2.5. Anastomosis
Anastomosis dapat dibuat antara dua segmen dari usus dalam banyak cara. Geometri anastomosis mungkin end to end, end to side, side to end, atau side to side.
Teknik anastomosis dapat handsewn lapisan tunggal atau ganda atau stapled . Lapisan submukosa usus memberikan kekuatan dinding usus besar dan harus dimasukkan dalam
anastomosis untuk menjamin penyembuhan. Pemilihan anastomosis tergantung pada anatomi operasi dan kemampuan ahli bedah. Vaskularisasi yang baik, badan yang sehat
dari usus tanpa ketegangan, keadaan gizi pasien yang baik dan tekanan darah yang normal hampir selalu menghasilkan hasil yang baik. Anastomosis beresiko tertinggi
kebocoran atau penyempitan adalah pada daerah anus distal.
Charles F,2008.
2.6 Kebocoran Leakage
Istilah yang paling sering digunakan untuk menggambarkan komplikasi kegagalan integritas anastomosis kolorektal coloanal ini adalah kebocoran anastomosis. Istilah
kebocoran anastomosis, anastomosis insufisiensi, anastomosis kegagalan, anastomosis rusak, anastomosis cacat, pemisahan anastomosis, dan anastomosis dehiscence digunakan kurang
umum.
Rahbari N N,2010
Defenisi Kebocoran menurut Jung tahun 2008 adalah adanya tanda tanda dari keluarnya gas, pus atau keluar feces dari drain pelvic atau tanda tanda peritonitis.
Rahbari N N,2010
Kebocoran anastomosis merupakan komplikasi utama setelah reseksi tumor anterior rectum bawah. Insides kebocoran anastomosis bervariasi antara studi klinis sebagian karena
kurangnya definisi standart dari komplikasi ini.
Mary E,2008
Universitas Sumatera Utara
2.6.1. Grade dari kebocoran anastomosis
Definisi yang kami usulkan menggambarkan adanya kebocoran anastomosis setelah reseksi anterior rektum. Karena definisi ini terdiri dari semua jenis kebocoran
mulai dari kebocoran dengan gejala hingga kebocoran menghasilkan kondisi yang mengancam jiwa, kami sarankan juga sistem penilaian klinis. Klasifikasi ini merupakan
tingkat kebocoran anastomosis grade A, B, atau C menurut manajemen infeksi klinis.
Rahbari N N,2010
Tabel : Defenisi dan grading keparahan kebocoran anastomosis setelah low anterior resection
Defenition leakage
Defec of the intestinal wall intergrity at the colorectal or coloanal anastomotic site including suture and staple lines of neorectal reservoirs leading to a
communication between the intra-and extraluminal compartement. A pelvic abscess close to the anastomosis is also considered as anastomotic leakage.
Grade A
Anastomotis leakage requiring no active therapeutic intervention
B
Anastomotis leakage requiring active therapeutic intervention but manageable without re-laparotomy
C Anastomotis leakage requiring re-laparotomy
Rahbari N N,2010
Universitas Sumatera Utara
2.6.2. Tanda klinis dan radiologi kebocoran anastomosis
Kebanyakan penulis menegaskan dugaan kebocoran anastomotic oleh computed tomography CT dengan enema kontras dubur atau radiografi kontras enema sederhana
dengan agen kontras yang larut dalam air. Pemeriksaan klinis digital rectal palpasi dan studi endoskopi rectoscopy kaku atau flexible sigmoidoscopy dilakukan untuk
memverifikasi diagnosis kebocoran anastomotic.
Rahbari N N,2010
Prosedur diagnostik utama adalah re-laparotomi dengan verifikasi langsung dari kebocoran anastomotic dan atau fecal peritonitis. Kebutuhan untuk intervensi aktif
apapun membentuk prasyarat untuk menentukan kebocoran anastomosis klinis yang relevan. Tergantung pada keparahan gejala, pasien dirawat baik konservatif dengan
antibiotik, drainase perkutan, revisi transanal atau dengan relaparotomy. Kebocoran anastomosis setelah reseksi anterior rektum harus didefinisikan sebagai penghubung
antara kompartemen luminal intra dan ekstra, karena cacat integritas dinding usus pada anastomosis antara usus besar dan rektum atau usus besar dan anus.
Rahbari N N,2010
Universitas Sumatera Utara
Tabel : Karateristik klinis radiologis kebocoran anastomosis setelah low anterior resection
Grade A Grade B
Grade C
Clinical condition Good
MildModerate discomfort
Severely impaired
Clinical symptoms No
Yes Abdominalpelvic
pain May have fever
Purulentfecal vaginal discharge
rectovaginal fistula Turbidpurulent rectal
Discharge Yes
Peritonitis
Septicemiasepsis
Contents from the drain if present
Serous fluid May have turbid
or feculent contents from the
drain Turbidpurulent fecal
Content Fecal purulent
Content
Laboratory Tests Normal
Leucocytosis Greactive protein
elevation Leucocytosis
Greactive protein elevation
May have changes
owing to sepsis eg,leucopenia
Radiologi evaluation Small, contained
anastomotic leakage
Anastomotic leakage May have local
complications eg, pelvic abscess
Anastomotic leakage May have
generalized
complications ie, peritonitis
Specific treatment No
Yes Antibiotics
Interventional drainage
Transanal lavagedrainage
Yes Re-laparotomy
with control of
septic focus
Rahbari N N,2010
Universitas Sumatera Utara
2.7 Kerangka Konsep
Low Anterior Resection
Anastomosis colon - rectum
- Penyakit sistemik
- Tehnik operasi
- Kondisi Lokal
- Material
Healing Leakage
Ileostomy Ghost ileostomy
Universitas Sumatera Utara
2.8 Alur Penelitian
Hasil Tindakan
Iloestomi Ghost Ileostomy
Total
Leakage A
B A + B
Healing C
D C + D
Total A + C
B + D A+B+C+D
Ca. Recti
Memenuhi kriteria inklusi
Operasi Low Anterior Resection
Dengan Ileostomi Dengan Ghost Ileostomy
Healing Leakage
Healing Leakage
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Rancangan penelitian
Penelitian ini bersipat Deskriptif Analitik
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
- Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan FK - USU Medan.
- Waktu penelitian dilakukan setelah proposal disetujui, diperkirakan
berlansung selama 3 bulan.
3.3. Populasi dan Sampel
- Populasi
Penelitian adalah seluruh penderita Ca recti yang dilakukan low anterior resection dengan menggunakan ileostomy atau ghost ileostomy yang
berobat di Rumah Sakit Pendidikan FK - USU Medan. . -
Besar sampel Oleh karena yang di butuhkan pada penelitian ini adalah pasien dengan
Ca. recti yang akan dioperasi low anterior resection dengan ileostomy atau ghost ileostomy jumlahnya terbatas maka untuk penelitian ini adalah
Total Sampling.
Universitas Sumatera Utara