otentik dapat membuat peserta didik

mencoba atau melakukan percobaan. Daryanto (2014) mengungkapkan

bahwa aplikasi mencoba atau eksperimen untuk mengembangkan berbagai

ranah tujuan belajar yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

e. Mengkomunikasikan

Guru dapat memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

mengkomunikasikan yang telah dipelajari dalam pendekatan saintifik.

Daryanto (2014) mengungkapkan bahwa kegiatan mengkomunikasikan

dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan

dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola.

Pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah

dalam pendekatan saintifik adalah 5M yaitu, mengamati, menanya,

menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Tahapan-tahapan pendekatan

saintifik memiliki tujuan agar peserta didik dapat berpartisipasi dan aktif

pada proses pembelajaran. Adapun kompetensi yang diharapkan agar

peserta didik mengembangkan sikap jujur, toleransi, kemampuan berpikir

sistematis, memgungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, serta

mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Kelima

pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar


(36)

Tabel 2.1 Langkah Pembelajaran dan Kegiatan Pembelajaran

Langkah Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat).

Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa diamati (dimulai dari pertanyaann faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).

Mengumpulkan informasi/eksperimen

a. Melakukan eksperimen.

b. Membaca sumber lain selain buku teks. c. Mengamati objek/kejadian/aktivitas. d. Wawancara dengan narasumber. Mengolah

informasi/mengasosiasikan

a. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan informasi. b. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan

berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

2.1.2 Pembelajaran Tematik Kelas I Sekolah Dasar

Dari kekhasan Kurikulum 2013 terdapat pembelajaran tematik yang

diajarkan di jenjang pendidikan SD sampai SMA dan salah satunya adalah

Sekolah Dasar. Menurut Hendrifiana (2015) mengungkapkan bahwa jenjang

pendidikan SD ini terdapat kelas 1-6 yang akan difokuskan pada penelitian

ini kelas 1. Tema yang terdapat di kelas 1 tema 2 “Kegemaranku” subtema 2 “Gemar Bernyanyi dan Menari” pada pembelajaran 3. Mata pelajaran yang

terkait adalah Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan

cacah, SBdP menyanyikan sebuah lagu. Berikut pembahasan yang akan

diuraikan.

2.1.2.1 Matematika

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang dikenalkan pada


(37)

Matematika dasar yang diajarkan pada anak usia dini adalah mengenal

angka. Pada tahapan ini yang paling utama bagi anak untuk perkembangan

pembelajaran Matematika selanjutnya. Pelajaran Matematika ini, akan

mengembangkan kemampuan mengolah angka atau berhitung pada peserta

didik.

Haryono (2014: 6) mengemukakan bahwa Matematika merupakan

bagian dari ilmu pengetahuan yang sifatnya pasti (eksakta) yang

digunakan sebagai pengetahuan dalam proses belajar proses belajar.

Definisi Matematika menurut Johnson dan Rising (dalam Runtukahu dan

Selpius, 2014: 28) adalah bahasa simbol tentang berbagai gagasan dengan

menggunakan istilah-istilah yang didefinisikan secara cermat, jelas dan

akurat. Matematika dikatakan akurat karena perhitungannya yang bersifat

matematis dan pasti. Johnson, Reys (dalam Runtukahu, 2014: 29)

beranggapan bahwa Matematika adalah studi tentang pola dan hubungan,

cara berpikir dengan strategi organisasi, analisis dan sintetis, seni, bahasa

dan alat untuk memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis.

Matematika selalu memiliki simbol untuk menyatakan sesuatu secara

ringkas. Fungsi simbol Matematika ini adalah sebagai komunikasi,

merekam pengetahuan, menunjukkan struktur, menjelaskan, mengingatkan

kembali dan sebagai pengertian (Runtukahu dan Selpius, 2014: 32).

Kalimat Matematika dapat diungkapkan secara lisan maupun tertulis.

Matematika yang dituliskan melalui simbol sebagai ringkasan dari

penjelasan secara lisan. Itulah sebabnya simbol digunakan sebagai


(38)

mempermudah otak untuk merekam, mengingat sehingga apa yang sudah

dipelajari dapat dibaca kembali. Dengan mencatat, peserta didik mampu

mengingat pembelajaran secara terstruktur pada apa yang telah

dipelajarinya selama ini. Matematika dikatakan juga memiliki fungsi seni.

Matematika memiliki karakteristik keindahan, keteraturan dan keterurutan

(Reys dalam Runtukahu dan Selpius, 2014: 40). Matematika yang banyak

menggunakan simbol, membuat garis, titik, siku atau bentuk geometri lain

juga harus memperhatikan kerapian. Kerapian dalam penulisan ini akan

berdampak baik bagi pembaca. Ketika tulisan rapi dan tertata, maka niat

untuk belajar akan bertambah, sedangkan penulisan yang kurang rapi dapat

membuat ketidak fokusan belajar sehingga apa yang dibaca tidak begitu

jelas. Oleh karena itu, perlu adanya keteraturan dalam membuat simbol

Matematika agar dapat dinikmati dari segi keindahannya.

Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa Matematika

bersifat pasti dalam ilmu pengetahuan yang memiliki simbol untuk

menyatakan sesuatu secara ringkas. Matematika di kelas 1 SD salah

satunya mengajarkan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan

cacah. Sebelum memasuki konsep penjumlahan dan pengurangan, peserta

didik harus memahami terlebih dahulu konsep bilangan cacah, sehingga

dapat paham lebih lanjut tentang penjumlahan dan pengurangan.

2.1.2.2 Bilangan cacah

Bilangan cacah dapat didefinisikan sebagai hubungan bilangan yang

digunakan untuk menyatakan cacah anggota atau kardinalitas suatu


(39)

anggota sama sekali, maka anggota bilangan cacah dinyatakan dengan

“nol” dan dinyatakan dengan lambang “0”. Jika anggota dari suatu

himpunan hanya terdiri atas satu anggota saja, maka bilangan cacah

anggota himpunan adalah “satu” dan dinyatakan dengan lambang “1”.

