Peranan Humas Pemasaran Terhadap Peningkatkan Kunjungan Wisatawan (Studi Deskriptif Peranan Humas Pemasaran di Galeri Rahmatshah dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan)

(1)

PERANAN HUMAS PEMASARAN TERHADAP PENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN

(Studi Deskriptif Peranan Humas Pemasaran di Galeri Rahmatshah dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Diajukan Oleh:

IVONY N F SILITONGA 070904121

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Peranan Humas Pemasaran terhadap Peningkatan Kunjungan Wisatawan (Studi Deskriptif Peranan Humas Pemasaran di Galeri Rahmatshah dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan humas pemasaran di Galeri Rahmatshah dalam meningkatkan kunjungan wisatawan serta untuk mengetahui bagaimana kinerja humas di Galeri Rahmatshah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak menjelaskan hubungan dan tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Objek penelitian merupakan wisatawan yang berkunjung ke Galeri Rahmatshah. Dengan demikian, maka populasi dalam penelitian ini wisatawan yang berkunjung ke Galeri Rahmatshah. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik ” accidental

sampling” yang merupakan penarikan sampel dengan cara memilih secara

langsung dengan reponden sebanyak 30 orang.

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Teori Public

Relation, Fungsi dan Tujuan Public Relation, Komunikasi Pemasaran, Promosi

Pariwisata, Wisatawan, dan Teori AIDDA. Data diperoleh melalui penelitian kepustakaaan (Library Research) dengan instrumen kuesioner yang berisi 30 pertanyaan tertulis, yang harus dijawab oleh para responden. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 15.0.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya peranan humas pemasaran terhadap peningkatan kunjungan wisatawan memiliki kinerja humas baik, sehingga dapat meningkatkan pengunjung setiap harinya. Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan jawaban responden penelitian mengenai peranan humas pemasaran terhadap peningkatan kunjungan wisatawan, dapat diketahui bahwa peranan humas pemasaran baik dalam peningkatan kunjungan wisatawan di Galeri Rahmatshah.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena berkat rahmat dan karunia-NYA, yang telah mengaruniai kesehatan dan kelapangan berpikir kepada Penulis sehingga akhirnya tulisan ilmiah dalam bentuk skripsi ini dapat diselesaikan.

Adapun judul skripsi ini adalah ”Peranan Humas Pemasaran terhadap Peningkatan Kunjungan Wisatawan (Studi Deskriptif Peranan Humas Pemasaran di Galeri Rahmatshah dalam meningkatkan Kunjungan Wisatawan)”. Penulisan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak mengalami kesulitan karena keterbatasan dan kemampuan, namun penulis bersyukur dan berterima kasih karena telah mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini. Maka, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, Papi Ir.L.Silitonga dan Mami R.Sitompul yang telah memberikan didikan, nasehat, dukungan serta doa yang senantiasa menguatkan penulis. Tiada kata atau apapun di dunia yang mampu membalasnya, namun doaku senantiasa agar Tuhan mengaruniakan yang terbaik bagi Papi & Mamiku tersayang.


(4)

3. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Dayana, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

5. Drs. HR. Danan Djaja, M.A, selaku dosen pembimbing skripsi penulis, yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.

6. Yovita Sabarina Sitepu, S.Sos, M.Si selaku dosen wali penulis selama ini. 7. Keluarga besar penulis, yaitu adik tercinta Ivany Anastasia Silitonga. Doa

dan dukungan kalian adalah semangat terbesar bagiku.

8. Teman yang selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi dan selalu membawa penulis dalam doa, Pdt. Ray Kevin Yosua terima kasih buat semua pengertian dan perhatian nya.

9. Adik –adik penulis yaitu, Sarah Claudia, Gabriella, Michelle yang selalu menggangu penulis saat mengerjakan skripsi ini.

10.Teman SMA dan sahabat yang tidak pernah terlupakan, Riri dan Desy tempat penulis menuangkan kesal dan marah, semoga kita sukses selalu. 11.Teman dan sahabatku tercinta, yaitu Venta yang selalu menemani penulis

kemanapun pergi dan selalu mendukung penulis.

12.Teman jalan-jalan dan tempat berbagi di saat senang dan susah, yaitu Rio, Rocky Rival Jung, Harry si Ubur, Dwi, Grace, Romi, Harold, yosephine, dan lainnya.


(5)

13.Anak-anak di kos Lamida Jakarta, Mba Mei, Mas Sandra, Mas Emon, Daddy, Mba Mala, dan lainnya. I miss you....

14.Mba dan Mas di tvOne tempat PKL penulis, Terima kasih buat bimbingan nya selama mengikuti PKL.

15. Teman- teman Komunikasi 07, bersama dengan kalian mendapatkan banyak sekali pengalaman yang tidak terlupakan.

16.Kepada para Dosen Departemen Ilmu Komunikasi yang selama ini telah memberikan ilmu yang sangat berguna kepada penulis.

17.Kak Ros, Kak Maya, dan Kak Icut yang telah membantu dalam segala hal yang berkaitan dengan proses administrasi.

18.Teman- teman yang telah membantu saya dalam proses penyebaran dan pengolahan data kuesioner.

19.Semua pihak yang telah membantu penulis selama ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Penulis, April 2011


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 1.6 Kerangka Teori 1.6.1 Public Relations ... 8

1.6.2 Fungsi dan Tujuan Public Relations ... 10

1.6.3 Komunikasi Pemasaran ... 12

1.6.4 Promosi Pariwisata ... 14

1.6.5 Wisatawan ... 18

1.6.6 Teori AIDDA ... 18

1.7 Kerangka Konsep dan Variabel Operasional ... 19

1.8 Defenisi Variabel Operasional ... 20

BAB II LANDASAN TEORI II.1 Public Relations II.1.1 Pengertian Public Relations ... 28

II.1.2 Fungsi Public Relation ... 30

II.1.3 Tujuan Public Relations ... 34

II.2 Komunikasi Pemasaran ... 40

II.3 Promosi Pariwisata ... 43

II.4 Wisatawan ... 46

II.5 Teori AIDDA ... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1 Sejarah Galeri Rahmatshah ... 52

III.2.2 Museum dan Galeri Rahmatshah ... 52

III.2 Metode Penelitian III.2.1 Metode Penelitian ... 55


(7)

III.3 Populasi dan Sampel ... 55

III.4 Teknik Penarikan Sampel ... 55

III.5 Teknik Pengumpulan Data ... 56

III.6 Teknik Analisis Data ... 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 58

IV.2 Pengolahan Data ... 58

IV.3 Analisis Deskriptif IV.3.1 Identitas Responden ... 59

IV.3.2 Peranan Humas Pemasaran di Galeri Rahmatshah ... 60

IV.3.3 Kunjungan Wisatawan... 63

IV.4 Pembahasan ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan ... 90

V.2 Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Variabel Operasional ... 29

2 Jenis Kelamin ... 60

3 Usia ... 60

4 Pendidikan Terakhir ... 61

5 Pekerjaan ... 62

6 Frekuensi mengunjungi Galeri Rahmatshah ... 63

7 Minat untuk mengunjungi galeri ... 64

8 Seberapa menarik Galeri Rahmatshah ... 64

9 Promosi humas di Galeri Rahmatshah dalam memberikan informasi .... 65

10 Galeri Rahmatshah sering memberikan informasi dlm bentuk flyer,brosur kepada pengunjung ... 66

11 Daya tarik dan isi pesan pada brosur dalam menyampaikan informasi tentang galeri ... 67

12 Tour guide di galeri sudah sangat jelas memberikan informasi mengenai galeri ... 68

13 Hal yang membuat pengunjung tertarik untuk mengunjungi galeri ... 69

14 Pelayanan dan fasilitas yang ada di galeri sudah memenuhi kebutuhan . 70 15 Galeri rahmatshah termasuk galeri yang memiliki kualitas yang bagus . 70 16 Darimana mengetahui mengenai galeri Rahmatshah ... 71

17 Informasi yang diperoleh cukup jelas ... 72

18 Pemasaran yang dilakukan oleh galeri Rahmatshah sudah berhasil mencapai tujuan ... 73

19 Tertarik mengunjungi galeri Rahmatshah setelah mendengar informasi dari pemasaran ... 73

20 Pemasaran mengenai Galeri Rahmatshah mampu menarik pengunjung lebih banyak setiap hari ... 74

21 Pengunjung galeri Rahmatshah setiap harinya ... 75

22 Pemasaran mengenai galeri Rahmatshah sesuai dengan apa yang ada di galeri tersebut... 76

23 Bahasa yang digunakan dalam publisitas galeri Rahmatshah mampu dipahami masyarakat ... 77

24 Penulisan dalam publisitas mengenai informasi galeri Rahmatshah sudah sesuai ... 78

25 Pengunjung memperhatikan setiap informasi mengenai galeri Rahmatshah ... 79

26 Tertarik untuk mengunjungi galeri Rahmatshah ... 80

27 Merasa terhibur saat mengunjungi galeri Rahmatshah ... 81

28 Memperoleh banyak informasi setelah mengunjungi galeri Rahmatshah ... 81

29 Menyarankan kepada orang lain untuk mengunjungi galeri Rahmatshah ... 82

30 Wisatawan yang lebih banyak mengunjungi galeri Rahmatshah ... 83


(9)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Peranan Humas Pemasaran terhadap Peningkatan Kunjungan Wisatawan (Studi Deskriptif Peranan Humas Pemasaran di Galeri Rahmatshah dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan humas pemasaran di Galeri Rahmatshah dalam meningkatkan kunjungan wisatawan serta untuk mengetahui bagaimana kinerja humas di Galeri Rahmatshah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak menjelaskan hubungan dan tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Objek penelitian merupakan wisatawan yang berkunjung ke Galeri Rahmatshah. Dengan demikian, maka populasi dalam penelitian ini wisatawan yang berkunjung ke Galeri Rahmatshah. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik ” accidental

sampling” yang merupakan penarikan sampel dengan cara memilih secara

langsung dengan reponden sebanyak 30 orang.

