Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut kelas IV sekolah dasar dengan menggunakan tarian

(1)

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN

PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI

SUDUT KELAS IV SEKOLAH DASAR DENGAN

MENGGUNAKAN TARIAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Francisca Maria Sugiyarti

NIM: 131134042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(2)

i

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI SUDUT KELAS IV SEKOLAH

DASAR DENGAN MENGGUNAKAN TARIAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Francisca Maria Sugiyarti

NIM: 131134042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

(5)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu melancarkan dan memberikan kekuatan.

2. Kedua orangtua Bapak Dominicus Sugiyo dan Ibu Cicilia Sukardinem yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat yang luar biasa.

3. Kedua adik Fransiscus Xaverius Wisnu Bayu Aji dan Ignatia Ririn Riana Dewi yang selalu memberikan doa dan semangat.

4. Sahabat-sahabat tercinta: Sofia Putri Wahyu Utami, Yuliana Kendar Ekoriyanti, Chaterina Ameliana, Prayudha Arya Susanto, Agnes Rahmawati, dan Carla Andhita; yang selalu memberikan dukungan serta motivasi yang luar biasa.


(6)

v

HALAMAN MOTTO

“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau, Ia

tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau”. (Ulangan 31:6)

“Sebab bagi Allah tak ada yang mustahil” (Luk 1:37)

From nothing to something (Dodit Mulyanto)


(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Maret 2017 Penulis


(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Francisca Maria Sugiyarti

Nomor Mahasiswa : 131134042

Demi pengambangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

“Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika

Materi Sudut Kelas IV Sekolah Dasar dengan Menggunakan Tarian”, beserta perangkatnya yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 3 April 2017 Yang menyatakan


(9)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI SUDUT KELAS IV SEKOLAH

DASAR DENGAN MENGGUNAKAN TARIAN

Francisca Maria Sugiyarti Universitas Sanata Dharma

2017

Potensi dari penelitian ini adalah pembelajaran tematik Matematika materi sudut yang dikaitkan dengan SBdP dalam hal ini tarian. Dari hasil kuisioner yang dibagikan kepada 34 peserta didik kelas IV peneliti mendapatkan data: 55.88% peserta didik mengalami kesulitan menentukan jenis-jenis sudut, 55.88% peserta didik mengalami kesulitan membedakan jenis-jenis sudut, 52.94% peserta didik mengaku tidak senang mengikuti pembelajaran Matematika materi sudut dan 55.88% peserta didik menginginkan tarian yang dapat membantu dalam belajar tentang Matematika materi sudut. Oleh sebab itu peneliti termotivasi untuk mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut kelas IV SD dengan menggunakan tarian. Tujuan penelitian ini yaitu menjelaskan prosedur pengembangan dan kualitas prototipe tersebut.

Penelitian pengembangan ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R & D) dengan memodifikasi 10 langkah dan prosedur pengembangan penelitian Borg and Gall dalam Sugiyono menjadi 6 langkah yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, dan 6) uji coba produk. Prototipe di validasi oleh 3 validator ahli yaitu ahli pembelajaran Matematika, ahli tari dan seorang guru kelas IV dengan skor rata-rata yang diperoleh dari ketiga validator yaitu 3,38 dengan kategori “sangat baik”.

Uji coba terbatas dilakukan kepada 17 peserta didik di SD Negeri Donoharjo. Peneliti melatihkan 5 gerakan yang terdapat pada “Tari Kebersamaan”. Dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa, pada indikator menentukan jenis-jenis sudut: 88.24% peserta didik mendapatkan nilai 100 (15 peserta didik) dan 11.76% peserta didik mendapatkan nilai 93.33 (2 peserta didik). Pada indikator membedakan sudut, 76.47% peserta didik mendapatkan nilai 100 (13 peserta didik), 11,76% peserta didik mendapatkan nilai 93.33 (2 peserta didik) dan 11,76% peserta didik mendapatkan nilai 80 (2 peserta didik). Selain itu dari hasil refleksi menunjukan bahwa: 82.35% peserta didik senang mempelajari materi sudut dengan menggunakan tarian. Produk ini dapat digunakan guru untuk membantu peserta didik memahami pembelajaran Matematika materi sudut.


(10)

ix

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF MATHEMATICS TEMATIC LEARNING PROTOTYPE PROGRAM OF ANGLE MATERIALS FOR GRADE FOUR

USING DANCE

Francisca Maria Sugiyarti Sanata Dharma University

2017

The potential in this research is Mathematics learning of angle material which is associated with SBdP in this case is dance. From the results of a questionnaire distributed to 34 students in grade IV, researchers collected the data: 55.88% of learners have difficulty in determining the types of angles, 55.88% of learners have difficulty in distinguishing the types of angles, 52.94% of participants claimed that they were not happy following mathematics learning of angle materials and 55.88% of learners wanted a dance that can assist them in learning mathematics of angle materials. Therefore, researcher were motivated to development of mathematics tematic learning prototype program of angle materials for fourth grade by using dance. The purpose of this study is to explain the developmental procedures and the quality of the prototype.

The method used in this research development is a method of research and development (Research and Development or R & D) by modifying the 10 steps and procedures for the developmental research Borg and Gall in Sugiyono into six steps: 1) the potential and problems, 2) data collection, 3) product design, 4) design validation, 5) design revisions, and 6) product test. Prototype was validated by three validators who two of them are experts in learning math and dance and the other one is a fourth grade teacher with the average score obtained from the three validators is 3.38 included in the category of "very good".

The trial results was conducted for 17 students at Donoharjo State Elementary School. Researchers trained the five movements contained in "Tari Kebersamaan". From the evaluation results indicate that, on the indicator determine the types of angle: 88.24% learners get the value of 100 (15 students) and 11.76% of learners get 93.33 (2 students). In the angle differentiator, 76.47% learners get 100 (13 students), 11,76% learners get 93.33 (2 students) and 11,76% learners get 80 (2 students) Keywords: development, device Learning, math, angle, dance. In addition from the results of reflection shows that: 82.35% of students enjoy learning the material corner by using dance. This product can be used by teachers to help students understand the mathematics learning material angle.


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat serta perlindungannya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Sudut Kelas IV Sekolah Dasar dengan Menggunakan

Tarian”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukugan, bimbingan, nasihat, serta kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma serta dosen pembimbing II yang selalu memberikan saran, nasihat, semangat dan dukungan kepada peneliti sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

3. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum, dosen pembimbing I yang selalu memberi nasihat, bimbingan, masukan dan saran kepada peneliti sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

4. Para validator yang telah berkenan membantu proses validasi produk. 5. Sri Hartini, S.Pd, Kepala Sekolah SD Negeri Donoharjo yang telah

memberikan ijin dalam melakukan uji coba.

6. Seluruh peserta didik kelas IV SD Negeri Donoharjo yang bersedia menjadi subyek dalam penelitian ini.

7. Kedua orang tuaku Dominicus Sugiyo dan Cicilia Sukardinem yang selalu memberikan doa, semangat dan motivasi bagi peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.


(12)

xi

8. Kedua adikku Fransiscus Xaverius Wisnu Bayu Aji dan Ignatia Ririn Riana Dewi yang selalu memberikan dukungan dan doa untuk peneliti sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

9. Teman-temanku, Yustina Wijayanti, Sinta Tan Lung, Fransiska Atika, Norbertus Dheno, Benedictus Alga, Parama Paradika, Atika Anggareta, Leoni Kusuma Dewi, Heny Eriyani, Eko, Habi dan Irina yang selalu membantu dan menyemangati.

10.Teman-teman skripsi payung Haryo Putu, Vera Miza, Krispin dan Lilis Sri Rahayu yang saling memberikan dukungan dan bantuan satu sama lain. 11.Teman-teman angkatan 2013 yang selalu mengiringi langkah peneliti

selama menjalani perkuliahan.

12.Seluruh pihak yang telah membantu baik secara moral maupun material, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Peneliti juga menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan. Peneliti berharap, semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta,3 April 2017 Peneliti


(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Batasan Masalah ... 5

1.3Rumusan Masalah ... 5

1.4Tujuan Penelitian ... 6

1.5Manfaat Penelitian ... 6

1.6Definisi Operasional ... 7

1.7Spesifikasi Produk ... 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Kurikulum 2013 ... 10