Demikian seterusnya sehingga peserta didik dapat mengenal barisan

bilangan cacah himpunan yang dinyatakan dengan lambang sebagai

berikut:

0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,...

Tanda “...” diartikan sebagai “dan seterusnya”. Maka bilangan tersebut

dapat diartikan sebagai bilangan cacah. Berikut ini terkait dengan operasi

penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah.

a. Operasi penjumlahan pada bilangan cacah

Operasi penjumlahan pada bilangan cacah merupakan suatu aturan

yang mengaitkan setiap pasang bilangan cacah dengan suatu bilangan

cacah yang lain. Jika a dan b adalah bilangan cacah, maka jumlah dari

kedua bilangan tersebut dilambangkan dengan “a + b” yang dibaca “a tambah b”.

Sistem bilangan cacah terhadap operasi penjumlahan mempunyai

beberapa sifat yaitu: (1) sifat pertukaran, (2) sifat identitas, (3) sifat

pengelompokkan.

1. Sifat pertukaran: “untuk setiap bilangan cacah a dan b, berlaku: a + b = b + a“.

2. Sifat identitas: “untuk setiap bilangan cacah a, berlaku: a + 0 = 0 + a = a”.


(40)

3. Sifat pengelompokan: “untuk setiap bilangan cacah a, b, dan c, berlaku:

(a + b) + c = a + (b + c)”.

b. Operasi pengurangan pada bilangan cacah

Operasi pengurangan pada bilangan cacah merupakan kebalikan dari

operasi penjumlahan. Dalam operasi pengurangan bilangan cacah a

dikurangi dengan bilangan cacah b menghasilkan bilangan cacah c

(dilambangkan dengan a – b = c), maka operasi penjumlahan yang terkait adalah b + c = a.

1. Operasi pengurangan tidak memenuhi sifat pertukaran, sebab tidak

setiap a dan b berlaku a – b = b – a. Sebagai contoh: 4 –2 ≠ 2 – 4. 2. Operasi pengurangan juga tidak memenuhi sifat identitas, sebab bisa

ditemukan adanya bilangan cacah a sehingga a –0 ≠ 0 – a.

3. Operasi pengurangan juga tidak memenuhi sifat pengelompokan,

sebab bisa diperoleh bilangan-bilangan cacah a, b, dan c sehingga

(a – b) –c ≠ a – (b - c). Misalnya jika a = 8, b = 4, dan c = 2. Maka (a – b) – c = (8 – 4) – 2 = 2. Sedangkan a – b (b – c) = 8 – (4 – 2) = 6

2.1.2.3 Penjumlahan

Aritmatika atau aritmetika (dari kata bahasa Yunani) merupakan

ilmu hitung matematika yang mempelajari operasi dasar bilangan.

Penjumlahan dan pengurangan merupakan dua dari empat buah operasi

aritmatika (Vonderman, 2009: 75). Penjumlahan merupakan konsep

aritmatika utama yang seharusnya dipelajari oleh peserta didik pertama


(41)

merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah

dalam kehidupan sehari-hari. (Runtukahu, 2014: 105). Hal tersebut

ditegaskan kembali oleh Runtukahu (2014: 111) bahwa konsep

penjumlahan dan pengurangan harus dikembangkan dari pengalaman

nyata.

Berdasarkan definisi diatas, peneliti menyimpulkan bahwa

penjumlahan dan pengurangan adalah operasi aritmatik dalam konsep

matematika harus dikembangkan dari pengalaman nyata untuk

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Cara yang dapat

dilakukan untuk mengenalkan konsep penjumlahan kepada peserta didik

adalah dengan menggunakan beberapa benda-benda yang ada disekitar

peserta didik seperti jari tangan, daun, batu dan sebagainya. Hal tersebut

mempermudah peserta didik untuk mengajarkan konsep bilangan satuan

dengan jumlah jari tangan peserta didik. Setelah peserta didik sudah

berpengalaman dengan objek-objek konkret penjumlahan maka simbol

penjumlahan formal (+) dapat dengan mudah memperkenalkannya. Pada

tahap ini peserta didik harus dapat mengabstraksi konsep bilangan dengan

menggunakan notasi tertulis. Urutan pengajaran yang dilakukan

berdasarkan menjumlahkan dari nilai tempat satuan, puluhan, ratusan,

ribuan, dan sebagainya (Goenawan dan Santoso, 2014: 15). Oleh karena

itu, dalam mengajarkan konsep penjumlahan kepada peserta didik dengan

berbagai pendekatan dan metode agar peserta didik dapat merangsang


(42)

Berikut merupakan paparan dari materi tersebut:

1. Penjumlahan satuan (sebagai contoh 2 + 4)

Pada konsep ini merupakan masa transisi dari bentuk pengajaran

verbal (dengan kata-kata) ke bentuk pengajaran tulis. Pada tahap ini

perlu melakukan proses dengan menggunakan jari tangan. Proses

yang dilakukan sebagai berikut: 2 (‘DUA’ dengan dua jari tangan diangkat) + (‘ditambah') 4 (‘EMPAT’ dengan menambahkan satu persatu jari dari satu sampai dengan empat) = (‘sama dengan’) (enam jari tangan diangkat) yang kemudian dituliskan 6 (‘ENAM).

2. Penjumlahan puluhan (sebagai contoh 6 + 7)

Pada konsep ini sudah muncul konsep abstrak tentang asosiasi

posisi ‘puluhan’. Pada proses ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 6 (enam dengan empat jari tangan diangkat) +

(‘ditambah’) 7 (tujuh dengan satu persatu jari tangan dari satu

sampai dengan empat ditambahkan). Pada penjumlahan ketiga,

kesepuluh jari telah terangkat maka peserta didik menuliskan angka

1 ‘satu’ pada kertas, dan kemudian melanjutkan membilang lagi

sampai selesai. Hasilnya yaitu (tiga jari tangan diangkat dan angka

1 ‘satu’ pada kertas) yang kemudian dituliskan sebagai 13

‘tigabelas’.