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Teori Public

Relation, Fungsi dan Tujuan Public Relation, Komunikasi Pemasaran, Promosi

Pariwisata, Wisatawan, dan Teori AIDDA. Data diperoleh melalui penelitian kepustakaaan (Library Research) dengan instrumen kuesioner yang berisi 30 pertanyaan tertulis, yang harus dijawab oleh para responden. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 15.0.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya peranan humas pemasaran terhadap peningkatan kunjungan wisatawan memiliki kinerja humas baik, sehingga dapat meningkatkan pengunjung setiap harinya. Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan jawaban responden penelitian mengenai peranan humas pemasaran terhadap peningkatan kunjungan wisatawan, dapat diketahui bahwa peranan humas pemasaran baik dalam peningkatan kunjungan wisatawan di Galeri Rahmatshah.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk di dalamnya sektor pariwisata. Pengembangan kepariwisataan berkaitan dengan pengembangan nilai-nilai kepribadian dan pengembangan budaya bangsa. Pemanfaatan disini bukan berarti merubah secara total, tetapi lebih memanfaatkan, mengelola, melestarikan setiap potensi yang ada, dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi satu daya tarik wisata.

Seiring dengan pertambahan populasi penduduk dunia yang cukup pesat, mengakibatkan kecenderungan pasar potensial yang akan melakukan perjalanan. Terlebih lagi, perjalanan yang dilakukan bukan hanya sekedar hiburan, akan tetapi mempunyai tujuan tertentu yang akan membawa pengaruh yang cukup besar terhadap pribadi individu, keluarga, maupun lingkungannya dalam dekade terakhir ini.

Adapun setiap perjalanan yang dilakukan tersebut tidak lain adalah karena manusia ingin memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka yang beraneka ragam. Salah satunya adalah dengan mencari pengalaman wisata atau bersantai. Dari sini di dapat dua dorongan manusia dalam mencari pengalaman wisata atau bersantai, yaitu melarikan diri dari lingkungan yang sifatnya rutin dan stress, kemudian mencari kesempatan mengadakan rekreasi demi kepuasan bathin yang diperoleh.


(11)

Terdapat dua faktor atau tahap dalam keputusan untuk melakukan perjalanan, yaitu faktor pendorong (faktor yang membuat kita ingin berpergian), dan faktor penarik (faktor yang mempengaruhi kemana kita akan pergi setelah ada keinginan awal untuk berpergian). Jadi terlihat bahwa manusia menumbuhkan kebutuhan dalam dirinya untuk melalukan interaksi sosial yang tidak ditemui ditempat tinggalnya sehingga ada kebutuhan untuk pergi jauh dari lingkungan rumah. Di rumah orang telah mempunyai posisi sosial tetapi jauh dari rumah orang dapat berpura-pura dapat dilayani. Wisatawan dapat “melarikan diri” ke dunia fantasi pada hari libur dan memuaskan diri menjalankan berbagai jenis perilaku yang umumnya tidak diizinkan di rumah.

Pada umumnya pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan pengembangan hubungan dengan konsumen dengan cara mengamati secara cermat kebutuhan dan keinginan konsumen, yang dilanjutkan dengan mengembangkan suatu produk (product) yang memuaskan kebutuhan konsumen dan menawarkan produk tersebut pada harga (price) tertentu, serta mendistribusikannya agar tersedia di tempat-tempat (place) yang menjadi pasar bagi produk bersangkutan. Untuk itu perlu dilaksanakan suatu program promosi (promotion) atau komunikasi guna menciptakan kesadaran dan ketertarikan konsumen kepada produk bersangkutan. Proses ini disebut dengan Marketing Mix atau bauran promosi yang terdiri atas beberapa elemen yaitu: product, price, place dan promotion, biasa disingkat dengan ‘empat P’.Kebanyakan orang berpendapat bahwa upaya-upaya promosi hampir selalu bersifat persuasif, tetapi agaknya


(12)

Komunikasi merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh orang-orang untuk berupaya menciptakan suasana pemahaman di antara mereka.

Jadi promosi merupakan kegiatan dalam pemasaran untuk memberitahu, membujuk, atau mengingatkan orang mengenai produk atau jasa agar orang melakukan tindakan seperti yang dikehendaki pemasar. Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran (marketing mix), disamping produk, harga, dan jalur distribusi. Peranan promosi dalam bauran pemasaran adalah menjelaskan pada pelanggan yang ada maupun potensial tentang manfaat dan nilai yang ditawarkan oleh produk. Sedangkan peranan pokok komunikasi pemasaran adalah mengkomunikasikan citra lembaga kepada sejumlah khalayak.

Pariwisata ini dapat menimbulkan dampak positif dan negatif, apabila pengembangan pariwisata merangsang perhatian lebih besar terhadap nilai-nilai budaya, dan akan dirasakan negatif jika pengembangannya melunturkan nilai-nilai budaya yang sudah ada. Maka dari itu kebudayaan merupakan salah satu sarana pariwisata yang berpegang teguh pada adat istiadat yang hidup ratusan tahun yang akan tetap diperhatikan sebagai bagian dari kebinekaan Indonesia.

Pada hakikatnya industri pariwisata adalah industri yang mengutamakan jasa. Bidang ini merupakan industri yang sangat terkait dengan ekonomi global, jika dikembangkan dengan baik akan sangat membantu kehidupan ekonomi suatu negara atau daerah.

Oleh karena itu sangat penting untuk mengembangkan sektor pariwisata karena selain mampu beradaptasi dengan lingkungan, pariwisata juga menjanjikan keuntungan yang besar.


(13)

Berbicara tentang pariwsata tentu saja akan melibatkan berbagai elemen yang terlibat dalam berbagai kegiatan pariwisata, salah satunya adalah wisatawan.

Menurut IUOTA (International Union of Travel Organiization) wisatawan adalah:pengunjung sementara yang tinggal sekurang-kurangnya 24 jam di negara atau daerah yang dikunjunginya dengan maksud dan tujuan perjalanan. Yang digolongkan sebagai wisatawan adalah sebagai berikut :

1. Pesiar (leisure) untuk keperluan liburan, kesehatan, studi, agama (ziarah), dan olahraga.

2. Hubungan dagang (bussines), kunjungan keluarga, konferensi, dan misi. Pariwisata merupakan keseluruhan rangkaian dari menjual barang dan jasa yang diperlukan wisatawan selama ia melakukan perjalanan wisata sampai ketempat asalnya. Industri pariwisata adalah kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh wisatawan pada khusunya dan traveller pada ummumnya, selama dalam perjalanannya (Buchari,1992:53).

Krippendorf juga mengemukakan alasan atau motif lainnya adalah karena ulangan dari semua alasan yang ditampilkan dalam iklan dan yang diulang-ulang kembali dalam semua brosur pariwisata dan katalog (Ross, 1998:34). Dengan penyampaian informasi terbaru yang diulang-ulang tersebut maka calon wisatawan secara lebih rinci mengetahui daya tarik yang dimiliki oleh suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW) tertentu. Dengan kata lain bahwa tidak mungkin suatu Daerah Tujuan Wisata dikenal dan dapat dikunjungi jika tidak dipromosikan kepada khalayak.


(14)

Dalam hal ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap objek wisata Museum Rahmatshah Medan yang berlokasi di Jl.S.Parman no 309 Medan. Museum ini menyimpan menyimpan koleksi pribadi pemburu dan pecinta alam bernama DR. H. Rahmat Shah. “RAHMAT” Museum & Galeri satwa liar Internasional konon merupakan satu-satunya di Asia yang memiliki sekitar 600 spesies satwa yang diawetkan dari berbagai negara di dunia. “Hewan-hewan″ ini ditata rapi dalam berbagai tema, sesuai dengan habitatnya masing-masing. Dan koleksinya pun lengkap, dari hewan yang paling kecil sampe yang besar juga ada.

Museum diresmikan pada tanggal 14 Mei 1999 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Juwono Sudarsono. Dalam rangka turut mencegah kepunahan hewan-hewan liar, museum ini pernah tercatat dalam Record Book dan memperoleh berbagai penghargaan tertinggi di dunia. Museum buka setiap selasa-minggu jam 09.00 – 18.00 Setiap memasuki museum akan didampingi oleh pemandu yang akan menjelaskan perihal satwa, profil sang pendiri (yang hobinya berburu ke seluruh antero dunia), hingga proses/cara pengawetan hewan-hewan ini.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana peranan humas pemasaran di Galeri Rahmatshah dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.

I.2. Perumusan Masalah

Walaupun penelitian ini adalah penelitian deskriptif sebagaimana lazimnya jenis penelitian ini hanya memberikan analisis dan interpretasinya.


(15)

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

”Bagaimana peranan humas pemasaran terhadap peningkatan kunjungan wisatawan ke Galeri Rahmatshah?”