2.1.1.1 Pendidikan Karakter ... 11


(14)

xiii

2.1.1.3 Pendekatan Saintifik ... 14

2.1.2 Pembelajaran Tematik Integratif di kelas IV ... 15

2.1.3 Matematika: Materi Sudut ... 16

2.1.3.1 Materi Sudut ... 18

2.1.4 Seni Tari ... 21

2.1.4.1 Unsur-unsur Seni Tari ... 21

2.1.4.2 Ciri atau Karakteristik Gerak Anak ... 23

2.1.4.3 Pembelajaran Seni Tari di Sekolah dasar ... 24

2.1.5 Kecerdasan Matematis-Logis dan Kinestetik-Badani ... 27

2.1.6 Tugas Perkembangan Anak ... 28

2.1.7 Minat Belajar ... 30

2.2 Penelitian yang Relevan ... 31

2.3 Kerangka Berfikir ... 36

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 39

3.2 Setting Penelitian ... 40

3.2.1 Objek Penelitian ... 40

3.2.2 Subjek Penelitian ... 40

3.2.3 Lokasi Penelitian ... 40

3.2.4 Waktu Penelitian ... 40

3.3 Rancangan Pengembangan ... 41

3.4 Prosedur Pengembangan ... 43

3.4.2 Potensi dan Masalah ... 44

3.4.2 Pengumpulan Data ... 44

3.4.3 Desain Produk ... 45

3.4.4 Validasi Desain ... 45

3.4.5 Revisi Desain ... 45

3.4.6 Uji Coba Produk ... 45

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 46


(15)

xiv

3.5.2 Wawancara ... 46

3.5.3 Kuesioner ... 46

3.6 Instrumen Penelitian ... 47

3.6.1 Lembar Observasi ... 48

3.6.2 Daftar Pedoman Wawancara ... 48

3.6.2 Kuesioner ... 49

3.6.2.1 Kuesioner Analisis Kebutugan Pra-penelitian ... 49

3.6.2.1 Kuesioner Validasi Produk ... 51

3.6 Teknik Analisis Data ... 52

3.6.1 Data Kualitatif ... 52

3.6.2 Data Kuantitatif ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 54

4.2 Pembahasan ... 77

BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan ... 82

5.2Keterbatasan Penelitian ... 83

5.3Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Cover Prototipe ... 8

Gambar 2.1 Sudut ... 19

Gambar 2.2 Sudut siku-siku ... 19

Gambar 2.3 Sudut Lancip ... 19

Gambar 2.4 Sudut Tumpul ... 20

Gambar 2.5 Cara Mengukur Sudut ... 20

Gambar 4.1 Sampul Prototipe Pembelajaran ... 61

Gambar 4.2 Salah satu gerak dasar „Tari Kebersamaan” ... 62

Gambar 4.3 Salah Satu Urutan Gerak “Tari Kebersamaan” ... 62

Gambar 4.4 Salah Satu Pola lantai “Tari Kebersamaan” ... 63

Gambar 4.5 Contoh Gerak Tari Kebersamaan yang Membentuk Sudut ... 63

Gambar 4.6 (a) sampul sebelum direvisi, (b) Sampul setelah di revisi ... 70

Gambar 4.7 Urutan Gerak ke 6 sebelum di revisi ... 70

Gambar 4.8 Urutan Gerak ke 6 sebelum di revisi ... 70

Gambar 4.9 Kegiatan Mengamati yang Dilakukan Peserta Didik ... 73

Gambar 4.10 Kegiatan Menanya yang Dilakukan Peserta Didik ... 73

Gambar 4.11 Kegiatan Mencoba yang dilakukan oleh Peserta Didik ... 73

Gambar 4.12 Soal pada lembar kerja peserta didik untuk Menalar Peserta Didik 74 Gambar 4.13 Kegiatan Mengkomunikasikan yang Dilakukan Peserta Didik ... 74


(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Tari Solo dan Tari Yogyakarta ... 26

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran ... 48

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Menari ... 48

Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Guru Kelas IV ... 49

Tabel 3.4 Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Guru Seni Tari ... 49

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuisioner Analisis Kebutuhan Pra-penelitian untuk Peserta Didik ... 50

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuisioner Validasi Produk ... 51

Tabel 3.7 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ... 53

Tabel 4.1 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran ... 55

Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Menari ... 56

Tabel 4.3 Hasil Wawancara dengan Guru Kelas IV ... 56

Tabel 4.4 Hasil Wawancara dengan Guru Tari ... 58

Tabel 4.5 Rekapitulasi Keseluruhan Hasil Penyebaran Kuisioner Pra-Penelitian 59 Tabel 4.6 Hasil Validasi Produk ... 65

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Validasi Produk ... 68

Tabel 4.8 Rekapitulasi Refleksi Peserta Didik ... 75


(18)

xvii

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 2.1. Literature Map dari Penelitian yang Relevan ... 36 Bagan 3.1 Langkah Metode Penelitian Pengembangan (Research and

Development) Menurut Borg & Gall dalam Sugiyono (2012:298) ... 41 Bagan 3.2 Langkah-langkah yang Diterapkan Peneliti ... 44


(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Sebelum Penelitian ... 88

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 89

Lampiran 3 Hasil Validasi Ahli Matematika ... 90

Lampiran 4 Hasil Validasi Ahli Tari ... 93

Lampiran 5 Hasil Validasi Guru Kelas IV ... 96

Lampiran 6 Hasil Kuisioner Pra-Penelitian untuk Peserta Didik ... 99

Lampiran 7 Hasil Pekerjaan Peserta Didik ... 103

Lampiran 8 Refleksi Peserta Didik ... 108

Lampiran 9 Hasil Penyebaran Kuisioner Pra-Penelitian di SD N Donoharjo ... 109

Lampiran 10 Hasil Penyebaran Kuisioner Pra-Penelitian di SD N Donoharjo ... 111

Lampiran 11 Foto Praktik Uji Coba ... 113

Lampiran 12 Curriculum Vitae ... 115


(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan spesifikasi produk yang dikembangkan.

1.1Latar Belakang

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang akan diterapkan di Indonesia. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan soft skill berupa sikap dan hard skill yang berupa ketrampilan, dan pengetahuan (Fadillah, 2014:16). Salah satu kekhasan dari kurikulum 2013 adalah penggunaan pendekatan tematik integratif pada proses pembelajarannya. Pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pembelajaran kedalam berbagai tema (Majid, 2014:122). Penggunaan tema dimaksudkan agar peserta didik mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas. Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pembelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik.

Pembelajaran tematik di kelas IV terdiri dari 9 tema yang berbeda-beda. Penelitian ini menggunakan tema 1 Indahnya Kebersamaan, subtema 2 Kebersamaan dalam Keberagaman pada pembelajaran 2. Pembelajaran 2 terdiri atas tiga pembelajaran terkait yaitu Matematika, SBdP, dan PPkn. Peneliti ini akan mengintegrasikan pembelajaran Matematika materi sudut dengan SBdP


(21)

mengenai seni tari pada proses pembelajarannya. Peserta didik kelas IV perlu menguasai konsep Matematika salah satunya materi sudut. Sudut merupakan daerah yang dibatasi oleh dua sinar atau garis lurus (Mustakim dan Ali, 2008:69). Peserta didik kelas IV perlu mempelajari materi sudut agar dapat memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pengukuran dan materi tersebut merupakan dasar untuk mempelajari materi di tingkat yang lebih lanjut.

Pada tanggal 4 dan 5 November 2016 peneliti melakukan observasi dan wawancara tidak terstruktur mengenai pembelajaran Matematika materi sudut di kelas IV dan kegiatan menari yang terdapat di SD Negeri Donoharjo dan SD Negeri Srowolan. Hasil observasi menunjukkan bahwa guru kurang melakukan inovasi pembelajaran. Guru menggunakan metode ceramah dalam melakukan pembelajaran sehingga terdapat beberapa peserta didik yang belum memahami penjelasan guru akibatnya adalah peserta didik kesulitan dalam menentukann dan membedakan bentuk sudut. Berdasarkan observasi yang dilakukan mengenai kegiatan menari, terlihat bahwa kedua SD tersebut terdapat kegiatan menari yang dikategorikan dalam kegiatan ekstrakulikuler. Peserta didik kelas IV memiliki minat yang besar ketika melakukan kegiatan menari yang dikategorikan dalam kegiatan ekstrakulikuler terlihat dari banyak pesrta didik dari kelas IV yaitu dari 17 peserta didik kelas IV SD Negeri Donoharjo terdapat 10 peserta didik yang mengikuti kegiatan menari dan dari 29 peserta didik di SD Negeri Srowolan terdapat 10 peserta didik yang mengikuti kegiatan menari.


(22)

Wawancara dilakukan kepada guru kelas IV SD dan guru tari untuk mengetahui kesulitan guru dalam mengajarkan materi sudut dan untuk mengetahui gerak tarian yang dapat membentuk sudut. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, guru mengatakan bahwa perlu adanya inovasi metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajarkan pembelajaran Matematika materi sudut, salah satunya dengan menggunakan tarian. Hasil dari wawancara terhadap guru tari yaitu, secara tidak langsung setiap gerakan tangan dan kaki yang dilakukan ketika menari akan membentuk sudut.

Untuk memperkuat data observasi dan wawancara maka peneliti membagikan kuisioner kepada 34 peserta didik kelas IV untuk menggali materi, minat dan kebutuhan. Dari hasil kuisioner yang peneliti mendapatkan data 55.88% peserta didik mengalami kesulitan menentukan jenis-jenis sudut, 55.88% peserta didik mengalami kesulitan membedakan jenis-jenis sudut, 52.94% peserta didik mengaku tidak senang mengikuti pembelajaran Matematika materi sudut dan 55.88% peserta didik menginginkan tarian yang dapat membantu belajar tentang Matematika materi sudut.

Salah satu penelitian yang relevan mengenai “Pembelajaran Seni Tari Berbasis Pendekatan Scientific Untuk Meningkatkan Kecerdasan Matematika-Logis Siswa (Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia Singapura/ SIS)”, menjelaskan bahwa melalui pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific dapat meningkatkan kecerdasan matematika-logis siswa kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar. Berdasarkan salah satu data tersebut, peneliti termotivasi untuk mengembangkan


(23)

“Prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut kelas IV sekolah dasar dengan menggunakan tarian.”

Prototipe yang dikembangkan menggunakan pendekatan tematik integratif yaitu adanya pengintegrasian mata pembelajaran Matematika materi sudut dan SBdP mengenai tarian, itu sebabnya berisi penjelasan mengenai konsep sudut pada pembelajaran Matematika yang akan dikaitkan dengan 8 urutan gerakan tarian yang mengandung gerakan dan formasi berbentuk sudut. Gerakan tari yang membentuk sudut yaitu gerakan no 1 , 3, 7 dan 8 yang membentuk sudut siku-siku, lancip dan tumpul, gerakan 2 membentuk sudut lancip dan tumpul, gerakan 4 membentuk sudut siku-siku dan tumpul dan gerakan 5 serta 6 membentuk sudut siku-siku dan tumpul.