Penjumlahan memiliki beberapa sifat diantaranya sifat tertutup,

kumutatif, dan mempunyai unsur identitas. Berikut pembahasan


(43)

1. Sifat tertutup

Pada operasi penjumlahan bilangan, hasil dari operasi tersebut akan

menghasilkan bilangan bulat positif. Setiap bilangan bulat positif a

dan b berlaku a + b = c, dengan c merupakan bilangan bulat positif.

Contoh:

22 + 12 = 34

22 dan 12 merupakan bilangan bulat positif, sedangkan 34 juga

merupakan bilangan bulat positif.

2. Sifat Komulatif

Komulatif dalam hal ini disebut pertukaran. Pada operasi

penjumlahan sifat komulatif berarti penjumlahan dua atau lebih

selalu diperoleh hasil yang sama walaupun dua atau lebih bilangan

tersebut ditukar tempatnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan

a + b = b + a.

Contoh:

22 + 12 = 12 + 22 = 34

3. Mempunyai unsur identitas

Nol (0) merupakan unsur identitas pada operasi penjumlahan. Hal

ini berarti apabila bilangan bulat positif dijumlahkan dengan 0,

maka hasil dari operai tersebut adalah bilangan itu sendiri. Oleh

karena itu, dapat dikatakan bahwa sifat tersebut berarti

a + 0 = 0 + a = a


(44)

2.1.2.4 Pengurangan

Kompetensi selanjutnya yang dipelajari untuk kelas I Sekolah Dasar

adalah pengurangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 616),

pengurangan adalah proses, cara serta perbuatan mengurangi atau

mengurangkan, sedangkan mengurangi adalah mengambil sebagian,

menjadikan berkurang (KBBI, 2008: 616). Dengan kata lain, pengurangan

adalah proses mengurangi atau mengambil sebagian dari hasil yang telah

diperoleh. Pengertian lain tentang pengurangan juga disampaikan oleh

Sukayati (2011: 24) berpendapat bahwa pengurangan merupakan

kebalikan dari penjumlahan, namun tidak memiliki beberapa sifat yang

dimiliki oleh penjumlahan. Dari dua pengertian tersebut dapat diartikan

bahwa pengurangan merupakan kebalikan dari operasi penjumlahan dan

digunakan untuk mencari selisih pada benda.

Tujuan dari operasi pengurangan adalah mencari selisih dari dua

bilangan atau lebih untuk menyelesaikan permasalahan pada soal (Walle,

2007: 235). Metode yang digunakan untuk mengajarkan pengurangan

paling awal adalah menghubungkan dengan konsep penjumlahan, yaitu

dengan pendekatan menghitung ke atas seperti: 3 + ? = 8, bukan

menggunakan pendekatan menghitung ke bawah seperti 8 – 3 = ?. Hal tersebut dilakukan karena dengan menggunakan pendekatan menghitung

ke atas, peserta didik dapat menggunakan pemahaman yang telah

dipelajari pada operasi penjumlahan (Goenawan dan Santoso, 2014: 23).

Dapat disimpulkan bahwa pengurangan adalah mencari selisih dari dua


(45)

2.1.3 Metode Pembelajaran Bernyanyi

Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang artinya

suatu cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan

dalam mencapai suatu tujuan. Metode pembelajaran dapat diartikan

sebagai suatu cara atau sistem yang digunakan dalam pembelajaran yang

bertujuan agar peserta didik dapat mengetahui, memahami,

mempergunakan, dan menguasai bahan pembelajaran (Fadhilah, 2012:

161).

Menurut Kamus Bahasa Indonesia bernyanyi adalah mengeluarkan

suara bernada atau berlagu. Nyanyian atau lagu adalah komponen musik

pendek yang terdiri atas perpaduan lirik dan lagu/nada. Dalam lirik

terdapat susunan kata-kata yang menggandung arti/makna, yang

berbeda-beda sesuai tujuan dibuatnya nyanyian.

Metode bernyanyi merupakan metode pembelajaran yang

menggunakan syair-syair yang dilagukan. Pada umumnya syair-syair

tersebut disesuaikan dengan materi-materi yang akan diajarkan oleh guru

kepada peserta didik. Bernyanyi membuat suasana belajar menjadi riang

dan bergairah sehingga perkembangan peserta didik dapat distimulasi

secara optimal (Fadhilah, 2012: 175). Metode bernyanyi juga dapat

diartikan sebagai metode pembelajaran yang melantunkan kata atau

kalimat yang dinyanyikan.

Elisabeth (2005) menyebutkan bahwa nyanyian adalah bagian dari


(46)

perasaan untuk berkomunikasi. Fungsi nyanyian bagi peserta didik adalah

sebagai berikut:

a. Bahasa emosi, dimana dengan nyanyian peserta didik dapat

mengungkapkan perasaannya, rasa senang, lucu, kagum dan haru.

b. Bahasa nada, karena nyanyian dapat didengar, dapat dinyanyikan

dan dikomunikasikan.

c. Bahasa gerak, gerak pada nyanyian tergambar pada birama

(gerak/ketukan yang tertukar), pada irama (gerak/ketukan panjang

penjeng, tidak teratur) dan pada melodi (gerakan tinggi rendah).

Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa bernyanyi

merupakan kegiatan yang disukai oleh peserta didik. Dengan bernyanyi

dapat memberikan kepuasan, kegembiraan, dan kebahagiaan bagi peserta

didik sehingga dapat mendorong peserta didik untuk giat belajar (Ma’rifah,

2009).