I.3. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan masalah penelitian yang dirumuskan diatas, dan supaya tidak terjadi ruang lingkup penelitian yang terlalu luas, dimana dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti merasa perlu untuk membuat pembatasan masalah agar menjadi lebih jelas.

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian tentang peningkatan kunjungan wisatawan cukup aktual untuk dipecahkan masalahnya pada saat ini dengan alasan penelitian sejenis ini belum pernah dilakukan di lingkungan FISIP USU, utamanya pada Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

2. Penelitian bersifat deskriptif, yaitu dimana hanya memaparkan suatu situasi atau peristiwa secara sistematis, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

3. Unit analisis dalam penelitian ini adalah pengunjung Galeri Rahmatshah. 4. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2011.

I.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai peranan humas pemasaran di Galeri Rahmatshah dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.


(16)

2. Untuk mengetahui peningkatan kunjungan wisatawan di galeri Rahmatshah.

3. Untuk mengetahui tanggapan wisatawan terhadap Galeri Rahmatshah.

I.5 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap khasanah keilmuan pada Departemen Ilmu Komunikasi, khususnya mengenai komunikasi pemasaran dan kunjungan wisatawan. Juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para pembacanya, khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi dan peneliti lain yang berminat meneliti mengenai komunikasi pemasaran.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi penelitian Ilmu Komunikasi, khususnya komunikasi pemasaran tentang kunjungan wisatawan.

3. Secara praktis, penelitan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berkenaan dengan penelitian ini.

I.6 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana akan disoroti (Nawawi, 2001:39-40)


(17)

Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), defenisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan memberikan pandangan terhadap sebuah permasalahan.

Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan antara lain:

I.6.1. Public Relations (PRs)

Istilah public relations diperkenalkan oleh Ivy Ledbetter Lee pada tahun 1906.Gagasan Lee yang ditampilkannya saat itu adalah apa yang dinamakan olehnya Declaration of Principle yang memuat asas khalayak tidak dapat diabaikan oleh manajemen industri dan dianggap bodoh oleh pers (Effendy, 2003:106). Selain itu, ia akan berjanji menyediakan berbagai informasi yang cepat serta akurat khususnya mengenai segala sesuatu yang bernilai tinggi dan menyangkut kepentingan umum sehingga memang perlu diketahui segenap masyarakat. Hal ini kemudian menjadi salah satu fungsi utama dari kegiatan

public relations.

Institute of public relations mendefenisikan public relations sebagai berikut: ”public relation” adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara satu perusahaan dengan segenap khalayaknya.” Hal ini berarti bahwa public relations adalah satu rangkaian kegiatan kampanye atau program terpadu yang berlangsung secara berkesinambungan dan teratur sehingga terdapat pengertian dan pemahaman dari


(18)

pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan utamanya adalah menciptakan dan memelihara saling pengertian dengan maksud untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak lain yang turut berkepentingan. Sebaliknya, organisasi juga harus memahami kelompok atau individu yang terlibat didalamnya (Jefkins 2004 : 9). Selain itu pengertian public

relation menurut Rex F. Harlow yaitu, fungsi manajemen tertentu yang membantu

membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan mutual dan kerjasama antar organisasi dan publiknya; PR melibatkan manajemen problem atau manajemen isu; PR membantu manajemen agar tetap responsif dan mendapat informasi terkini tentang opini publik; PR mendefenisikan dan menekankan tanggungjawab manajemen untuk melayani kepentingan publik; PR membantu manajemen mengikuti tetap perkembangan dam memanfaatkan perubahan secara efektif, PR dalam hal ini adalah system peringatan dini untuk mengantisipasi arah perubahan (trends); dan PR menggunakan riset dan komunikasi yang sehat sebagai alat utamanya (Cutip, 2006 : 5), Onong Uchjana Effendy (2006 : 132) mengemukakan ciri-ciri public relation sebagai berikut:

• Komunikasi yang dirancangkan berlangsung dua arah.

• Kegiatan yang dilakukan terdiri atas penyebaran informasi, penggiatan persuasi, dan pengkajian pendapat umum.

• Tujuan yang hendak dicapai ialah tujuan perusahaan.

• Saran yang hendak adalah khalayak didalam dan diluar perusahaan.

• Efek yang diharapkan adalah terbitnya hubungan yang harmonis antara perusahaan dan khalayak.


(19)

Berdasarkan ciri-ciri public relations tersebut jelas bahwa public relations mendukung tercapainya tujuan perusahaan yang melibatkan seluruh komponen perusahaan yang bersangkutan baik ke dalam maupun ke luar.

I.6.2. Fungsi dan Tujuan Public Relations

Public Relations sendiri merupakan salah satu sarana yang dipergunakan

oleh suatu perusahaan untuk memadukan persepsi yang beredar di luar dengan

kenyataan yang ada di dalam perusahaan. Di dalam perusahaan itu sendiri Public

Relations juga diperlukan untuk menjaga pekerjaan yang baik dan

mengkomunikasikannya kepada public. Hal ini sekedar memberikan gambaran

tentang fungsi public relation yaitu:

1. Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya. 2. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan

menguntungkan semua pihak.

3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. Sangat penting bagaimana organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa dicapai secara optimal.

Dapat disimpulkan bahwa public relations lebih berorientasi kepada pihak perusahaan untuk membangun citra positif perusahaan, dan hasil yang lebih baik dari sebelumnya karena mendapatkan opini dan kritik dari konsumen. Tetapi jika


(20)

fungsi public relations yang dilaksanakan dengan baik benar-benar merupakan alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya organisasi, atau perusahaan, dan suasana kerja yang kondusif, serta peka terhadap karyawan, maka diperlukan pendekatan khusus dan motivasi dalam meningkatkan kinerjanya. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi public relations adalah memelihara, mengembangtumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul, atau meminimalkan munculnya masalah (Black, 200s2).

Sedangkan yang menjadi tujuan dari public relations adalah mempengaruhi perilaku orang secara individu maupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi, sikap dan opininya penting terhadap suatu kesuksesan sebuah perusahaan (Davis, 2003). Menurut Rosady Ruslan (2001, p.246) tujuan public relations adalah sebagai berikut:

a. Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen.

b. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan.

c. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relations. d. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek. e. Mendukung bauran pemasaran.


(21)

I.6.3. Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran adalah sebuah proses perencanaan marketing komunikasi yang memperkenalkan konsep perencanaan komprehensif untuk mengevaluasi peranan strategis dari berbagai elemen komunikasi pemasaran, seperti public relation, advertising, direct selling, sales promotion, dan interactive

marketing, untuk memberikan kejelasan, konsistensi, serta pengaruh komunikasi

yang maksimum. Komunikasi Pemasaran Terpadu sering disebut dengan IMC merupakan sebuah proses strategi bisnis dalam mengelola hubungan dengan konsumen yang intinya untuk menggerakkan brand value.

Dalam kehidupan sosial suatu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya dibutuhkan komunikasi. Komunikasi ini memungkinkan dari satu individu untuk mendapatkan barang atau produk lainnya untuk memenuhi kebutuhan. Konsep inilah yang dikembangkan dan menjadi konsep untuk lahirnya promosi yang dikemas menjadi istilah komunikasi pemasaran.

Perkembangan metode pemasaran sangat mengedepankan terciptanya suatu komunkasi yang baik. Dengan adanya komunikasi yang baik, maka dapat mengambil hati konsumen sehingga akan dengan senang hati membeli produk yang telah ditawarkan ke pasar. Promosi adalah faktor penting yang sangat perlu untuk diperhatikan dalam proses pemasaran. Dewasa ini dalam melakukan komunikasi tersebut sebagai salah satu bentuknya adalah melalui iklan yang saat ini telah sangat berkembang dengan amat sangat pesat.

Banyak perusahaan mulai dari yang tingkat kecil hingga ke tingkat tinggi, menggunakan konsep komunikasi berupa iklan untuk pemasaran barang atau jasa.


(22)

Ekonomi saat ini sangat tergantung dan dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen. Apapun kebutuhan itu, maka pabrik berusaha untuk mencari cara untuk memenuhi agar dapat memuaskan dan mengakomoditir keinginan konsumen. Begitu juga dengan promosi dengan menggunakan iklan, semakin banyak iklan mengalami perkembangan mengikuti dengan kebutuhan dan pola hidup dari konsumen. Semakin bervariasi dari pola hidup masyarakat maka semakin besar pula variasi dan perkembangan dari produksi iklan yang dihasilkan. Iklan biasanya menjadi salah satu jenis pengeluaran keuangan yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam jumlah besar.

Pengeluaran yang besar yang dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan promosi via iklan, menjadikan bukti bahwa iklan memiliki peranan yang amat penting dalam mengukur keberhasilan pemasaran dari suatu barang atau jasa. Walaupun tidak selalu berjalan demikian, namun terkadang pengeluaran biaya iklan yang besar tidak selalu mendatangkan keuntungan dan penjualan yang besar. Oleh karena itu sangat perlu untuk mempertimbangan komunikasi pemasaran dengan media iklan agar dapat memenuhi target penjualan dari suatu barang atau jasa.