Bagian akhir peneliti melampirkan RPP yang berisi proses pembelajaran Matematika materi sudut dengan SBdP mengenai seni tari. Peneliti menggunakan kurikulum 2013 sebagai pedoman pembuatan RPP yang mengintegrasikan pembelajaran Matematika materi sudut dengan SBdP mengenai seni tari. Peneliti juga menggunakan pendekatan saintifik yang menjadi ciri khas pada kurikulum 2013. Pendekatan saintifik terdiri dari 5M yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Tarian yang digunakan peneliti merupakan tari kreasi yang diciptakan oleh peneliti untuk membantu peserta didik dalam memahami pembelajaran Matematika mengenai sudut. Judul tarian dipilih berdasarkan acuan pada subtema yang digunakan yaitu subtema 2 mengenai Kebersamaan dalam Keberagaman (melalui salah satu seni daerah) yang terdapat di buku tematik kelas IV tema 1 Indahnya Kebersamaan. Tarian tersebut disusun


(24)

dengan memperhatikan beberapa unsur tari yaitu gerak, musik atau iringan dan pola lantai. Gerakan yang diciptakan berpedoman pada gerakan yang terdaat pada Tari Jawa. Tari tersebut dibedakan menurut dua pusat penting tempat orang mempelajari tari, yaitu Solo dan Yogyakarta (Soerjadiningrat, 1984:7). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginspirasi guru dalam membantu peserta didik memahami pembelajaran Matematika materi sudut dengan menggunakan tarian, selain itu penelitian ini juga dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan inteligensi matematis-logis dan kinestetik-badani.

1.2Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi hanya pada pengembangan prototipe metode pembelajaran tematik Matematika materi sudut kelas IV sekolah dasar dengan menggunakan tarian.

1.3Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1.3.1 Bagaimana proses pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut kelas IV Sekolah Dasar dengan menggunakan tarian?”

1.3.2 Bagaimana kualitas pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut kelas IV Sekolah Dasar dengan menggunakan tarian?


(25)

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dari rumusan masalah diatas adalah:

1.4.1 Untuk menguraikan proses pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut kelas IV Sekolah Dasar dengan menggunakan tarian.

1.4.2 Untuk menjelaskan kualitas prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut kelas IV Sekolah Dasar dengan menggunakan tarian.

1.5Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi beberapa pihak yaitu:

1.2.1 Bagi Peserta Didik

Manfaat penelitian ini bagi peserta didik adalah peserta didik mendapatkan pengalaman baru mengenai proses pembelajaran Matematika menggunakan tarian melalui prototipe pembelajaran yang dikembangkan peneliti.

1.2.2 Bagi Guru

Manfaat penelitian ini untuk guru adalah guru dapat menggunakan prototipe pembelajaran Matematika materi sudut dengan menggunakan tarian dalam membantu peserta didik memahai konsep-konsep materi sudut.

1.5.1 Bagi Sekolah

Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah prototipe pembelajaran yang dikembangkan dapat dijadikan inspirasi bagi pendidik tentang pentingnya melakukan inovasi pembelajaran.


(26)

1.2.3 Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah peneliti mendapatkan pengalaman dalam melakukan penelitian untuk mengembangkan prototipe pembelajaran Matematika materi sudut dengan tarian untuk peserta didik kelas IV.

1.6Definisi Operasional

Definisi operasional dari penelitian ini adalah:

1.6.1 Prototipe merupakan bentuk asli atau bentuk dasar. Prototipe yang peneliti kembangkan merupakan bentuk dasar perangkat pembelajaran Matematika materi sudut yang terdapa pada kurikulum 2013 tema 1 Indahnya Kebersamaan, subtema 2 Kebersamaan dalam Keberagaman, pada pembelajaran 2.

1.6.2 Matematika merupakan ilmu yang dipelajari secara abstrak dengan menggunakan pola dan urutan.

1.6.3 Sudut adalah daerah yang dibatasi oleh dua sinar (garis lurus).

1.6.4 Seni tari adalah gerakan yang dibentuk dengan ritme atau ritmis yang mengekspresikan jiwa manusia dengan ide-ide tertentu

1.7Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan ini mengambil salah satu materi pada pembelajaran Matematika yaitu sudut yang di integrasikan pada pembelajaran SBdP mengenai seni tari sebagai metode pembelajarannya. Berikut spesifikasi prototipe pembelajaran yang dikembangkan peneliti:


(27)

Judul

Gambar orang menari

1.7.1 Cover

Cover prototipe yang dikembangkan oleh peneliti berwarna biru pada bagian depan dan belakangnya. Kompomen yang terdapat pada cover meliputi nama penulis, judul prototipe, sasaran prototipe yaitu untuk kelas IV SD, gambar jenis-jenis sudut dan gambar orang sedang melakukan gerak tari yang merupakan gambaran isi prototipe.

Gambar 1.1 Cover Prototipe 1.7.2 Isi Prototipe

Prototipe pembelajaran yang dikembangkan ini memuat tiga bagian yaitu:

1.7.2.1Bagian Pertama

Bagian ini merupakan bagian yang menjelaskan mengenai teori pembelajaran Matematika materi sudut. Penjelasan materi tersebut terdiri dari pengertian sudut, jenis-jenis sudut, dan cara mengukur sudut dengan menggunakan busur derajat. Pada setiap penjelasannya akan dilengkapi dengan menggunakan gambar yang menerangkan mengenai materi tersebut.

Nama Penulis

Sasaran


(28)

1.7.2.2 Bagian Kedua

Bagian kedua menjelaskan tentang 8 gerak tari yang digunakan untuk mempelajari sudut. Gerakan tari yang membentuk sudut yaitu gerakan no 1, 3, 7 dan 8 yang membentuk sudut siku-siku, lancip dan tumpul, gerakan 2 membentuk sudut lancip dan tumpul, gerakan 4 membentuk sudut siku-siku dan tumpul dan gerakan 5 serta 6 membentuk sudut siku-siku dan tumpul.

1.7.2.3 Bagian Ketiga

Bagian ketiga memuat perangkat pembelajaran berupa RPP. RPP yang dikembangkan disusun berbasis kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik dalam proses pembelajarannya. RPP yang dikembangkan memiliki komponen identitas, kompetensi inti, kompetensi datar dan indikator dari beberapa mata pembelajaran yang terdapat pada setiap pembelajaran terkait, tujuan pembelajaran, matei pembelajaran, pendekatan dan metode pembeajaran, media, alat, dan sumber pembelajaran serta langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan. RPP ini juga dilengkapi dengan penilaian yang diperoleh dari penjabaran indikator, lembar kerja peserta didik baik secara mandiri maupun kelompok dan lampiran materi yang dikembangkan.


(29)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Bagian ini akan menguraikan tentang kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan kumpulan teori yang diambil untuk mendukung penelitian yang dilakukan peneliti. Kajian pustaka ini akan membahas tentang: Kurikulum 2013, pembelajaran tematik integratif di kelas IV Sekolah Dasar, Matematika, seni tari, Inteligensi matematika-logis dan kinestetik-badani, tugas perkembangan anak, dan minat.

2.1.1 Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang akan diterapkan di Indonesia. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan soft skill dan hard skill yang berupa sikap, ketrampilan, dan pengetahuan (Fadillah, 2014:16). Pendapat lain mengatakan bahwa Kurikulum 2013 menekankan pada perkembangan peserta didik pada aspek kemampuan untuk melakukan tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga nanti hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik itu sendiri (Mulyasa, 2013:68). Hidayat (2013) mengemukakan bahwa Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang cerdas komprehensif, yaitu bukan hanya cerdas secara intelektual saja melainkan juga mampu mengolah kecerdasan dalam emosi dan spiritual. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat


(30)

disimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang ditujukan untuk meningkatkan sikap, pengetahuan dan pengetahuannya untuk mengolah keserdasan emosi dan spiritualnya.

Kurikulum 2013 memiliki kekhasan berkaitan dengan pendidikan karakter, tematik integratif, serta menggunakan pendekatan saintifik. Hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

2.1.1.1 Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut (Zubaedi, 2012:191). Kompomen yang dimaksud adalah isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan kegiatan, pemberdayaan sarana dan prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga sekolah. Wibowo (2013) menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan sikap luhur kepada peserta didik, sehingga kedepannya, peserta didik dapat memiliki karakter yang luhur dan menerapkannya serta dapat mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari. berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan proses pembelajaran untuk membentuk keperibadian peserta didik secara bertahap agar peserta didik dapat mengamalkan sikap-sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan kemampuan peserta didik agar dapat mengambil keputusan baik atau buruk sehingga pada


(31)

akhirnya mereka dapat memelihara apa yang baik dan dapat merealisasikan kebaikan dalam tindakan sehari-hari yang nyata (Samani & Hariyanto, 2013:45). Agar memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada satuan pendidikan maka Kemendiknas (2014) telah merumuskan 25 nilai yang bersumber dari agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional yaitu, 1) kereligiusan, 2) kejujuran, 3) kecerdasan, 4) tanggung jawab, 5) kebersihan dan kesehatan, 6) kedisplinan, 7) tolong-menolong, 8) berpikir logis, kritis, dan kreatif, 9) kesantunan, 10) ketangguhan, 11) kedemokratisan, 12) kemandirian, 13) keberanian mengambil resiko, 14) berorientasi pada tindakan, 15) berjiwa kepemimpinan, 16) kerja keras, 17) percaya diri, 18) keingintahuan, 19) cinta ilmu, 20) kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, 21) kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial, 22) menghargai karya dan prestasi orang lain, 23) kepedulian terhadap lingkungan, 24) nasionalisme, dan 25) menghargai keberagaman. Dalam penelitian ini, nilai pendidikan yang dapat diterapkan adalah kejujuran, berpikir logis, kritis dan kreatif, percaya diri dan menghargai keberagaman.