Nyanyian atau lagu dalam penelitian ini sifatnya adalah untuk

membantu peserta didik dalam memahami materi dan bisa menghafal

sebuah rumus atau ciri-ciri yang dapat dipraktekkan langsung di sekolah

atau di luar sekolah. Setyoadi (Fadhilah (2012) menyebutkan bahwa

manfaat penggunaan lagu (menyanyi) dalam pembelajaran adalah sebagai

berikut:

a. Sarana relaksasi dengan menetralisasi denyut jantung dan

gelombang otak.


(47)

c. Menciptakan proses pembelajaran lebih humanis dan

menyenangkan.

d. Sebagai jembatan dalam mengingat materi pembelajaran.

e. Membangun retensi dan menyentuh emosi dan rasa etika peserta

didik.

f. Proses internalisasi nilai yang terdapat pada materi pembelajaran.

g. Mendorong motivasi belajar peserta didik.

Wiyani dan Barnawi (2012), menyebutkan bahwa langkah-langkah

metode pembelajaran melalui bernyanyi terdiri dari:

1. Tahap perencanaan, terdiri dari:

a. Penetapan tujuan pembelajaran.

b. Penetapan materi pembelajaran.

c. Menetapkan metode dan teknik pembelajaran.

d. Menetapkan evaluasi pembelajaran.

2. Tahap pelaksanaan terdiri dari:

a. Kegiatan awal yaitu guru memperkenalkan lagu yang akan

dinyanyikan bersama dan memberi contoh bagaimana

seharusnya lagu itu dinyanyikan serta memberikan arahan

bagaimana bunyi tepuk tangan yang mengiringinya.

b. Kegiatan tambahan yaitu peserta didik diajak

mendramatisasikan lagu.

c. Kegiatan pengembangan yaitu guru membantu peserta didik


(48)

3. Tahap penilaian dilakukan dengan memakai pedoman observasi

untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang telah dicapai

peserta didik secara individual maupun kelompok.

2.1.3.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Bernyanyi

Metode bernyanyi memiliki manfaat yang penting bagi peserta

didik, metode ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari

metode bernyanyi yaitu (Masykur, 2004: 69):

a. Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan.

b. Memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam

proses belajar kognitif atau pengenalan peserta didik.

c. Dapat membangkitkan semangat kegairahan belajar peserta didik.

d. Dapat mengarahkan cara belajar peserta didik sehingga memiliki

motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.

Musbikin (Prasetya, 2010) menyebutkan bahwa menyanyi juga

memiliki kelebihan sebagai berikut:

a. Dapat merangsang imajinasi peserta didik.

b. Dapat memicu kreatifitas peserta didik.

c. Memberi stimulus yang cukup kuat terhadap otak sehingga

mendorong kognitif peserta didik dengan cepat.

Metode pembelajaran bernyanyi juga memiliki kelemahan, yaitu

(Masykur, 2004):

a. Peserta didik ditekankan harus memiliki kesiapan dan kematangan


(49)

b. Peserta didik harus berani berkeinginan untuk mengetahui keadaan

sekitarnya dengan baik.

c. Metode ini hanya mementingkan proses pengertian, kurang

memperhatikan perkembangan atau pembentukan sikap dan

keterampilan.

d. Ketika kelas terlalu besar, metode ini kurang efektif digunakan.

e. Tidak memberikan kesempatan untuk berfikir secara kreatif.

Metode pembelajaran bernyanyi diwujudkan dalam sebuah lagu.

Dalam sebuah lagu termuat unsur-unsur pembuatan lagu yaitu lirik

lagu, notasi, irama, dan birama. Berikut penjelasan mengenai unsur

yang termuat dalam sebuah lagu.

2.1.3.2 Unsur yang termuat dalam sebuah lagu

a. Lirik lagu

Lirik lagu adalah susunan/rangkaian kata yang bernada. Menyusun

lirik lagu tidak semudah menyusun karangan, namun dapat diperoleh

dari berbagai inspirasi. Inspirasi tersebut dapat diperoleh dari

pengalaman kehidupan sehari-hari (Ma’rifah, 2009). Lirik lagu merupakan ekspresi seseorang tentang suatu hal yang sudah dilihat,

didengar, maupun dialaminya, seperti permainan vokal gaya bahasa

maupun penyimpangan makna kata dan diperkuat dalam menciptakan

lirik lagu. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa lirik


(50)

Pada penelitian ini lirik lagu disusun berdasarkan tema 2

“Kegemaranku” dan subtema 2 “Gemar Bernyanyi dan Menari” pada

kelas 1 SD.

b. Notasi

Kata notasi musik berasal dari notation (berasal dari bahasa

inggris) yang maknanya adalah Angka-angka. Dalam bahasa Indonesia

notasi musik sering disebut not musik. Not musik adalah ekspresi musik

yang dituangkan dalam bentuk simbol yang berwujud angka atau

gambar not balok. Menurut Boneo (2003: 299) notasi adalah lambang

atau tulisan musik, sedangkan notasi balok adalah tulisan musik dengan

mempergunakan lima garis datar guna menunjuk tinggi rendahnya

suatu nada.

Notasi musik adalah sistem penulisan karya musik. Dalam notasi

musik, nada dilambangkan oleh not. Dalam notasi angka, not

ditentukan dengan angka 1 (do), 2 (re), 3 (mi), 4 (fa), 5 (sol), 6 (la) dan

7 (si).

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa notasi

musik adalah angka atau gambar yang menunjukkan tinggi rendahnya

suatu nada. Pada penelitian ini lagu disusun dengan menggunakan

notasi yang mudah dimengerti oleh peserta didik kelas 1 SD.

c. Irama

Irama dalam musik terbentuk oleh bunyi dan diam, dengan

bermacam-macam bervariasi yaitu ketukan dapat lebih kuat, lebih lama,


(51)

irama adalah variasi horizontal dan aksen dari suatu suara yang teratur.