Pemasaran harus dilakukan dengan landasan strategi yang matang. Pemasaran yang bagus harus memiliki manajemen pemasaran yang baik pula. Beberapa tahun terakhir ini, komunikasi pemasaran yang sering dilakukan oleh iklan kebanyakan dengan menggunakan media elektronik terutama pada media lainnya yang dapat mengumpulkan masa dengan jumlah yang besar. Selai melakukan promosi dengan menggunakan media masa, pemasaran produk juga


(23)

dapat dilakukan dengan cara melakukan promosi dengan menggunakan promosi penjualan yang dilakukan secara langsung yang dapat mendongkrak untuk mendatangkan keuntungan. Dan terkadang, untuk perusahaan yang tidak mau repot sering sekali menggunakan perantara berupa biro iklan agar produk yang dipasarkan memiliki iklan promosi yang maksimal. Terkadang biro iklan ini diperankan oleh bagian penting yang diberi nama sebagai konsultan humas. Sebagai catatan, konsultasi humas ini berperan hanya sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap pembuatan citra produk terhadap konsumen dan membuat publisitas yang lebih terhadap nilai suatu produk atau jasa.

I.6.4. Promosi Pariwisata

Kata “promotion” memberikan interpretasi dan bahasa yang bermacam-macam. Pada dasarnya maksud dari kata “promotion” adalah untuk memberitahu, membujuk, atau mengingatkan lebih khusus lagi melalui komunikasi agar oleh khalayak terfikirkan untuk melalukan sesuatu. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi fikiran dan tingkah laku khalayak sasaran.

Promosi pariwisata adalah merupakan upaya yang dilakukan untuk menyesuaikan produk pariwisata dengan permintaan wisatawan sehingga produk menjadi lebih menarik. Daya tariklah yang menjadi kata kunci dari sebuah upaya promosi pariwisata yang selalu dikemas dengan model yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang tertarik untuk mengunjunginya. Kegiatan promosi itu merupakan suatu kegiatan yang intensif dalam waktu yang relative singkat, tentunya mengingat sifat maupun karakter dari produk pariwisata itu sendiri.


(24)

Dalam kegiatan ini diadakan usaha untuk memperbesar daya tarik produk terhadap calon wisatawan. Wisatawan dan permintaannya tidak digarap namun produknya yang lebih disesuaikan dengan permintaan.

Untuk mengadakan promosi yang tepat harus disadari bahwa yang didistribusikan ke pasar itu sering bukan produk yang sudah jadi, akan tetapi sering hanya komponen-komponennya saja, seperti hotel, aktraksi, atau angkutannya.

Pada dasarnya tujuan dari promosi pariwisata tidak lain adalah :

a. Memperkenalkan jasa-jasa dan produk yang dihasilkan industri pariwisata seluas mungkin.

b. Memberi kesan daya tarik sekuat mungkin dengan harapan agar orang akan banyak datang untuk berkunjung.

c. Menyampaikan pesan yang menarik dengan cara jujur untuk menciptakan harapan-harapan yang tinggi.

Dalam hal ini, kegiatan promosi pariwisata yang dilakukan berkaitan dengan berbagai kegiatan public relations yang berhubungan erat dengan pembentukan opini public dan perubahan sikap dari masyarakat.

Menurut Scott M. Cutlip dan Allen H. Center dalam buku Efektif Public

Relation, mengatakan bahwa public relations merupakan fungsi manajemen yang

menilai sikap public, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan public, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya (Ruslan, 2002:6).


(25)

Menurut Cutlip dan Center dalam peranan PR ketika berkomunikasi dikenal dengan “ The 7 C’s of communication”, antara lain sebagai berikut (Ruslan, 2002:77) :

a. Credibility

Komunikasi tersebut di mulai dengan membangun suatu kepercayaan. Oleh karena itu untuk membangun iklim kepercayaan itu dimulai dari kinerja, baik pihak komunikator dan pihak komunikan akan menerima pesan tersebut berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya, begitu juga tujuannya.

b. Contex

Suatu program komunikasi mestinya berkaitan dengan lingkungan hidup atau keadaan sosial yang tidak bertentangan dan seiring dengan keadaan tertentu dan memperlihatkan sikap partisipatif.

c. Content

Pesan yang akan disampaikan itu mempunyai arti bagi audiensnya dan memiliki kecocokan dengan system nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak dan bermanfaat.

d. Clarity

Pesan dalam berkomunikasi itu disusun dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh atau mempunyai persamaan arti antara komunikator dengan komunikannya.

e. Community and consistency

Komunikasi tersebut merupakan suatu proses yang tidak ada akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai tujuan dan


(26)

bervariasi, yang merupakan kontribusi fakta yang ada dengan sikap penyesuaian melalui proses belajar. Isi atau materi pesan harus konsisten dan tidak membingungkan audiensnya.

f. Channels

Menggunakan media sebagai saluran pesan yang setepat mungkin dan efektif dalam menyampaikan pesan yang dimaksud.

g. Capability of audience

Komunikasi tersebut memperhitungkan kemungkinan suatu kemampuan dari audiensnya, yaitu melibatkan berbagai faktor adanya suatu kebiasaan. Kebiasaan membaca atau kemampuan menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya perlu diperhatikan oleh pihak komunikator dalam melakukan kampanye PR.

Pesan yang disampaikan harus dapat menyadarkan dan bisa mempengaruhi. Dalam kompetisi, pesan-pesan disampaikan kepada wisatawan potensial dengan memberikan serta membagikan bahan-bahan promosi

(promotion materials) kepada yang dianggap akan melakukan perjalanan

wisatawan (Yoeti, 1996:52).

I.6.5. Wisatawan

Wisatawan domestik adalah wisatawan dalam negeri, bukan wisatawan yang datang dari negara lain. Umumnya, wisatawan domestik melakukan wisata dan berekreasi ke bagian atau wilayah lain di negaranya untuk mengetahui sesuatu yang berbeda denga


(27)

negeri biasanya hanya ingin melepas rasa penasaran akan tempat yang diyakini menakjubkan atau menyenangkan.

Di Indonesia sendiri, banyak sekali wisatawan domestik yang berwisata untuk melepas penat karena kesibukan mereka setiap harinya. Orang sendiri memang dikenal sebagai pelancong.

Orang Indonesia sangat suka bepergian ke tempat-tempat lain di negerinya. Hal ini terjadi karena banyak sekali tempat menarik yang bisa dikunjungi sehingga wisatawan domestik indonesia tidak perlu bingung mencari tempat

I.6.6. Teori AIDDA

Berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi, dalam hal ini peranan komunikator lah yang sangat penting. Di sini, komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi, baik itu faktor-faktor yang terdapat pada komponen media atau komponen komunikan yang membuat efek yang diharapkan tidak kunjung tercapai.

Untuk itu dalam melancarkan komunikasi lebih baik mempergunakan pendekatan yang disebut A-A Prosedure atau Attention to Action Procedure. A-A Procedure ini sebenarnya penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat AIDDA, yaitu Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan), dan Action (tindakan).


(28)

Di mulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan merupakan awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikasi telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest), yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya saja, hasrat saja pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan kegiatan (action) sebagaimana diharapkan komunikator untuk melakukan perubahan sikap, pendapat dan tingkah laku.

I.7. Kerangka Konsep dan Variabel Operasional

Menurut Nawawi (2003:40) kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Dalam kerangka konsep harus dapat menunjukkan secara sistematis variabel-variabel penelitian yang menjadi kerangka operasional.

Setelah mengemukakan kerangka teori, maka ada beberapa konsep yang dapat dioperasionalkan pada penelitian ini, yaitu :


(29)

Tabel 1

Variabel Operasional

Kerangka Konsep Variabel Operasional

Variabel Bebas (X) Promosi Pemasaran

1. Defenisi Promosi merupakan suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan

mempengaruhi orang atau

pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya. 2. Bentuk-bentuk Pemasaran

3. Tujuan Pemasaran adalah

untuk memenuhi kebutuhan, keinginan serta permintaan konsumen.

4. Isi Pesan adalah ide atau gagasan yang akan ditampilkan kepada konsumen

- Pengenalan Produk - Branding

- Harga - Kualitas

- Direct Selling - Melalui Media - Publisitas - Outdoor - Face to Face

- Peningkatan Penjualan - Produk Selling

- Tata Bahasa - Sistem Penulisan

Variabel Terikat (Y) Kunjungan Wisatawan adalah aktivitas pariwisata untuk mengenal

lingkungan, objek wisata

- Jumlah Pengunjung - Identitas Pengunjung - AIDDA


(30)

I.8. Defenisi Variabel Operasional

Defenisi operasional merupakan unsur penelitian untuk mengetahui bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi yang sangat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2006:46).

Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas

a. Promosi Pemasaran

- Pengenalan produk, periode awal dimana konsumen diinformasikan mengenai produk yang baru. Promosi produk tersebut dimaksudkan untuk memperkenalkan produk dan membuat konsumen menyadari akan keberadaannya

- Branding, suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi.

- Harga, merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.


(31)

- Kualitas, Menurut J.R. Evans dan W.M. Lindsay dalam buku “The Management and Control of Quality”, Bahwa Kualitas dapat diartikan sebagai: Kesempurnaan, Konsistensi, Menghilangkan kerugian, Kecepatan pengiriman, Proses mengikuti prosedur dan kebijakan, Menghasilkan produk yang baik dan berguna, Melakukan yang benar dari awal, Memanjakan atau menyenangkan pelanggan dan Pelayanan dan kepuasan total bagi pelanggan.

b. Bentuk-bentuk Pemasaran

- Direct Selling, (Penjualan Langsung) adalah : Metode penjualan barang

dan/atau jasa tertentu kepada konsumen dengan cara tatap muka di luar lokasi eceran tetap oleh jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh Mitra Usaha dan bekerja berdasarkan komisi penjualan, bonus penjualan dan iuran keanggotaan yang wajar.

