42
penyelengaraan event dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, kegiatan setelah pelaksanaan, evaluasi, dan kembali ke perencanaan untuk acara selanjutnya.
2.2. Penelitian Terdahulu
Dalam beberapa penelitian terdahulu, menemukan bahwa komunikasi pemasaran yang baik dari suatu destinasi wisata dapat meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan suatu negara atau daerah tertentu. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke suatu negara akan mempengaruhi tingkat pendapatan negara
tersebut dalam sektor pariwisata, serta secara tidak langsung berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat dimana pariwisata berkembang. Beberapa
hasil penelitian menemukan bahwa salah satu cara untuk menarik minat berkunjunag wisatawan adalah dengan membuat events yang bernuansa budaya,
kesenian, dan sebagainya. Namun yang menjadi hambatan adalah kuarangya informasi yang didapatkan oleh calon wisatawan sehingga dibutuhkan pemasaran
yang efektif untuk mengatasi beberapa hambatan yang dihadapi. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengkomunikasiaknan dan
memasarkan pariwisata di suatu daerah tertentu. Sari 2015 dalam penelitiannya berjudul Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Sleman Analisis Deskriptif Desa Wisata di Kabupaten Sleman dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Periode 2010-2012, menemukan bahwa
pemasaran destinasi wisata dalam rangka meningkatkan kunjunmgan wisatawan, dilakukan beberapa tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan
tahap evaluasi hasil. Salah satu media komunikasi pemasaran yang dilakukan adalah dengan memiliki website resmi yaitu www.tourismsleman.com, facebook,
43
email, dan media sosial lainya. Dengan menggunakan media online, maka diharapkan agar informasi mengenai objek wisata yang ada di Kabupaten Sleman,
secara khusus desa wisata akan lebih mudah diakses oleh konsumen wisatawan, sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sleman
secara khusus dan Daerah Istimewa Yogyakarta secara umum. Pada penelitian Aesthetika 2012, yang berjudul Strategi Promosi Wisata
Pulau Bawean Melalui Event Festival Molod Bawean, menemukan bahwa untuk mencapai tujuan dari penyelenggaraan acara pada suatu daerah maka harus
menggunakan event marketing process. Akan tetapi sistem tidak berjalan dengan sempurna karena keterbatasan SDM dan event yang diselenggarakan secara
mandiri oleh lembaga yang lahir dari masyarakat tanpa kerjasama dengan pemerintah daerah. Meskipun demikian, tujuan mengundang wisatawan di
berbagai daerah dan negara lain dapat tercapai. Tercapainya penyelenggaraan event ini, merupakan penjelasan bahwa event dapat dijadikan alat promosi efektif
wisata Pulau Bawean. Memasarkan suatu event daerah tidak hanya tergantung oleh pemerintah daerah dan keinginan masyarakat memajukan daerahnya secara
mandiri, akan tetapi kemungkinan untuk lebih efektif jika masyarakat dan komunitas bersinergi dengan pemerintah daerah dalam upaya bersama memajukan
daerahnya. Hasil penelitian Raska 2016, yang berjudul Perencanaan Model Promosi
Wisata Kuliner Wisata Gastronomi di DKI Jakarta dalam Meningkatkan Citra Destinasi dan Kunjungan Wisatawan Mancanegara, menemukan bahwa pola
promosi wisata kuliner belum menjadi fokus. Pola promosi wisata DKI Jakarta untuk wisatawan mancanegara dilakukan hanya berdasarkan partisipasi Dinas
44
Pariwisata dan DKI Jakarta dalam mengikuti pameran di luar negeri dan menjadi bagian dari organisasi internasional. Berdasarkan hasil analisis didapatkan pola
pemasaran yang efektif yakni dengan melakukan integrasi pemasaran melalui Kementrian Pariwisata sampai dengan seluruh pelaku industri pariwisata di DKI
Jakarta. Pemerintah DKI Jakarta harus menerapkan strategi DOT BAS dan POSE untuk mempromosikan wisata kuliner dan mengajak seluruh pelaku industri
pariwisata dan masyarakat untuk mempromosikannya juga. Bersama-sama secara sinergi memberikan informasi yang memberikan informasi yang baik dengan
penampilan yang menarik sehingga wisatawan mancanegara mengetahui produk wisata kuliner yang menyebabkan rasa ingin datang dan ingin mencicipi produk
tersebut. Dengan melakukan pola promosi yang efektif, terintegrasi dan bersinergi menjadi tindakan perbaikan berkelanjutan pada pola promosi mancanegara yang
saat ini dilakukan.
45
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mencari solusi atau pemecahan
masalah terhadap suatu permasalahan yang terjadi Nasir, 2009. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencoba memahami fenomena
dalam setting dan konteks naturalnya di mana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang yang diamati. Penelitian kualitatif menganggap
bahwa realitas adalah bentuk pikiran manusia. Serta proses penelitian kualitatif lebih fleksibel dan dalam artian langkah selanjutnya akan ditentukan oleh temuan
selama proses penelitian Sarosa, 2012. Sugiyono 2014, menjelaskan metode kualitatif digunakan untuk
mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi tetapi lebih menekankan
pada makna. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi gabungan, analisis data bersifat induktifkualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menentukan makna dari pada generalisasi. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan studi kasus. Studi
Kasus merupakan salah satu jenis pendekatan kualitatif yang menelah sebuah “kasus” tertentu dalam konteks atau setting kehidupan nyata kontemporer