Irama sangat berkaitan dengan ketukan dan tempo. Irama akan

menentukan karakteristik ciptaan musik.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa irama adalah

alunan panjang pendeknya bunyi dan nada dalam sebuah lagu atau

nyanyian. Pada penelitian ini menggunakan irama senang dan gembira

agar peserta didik semakin tertarik dan semangat untuk menyanyikan

lagu.

d. Birama

Birama adalah suatu tanda untuk menunjukkan jumlah ketukan

dalam satu ruas birama. Satu ruas birama ditunjukkan oleh batas-batas

garis vertikal yang disebut garis birama. Sedangkan menurut (Ma’rifah, 2009) Birama adalah ketukan yang tercipta pada sebuah lagu nyanyian.

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa birama adalah

suatu tanda jumlah ketukan pada sebuah lagu nyanyian.

2.1.4 Minat Belajar

Minat merupakan rasa ketertarikan, perhatian, keinginan lebih yang

dimiliki seseorang terhadap suatu hal, tanpa ada dorongan. Minat tersebut

akan menetap dan berkembang pada peserta didik untuk memperoleh

dukungan dari lingkungannya yang berupa pengalaman. Pengalaman akan

diperoleh dengan mengadakan interaksi dengan dunia luar, baik melalui

latihan maupun belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian minat belajar


(52)

paksaan sehingga dapat menyebabkan perubahan pengetahuan,

keterampilan dan tingkah laku.

Menurut Slameto (2003: 57) indikator peserta didik minat belajar

sebagai berikut:

a. Memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus-menerus.

b. Ada rasa suka dan senang terhadap sesuatu yang diminatinya.

c. Memperoleh sesuatu kebanggaan dan kepuasan pada suatu yang

diminati.

d. Lebih menyukai hal yang lebih menjadi minatnya daripada hal

yang lainnya.

Menurut Slameto (2010: 180) beberapa indikator minat belajar yaitu

perasaan senang, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan peserta didik.

Berikut ini penjelasan masing-masing indikator yang dapat memunculkan

minat belajar peserta didik.

a. Perasaan senang

Peserta didik yang memiliki perasaan senang terhadap mata

pelajaran, maka peserta didik tidak mempunyai perasaan terpaksa untuk

belajar.

b. Ketertarikan peserta didik

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong peserta didik

terhadap orang, benda dan kegiatan atau bisa berupa pengalaman yang


(53)

c. Perhatian peserta didik

Menurut Slameto (2010: 105) perhatian adalah kegiatan yang

dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan

yang datang dari lingkungannya. Minat dan perhatian peserta didik

merupakan konsentrasi aktivitas terhadap pengalaman dan pengertian.

Peserta didik memiliki minat pada objek tertentu dengan sendirinya akan

memperhatikan objek tersebut.

d. Keterlibatan peserta didik

Ketertarikan seseorang akan obyek yang mengakibatkan orang

tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan

dari objek tersebut.

2.1.4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Peserta Didik

Menurut Syah (2003: 132) faktor-faktor yang mempengaruhi minat

belajar sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor dalam diri peserta didik meliputi dua aspek yakni:

a. Aspek fisiologis

Kondisi jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat

kebugaran tubuh peserta didik, hal ini dapat mempengaruhi semangat

dan intensitas peserta didik dalam pembelajaran.

b. Aspek psikologis

Aspek psikologis merupakan aspek dari dalam diri peserta didik

yang terdiri dari intelegensi, bakat peserta didik, sikap peserta didik,


(54)

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri dari dua macam yaitu faktor lingkungan

sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

a. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial terdiri dari sekolah, keluarga, masyarakat, dan

teman sekelas.

b. Lingkungan nonsosial

Lingkungan nonsosial terdiri dari gedung sekolah dan letaknya,

faktor materi pelajaran, waktu belajar, keadaan rumah dan tempat

tinggal.

3. Faktor Pendekatan Belajar

Faktor pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang

digunakan peserta didik dalam menunjang keefektifan dan efisiensi

proses mempelajari materi tertentu.

2.1.5 Kecerdasan Matematika Logis dan Kecerdasan Musikal

Berikut ini ada sembilan kecerdasan menurut Gardner yaitu: 1) Intelegensi

linguistik, 2) Intelegensi matematika-logis, 3) Intelegensi ruang visual, 4)

Intelegensi kinestetik, 5) Intelegensi musikal, 6) Intelegensi interpersonal, 7)

Intelegensi intrapersonal, 8) Intelegensi lingkungan, 9) Intelegensi

eksistensial. Penelitian ini akan mengembangkan kecerdasan matematis-logis

dan intelegensi musikal.

2.1.5.1 Kecerdasan Matematika-logis

Menurut Campbell (2006: 40) menyatakan bahwa kecerdasan


(55)

secara matematis, (2) berpikir logis, (3) pemecahan masalah, (4)

pertimbangan deduktif dan induktif, (5) ketajaman pola-pola dan

hubungan-hubungan. Setiap peserta didik mempunyai tingkat kecerdasan

matematis-logis yang berbeda.

Kecerdasan matematis-logis merupakan kepekaan dan kemampuan

untuk mengamati pola-pola logis dan numerik (bilangan) serta kemampuan

untuk berpikir rasional/logis. (Syamsu, 2015: 109).

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa

kecerdasan matematis-logis adalah suatu kemampuan atau keahlian yang

menggunakan angka dengan baik, melakukan penalaran dengan benar dan

melakukan pertimbangan deduktif-induktif serta mengetahui pola-pola dan

hubungan. Proses berpikir deduktif artinya cara berpikir dari hal-hal yang

besar kepada hal-hal yang kecil. Proses berpikir induktif artinya cara

berpikir dari hal-hal yang kecil kepada hal-hal yang besar. Oleh karena itu

orang yang kuat dalam kecerdasan ini sangat senang berhitung, bertanya

dan melakukan eksperimen.