2.1.1.2 PendekatanTematik Integratif

Pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pembelajaran kedalam berbagai tema (Majid, 2014:122). Penggunaan tema dimaksudkan agar peserta didik mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas. Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pembelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik.


(32)

Pembelajaran tematik integratif memiliki karakteristik sebagai berikut (Majid, 2014:126):

1. Berpusat Pada Peserta Didik

Pembelajaran tematik berpusat pada peserta didik, hal ini disesuaikan dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar. guru berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar.

2. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik. Dengan pengalaman langsung ini peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pembelajaran tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan peserta didik.

4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pembelajran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu `proses pembelajaran. dengan demikian, peserta didik mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.


(33)

5. Bersifat Fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat fleksibel dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya. Selain itu, guru dapat mengaitkan satu mata pembelajaran dengan kehidupan peserta didik dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan peserta didik berada. 6. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

2.1.1.3 Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik merupakan ciri khas dari kurikulum 2013, karena inti kegiatan pembelajaran bertumpu pada proses 5M yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomuikasikan. Yani (2013:125) mengungkapkan bahwa ada beberapa langkah yang menjadi ciri khas pendekatan saintifik meliputi:

1. Mengamati

Merupakan kegiatan yang dilakukan melalui kegiatan observasi lingkungan, menonton video, mengamati gambar, membaca tabel/ grafik data, membaca teks bacaan, dan menyimak cerita

2. Menanya

Merupakan kegiatan peserta didik untuk menyatakan secara eksplisit dan rasional apa yang ingin diketahuinya. Kegiatan yang dilakukan peserta didik yaitu bertanya kepada guru, narasumber, dan kepada peserta didik lainnya. 3. Menalar

Merupakan kegiatan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiakan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori yang dimiliki peserta didik.


(34)

4. Mencoba

Merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar yaitu sikap, pengetahuan dan ketrampilan.

5. Mengkomunikasikan

Merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik setelah menapatkan hasil pekerjaan yang dibuat secara pribadi maupun kelompok.

Berdasarkan kelima langkah tersebut diharapkan peserta didik mampu aktif bertanya dan menyelesaikan masalah melalui kegiatan pembelajaran yang mereka dapatkan. Kekhasan pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013 salah satunya yaitu pendekatan tematik integratif yaitu adanya pengintegrasian mata pembelajaran kedalam berbagai tema. Pembelajaran dengan menggunakan tema akan membantu peserta didik dalam mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.

2.1.2 Pembelajaran Tematik Integratif di Kelas IV

Pembelajaran tematik di kelas IV Sekolah Dasar terbagi atas 9 tema yaitu: Indahnya kebersamaan, Selalu Berhemat Energi, Peduli Terhadap Makhluk Hidup, Berbagai Pekerjaan, Menghargai Jasa Pahlawan, Indahnya Negeriku, Cita-citaku, Daerah Tempat Tinggalku, dan Makanan Sehat Bergizi. Setiap tema tersebut berisi subtema yang akan menjelaskan mengenai pembelajaran yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan tema 1 Indahnya Kebersamaan, subtema 2 Kebersamaan dalam Keberagaman pada pembelajaran 2. Pembelajaran 2 terdiri atas tiga pembelajaran terkait yaitu Matematika, SBdP, dan PPkn. Peneliti ini akan mengintegrasikan pembelajaran Matematika materi sudut dengan SBdP


(35)

mengenai seni tari pada proses pembelajarannya. Peserta didik kelas IV perlu menguasai konsep Matematika salah satunya materi sudut. Materi sudut perlu diajarkan agar dapat memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pengukuran dan materi tersebut merupakan dasar untuk mempelajari materi di tingkat yang lebih lanjut.

2.1.3 Matematika : Materi Sudut

Matematika adalah bahasa simbol ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang mulai terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan (Ruseffendi dalam Heruman, 2007:1). Matematika mempelajari ilmu tentang pola dan urutan (Mathematical Sciences Education Boards dalam Walle, 2008:12). Pada dasarnya Matematika merupakan sebuah pembelajaran yang abstrak. Objek abstrak tersebut merupakan kesulitan yang harus dihadapi oleh peserta didik dalam mempelajari Matematika (Marti dalam Sundayan, 2014:3). Kesimpulannya adalah, Matematika merupakan ilmu yang dipelajari secara abstrak dengan menggunakan pola dan urutan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar adalah agar peserta didik mampu dan terampil dalam menggunakan Matematika dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini terdapat beberapa tujuan pembelajaran Matematika di sekolah dasar menurut Susanto, 2013:

1. Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.


(36)

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat. Melakukan manipulasi Matematika dalam generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dalam pernyataan Matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model Matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai penggunaan Matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Konsep pembelajaran Matematika perlu diajarkan di SD agar peserta didik mudah memahami pembelajaran Matematika pada tingkat selanjutnya. Konsep-konsep pada kurikulum Matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasar, (penanaman konsep), pemahaman konsep, dan pembinaan ketrampilan (Heruman, 2007:2).

1. Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep)

Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif peserta didik yang konkret dengan konsep baru Matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir peserta didik.


(37)

2. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep ini terdiri dari dua pengertian, pertama merupakan kelanjutan dari pembelajaran pemahaman konsep dalam suatu pertemuan. Kedua pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi merupakan lanjutan dari penanaman konsep.

3. Pembinaan Ketrampilan

Pembinaan keterampilan ini merupakan pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran ini bertujuan agar peserta didik lebih terampil dalam menggunakan konsep Matematika.

Salah satu konsep pembelajaran Matematika yang penting diajarkan di sekolah dasar yaitu tentang materi sudut. Materi sudut perlu dipelajari agar peserta didik dapat memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan pengukuran. Selain itu materi tersebut merupakan dasar untuk mempelajari materi di tingkat lebih lanjut.

2.1.3.1 Materi Sudut a. Pengertian Sudut

Sudut adalah daerah yang dibatasi oleh dua sinar (garis lurus) (Mustakim dan Ali, 2008:69). Sudut merupakan daerah yang dibatasi oleh perpotongan dua garis lurus (Tim Bina Matematika, 2011:108). Pendapat lain mengatakan bahwa sudut adalah perpotongan dua garis lurus (Amin dan Sani, 2004:43). Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sudut adalah perpotongan dua garis lurus. Dua sinar garis yang memiliki titik pangkal yang sama akan


(38)

membentuk suatu sudut. Titik pangkal yang sama itu disebut titik sudut, sedangkan dua sinar garis disebut kaki sudut.

Gambar 2.1 Sudut b. Jenis-jenis Sudut

Sudut dibedakan menurut jenisnya. Kemendikbud (2014:93) menyebutkan bahwa terdapat tiga jenis sudut yaitu:

1. Sudut Siku-siku

Suatu sudut disebut siku-siku jika kaki-kaki sudutnya saling tegak lurus dan besar daerah sudutnya .

Gambar 2.2 Sudut siku-siku

2. Sudut Lancip

Suatu sudut dikatakan lancip jika ukuran daerah sudutnya kurang dari sudut siku-siku, yaitu antara 0 hingga .


(39)

3. Sudut Tumpul

Suatu sudut disebut sudut tumpul jika ukuran daerah sudutnya lebih besar dari sudut siku-siku, yaitu antara hingga .

Gambar 2.4 Sudut Tumpul

c. Cara Mengukur Sudut

Besar sudut dituliskan dengan satuan derajat. Alat yang digunakanan untuk mengukur sudut adalah busur derajat. Untuk mengukur besar sudut perhatikan langkah-langkah berikut:

1. Tempatkan pusat busur derajat pada titik sudut yang akan diukur.

2. Tempatkan salah satu kaki sudutnya pada 0°.

3. Bacalah angka pada busur derajat yang dilalui oleh kaki sudut yang lain.

Angka inilah yang merupakan besar sudut itu.

Gambar 2.5 Cara Mengukur Sudut

Pembelajaran Matematika mengenai materi sudut ini dapat meningkatkan kecerdasan matematika-logis. ). Kecerdasan Matematika disebut juga kecerdasan logis dan penalaran karena merupakan dasar dalam memecahkan masalah dengan


(40)

memahami prinsip-prinsip yang mendasari sistem kasual atau dapat manipulasi bilangan, kuantitas dan operasi.

2.1.4 Seni Tari

Tari adalah gerak-gerak ritmis sebagian atau seluruhnya dari tubuh yang terdiri dari pola individual atau kelompok yang disertai ekspresi atau ide tertentu (Yulianti dalam Yoyok dan Siswandi, 2007:6). Pendapat lain mengatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah (Soedarsono dalam Kusnandi, 2009:2). Selain itu definisi tari juga dikemukakan oleh Hartog dari Belanda (Hartog dalam Purwatiningsih dan Ninik, 2002:30) yang mengatakan bahwa tari adalah gerakan-gerakan yang diberi bentuk dengan ritme dari badan di dalam ruang. Jika dicermati dari beberapa pengertian tari tersebut dapat disimpulkan bahwa tari adalah gerakan yang dibentuk dengan ritme atau ritmis yang mengekspresikan jiwa manusia dengan ide-ide tertentu. Gerakan dalam seni tari biasanya digunakan sebagai media komunikasi secara tidak langsung. Selain itu gerakan pada seni tari biasanya memiliki maksud tersendiri tergantung bagaimana penikmat tari menyikapinya.