- Media, Brigs (dalam Sadiman, 2002: 6) media adalah segala alat fisik yang

dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belaja merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2002: 6)

- Publisitas, merupakan pelengkap yang efektif bagi alat promosi yang lain

seperti periklanan, personal selling, dan promosi penjualan. Biasanya, media bersedia mempublisitas suatu cerita apabila materinya dirasakan cukup menarik atau patut dijadikan berita.


(32)

- Outdoor, Ruang terbuka (Outdoor) merupakan media atau prasarana yang

memberikan keleluasaan baik pada gerak fisik (psikomotorik), maupun emosi (afeksi) dan berpikir (kognisi) bagi pesertanya.

- Face to face, komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang

memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal.

c. Tujuan Pemasaran

- Peningkatan Penjualan - Produk Selling

d. Isi Pesan

- Tata Bahasa, ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur penggunaan bahasa, Ilmu ini merupakan bagian dari bidang ilmu yang mempelajari bahasa yaitu linguistik.

- Sistem Penulisan, dibuat dengan dua tujuan. Pertama, sebagai guidance bagi penulis untuk menyusun bab-bab yang belum terselesaikan, yaitu bab dua dan seterusnya. Kedua, untuk mempermudah pembaca dalam menyimak dan memahami keseluruhan bagian skripsi, tesis atau disertasi. 2. Variabel Terikat ( Kunjungan Wisatawan)

- Jumlah Pengunjung, Seberapa banyak orang yang mengunjungi sebuah objek wisata.

- Identitas Pengunjung, keseluruhan atau totalitas yang menunjukkan ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri dari factor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari tingkah laku individu.


(33)

- AIDDA

a. Attention, hal memperhatikan, apa yang diperhatikan. Komunikator harus

menimbulkan daya tarik sehingga dapat membangkitkan perhatian komunikan terhadap pesan yang disampaikan, motif-motif pada diri komunikan untuk mengunjungi suatu objek wisata, suatu proses dimana objek dan kondisi yang melingkupi seseorang, berfungsi sebagai perangsang-perangsang stimuli yang menjelmakan sesuatu intensitas tanggapan.

b. Interest, kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, adanya kebutuhan

komunikan terhadap hiburan dan hal-hal yang dapat membuat rileks, sehingga berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya.

c. Desire, keinginan (harapan) yang kuat. Disini komunikan sudah memiliki

keinginan untuk mengunjungi objek wisata yang ditawarkan kepadanya. d. Decision, perihal yang berkaitan dengan keputusan, segala putusan yang telah

ditetapkan (telah difikirkan, dipertimbangkan dan sebagainya), komunikan memutuskan untuk mengunjungi objek wisata tersebut dengan berbagai persiapan yang sudah di rencanakan sebelumnya.

e. Action, kegiatan, usaha, pekerjaan. Komunikan melakukan kegiatan atau

tindakan wisata dan pada akhirnya ia dapat merasakan kepuasan setelah melakukan perjalanan wisata.


(34)

I.9 Metode Penelitian I.9.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Tidak menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

I.9.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di Museum Rahmatshah Jl.S.Parman No 309 Medan.

I.9.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini sendiri akan di mulai pada bulan Maret 2011 dengan lama penelitian akan disesuaikan dengan kebutuhan. Apabila data yang diperoleh telah mencukupi, maka penelitian akan dihentikan.

I.9.4 Populasi dan Sampel

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan demikian populasi dan sampel ditetapkan dengan menggunakan ”accidental sampling” yang merupakan penarikan sampel dengan cara memilih responden secara langsung.

Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan yang sedang berkunjung di Museum Rahmatshah, sedangkan jumlah sampel yang ditetapkan berkisar 30 sampel.


(35)

I.9.5 Tekhnik Pengumpulan Data

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan menghimpun data dari buku-buku serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Didalam proses penggunaan data, penulis menggunakan metode wawancara terstruktur yaitu suatu model pengumpulan data yang menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun secara sistematis.

Adapun model wawancara yang digunakan adalah “ProjectiveQuesioner” yang merupakan model pertanyaan yang memberi kesempatan kepada responden untuk memilih jawaban yang telah disediakan.

Sebagai contoh :

No. Pertanyaan Jawaban Kode

1 Jenis kelamin 1. Pria

2. Wanita

I.10 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan SPSS Windows untuk melakukan analisa dan interpretasi data. Alasan nya karena penggunaan program ini lebih mudah dan sangat membantu dalam melakukan analisis data.


(36)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.I. PUBLIC RELATIONS

II.I.1. Pengertian Public Relations

Hubungan masyarakat, atau sering disingkat humas adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu/ organisasi.

Public relations adalah usaha yang direncanakan secara terus-menerus

dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat ini menunjukkan bahwa public

relation dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin

komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi (Coulsin-Thomas,2002). Pengertian public relations adalah interaksi dan menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, dan merupakan profesi yang profesional dalam bidangnya karena merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan dengan secara terus menerus karena public relation merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan (Maria,2002:7).

Hal ini didukung oleh pendapat Alma yang mengatakan bahwa “public

relations adalah kegiatan komunikasi yang dimaksudkan untuk membangun citra


(37)

Sedangkan Marston mengatakan “public relations adalah suatu perencanaan dengan menggunakan komunikasi persuasif untuk mempengaruhi persepsi masyarakat” (1999, 1).

Scholz (1999,2) mengatakan bahwa “public relations adalah suatu perencanaan yang mendorong untuk mempengaruhi persepsi masyarakat melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial berdasarkan suatu komunikasi timbal balik untuk mencapai keuntungan pada kedua belah pihak”.

Menurut IPRA (International Public relations Association) Humas adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik (public) untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini publik di antara mereka.

Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.

Seorang humas selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program dalam mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara organisasi dan masyarakatnya.

Posisi humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh suatu manajemen organisasi. Sasaran humas adalah publik internal dan eksternal, dimana secara operasional humas bertugas membina hubungan


(38)

harmonis antara organisasi dengan publiknya dan mencegah timbulnya rintangan psikologis yang mungkin terjadi di antara keduanya.

Contoh dari kegiatan-kegiatan Humas adalah: melobi, berbicara di depan publik, menyelenggarakan acara, dan membuat pernyataan tertulis.

II.I.2. Fungsi Public Relations

Berbicara mengenai fungsi public relations, sebenarnya dapatlah dijelaskan secara sederhana bahwa public relations itu pada dasarnya adalah untuk mengembangkan publik atau pihak yang berkepentingan di dalam atau di luar suatu instansi.

Secara praktisi, bila berbicara mengenai fungsi dari public relations itu sendiri, tidak akan terlepas begitu saja kaitannya dengan kegiatan public relations. Karena melalui kegiatan public relations itu dapat secara langsung diketahui mengenai fungsi apa saja yang dilakukan oleh kegiatan public relations itu, baik kegiatannya dalam bentuk external maupun internal.

Seperti pendapat Scott M.Cutlip dan Allen H.Center dalam buku mereka ”Effective Public Relations” menjelaskan bila kegiatan public relations itu bersifat internal, maka kegiatannya mencakup kepada usaha :

1. Mengadakan analisa terhadap kebijaksanaan perusahaan yang sudah maupun sedang berjalan.

2. Mengadakan perbaikan sebagai kelanjutan dari analisa yang dilakukan terhadap kebijaksanaan perusahaan, baik yang sedang berjalan maupun terhadap perencanaan kebijaksanaan baru. (Ruslan, 2003 :23)


(39)

Sedangkan pengertian kebijaksanaan dalam membicarakan fungsi public

relations secara internal ini dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk :

a. Masalah kepemimpinan (leadership) b. Cara melaksanakan kepemimpinan

c. Hubungan dengan publik karyawan, apakah dalam bentuk seperti : - Upah yang cukup

- Perlakuan yang adil - Ketenangan bekerja - Perasaan diakui

- Penghargaan akan prestasi kerja

- Jaminan sosial baik untuk karyawan dan keluarganya.

d. Mengadakan Public relations Counseling apakah dalam bentuk Directive atau Non-Directive Public relations Counseling, khususnya dilakukan kepada publik karyawan dalam rangka untuk menumbuhkan motivasi mereka.

e. Mengadakan hubungan dengan pemegang saham dalam bentuk seperti : - Memberikan laporan, apakah menyangkut kemajuan perusahaan atau

keadaan status dari modal perusahaan melalui laporan neraca aktiva perusahaan.

- Mengirimkan majalah organisasi - Mengadakan pertemuan secara berkala.

Lebih jauh Bertrand R.Canfield dalam bukunya ”Public relations Principles and Problems” menjelaskan secara lebih luas mengenai fungsi dari public


(40)

relations ini dengan tidak memandang apakah kegiatan public relations itu

bersifat internal maupun eksternal. Akan tetapi fungsi public relations itu haruslah mencakup kepada hal berikut :

1. It should serve the public’s interest 2. Maintain good communication 3. And stress good morals and manners

(Ruslan, 2003 :41)

Pendapat Bertrand R.Canfield tersebut bila diterjemahkan dan diartikan, maka adapun fungsi public relations itu adalah :

1. Mengabdi kepada kepentingan publik 2. Memelihara komunikasi yang baik

3. Kegiatan public relations itu ketika menjalankan fungsinya harus menitikberatkan kepada moral dan tingkah laku yang baik.