2.1.5.2 Kecerdasan Musikal

Gardner (dalam Syamsu, 2015: 109) kecerdasan musikal merupakan

kemampuan untuk menghasilkan dan mengapresiasikan ritme, nada, dan

bentuk-bentuk ekspresi musik.

Menurut (Anonim. 2013) Kecerdasan musikal adalah kemampuan

untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk, dan

mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan


(56)

pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan kemampuan

matematika dalam diri seorang peserta didik.

Ciri-ciri kecerdasan musikal:

a. Peka nada dan menyanyikan lagu dengan tepat.

b. Dapat mengikuti irama.

c. Mendengarkan musik dengan tingkat ketajaman yang lebih.

Dalam hal ini orang yang ahli dalam inteligensi musikal dapat

memainkan, alat musik dan menyanyi. Peserta didik akan merasa sangat

senang dalam berbagai bentuk musik yang dimainkan maupun

dinyanyikan.

2.1.6 Tugas Perkembangan Peserta Didik Usia 7-8 Tahun

Ada empat tugas perkembangan peserta didik yaitu tugas perkembangan

pribadi, tugas perkembangan sosial, tugas perkembangan belajar, dan tugas

perkembangan karir.

2.1.6.1 Tugas Perkembangan Pribadi

Menurut Sitti (2008: 46) tugas perkembangan kepribadian pada masa

ini adalah pengembangan sikap yang menyeluruh terhadap diri sendiri

sebagai individu yang berkembang, mengenal dan dapat memelihara

kesehatan dan keselamatan dirinya, menyayangi dirinya, senang

berolahraga dan memiliki sikap yang tepat terhadap jenis kelamin lain.

Pada masa ini peserta didik mampu memilih, merencanakan, dan

melakukan pekerjaan atau kegiatan tanpa tergantung pada orang tuanya


(57)

Tugas-tugas perkembangan pada masa sekolah:

a. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.

Pada masa sekolah peserta didik sudah sampai pada taraf penguasaan

otot, sehingga sudah dapat melakukan permainan-permainan ringan

seperti sepak bola, loncat tali, dan sebagainya.

b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai

makhluk biologis. Pada tugas ini yaitu: (1) mengembangkan

kebiasaan untuk memelihara badan seperti kebersihan, keselamatan

diri, dan kesehatan. (2) mengembangkan sikap positif terhadap

dirinya.

Pengembangan sikap terhadap diri sendiri sebagai individu yang

berkembang melalui salah satu cara yaitu melatih sikap-sikap saat

bernyanyi. Pada penelitian ini peserta didik juga dituntut untuk mengenal

dan dapat memelihara kesehatan dalam dirinya, dan kesadaran menghargai

jiwa dan raga diri sendiri.

2.1.6.2 Tugas Perkembangan Sosial

Menurut Sitti (2008: 46) tugas perkembangan pada masa ini yaitu

pengembangan sikap terhadap lembaga dan kelompok sosial. Peserta didik

diharapkan memiliki sikap yang tepat terhadap lembaga-lembaga atau

kelompok-kelompok sosial yang ada dalam masyarakat. Peserta didik

mampu belajar dengan teman sebaya, bergaul, bekerjasama dan membina

hubungan baik dengan teman sebaya, saling menolong, dan membentuk


(58)

Menurut Dahlan (2016: 69) tugas perkembangan pada masa sekolah

yaitu belajar bergaul dengan teman sebaya. Peserta didik dapat belajar

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pergaulan peserta didik dengan

teman sebaya diliputi perasaan senang.

Peserta didik merupakan makhluk sosial yang mampu belajar

berkawan dengan teman sebaya, bergaul, dan bekerjasama. Melalui

kegiatan bernyanyi bersama, peserta didik dapat menjalin keakraban, dan

bekerjasama. Oleh karena itu peserta didik dapat menciptakan sikap positif

terhadap orang lain.

2.1.6.3 Tugas Perkembangan Belajar

Menurut Dahlan (2016: 69) tugas perkembangan belajar pada masa

ini, peserta didik belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan

berhitung. Selain itu, belajar mengembangkan konsep sehari-hari. Pada

tugas perkembangan ini peserta didik dapat melihat, mendengar segala

sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain Sedangkan menurut

Gendon & Srihastuti (2011: 9) menjelaskan bahwa pada masa ini peserta

didik dapat: (1) mengembangkan sikap, kebiasaan dan cara-cara belajar

yang baik, (2) berlatih menetapkan cita-cita dan rencana pendidikan

lanjutan, (3) mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan

kemampuannya, dan (4) memiliki keterampilan untuk menghadapi tes

ujian.

Prototipe ini dapat membantu peserta didik untuk memahami konsep


(59)

melaksanakan tugasnya di sekolah dan perkembangan belajarnya lebih

lanjut dibidang karir pada masa depan.

2.1.6.4 Tugas Perkembangan Karir

Menurut Kartadinata (dalam Gendon & Srihastuti 2011: 9) tugas

perkembangan karir peserta didik pada masa ini yaitu (1) mengenali

macam dan ciri berbagai jenis pekerjaan, (2) mengembangkan cita-cita

terhadap berbagai pilihan pekerjaan dan belajar merencanakan masa

depan, (3) menyesuaikan pengembangan kemampuan, keterampilan, dan

minat dengan kecenderungan arah cita-cita pekerjaan.

Peserta didik yang memiliki kemampuan dalam bernyanyi, maka

prototipe ini dapat menjadi inspirasi bagi mereka untuk merencanakan

masa depan yang berkaitan dengan seni musik. Peserta didik dapat

membuat rencana sesuai dengan kemampuan yang telah dimilikinya.

Dari empat tugas perkembangan tersebut, peserta didik diharapkan

mampu: (1) mengembangkan sikap terhadap dirinya sebagai individu yang

berkembang, (2) melalui kegiatan bernyanyi, peserta didik dapat

bekerjasama dalam membina hubungannya dengan teman sebaya, (3)

memahami salah satu cara belajar matematika materi penjumlahan dan

pengurangan dengan metode lagu, (4) dapat menjadi inspirasi bagi mereka

untuk merencanakan masa depan berkaitan dengan seni musik.