2.1.4.1Unsur-unsur Seni Tari

1. Gerak

Gerak merupakan bahasa baku dalam tari, dan merupakan unsur paling utama yang terdapat pada seni tari Yoyok dan Siswandi (2007:66). Tanpa gerak unsur keindahan pada seni tari tidak akan terlihat hidup. Pengertian gerak dalam tari tidak hanya terbatas pada perubahan posisi berbagai anggota tubuh tetapi juga ekspresi dari segala pengalaman emosional manusia (Kusnandi.


(41)

2009:3). Secara umum, gerak tari dikategorikan dalam dua macam yaitu gerak maknawi (gerak yang mengandung makna tertentu) dan gerak murni yaitu gerak yang fungsinya hanya sebagai keindahan (Kusnandi, 2009:3).

2. Musik atau Iringan

Merupakan unsur utama setelah gerak. Fungsi musik di samping memperkuat gerak tari juga didesain sebagai ilustrasi, pemberian suasana, dan membangkitkan imaji tertentu pada penontonnya (Kusnandi, 2009:6). Menurut buku yang disusun oleh Tim Bina Karya Guru (2007:85), musik pengiring seni tari dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu musik internal dan musik eksternal. Musik internal adalah musik yang berasal dari bunyi-bunyian yang dibuat oleh bagian tubuh manusia. Misalnya nyanyian, tepukan tangan, petikan jari, hentakkan kaki, siulan, bahkan gemercik gelang atau binggel (gelang kaki) yang dipakai penari. Musik eksternal berasal dari luar tubuh manusia, biasanya dari berbagai alat musik atau penggantinya.

3. Tema

Kusnandi (2009:8) menjelaskan bahwa tema adalah ide atau motivator munculnya suatu garapan tari. Tema merupakan dasar garapan yang diolah menggunakan simbol-simbol gerak, warna, suasana musik, bentuk desain kelompok, pola lantai, properti, serta rias dan busana. Melalui simbol-simbol inilah koreografer (penyusun tari) ingin mengkomunikasikan suatu maksud kepada penontonnya.


(42)

4. Tata Rias, Tata Busana dan Properti

Tata rias, busana dan properti adalah unsur pendukung yang paling utama pada seni tari. Kusnandi (2009:6) mengemukakan bahwa fungsi rias adalah untuk memperkuat imajinasi penonton, tata busana (kostum) fungsinya hampir sama dengan tata rias yaitu untuk memperkuat imajinasi penonton, sedangkan properti adalah pelengkap dalam sebuah tarian.

5. Desain Lantai/ Pola lantai

Desain lantai atau floor design atau yang lebih dikenal dengan istilah pola lantai ialah garis-garis di lantai yang dibentuk oleh formasi penari kelompok (Purwatiningsih dan Ninik, 2002:88). Sehingga dapat didefinisikan bahwa yang dimaksud dengan desain lantai itu bersifat nyata, mudah dilihat yakni garis-garis yang menghubungkan antara penari yang satu dengan lainnya. Pola lantai yang dilakukan dimaksudkan sebagai daya tarik ketika berubah posisi karena jika posisi penari tidak berubah, tentu akan terkesan membosankan ataupun monoton.

2.1.4.2Ciri atau Karakteristik Gerak Anak

Rata-rata umur peserta didik SD adalah 7-12 tahun. Purwatiningsih dan Ninik (2002:69) mengatakan bahwa terdapat beberapa karakteristik gerak anak SD yaitu:

1. Menirukan. Apabila ditunjukkan kepada peserta didik suatu action yang dapat diamati (observable), maka ia akan mulai membuat tiruan terhadap action itu sampai pada tingkat otot-ototnya dan dituntun oleh dorongan kata hati untuk menirukannya.


(43)

2. Manipulasi. Pada tingkat ini anak didik dapat menampilkan suatu action seperti diajarkan dan juga tidak hanya pada seperti yang diamati.

3. Kesaksamaan (Precision). Meliputi kemampuan peserta didik dalam penampilan yang telah sampai pada tingkatan perbaikan yang lebih tinggi dan memproduksi suatu kegiatan tertentu.

4. Artikulasi (Articulation). Peserta didik telah dapat mengkoordinasikan serentetan action dengan menetapkan urutan/ sikuen tepat diantara action yang berbeda-beda.

5. Naturalisasi. Merupakan tingkat akhir dari kemampuan psikomotorik yaitu apabila peserta didik mamapu melakukannya secara alami satu action atau sejumlah action yang urut.

Dalam perkembangannya, peserta didik SD Kelas rendah umumnya dapat melakukan kegiatan menirukan dan manipulasi sedangkan anak kelas atas pada umumnya mampu melakukan kegiatan kesaksamaan, artikulasi dan naturalisasi.

2.1.4.3Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar

Seni tari di SD digunakan untuk memberikan pengalaman kesenian bagi peserta didiknya. Pengalaman tersebut dimaksudkan sebagai suatu kegiatan yang ada dalam lingkup kesadaran seperti ketika seniman berkarya, kesadaran menghayati seperti apresiator seni yang dihadapi (Purwatiningsih dan Ninik, 2002:8). Purwatiningsih dan Ninik (2002:9) juga mengungkapkan bahwa pendayagunaan seni tari mempunyai fungsi yang bersifat edukatif. Oleh karena itu konsep seni tari sebagai metode pembelajaran adalah hal yang sesuai untuk


(44)

peserta didik SD. Fungsi lainnya adalah dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan, membina perkembangan estetika dan membantu menyempurnakan kehidupan. Fungsi tersebut tidak dimaksudkan membentuk peserta didik sebagai penari ataupun seniman tari, tetapi semata-mata untuk pengembangan mental, fisik dan perasaan estetik.

Pembelajaran seni tari di SD biasanya masuk kedalam pembelajaran SBdP (Seni Budaya dan Ketrampilan). Pada pembelajarannya, khususnya dikelas IV SBdP mengenai seni tari di integrasikan dengan dua mata pembelajaran terkait yaitu Matematika materi sudut dan PPKn materi Kebersamaan dalam Keberagaman pada pembelajaran 2.

Penelitian ini menggunakan “Tari Kebersamaan” dalam mengajarkan pembelajaran terkait sebagai metodenya. Tari kebersamaan merupakan tari kreasi yang diciptakan oleh peneliti untuk membantu peserta didik dalam memahami pembelajaran Matematika mengenai sudut. Judul tarian tersebut dipilih berdasarkan acuan pada subtema yang digunakan yaitu subtema 2 mengenai Kebersamaan dalam Keberagaman (melalui salah satu seni daerah) yang terdapat di buku tematik kelas IV tema 1 Indahnya Kebersamaan. Tarian tersebut disusun dengan memperhatikan beberapa unsur tari yaitu gerak, musik atau iringan dan pola lantai. Gerakan yang diciptakan berpedoman pada gerakan yang terdaat pada Tari Jawa. Tari tersebut dibedakan menurut dua pusat penting tempat orang mempelajari tari, yaitu Solo dan Yogyakarta (Soerjadiningrat, 1984:7). Perbedaan antara dua cabang (yang berasal dari suatu batang) itu menurut Soerjadiningrat, 1984:7) adalah:


(45)

Tabel 2.1 Perbedaan Tari Solo dan Tari Yogyakarta No

Perbedaan

Tari Solo Tari Yogyakarta

1 Sikap Solo halus dan lunak Sikap Yogyakarta gagah dan keras.

2 Pada Tari Solo tidak diharuskan meluruskan punggung.

Pada Tari Yogyakarta punggung

kebanyakan diluruskan. 3 Jika bergerak njirig, penari Solo tidak

dengan berjalan jengkeng.

Jika bergerak njirig, penari Yogyakarta jalan jengkeng (dengan jari kaki).

4 Pada tari wanita Solo, lengan bagian atas dirapatkan di badan.

Pada tari wanita Yogyakarta, lengan bagian atas tidak dirapatkan di badan. Pemilihan gerak pada “Tari Kebersamaan” berpedoman pada gaya Tari Solo dan Tari Yogyakarta tersebut. Tari Yogyakarta yang dipilih berpedoman pada Tari Klasik Gaya Yogyakarta. Seni Tari Klasik Gaya Yogyakarta merupakan salah satu cabang Seni Budaya yang dilukiskan dalam bentuk wiraga atau gerak yang selaras, indah dan ber-irama serta dapat memancarkan pasemon atau ekspresi muka yang serasi dengan isi atau maksud yang diungkapkan dalam tari (Sasmintamardawa dan Pamong S.M.K.I, 1983: 9). Terdapat tiga gerakan yang digunakan antara lain adalah 1) gerak tangan ngiting, yaitu gerak pergelangan tangan di tekuk berdiri. Ujung jari tengah dikenakan ujung ibu jari (membentuk lingkaran). Jari yang lain ditekuk, ruas bawah lurus dengan pergelangan, kelingking menonjol, 2) gerak tangan ngeruji, pergelangan tangan ditekuk berdiri jari-jari telunjuk, manis dan kelingking berdiri jajar dan rapat, ibu jari ditekuk ke depan telapak tangan, 3) gerak kaki mendak Merupakan bentuk atau posisi yang paling dominan ketika melakukan tarian. Posisi mendak adalah posisi dimana lutut kaki ditekuk. Beberapa gerak yang digunakan pada “Tari Kebersamaan” juga terdapar pada salah satu Tarian gaya Solo yaitu Tari Gambyong Pangkur Surakarta. Tari Gambyong merupakan salah satu tari tradisional khas Surakarta. Sehingga dapat disimpulkan bahwa “Tari Kebersamaan” merupakan tari kreasi


(46)

baru yang diciptakan dengan berpedoman pada keindahan Tari Jawa yaitu Tari Klasik Gaya Yogyakarta dan Tari Gambyong dalam menentukan gerakannya.