Sejalan dengan pendapat dari Bertrand R.Canfied diatas, maka bilakegiatan dari fungsi itu dihubungkan dengan manajemen menurut Howard Stephenson dalam bukunya ”Handbook of Public Relations” menjelaskan fungsi dari public relations pada dasarnya akan mencakup kepada arti sebagai berikut :

1. Public relations is based on a social philosophy of management 2. Public relations is a social philosophy expressed in a policy decisions 3. Public relations is a action resulting from sound police

4. Public relations is a communication


(41)

Pengertian pendapat diatas, bila dituangkan ke dalam Bahasa Indonesia akan mempunyai arti :

1. Public relations merupakan dasar falsafah sosial dari manajemen.

2. Public relations itu adalah falsafah sosial yang dinyatakan melalui

pengambilan keputusan.

3. Public relations itu merupakan hasil kegiatan yang berasal dari suara

kebijaksanaan.

4. Public relations itu adalah komunikasi.

Dapat disimpulkan bahwa public relations lebih berorientasi kepada pihak perusahaan untuk membangun citra positif perusahaan, dan hasil yang lebih baik dari sebelumnya karena mendapatkan opini dan kritik dari konsumen. Tetapi jika fungsi public relations yang dilaksanakan dengan baik benar-benar merupakan alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya organisasi, atau perusahaan, dan suasana kerja yang kondusif, serta peka terhadap karyawan, maka diperlukan pendekatan khusus dan motivasi dalam meningkatkan kinerjanya.

Mengenai fungsi dari kegiatan public relations yang berbentuk external, maka public relation secara garis besarnya harus dapat merubah pendapat publik di luar suatu instansi atau perusahaan sekaligus dapat mempengaruhi publik untuk mendukung kebijaksanaan mengenai hal-hal tertentu. Sehingga pada tahap selanjutnya akan terbentuklah suatu bentuk pendapat publik yang favourable terhadap badan atau perusahaan yang diwakili oleh public relations itu.


(42)

Istilah favorable khususnya bila dikaitkan kepada fungsi dari kegiatan external public relations mempunyai arti bahwa kegiatan itu dilakukan adalah untuk memperoleh keuntungan bersama diantara publik yang berkepentingan.

Seperti pendapat Scott M.Cultip dan Allen H.Center menjelaskan bahwa adapun fungsi public relation bila diarahkan keluar adalah untuk memberikan atau menyebarkan pernyataan-pernyataan kepada publik (Widjaja, 1986 :45).

II.I.3. Tujuan Public Relations

Di dalam menguraikan tujuan dari public relations ini, terlebih dahulu haruslah dibagi pengertian tujuan public relations tersebut berdasarkan kegiatannya.

Diketahui secara teoritisi, pembagian kegiatan public relations dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Tujuan berdasarkan kegiatan internal public relations b. Tujuan berdasarkan kegiatan external public relations

Tujuan public relations berdasarkan kegiatan internal relations dalam hal ini mencakup kepada beberapa hal yaitu :

1. Mengadakan suatu penelitian terhadap sikap, tingkah laku dan opini publik terhadap perusahaan, terutama sekali ditujukan kepada kebijaksanaan perusahaan yang sedang dijalankan.

2. Mengadakan suatu analisa dan perbaikan terhadap kebijaksanaan yang sedang dijalankan, guna mencapai tujuan yang diterapkan perusahaan dengan tidak melupakan kepentingan publik.


(43)

3. Memberikan penerangan kepada publik kartawan mengenai suatu kebijaksanaan perusahaan yang bersifat objektif serta menyangkut kepada berbagai aktivitas rutin perusahaan, juga menjelaskan mengenai perkembangan perusahaan tersebut. Dimana pada tahap selanjutnya diharapkan publik karyawan akan tetap well inform.

4. Merencanakan bagi penyusunan suatu staff yang efektif bagi penugasan kegiatan yang bersifat internal public relations dalam perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian tersebut diatas, dalam prakteknya untuk mencapai target yang diinginkan, seorang top manager/ pucuk pimpinan harus selalu berorientasi kepada kepentingan publik (public interest). Seperti pendapat Philip Lesly dalam bukunya ”Public relations Handbook” menjelaskan mengenai masalah hubungan dengan karyawan (employee relations), maka tujuan dari internal public relations akan efektif bila seorang top manager dapat menciptakan kegiatan dari tujuan tersebut sebagai berikut :

a. Dapat langsung menjelaskan mengenai tujuan baik dan perhatian pimpinan terhadap pribadi karyawan baik dalam arti perorangan maupun juga dalam arti luas yaitu publik karyawan.

b. Meringankan atau menghilangkan perasaan yang tertekan serta memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengeluarkan isi hati dan perasaan nya.

c. Menghilangkan hal yang menggangu pikiran dan mengembalikan kepercayaan karyawan terhadap dirinya, sehingga di dalam


(44)

menghadapi situasi pekerjaan, karyawan tersebut dapat secara maksimal diharapkan bekerja efektif kembali.

d. Menolong karyawan agar ia dapat lebih mengenal akan pribadinya. (Effendy, 1986 :47)

Dengan demikian berdasarkan uraian yang diberikan oleh Lesly tersebut dapat diambil pengertian, bahwasannya bila seorang pimpinan dalam menjalankan tujuan dari kegiatan internal public relations sebaiknya memperlakukan tiap publik karyawan dengan sikap yang sama dengan tidak membedakan tingkat di tempat dia bertugas termasuk juga pendidikannya. Dengan kata lain perkataan seorang top manager harus dapat mencerminkan di dalam berbagai tindakannya bertindak adil, tidak berat sebelah, jujur, dan bijaksana.

Berdasarkan uraian yang ada, dapatlah ditambahkan peranan public

relations itu dalam perusahaan bila ditujukan kepada kegiatan yang bersifat

internal public relations, maka hubungan dengan karyawan (employee relations) tersebut dapat diselenggarakan dalam dua bentuk kegiatan pada suatu perusahaan.

1. Hubungan secara formal 2. Hubungan secara informal.

Hubungan secara formal menyangkut kepada hubungan rasional dalam situasi kerja dalam perusahaan. Dalam hal ini dapat diwujudkan kepada tata hubungan berupa kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap publik karyawan berdasarkan garis organisasi yang sudah ditetapkan oleh pimpinan.

Salah satu usaha untuk mengatasi kesukaran atau hambatan bila terjadi dalam situasi kerja yang menyangkut kepada hubungan dari bawah ke atas


(45)

(upward communication), maka sebaiknya seorang top manajer melalui departemen hubungan masyarakatnya (public relations department) memberikan kesempatan kepada publik karyawan untuk menyatakan pendapatnya secara bebas melalui ”Kotak Saran atau ”Suggestion Box” yang ditempatkan pada masing-masing divisi dalam suatu perusahaan.

Hubungan secara informal pada masalah yang sama, yaitu hubungan yang diselenggarakan dalam suatu perusahaan antara seorang pimpinan dengan bawahan yang menyangkut situasi kerja dengan ditandai adanya bentuk hubungan yang erat atau pribadi melalui pernyataan mengenai perasaan, keinginan serta hasrat dari masing-masing karyawan. Dengan singkat dapat ditegaskan bahwa, hubungan yang bersifat informal ini dapat diwujudkan melalui pengamatan dari sikap, pendapat dan tingkah laku pribadi.

Oleh karenanya untuk menghindari kesalahpahaman antara pimpinan dengan publik karyawan melalui tujuan dari kegiatan internal public relations ini, maka sebaiknya pihak perusahaan menyelenggarakan kegiatan darma wisata, olahraga, temu-muka, aksi-sosial, dimana seluruh kegiatan ini bertujuan untuk memupuk hubungan yang erat antara pimpinan dengan publik karyawan, sehingga pada tahap selanjutnya dapat diharapkan karyawan itu dapat menjadi seorang partisipan yang baik dalam menghadapi tugas yang dibebankan oleh perusahaan kepadanya dalam situasi kerja.

Kemudian terhadap tujuan dari public relations berdasarkan bentuk kegiatan external relation, dimaksudkan adalah untuk mendapatkan dukungan dari publik. Pengertian dukungan publik di sini dibatasi kepada pengertian :


(46)

a. Memperluas langganan atau pemasaran

b. Memperkenalkan sesuatu jenis hasil produksi atau gagasan yang berguna bagi publik dalam arti luas

c. Mencari dan mengembangkan modal

d. Memperbaiki citra perusahaan terhadap pendapat masyarakat luas, guna mendapatkan opini publik yang positif.

Oleh Karenanya seorang pemimpin perusahaan perlu lebih memperhatikan melalui departemen hubungan masyarakat (public relations departemen) untuk memikirkan sesuatu langkah dalam mendayagunakan tujuan dari kegiatan external public relations itu.

Seperti diketahui, bahwa secara praktisi tujuan external public relations itu harus dapat menyelenggarakan komunikasi yang efektif dimana mempunyai sifat informatif dan persuasif, guna memperoleh dukungan dari publik ataupun juga merubah pendapat publik sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator.

Berdasarkan uraian yang ada, adapun langkah-langkah yang perlu diperhitungkan oleh badan kehumasan itu (public relations departemetn) dalam menyampaikan informasi mengenai sesuatu gagasan, ide-ide, ataupun bersifat memperkenalkan sesuatu barang industri, maka pesan komunikasinya mempertimbangkan hal sebagai berikut :

1. Pesan komunikasi harus disampaikan secara jujur, objektif dan harus direncanakan sehingga mencakup unsur ketelitian, juga untuk memudahkan operasionalnya secara praktek.