2.2 Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini yaitu:

Pertama. Penelitian oleh Martha Christianti (2010) “Pengaruh Musik Instrumental terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 1 Sekolah


(60)

Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian musik instrumental terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas 1

Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pemberian musik instrumental terhadap hasil belajar Matematika siswa

kelas 1 Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen

mengingat tujuan penelitian ini adalah menguji hipotesis yaitu terdapat

pengaruh yang signifikan antara pemberi instrumental terhadap hasil

belajar siswa kelas 1 Sekolah Dasar.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Diana Sulistyowati (2015)

“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 untuk Siswa

kelas II SD subtema tugas-tugas sekolahku di SD Negeri Plaosan 1”. Penelitian ini dengan penerapan Kurikulum 2013. Kekhasan Kurikulum

2013 adalah pertama, memuat rumusan kompetensi sikap spiritual (KI 1)

dan sikap sosial (KI 2), pengetahuan mendidik karakter siswa. kedua,

menggunakan pendekatan saintifik. Dari hasil angket kepada 24 guru di

tujug SD mitra PGSD, peneliti mendapatkan data 75% guru mengalami

kesulitan ketika melakukan penilaian KI 4. Sebanyak 50% guru belum

memahami penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran.

Oleh sebab itu, Peneliti melakukan penelitian untuk mengembangkan

prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Ujicoba peneliti

lakukan di SD Negeri Plaosan 1. Dari hasil uji coba produk didapatkan

data bahwa prototipe perangkat pembelajaran membantu guru dalam

melakukan penilaian sikap spritual (KI 1) dan sikap sosial (KI 2), dan


(61)

menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran discovery

learning.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Suprihyatun (2012)

“Meningkatkan Hasil Belajar Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan

Cacah melalui Media Manipulatif pada Siswa Sekolah Dasar”. Media manipulatif adalah media pembelajaran yang mudah dipahami oleh peserta

didik. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan aktivitas guru dan

peserta didik dalam penggunaan media manipulatif untuk meningkatkan

kemampuan menjumlah dan mengurangi sampai dengan 20,

mendeskripsikan hasil belajar peserta didik kelas 1 SDN Tanah

Kalikedinding VII Surabaya. Metode yang digunakan adalah deskripsi

kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas, yang

dilakukan melalui empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi,

dan refleksi. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus dan

menggunakan pembelajaran tematik. Data penelitian diperoleh dari hasil

observasi aktivitas guru dan siswa, tes dan dokumentasi. Hasil peneiltian

menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menjumlah dan

mengurangi bilangan sampai 20 dengan menggunakan media manipulatif.

Peningkatan hasil belajar tercermin dapat menentukan hasil penjumlahan

dan pengurangan dengan tepat sesuai dengan materi yang telah dipelajari

yaitu semakin meningkat pada siklus II dibandingkan dengan siklus I,

yaitu pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 73,7%, namun

pada siklus II mencapai 94,7 %, sehingga terjadi peningkatan sebesar 21%.


(62)

melebihi indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan sebesar 80%.

Dengan demikian penggunaan media manipulatif terbukti dapat

meningkatkan aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar peserta didik.

Gambar 2.1 Penelitian yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Peneliti terinspirasi jika Matematika materi penjumlahan dan

pengurangan dapat meningkatkan hasil belajar pembelajaran Matematika

Penelitian yang berkaitan dengan perangkat pembelajaran K.13 Penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran Matematika Penelitian yang berkaitan

dengan lagu

Martha Christianti (2010)

Pengaruh musik instrumental terhadap hasil belajar matematika siswa kelas 1 Sekolah Dasar

Diana Sulistyowati (2015) pengembangan perangkat pembelajaran kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD subtema tugas-tugas sekolahku di SD Negeri Plaosan 1

Suprihyatun (2012) Meningkatkan hasil belajar penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah melalui media manipulatif pada siswa Sekolah Dasar

Penelitian yang akan dilakukan berjudul:

Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan untuk Kelas I Sekolah Dasar dengan


(63)

untuk kelas 1 SD serta pengaruh musik instrumental terhadap hasil belajar

Matematika.

Ketiga penelitian tersebut menjadi acuan peneliti untuk

mengembangkan sebuah prototipe. Prototipe yang peneliti kembangkan

berupa rancangan pembelajaran Matematika materi penjumlahan dan

pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi. Prototipe tersebut

dapat dijadikan sarana pembelajaran (baik di dalam maupun di luar kelas)

untuk memahami materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah.

Prototipe rancangan pembelajaran tersebut peneliti susun untuk

menjawab permasalahan peserta didik di SD Negeri Kawunganten 01

Cilacap. Permasalahan yang ada yaitu peserta didik kesulitan dalam

berhitung penjumlahan dan pengurangan, padahal penjumlahan dan

pengurangan sangat penting dipahami peserta didik terutama di Sekolah

Dasar. Prototipe rancangan pembelajaran juga peneliti kembangkan untuk

menumbuhkan minat belajar peserta didik melalui metode bernyanyi

dengan lagu sehingga membantu peserta didik memahami materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah.