Pembelajaran SBdP (seni tari) jika diajarkan kepada peserta didik akan membantu meningkatkan kecerdasan kinestetik badani. Kecerdasan ini mencakup ketrampilan khusus seperti, koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, fleksibelitas, dan kecepatan. Jika pembelajaran Matematika di integrasikan dengan SBdP mengenai tarian maka akan meningkatkan 2 kecerdasan sekaligus yaitu kecerdasan logis dan Kinestetik-badani. Kecerdasan matematis-logis dan kinestetik-badani merupakan bagian dari intelegensi ganda.

2.1.5 Kecerdasan Matematis-logis dan Kecerdasan Kinestetik-badani

Howard Gardner menghasilkan karya intelektual berjudul “Intelligence

Reframed” yang menyatakan bahwa otak manusia setidakna menyimpan sembilan jenis kecerdasan yang disepakati dan diterima (Chatib, 2012:79). Sembilan kecerdasan tersebut yaitu: 1) Inteligensi linguistik, 2) Inteligensi matematis-logis, 3) Inteligensi ruang, 4) Inteligensi kinestetik-badani, 5) Inteligensi musikal, 6) Inteligensi interpersonal, 7) Inteligensi intrapersonal, 8) Inteligensi lingkungan/ naturalis, 9) Inteligensi eksistensial. Penelitian ini akan membantu peserta didik untuk mengembangkan kecerdasan matematis-logis dan Kinestetik-badani.

a. Kecerdasan Matematis-logis

Kecerdasan ini merujuk pada kemampuan untuk mengeksplorasi pola-pola, kategori-kategori, dan hubungan dengan memanipulasi objek atau simbol untuk melakukan percobaan dengan cara yang terkontrol dan teratur (Yaumi dan Nurdin, 2012:14). Kecerdasan Matematika disebut juga


(47)

kecerdasan logis dan penalaran karena merupakan dasar dalam memecahkan masalah dengan memahami prinsip-prinsip yang mendasari sistem kasual atau dapat manipulasi bilangan, kuantitas dan operasi. Berpikir induktif, deduktif dan rasional merupakan ciri yang melekat pada orang yang memiliki kecerdasan ini. Oleh karena itu orang yang kuat dalam kecerdasan ini sangat senang berhitung, bertanya dan melakukan eksperimen.

d. Kecerdasan Kinestetik-badani

Kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk menggunakan seluruh anggota tubuh dalam mengekspresikan ide, perasaan, dan menggunakan tangan untuk menghasilkan atau mentransformasi sesuatu (Yaumi dan Nurdin, 2012:16). Kecerdasan ini mencakup ketrampilan khusus seperti, koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, fleksibelitas, dan kecepatan.

2.1.6 Tugas Perkembangan Anak

Terdapat tiga tugas perkembangan anak yang harus dilakukan oleh setiap orang. Tiga tugas perkembangan tersebut adalah tugas perkembangan pribadi-sosial, tugas perkembangan belajar dan karir (Gendon & Sri Hastuti, 2011).

2.1.6.1Tugas Perkembangan Pribadi-Sosial

Perkembangan pribadi sosial berarti perkembangan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya.. Pada aspek perkembangan pribadi sosial dapat membantu peserta didik dalam hal: (1)


(48)

Memiliki pemahaman diri, (2) Mengembangkan sikap-sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain, (3) Membuat kegiatan secara sehat, (4) Mampu menghargai orang lain, (5) Memiliki rasa tanggung jawab, (6) Mengembangkan ketrampilan berhubungan pribadi sosial, (7) Memiliki ketrampilan memecahkan masalah-masalah sederhana yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, (8) Dapat membuat keputusan secara baik.

2.1.6.2Tugas Perkembangan Belajar

Perkembangan akademik ialah perkembangan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan mengatasi kesukaran yang timbul dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu istasi pendidikan (Winkel & SriHastuti, 2004). Pada aspek perkembangan belajar, dapat membantu peserta didik dalam hal: (1) mengembangkan sikap, kebiasaan, dan cara-cara belajar yang baik, (2) berlatih menetapkan cita-cita dan rencana pendidikan (lanjutan), (3) mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya, (4) memiliki ketrampilan untuk menghadapi tes ujian.

2.1.6.3Tugas Perkembangan Karir

Perkembangan karis merupakan perkembangan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/ profesi (Winkel & Sri Hastuti, 2004). Pada aspek perkembangan karir, dapat membantu peserta didik dalam hal: (1) mengenali macam dan ciri berbagai jenis pekerjaan, (2) mengembangkan kesadaran dan penghargaan terhadap berbagai jenis pekerjaan yang ada di masyarakat, (3) mengeksplorasi arah pekerjaan, (4) mengembangkan cita-cita terhadap berbagai pilihan pekerjaan dan belajar


(49)

merencanakan masa depan, (5) menyesuaikan pengembangan kemampuan, ketrampilan, dan minat dengan kecenderungan arah cita-cita pekerjaan.

Penelitian ini dapat membantu peserta didik khususnya dalam tahap perkembangan belajar. Caranya adalah dengan meningkatkan minat belajar peserta didik mengenai pembelajaran Matematika materi sudut dengan menggunakan tarian.

2.1.7 Minat Belajar

Minat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek. Prinsip dasarnya ialah bahwa motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melaksanakan tindakannya (Surya, 2003:67). Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2010:180). Sejalan dengan teori tersebut minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten. Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa minat adalah besarnya rasa lebih suka dan rasa ketertarikan terhadap berbagai aktivitas atau kegiatan belajar.

Menurut Djamarah (2008), indikator yang dapat memunculkan minat belajar pada seseorang ada empat yaitu:

2.1.7.1Perasaan Senang

Seorang peserta didik memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran, maka peserta didik tersebut akan terus mempelajari ilmu yang


(50)

disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada peserta didik untuk mempelajari bidang tersebut.

2.1.7.2Keterkaitan Peserta Didik

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

2.1.7.3Perhatian Peserta Didik

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Peserta didik yang memiliki minat belajar pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.

2.1.7.4Keterlibatan Peserta Didik

Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Peneliti menuliskan tiga penelitian yang memiliki relevasi dengan penelitian ini. Ketiga penelitian tersebut sebagai berikut:

Penelitian pertama dilakukan oleh Ayu Vinlandari Wahyudi (2014). Penelitian yang dilakukan berjudul Pembelajaran Seni Tari Berbasis Pendekatan Scientific Untuk Meningkatkan Kecerdasan Matematika -Logis Siswa (Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah


(51)

bahwa peserta didik yang dijadikan subjek penelitian sebagian besar mempunyai permasalahan pada ketepatan gerak terhadap irama musik dan hitungan, serta kurang sesuainya gerak dengan karakter tarian, yang dimana permasalahan tersebut mengacu terhadap kecerdasan matematika-logis peserta didik. Dengan demikian, diperlukan adanya sebuah pendekatan terhadap pembelajaran seni tari, pendekatan tersebut yaitu pendekatan scientific. Proses pembelajaran dalam pendekatan scientific meliputi mengamati, bertanya, bereksperimen atau mencoba, berasosisasi atau bernalar, dan membuat jejaring. Pada tahapan eksperimen, asosiasi, dan membuat jejaring, terjadi peningkatan kecerdasan matematika-logis peserta didik. Hal tersebut terbukti ketika peserta didik mencoba dan bernalar, peserta didik terus mencoba untuk berlatih agar terciptanya kesesuaian antara gerak, musik, dan ekspresi. Hampir seluruh peserta didik berpendapat bahwa setelah pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific diterapkan, mereka merasa lebih berhati-hati dalam menarikan tarian agar sesuai dengan pola irama musik atau tempo. Hasil penelitian ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada saat pre-test dan post-test. Perolehan nilai pada saat pre-test yakni sebesar 82,65 dan terbukti pada saat post-test nilai rata-rata peserta didik meningkat menjadi 85,68. Selain itu, dibuktikan juga dengan hasil uji t, hasil uji t tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan yang signifikan, karena t hitung lebih besar daripada t tabel. Dengan perolehan t hitung sebesar 28,28 dan t tabel sebesar 1,708, maka 28,28 > 1,708. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific dapat meningkatkan


(52)

kecerdasan matematika-logis peserta didik kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar Sekolah Indonesia Singapura.

Penelitian yang kedua dilakukan Fajrina Rafdiani Riansyah (2011). Penelitian tersebut berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode

Bamboo Dancing Terhadap Hasil Belajar Matematika”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar Matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing dan konvensional serta pengaruh model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing terhadap hasil belajar Matematika. Metode yang digunakan kuasi eksperimen dengan subjek penelitianpeserta didik kelas X administrasi perkantoran dan X Pemasaran, SMK Gita Kirtti 1, Jakarta Selatan. Teknik Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Instrumen untuk mengumpukan data pada penelitian berupa tes esay yang terdiri dari 9 butir soal. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji-t dan berdasarkan perhitungan uji-t menunjukkan = 3,61 dan = 2,00 pada taraf signifikan 5% atau (α = 0,05) dan derajat kebebasan (db = 58) yang berarti > (3,61 > 2,00), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar Matematika peserta didik yang diberi model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar Matematika peserta didik yang diberi pembelajaran konvensional. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika.