(47)

2. Penyelenggaraan kegiatan dari external public relations itu harus melalui teknik komunikasi yang bersifat timbal balik (two ways communication). Maksudnya seorang petugas kehumasan (public relations officer) itu tidak saja terbatas hanya cakap dan terlatih terhadap penerimaan informasi yang datang dari publik sebagai efek komunikasi, tetapi juga cakap dan terlatih terhadap penerimaan informasi yang datang dari publik sebagai efek komunikasi.

3. Isi dari penyampaian informasi harus didasarkan kepada kepentingan publik, sehingga ketika pesan komunikasi itu disampaikan, akan menimbulkan tingkat kepercayaan dan rasa simpati di hati publik. Dimana pada tahap selanjutnya diharapkan publik mendukung pesan komunikasi yang disampaikan kepada mereka.

Mengingat pelaksanaan kegiatan tersebut sedemikian pentingnya, maka untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari tujuan berdasarkan kegiatan external

public relations itu, maka diperlukan suatu strategi komunikasi yang antara lain

mencakap kepada beberapa hal ;

1. Seorang petugas kehumasan harus menyusun staff yang terlatih bagi penugasan kegiatan external public relations.

2. Seorang petugas kehumasan harus mampu mengadakan analisa dan penilaian terhadap sikap, pendapat maupun juga tingkah laku publik melalui efek komunikasi yang diterimanya.

3. Seorang petugas kehumasan harus dapat mengadakan kegiatan riset terhadap keadaan komunikan (publik yang menjadi sasaran komunikasi).


(48)

Apalagi bila kegiatan public relations itu diarahkan kepada usaha untuk memperkenalkan sesuatu barang industri mencari lokal bagi membuka cabang atau perwakilan sesuatu perusahaan tertentu melalui kegiatan

public relations research yang mencakup kepada dua hal :

a. Mengadakan studi kelayakan (feasibility study) b. Mengadakan survey pemasaran (market survey)

II.2. Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran merupakan informasi dua arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran.

Komunikasi pemasaran dapat menginformasikan dan membuat konsumen potensial menyadari atas keberadaan produk yang ditawarkan. Komunikasi pemasaran dapat berusaha membujuk potensial agar berhasrat masuk ke dalam hubungan pertukaran.

Atau secara luas komunikasi pemasaran dapat diidentifikasikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual, dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan dibidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik (Swastha, 1990:23).

Semua pihak terlibat dalam proses komunikasi pemasaran melakukan cara yang sama yaitu mendengarkan, bereaksi dan berbicara sampai tercipta hubungan pertukaran yang memuaskan. Pertukaran informasi, penjelasan–penjelasan yang bersifat membujuk dan negosiasi merupakan seluruh bagian dari proses tersebut.


(49)

Komunikasi pemasaran dapat membantu mempertemukan pembeli dan penjual bersama-sama dalam suatu hubungan pertukaran, menciptakan arus informasi antara pembeli dan penjual yang membuat kegiatan pertukaran lebih efisien dan memungkinkan semua pihak untuk mencapai persetujuan pertukaran yang memuaskan.

Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atau perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 1997:219).

Ada tiga unsur pokok dalam struktur komunikasi pemasaran yaitu (Tjiptono, 1997:219-220):

1. Perilaku Komunikasi, yang terdiri dari pengirim (sender) atau komunikator yang menyampaikan pesan dan penerima (receiver) atau komunikasi pesan. Dalam konteks ini, komunikatornya yaitu produsen/perusahaannya, sedangkan komunikasinya adalah khalayak, seperti pasar pribadi, pasar organisasi, maupun masyarakat umum (yang berperan sebagai initiator,

influencer, decider, purchaser, dan user).

2. Material Komunikasi, seperti:

A. Gagasan, yaitu materi pokok yang hendak disampaikan pengirim B. Pesan (message), yakni himpunan berbagai simbol (oral, verbal, atau

non verbal) dari suatu gagasan. Pesan hanya dapat dikomunikasikan melalui suatu media.


(50)

C. Media, yaitu pembawa (transporter) pesan komunikasi. Pilihan media komunikasi pemasaran bisa bersifat personal maupun non-personal. Media personal dapat dipilih dari tenaga penganjur (misalnya konsultan), tenaga ahli profesional, atau dari masyarakat umum. Media non-personal meliputi media massa (radio, TV, internet, koran, majalah, tabloid), kondisi lingkungan (ruangan, gedung) ataupun peristiwa tertentu (hari-hari besar atau special).

D. Response, yaitu reaksi pemahaman atas pesan yang diterima oleh

penerima.

E. Feed-back, yaitu pesan umpan balik dari sebagian atau keseluruhan

respon yang dikirim kembali oleh penerima.

F. Gangguan (noise), yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi. Paling tidak ada lima macam gangguan yang biasanya menghambat proses komunikasi pemasaran yakni, gangguan fisik, masalah semantik/bahasa, perbedaan budaya, efek status, dan ketiadaan umpan balik.

3. Proses Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan (dari pengirim kepada penerima) maupun pengiriman kembali respon (dari penerima kepada pengirim) yang akan memerlukan dua kegiatan yakni encoding (fungsi pengirim) yaitu proses merancang atau mengubah gagasan secara simbolik menjadi suatu pesan untuk disampaikan kepada penerima dan decoding (fungsi penerima) adalah proses menguraikan atau mengartikan simbol sehingga pesan yang diterima dapat dipahami.


(51)

Komunikasi pemasaran meliputi tiga tujuan utama, yaitu untuk menyebarkan informasi (komunikasi informatif), mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen (komunikasi persuasif), dan mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang (komunikasi mengingatkan kembali).

Respon atau tanggapan konsumen sebagai komunikan meliputi (Tjiptono, 1997:220):

4. Efek kognitif, yaitu membentuk kesadaran informasi tertentu.

5. Efek afeksi, yakni memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu. Yang diharapkan adalah realisasi pembelian.

6. Efek konatif atau perilaku, yaitu membentuk pola khalayak menjadi pelaku selanjutnya. Yang diharapkan adalah pembelian ulang.

Tujuan komunikasi dan respon khalayak berkaitan dengan tahap-tahap dalam proses pembelian yang terdiri atas (Tjiptono, 1997:220-221):

1. Menyadari (awareness) produk yang ditawarkan.

2. Menyukai (interest) dan berusaha mengetahui lebih lanjut. 3. Mencoba (trial) untuk membandingkan dengan harapannya. 4. Mengambil tindakan (act) membeli atau tidak membeli.

5. Tindak lanjut (follow-up) membeli kembali atau pindah merek.

Formula AIDDA merupakan singkatan dari tahap-tahap komunikasi persuasi. Penjelasannya adalah sebagai berikut :

a. Attention, hal memperhatikan, apa yang diperhatikan. Komunikator harus

menimbulkan daya tarik sehingga dapat membangkitkan perhatian komunikan terhadap pesan yang disampaikan, motif-motif pada diri


(52)

komunikan untuk mengunjungi suatu objek wisata, suatu proses dimana objek dan kondisi yang melingkupi seseorang, berfungsi sebagai perangsang-perangsang stimuli yang menjelmakan sesuatu intensitas tanggapan.

b. Interest, kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, adanya

kebutuhan komunikan terhadap hiburan dan hal-hal yang dapat membuat rileks, sehingga berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya.

c. Desire, keinginan (harapan) yang kuat. Disini komunikan sudah memiliki

keinginan untuk mengunjungi objek wisata yang ditawarkan kepadanya. d. Decision, perihal yang berkaitan dengan keputusan, segala putusan yang

telah ditetapkan (telah difikirkan, dipertimbangkan dan sebagainya), komunikan memutuskan untuk mengunjungi objek wisata tersebut dengan berbagai persiapan yang sudah di rencanakan sebelumnya.

e. Action, kegiatan, usaha, pekerjaan. Komunikan melakukan kegiatan atau

tindakan wisata dan pada akhirnya ia dapat merasakan kepuasan setelah melakukan perjalanan wisata.

II.3. Promosi Pariwisata

Promosi adalah suatu fenomena yang ditimbulkan oleh salah satu bentuk kegiatan manusia, yaitu kegiatan yang disebut perjalanan (travel), maka perjalanan yang dikategorikan sebagai kegiatan wisata dapat dirumuskan sebagai berikut ” Perjalanan dan persinggahan yang dilakukan oleh manusia diluar tempat tinggalnya untuk berbagai maksud dan tujuan, tetapi bukan untuk tinggal menetap


(53)

di tempat yang dikunjungi atau disinggahi, atau untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan dengan mendapatkan upah.

Rumusan tersebut didasarkan atas defenisi tentang pengertian pariwisata yang dirumuskan oleh dua pakar pariwisata yang berkebangsaan Swiss, Prof Hunziker dan Prof Krapf ( H.Kodhayat, 1996). Kedua pakar tersebut memberikan rumusan yaitu :

Tourism is the sum of the phenomena and relationships arising from the travel and stay of non-residents, in so far they do not lead to permanent residence and are not connected with any earning activity.

Dalam bahasa Indonesia adalah :

Pariwisata adalah keseluruhan (gejala) dan hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya dengan maksud bukan untuk tinggal menetap( di tempat yang disinggahinya) dan tidak berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan upah.