Hal tersebut mendorong peneliti untuk mengembangkan sebuah

prototipe berjudul “Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik

Matematika materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah dengan

Metode Bernyanyi untuk Kelas 1 Sekolah Dasar” yang terdiri dari cover,

kata pengantar, pendahuluan, daftarisi, prototipe yang terdiri dari 3 bagian

yaitu teori bilangan cacah penjumlahan dan pengurangan, lagu, dan RPP,


(64)

2.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan teori di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana prosedur pengembangan prototipe rancangan pembelajaran

tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah

dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika

materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode


(1)

Lampiran 5a


(2)

Lampiran 5b


(3)

(4)

BIODATA PENELITI

Peneliti bernama lengkap Anggun Mahdalena Manurung, lahir tanggal 11 Agustus 1995 dari ayah yang bernama (Alm.Pandapotan Manurung) dan ibu Marihati Simanjuntak. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Tarsisius Vireta Tangerang pada tahun 2007 kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Tarsisius Vireta Tangerang dan tamat pada tahun 2010, melanjutkan pendidikannya di SMK Strada Daan Mogot Tangerang dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013 peneliti tercatat sebagai mahasiswa program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma penulis mengikuti beberapa kegiatan yang diselenggarakan pihak kampus maupun luar kampus untuk melatih softskills. Berikut adalah beberapa kegiatan yang pernah diikuti oleh peneliti:

1. Kursus pembina pramuka mahir tingkat dasar (KMD).

2. Pargelaran Kolaborasi Wayang Kulit Tiga Bahasa dan Tari 2014 yang diadakan UKM Karawitan.

3. Festival Sekar Geni 2014 “Tembang Puji dan Harapan dalam Nada dan Irama Gamelan” sebagai panitia inti.

4. Kolaborasi Wayang Kulit Duo Dalang dan Tari 2015 sebagai ketua koordinator.

5. Kegiatan Decan Cup 2014 “Sportivitas Tanpa Batas” sebagai divisi medis. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul “Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah dengan Metode Bernyanyi untuk Kelas 1 Sekolah Dasar.


(5)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN

PENGURANGAN BILANGAN CACAH DENGAN METODE BERNYANYI UNTUK KELAS I SEKOLAH DASAR

Anggun Mahdalena Manurung Universitas Sanata Dharma

2017

Potensi dalam penelitian ini adalah penerapan Kurikulum 2013 yang menggunakan model pembelajaran tematik integratif. Mata pelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah diberikan di kelas 1 tema 2, subtema 2 yang terintegrasi dengan SBdP (lagu). Dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 20 peserta didik kelas 1, peneliti mendapatkan data: 80% peserta didik kesulitan materi penjumlahan, 65% peserta didik mengalami kesulitan pengurangan. Oleh karena itu, peneliti menyusun 5 lagu (SBdP) yang berisi konsep penjumlahan dan pengurangan. Dengan demikian peneliti mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 SD. Tujuan dari penelitian ini menjelaskan prosedur pengembangan prototipe dan mendeskripsikan kualitas prototipe tersebut.

Penelitian pengembangan ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R&D) dengan 6 langkah yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, dan 6) uji coba produk. Prototipe divalidasi oleh dosen Matematika, dosen seni musik, dan guru kelas 1 SD. Skor rata-rata dari tiga validator adalah 3.3 dengan kategori “sangat baik”, sehingga layak untuk diujicobakan setelah direvisi.

Uji coba terbatas dilakukan peneliti di kelas 1 SDN Kawunganten 01 Cilacap pada tanggal 4 Oktober 2017 diikuti oleh 20 peserta didik. Dari hasil evaluasi peneliti mendapatkan data: 100% (20 peserta didik) memahami penjumlahan, 80% (16 peserta didik) memahami pengurangan, dan 100% (20 peserta didik) menuliskan refleksi bahwa mereka senang belajar materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan menggunakan lagu.

Kata Kunci: prototipe, rancangan pembelajaran tematik, penjumlahan dan pengurangan, metode bernyanyi, lagu.


(6)

ABSTRACT

DEVELOPING A PROTOTYPE OF MATHEMATICS THEMATIC LEARNING DESIGN CONCERNING ADDITION AND SUBTRACTION MATERIAL BY SONG METHOD FOR PRIMARY SCHOOL STUDENTS AT

GRADE I

Anggun Mahdalena Manurung Sanata Dharma University

2017

Research begins from potential and problem. In this research, potential is implementation curriculum of 2013 using integrative thematic learning methods. Mathematics subjects of addition and subtraction material found in the first grade theme 2 subtheme 2 integrated with SBdP (song). The problems that found from the questionnaire results to 20 learners the first grade researcher get data: 80% of learners have a difficulty in the addition, 65% students interested in the addition and subtraction material. Therefore, the researcher a range 5 song (SBdP) in concept addition and subraction. The researcher develop “Prototype Mathematics learning design concerning thematic addition and subtraction material by song method for first grade”. The perpose of this research to explain prototype development procedure and described the quality of the prototype.

This was a research and development (R&D). There were six steps applied throughout according to Borg and Gall including: 1) the potentiality and problems, 2) data collction, 3) product design, 4) design validation, 5) design revision, and 6) product testing. The results of the research and development of the prototype were validated by a lecturer of mathematicians, art lecturers and first grade elementary school teacher.. The average validation score is 3.3 with very good category, so it is worth to be tested and after being revised.

The experiment was conducted by researcher to 20 learners at first grade of SDN Kawunganten 01 Cilacap on October 4 2017. The evaluation result, the researcher get data: 100% (20 learners ) understand addition material, 80% (16 learners) understand subtraction material, and 100% (20 learners) lists things that makes them happy to study about addition and subtraction material with song.

Keywords: prototype, thematic learning plan, addition and subtraction song method, and song.


Dokumen yang terkait

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui media komik untuk kelas III sekolah dasar.

0 1 184

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut dengan menggunakan tarian untuk kelas IV sekolah dasar.

0 7 179

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut melalui tarian untuk kelas IV sekolah dasar.

0 1 112

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui media komik untuk kelas III sekolah dasar

0 0 182

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 sekolah dasar

0 2 139

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan kelas 1 SD dengan media Kokoru

1 10 192

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi

0 7 156

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut dengan menggunakan tarian untuk kelas IV sekolah dasar

0 8 177

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut kelas IV sekolah dasar dengan menggunakan tarian

0 0 135

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut melalui tarian untuk kelas IV sekolah dasar

0 0 110