Penelitian ketiga diambil dari artikel yang disusun oleh Wardatus Sholihah, Susanto, dan Titik Sugiarti (2015). Penelitian tersebut berjudul


(53)

“Pengembangan Bahan Ajar (Buku Siswa) Matematika untuk Siswa Tunarungu Berdasarkan Standar Isi dan Karakteristik Siswa Tunarungu Pada Sub Pokok Bahasan Menentukan Hubungan Dua Garis, Besar Sudut, Dan Jenis Sudut Kelas VII Smplb/B Taman Pendidikan dan Asuhan (Tpa) Jember Tahun Ajaran 2012/2013. Dalam penelitian ini dihasilkan bahan ajar Matematika untuk peserta didik tunarungu berdasarkan standar isi dan karakteristik peserta didik tunarungu pada sub pokok bahasan menentukan hubungan dua garis, besar sudut, dan jenis sudut. Hasil pengembangan ini bertujuan untuk memberi kemudahan peserta didik tunarungu dalam mempelajari Matematika. Khususnya materi garis dan sudut. Perangkat pembelajaran dinilai praktis (dapat diterapkan) jika tingkat pencapaian kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran minimal 80%. Secara umum, pembelajaran yang disampaikan menggunakan bahan ajar yang telah dikembangkan dinilai baik, hanya saja manajemen waktu kurang baik. Dari hasil analisis data, diperoleh persentase aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran pada pertemuan pertama mencapai 79,17%, pada pertemuan kedua mencapai 87,5%, dan pada pertemuan ketiga mencapai 87,5%. Rata-rata persentase aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran mencapai 84,72%. Dari hasil uji coba efektifitas, diperoleh persentase aktivitas peserta didik pada pertemuan pertama mencapai 74,44% dengan kategori aktif, pada pertemuan kedua mencapai 71,11% dengan kategori cukup baik, dan pada pertemuan ketiga mencapai 86,27% dengan kategori sangat aktif. Rata-rata persentase aktivitas peserta didik sampai pertemuan ketiga adalah 77,27 dengan kategori aktif. Dari hasil analisis angket respon peserta didik yang telah diisi diperoleh persentase respon positif pada


(54)

pertemuan pertama 75%, pada pertemuan kedua 80%, dan pada pertemuan ketiga 85%. Rata-rata respon positif peserta didik sampai pada pertemuan ketiga mencapai 80%. Dari analisis angket yang telah diisi diperoleh bahwa 80% siswa menunjukkan respon positif terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik merasa senang dengan pembelajaran Matematika yang menggunakan bahan ajar khusus untuk peserta didik tunarungu karena bahan ajar tersebut dianggap menarik dan mudah dipahami.

Berdasarkan ketiga penelitian tersebut dua diantaranya menjelaskan tentang keefektifan seni tari dalam meningkatkan pembelajaran Matematika. Sedangkan salah satu penelitian lainnya menjelaskan mengenai pengembangan bahan ajar pembelajaran Matematika materi sudut. Maka dari hasil penelitian yang relevasi tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan menggabungkan keduanya yaitu mengenai Seni tari dan pengembangan perangkat pembelajaran dengan judul “Prototipe Perangkat Pembelajaran tematik Matematika Materi Sudut Kelas IV Sekolah Dasar dengan Menggunakan Tarian”. Secara ringkas kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat dalam literature map dalam bagan 2.1.


(55)

Bagan 2.1. Literature Map dari Penelitian yang Relevan

2.3 Kerangka Berfikir

Peserta didik kelas IV perlu memahami materi sudut agar dapat memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pengukuran dan materi tersebut merupakan dasar untuk mempelajari materi di tingkat yang lebih lanjut. Dari hasil angket yang dibagikan kepada 34 peserta didik peneliti mendapatkan data 55.88% peserta didik mengalami kesulitan dalam

Penelitian yang berkaitan dengan tarian

Penelitian yang berkaitan dengan materi sudut

Ayu Vinlandari Wahyudi (2014). Pembelajaran

Seni Tari Berbasis Pendekatan Scientific

untuk Meningkatkan Kecerdasan

Matematika-Logis Siswa (Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring

di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia Singapura/ SIS). Fajrina Rafdiani Riansyah (2011) Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Bamboo Dancing Terhadap Hasil Belajar Matematika. Wardatus Sholihah, Susanto, dan Titik Sugiarti

(2015) Pengembangan Bahan Ajar (Buku Siswa) Matematika Untuk Siswa Tunarungu Berdasarkan

Standar Isi dan Karakteristik Siswa Tunarungu Pada Sub

Pokok Bahasan Menentukan Hubungan Dua Garis, Besar Sudut, Dan Jenis Sudut Kelas VII

Smplb/B Taman Pendidikan dan Asuhan

(Tpa) Jember Tahun Ajaran 2012/201

Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Sudut Kelas IV Sekolah Dasar dengan Menggunakan Tarian.


(56)

menentukan jenis-jenis sudut, 55.88% peserta didik mengalami kesulitan dalam membedakan jenis-jenis sudut, 52.94% peserta didik mengaku tidak senang mengikuti pembelajaran Matematika materi sudut. Sehingga perlu adanya inovasi pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam memahami materi sudut.

Dari hasil penelitian Wardatus, dkk mengenai “Pembelajaran Seni Tari Berbasis Pendekatan Scientific Untuk Meningkatkan Kecerdasan Matematika-Logis Siswa (Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia Singapura/ SIS)” ternyata seni tari dapat meningkatkan kecerdasan Matematika logis. Selain itu hasil penelitian dari Fajrina Rafdiani Riansyah “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Bamboo Dancing Terhadap Hasil Belajar Matematika” mengemukakan bahwa metode bamboo dancing dapat meningkatkan hasil belajar Matematika. Kedua penelitian tersebut memotivasi peneliti mengembangkan tarian supaya dapat membantu peserta didik memahami materi sudut. Penelitian ketiga berisi tentang pentingnya bahan ajar mengenai hubungan dua garis, besar sudut, dan jenis sudut. Hal tersebut menginspirasi peneliti untuk mengintegrasikan metode tarian dalam RPP pembelajaran materi sudut.

Prototipe yang peneliti kembangkan terdiri dari tiga bagian. Bagian 1 berisi mengenai penjelasan teori pembelajaran Matematika materi sudut. Penjelasan materi tersebut terdiri dari pengertian sudut, jenis-jenis sudut, dan cara mengukur sudut dengan menggunakan busur derajat. Pada setiap penjelasannya akan dilengkapi dengan menggunakan gambar yang menerangkan mengenai materi tersebut.


(57)

Bagian ke 2 menjelaskan tentang 8 gerak tari yang digunakan untuk mempelajari sudut. Gerakan tari yang membentuk sudut yaitu gerakan no 1, 3, 7 dan 8 yang membentuk sudut siku-siku, lancip dan tumpul, gerakan 2 membentuk sudut lancip dan tumpul, gerakan 4 membentuk sudut siku-siku dan tumpul dan gerakan 5 serta 6 membentuk sudut siku-siku dan tumpul.

Bagian ke 3 memuat perangkat pembelajaran berupa RPP. RPP yang dikembangkan disusun berbasis kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik dalam proses pembelajarannya. RPP yang dikembangkan memiliki komponen identitas, kompetensi inti, kompetensi datar dan indikator dari beberapa mata pembelajaran yang terdapat pada setiap pembelajaran terkait, tujuan pembelajaran, matei pembelajaran, pendekatan dan metode pembeajaran, media, alat, dan sumber pembelajaran serta langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan. RPP ini juga dilengkapi dengan penilaian yang diperoleh dari penjabaran indikator, lembar kerja peserta didik baik secara mandiri maupun kelompok dan lampiran materi yang dikembangkan.

2.1 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian berikut ini:

2.1.1 Bagaimana proses pengembangan prototipe pembelajaran tematik Matematika materi sudut dengan tarian untuk peserta didik kelas IV Sekolah Dasar?

2.1.2 Bagaimana kualitas prototipe pembelajaran tematik Matematika materi sudut dengan tarian dapat membantu anak dalam memahami sudut?


(58)

39

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini akan membahas mengenai jenis penelitian, setting penelitian, rancangan pengembangan, prosedur pengembangan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan jadwal penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah R & D (Research and Development). Sugiyono (2013, 407) mengatakan bahwa Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Sukmadinata (2011:164) mengemukakan bahwa R & D merupakan suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian R & D adalah metode penelitian untuk menghasilkan produk atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian ini mengembangkan suatu produk berupa prototipe pembelajaran Matematika materi sudut (dengan tari) untuk peserta didik kelas IV Sekolah dasar yang akan diujicobakan di SD Negeri Donoharjo. Produk ini dikembangkan berdasarkan modifikasi dari prosedur metode penelitian R & D (Research and Development) menurut Borg & Gall dalam Sugiyono (2012:298). Peneliti ini


(59)

dibatasi sampai dengan Revisi Produk yang dilakukan setelah melalui proses validasi oleh ahli dan uji coba sehingga layak untuk digunakan.

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian dalam penelitian tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

3.2.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini berupa prototipe pembelajaran Matematika materi sudut (dengan tarian). Prototipe ini terbagi menjadi 3 bagian. Bagian 1 berisi tentang penjelasan mengenai teori pembelajaran Matematika materi sudut. Bagian 2 berisi gerak tari yang digunakan untuk mempelajari sudut. Bagian 3 berisi tentang perangkat pembelajaran yaitu RPP yang dilengkapi dengan Lembar Kerja Peserta Didik.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SD Negeri Donoharjo, dengan jumlah peserta didik laki-laki 9 dan perempuan 8.

3.2.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Donoharjo yang terletak di Dusun Jetis, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama tujuh bulan terhitung mulai dari bulan Juli 2016 sampai bulan Februari 2017.


(60)

3.3 Rancangan Pengembangan

Prosedur pengembangan produk yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi dari model pengembangan Borg & Gall. Menurut Borg & Gall dalam Sugiyono (2012:298), penelitian R & D terdiri dari 10 langkah utama yaitu:

Bagan 3.1 Langkah Metode Penelitian Pengembangan (Research and Development) Menurut Borg & Gall dalam Sugiyono (2012:298)

Berikut ini merupakan penjelasan dari prosedur pengembangan di atas: 1. Potensi dan Masalah

Penelitian ini bermula dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan memiliki nilai tambah (Sugiyono, 2011:298). Akan tetapi, potensi apabila tidak dimanfaatkan dengan baik akan menjadi sebuah masalah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, namun bisa didasarkan laporan penelitian yang sudah dilakukan orang lain atau dokumentasi laporan.

Pengumpulan Data Potensi dan

Masalah

Desain Produk

Validasi Desain

Revisi Desain Revisi

Produk

Uji Coba Produk Uji Coba

Pemakaian

Revisi


(61)

2. Pengumpulan Data

Langkah setelah adanya potensi dan masalah adalah mengumpulkan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan perencanaan produk tertentu. Dalam pengumpulan informasi diperlukan metode penelitian tertentu, tergantung dari masalah dan ketelitian tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti itu sendiri.

3. Desain Produk

Desain produk merupakan langkah untuk merancang produk yang hendak dihasilkan. Desain produk ini masih bersifat hipoteik karena keefektifan dari produk tersebut masih belum terbukti. Oleh karena itu, masih diperlukan pengujian terhadap produk tesebut.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai keefektifan rancangan produk yang dibuat. Validasi desain bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan desain produk, sehingga kelemahan dapat diperbaiki. Validasi produk dapat dilakukan oleh beberapa pakar atau ahli yang sudah memiliki pengalaman untuk menilai produk yang dibuat. 5. Revisi Desain

Revisi desain merupakan perbaikan kelemahan-kelemahan dari validasi yang sudah dilakukan beberapa ahli untuk memperoleh produk yang lebih baik.


(62)

6. Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan dengan yaitu menguji untuk membandingkan efektivitas dan efisiensi produk yang dihasilkan. Uji coba produk dilakukan pada kelompok terbatas.

7. Revisi Produk

Revisi produk bertujuan untuk memperbaik kelemahan yang ada setelah dilakukan uji coba produk. Revisi akan terus dilakukan untuk mendapatkan produk yang efektif dan efisien.

8. Uji Coba Pemakaian

Setelah melakukan uji coba dan revisi produk, kegiatan selanjutnya adalah menerapkan produk dalam lingkup yang lebih luas. Uji coba pemakaian tersebut juga harus dinilai kekurangaan dan hambatan yang muncul untuk perbaikan lebih lanjut.

9. Revisi Produk

Revisi produk ini dilakukan apabila dalam uji coba pemakaian masih terdapat kekurangan dan kelemahan pada produk yang dibuat.

10.Pembuatan Produk Masal

Pembuatan produk masal dilakukan apabila produk yang dihasilkan sudah diujicoba dan dinyatakan efektif serta layak untuk diproduksi masal.

3.4 Prosedur Pengembangan

Penelitian ini dibatasi pada enam langkah prosedur penelitian saja. Langkah-langkah prosedur yang dikembangkan peneliti adalah sebagai berikut:


(63)

Bagan 3.2 Langkah-langkah yang Diterapkan Peneliti

Berdasarkan gambar 3.2 diatas, langkah-langkah pengembangan produk akan dijabarkan sebagai berikut.

3.4.1 Potensi dan Masalah

Penelitian ini dimulai dari potensi dan masalah. Peneliti melakukan analisis kebutuhan untuk mengetahui adanya potensi dan masalah. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan observasi di kelas IV pada saat pembelajaran Matematika pada tanggal 4 dan 5 November 2016, selain melakukan observasi peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas IV di SD Negeri Donoharjo dan SD Negeri Srowolan pada tanggal yang sama

3.4.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperkuat hasil wawancara dan observasi dengan membagikan kuisioner pra-penelitian yang berisi 20 pertanyaan kepada 34 peserta didik. Data yang diperoleh akan digunakan untuk mengetahui kesulitan siswa dan membantu menentukan kebutuhan guru dalam membantu peserta didik memahami pembelajaran Matematika materi sudut agar dapat menjadi acuan untuk merancang produk berupa prototipe pembelajaran Matematika materi sudut dengan tarian.

Pengumpulan Data Potensi dan

Masalah

Desain Produk

Validasi Desain

Revisi Desain Uji Coba


(1)

111

Lampiran 10

Hasil Penyebaran Kuisioner Pra-Penelitian di SD Negeri Srowolan

No Aspek Indikator Pertanyaan Jawaban Persentasi (%) Ya Tidak Ya Tidak 1 Sudut Jenis-jenis,

ciri-ciri dan besar Sudut

1. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam mentukan jenis-jenis sudut?

9 8 52,94 47,06

2. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam membedakan jenis-jenis sudut?

10 7 58,82 41,18

3. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam menentukan ciri-ciri sudut?

3 14 17,65 82,35

4. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam menentukan besar sudu?

6 11 35,29 64,71

2 Minat Senang Tidak mengeluh/ bersemangat saat mengerjakan tugas

5. Apakah kamu merasa senang ketika belajar matematika?

6 11 35,29 64,71

6. Apakah kamu merasa senang ketika belajar matematika tentang sudut?

9 8 52,94 47,06

7. Apakah kamu mengeluh ketika mengerjakan soal matematika materi sudut?

3 14 17,65 82,35

8. Apakah kamu bersemangat ketika mengerjakan soal matematika materi sudut?

8 9 47,06 52,94

Ketertarikan siswa pada materi dan metode yang digunakan guru:

9. Apakah kamu mengikuti

pembelajaran

matematika materi sudut dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran?

17 0 100 0

10. Apakah kamu tertarik mempelajari

pembelajaran

matematika materi sudut?

6 11 35,29 64,71

11. Apakah kamu tertarik belajar matematika dengan menari?


(2)

112

materi sudut dengan menari? Perhatian Peserta didik: Menyimak atau memperhatika n penjelasan guru

13. Apakah kamu memperhatikan penjelasan guru ketika menerangkan

pembelajaran

matematika materi sudut?

17 0 100 0

14. Apakah kamu memperhatikan penjelasan guru ketika menerangkan cara mengukur sudut?

17 0 100 0

Keterlibatan peserta didik: Peserta didik aktif menjawab pertanyaan dari guru selama kegiatan belajar mengajar

15. Apakah kamu aktif menjawab pertanyaan dari guru mengenai jenis-jenis sudut?

17 0 100 0

16. Apakah kamu aktif menjawab pertanyaan dari guru mengenai ciri-ciri sudut?

15 2 88,24 11,761

3 Seni Tari

Gerak 17. Apakah kamu menginginkan tarian yang dapat membantu saya dalam belajar tentang matematika materi sudut?

9 8 52,94 47,06

18. Apakah kamu menginginkan gerakan yang mudah ketika mempelajari

matematika materi sudut?

9 8 52,94 47,06

19. Apakah kamu menginginkan gerakan yang mudah ketika mengidentifikasi sudut?

10 7 58,82 41,18

Irama 20. Apakah kamu menghendaki tarian yang diiringi dengan irama dalam membantu saya memahami pembelajaran

matematika materi sudut?


(3)

113

Lampiran 11

Foto Praktik Uji Coba

Penda

mpingan melakukan gerak “Tari Kebersamaan”


(4)

114

Peserta didik mengerjakan tugas

Penjelasan guru mengenai bentuk gerak “Tari Kebersamaan” yang

membentu sudut

Penjelasan peserta didik mengenai bentuk gerak “Tari Kebersamaan” yang


(5)

115

Lampiran 12

Curriculum Vitae

Francisca Maria Sugiyarti lahir di Sleman pada tanggal 6

November 1995. Pendidikan dasar diperoleh di SD Negeri

Srowolan, Sembung Purwobinangun Pakem tamat pada tahun

2007. Pendidikan Menengah Pertama diperoleh di SMP Negeri 4

Ngaglik, Sariharjo, tamat pada tahun 2010. Pendidikan

Menengah Atas diperoleh di SMK Sanjaya Pakem dan mengambil Jurusan

akuntasi dan tamat pada tahun 2013.

Pada tahun 2013 penulis tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Sudi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Masa Pendidikan di Universitas Sanata Dharma

diakhiri dengan penulisan tugas akhir skripsi berjudul “

Pengembangan Prototipe

Rancangan Pembelajaran Matematika Materi Sudut Untuk SD Kelas IV Dengan

Menggunakan Traian

”.

Sejak kecil peneliti sering mengikuti kegiatan menari.

Peneliti pernah tergabung dalam Sanggar Tari pada tahun 2004-2007, selain itu

pada tahun 2010-2013 peneliti aktif mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan

pementasan seni tari.


(6)

116

Lampiran 13

(Produk Prototipe Rancangan

Pembelajaran Dicetak Terpisah)


Dokumen yang terkait

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui media komik untuk kelas III sekolah dasar.

0 1 184

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 sekolah dasar.

0 0 141

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut dengan menggunakan tarian untuk kelas IV sekolah dasar.

0 7 179

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut kelas IV sekolah dasar dengan menggunakan tarian.

0 1 137

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut melalui tarian untuk kelas IV sekolah dasar.

0 1 112

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui media komik untuk kelas III sekolah dasar

0 0 182

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan media lagu

0 2 117

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 sekolah dasar

0 2 139

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut dengan menggunakan tarian untuk kelas IV sekolah dasar

0 8 177

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut melalui tarian untuk kelas IV sekolah dasar

0 0 110