Dari pengertian pariwisata diatas, dapat diketahui bahwa pariwisata bukan merupakan kegiatan yang menghasilkan upah, sebaliknya dengan mengadakan perjalanan pariwisata, maka seseorang akan mengeluarkan biaya. Biaya-biaya yang dimaksud antara lain biaya konsumsi, biaya menginap, biaya transportasi dan lainnya. Biaya ini dikeluarkan sesuai dengan sarana yang digunakan oleh wisatawan ketika melakukan kunjungan wisata.

Berkaitan dengan itulah, maka kunjungan wisatawan mempunyai dampak ekonomi kepada daerah kunjungan wisata yang didatangi, baik secara langsung


(54)

maupun tidak langsung. Dampak langsung adalah dengan adanya kunjungan wisatawan, maka akan menciptakan permintaan terhadap fasilitas-fasilitas yang berkaitan dengan jasa industri pariwisata seperti hotel, losmen, rumah makan, dan jenis hiburan lainnya. Dengan adanya kegiatan pemenuhan kebutuhan wisatawan ini, akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Dampak tidak langsung adalah perkembangan di bidang pariwisata akan meningkatkan juga bidang lainnya.

Kepariwisataan memiliki arti yang sangat luas, bukan hanya sekedar berpergian dan berwisata saja, tetapi berkaitan pula dengan objek dan daya tarik wisata yang dikunjungi, sarana transportasi yang digunakan, pelayanan, akomodasi, rumah makan, interaksi sosial antara wisatawan dengan penduduk setempat serta usaha pariwisata. Karena itu pariwisata dapat dilihat sebagai suatu lembaga dengan banyak sekali interaksi, kebudayaan dengan sejarahnya, kumpulan pengetahuan, dan jutaan orang yang merasa dirinya sebagai bagian dari kelembagaan ini ( Purwowibowo, 1998 : 4) sehingga pariwisata sebagai konsep dapat dipandang dari berbagai perspektif yang berbeda.

Sejalan dengan semangat Otonomi Daerah dan Peraturan Pemerintah RI No.25 tahun 2000 tentang kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, salah satu pasal dalam Peraturan Pemerintah tersebut mengatur kewenangan daerah otonom dalam bidang budaya dan pariwisata. Didalam pasal tersebut ditentukan bahwa daerah otonom dapat melakukan promosi dalam rangka meningkatkan jumlah arus kunjungan wisatawan ke daerahnya masing-masing. Untuk melakukan promosi diperlukan adanya upaya pemahaman mendalam mengenai


(55)

pasar yang kemudian menjadi dasar dalam penyusunan strategi dan program promosi.

Promosi yang dikaitkan dengan industri dan objek wisata, dalam bahasa inggris disebut dengan berbagai istilah, tergantung pada jenis kegiatan promosi dan pameran yang diselenggarakan sperti : exhibition, expo atau exposition,

industrial show, trade fair, trade show, profesional/ scientific exhibition.

II.4. Wisatawan

Kalau mendengar atau memikirkan tentang kata pariwisata, seringkali yang di bayangkan hanyalah orang – orang yang mengunjungi suatu tempat dengan tujuan untuk melihat – lihat, mengunjungi teman atau saudara, dan berlibur untuk bersenang – senang yang mungkin menghabiskan waktunya untuk berbagai kegiatan seperti : olah raga, berjemur, jalan-jalan, tour, membaca, atau kegiatan yang paling sederhana untuk menikmati alam atau lingkungan sekitar. Atau jika berpikir lebih jauh lagi tentang pariwisata, yang terlintas dalam pikiran adalah orang – orang yang berpartisipasi dalam kegiatan – kegiatan tertentu seperti ; konvensi, konfrensi bisnis, atau kegiatan bisnis lain, study tour dengan seorang guide atau melakukan kegiatan penelitian.

Ada berbagai pendapat dalam mendefinisikan kata pariwisata tersebut, namun hal yang paling penting adalah kita harus memandang pariwisata secara menyeluruh berdasarkan skup (cakupan) atau komponen yang terlibat dan mempengaruhi pariwisata antara lain :


(56)

1. Wisatawan

Setiap wisatawan ingin mencari dan menemukan pengalaman fisik dan psikologis yang berbeda – beda antara satu wisatawan dengan wisatawan lainnya. Hal inilah yang membedakan wisatawan dalam memilih tujuan dan jenis kegiatan di daerah yang dikunjungi.

2. Industri Penyedia Barang dan Jasa

Orang – orang bisnis atau investor melihat pariwisata sebagai suatu kesempatan untuk mendatangkan keuntungan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan wisatawan.

3.PemerintahLokal. 4. Masyarakat setempat

Masyarakat lokal biasanya melihat pariwisata dari faktor budaya dan pekerjaan karena hal yang tidak kalah pentingnya bagi masyarakat lokal adalah bagaimana pengaruh interaksi wisatawan dengan masyarakat lokal baik pengaruh yang menguntungkan maupun yang merugikan.

Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa pariwisata merupakan gabungan dari sejumlah fenomena yang muncul dari interaksi antara wisatawan, industri penyedia barang dan jasa, pemerintah lokal, dan masyarakat setempat dalam sebuah proses untuk menarik dan melayani wisatawan.(Mc Intosh & Shashikant Gupta)

Berdasarkan definisi yang dikeluarkan oleh The Committee of Statistical


(57)

1. Wisatawan : orang yang mengunjungi suatu negara selain negara dimana dia tinggal Yang berikut ini adalah orang yang biasa dianggap sebagai wisatawan :

a. Orang – orang yang bepergian untuk tujuan bersenang – senang, alasan keluarga, untuk tujuan kesehatan, dan lain – lain.

b. Orang – orang yang bepergian untuk mengadakan pertemuan atau mewakili kedudukan sebagai diplomat, misi keagamaan, orang – orang yang bepergian dengan alasan dagang.

c. Orang – orang yang singgah dalam pelayaran lautnya, sekalipun tinggal kurang dari 24 jam.

Berdasarkan pendapat F.W. Ogilvie tentang pariwisata, wisatawan adalah “semua orang yang memenuhi syarat yaitu pertama bahwa mereka meninggalkan rumah kediaman mereka untuk jangka waktu kurang dari satu tahun, kedua bahwa sementara mereka bepergian mereka mngeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tanpa dengan maksud mencari nafkah di tempat tersebut.”

Batasan ini diberi variasi oleh A.J. Norwal yang mengatakan bahwa wisatwan adalah seseorang yang memasuki wilayah negeri asing dengan maksud tujuan apapun asal bukan untuk tinggal permanen atau untuk usaha – usaha yang teratur melintasi perbatasan, dan yang mengeluarkan uangnya di negri yang dikunjungi, uang mana diperolehnya bukan di negri tersebut melainkan di negri lain.


(58)

II.5. Teori AIDDA

Apabila kita hendak mengadakan kegiatan persuasi dalam usaha memperkuat, mempengaruhi serta mengubah pendapat, sikap dan tingkah laku, maka seyogyanya kita memperhatikan dengan seksama faktor-faktor determinan internal, faktor-faktor hambatan persuasi, faktor-faktor evasi terhadap persuasi dan faktor-faktor norma kelompok.

Banyak yang memberikan pikirannya tentang pendekatan dalam kegiatan persuasi, yang umumnya mempunyai tendensi yang sama, yaitu disebut A-A Procedure atau From Attention to Action Procedure. A-A Procedure ini adalah proses pentahapan persuasi yang dimulai dengan usaha menumbuhkan perhatian (attention) untuk kemudian akhirnya berusaha menggerakkan seseorang atau orang banyak agar berbuat (action) seperti yang kita harapkan (dalam Effendi, 2000 :304).

Adapun formula atau pendekatan yang disebut sebagai A-A Procedure dalam AIDDA ini, dapat dijadikan sebagai landasan pelaksanaan. Formula AIDDA merupakan singkatan dari tahap-tahap komunikasi persuasi.

Penjelasannya adalah sebagai berikut : A Attention :Perhatian

I Interest :Minat D Desire :Hasrat D Decision :Keputusan


(59)

Dalam hal ini, komunikasi persuasi didahului dengan upaya membangkitkan perhatian. Upaya ini tidak hanya dilakukan dalam gaya bicara dengan kata-kata yang merangsang, tetapi juga dalam penampilan (appearance) ketika menghadapi khalayak, senyum yang tersungging pada wajah yang cerah sudah menimbulkan perhatian pada khalayak.

Apabila perhatian sudah terbangkitkan, kini menyusul upaya menimbulkan minat. Upaya ini bisa berhasil dengan mengutarakan hal-hal yang menyangkut kepentingan komunikan. Karena itu, komunikator harus mengenal siapa komunikan yang dihadapinya, ”know your audience”, kenalilah khayalakmu, demikian nasihat ahli komunikasi.

Tahap berikutnya adalah memunculkan hasrat pada komunikasi untuk melakukan ajakan, bujukan atau rayuan komunikator. Disini imbauan emosional perlu ditampilkan oleh komunikator, sehingga pada tahap berikutnya komunikan dapat mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu kegiatan yang diharapkan.

Dalam penelitian ini, dapat digambarkan bahwa museum Rahmatshah sebagai komunikator yang menyampaikan pesan kepada komunikan (khalayak sasaran) yaitu wisatawan dengan tujuan untuk menarik perhatian yang diharapkan dapat memunculkan minat, hasrat atau keinginan, keputusan serta tindakan langsung untuk mengunjungi objek wisata yang ada di wilayah Indonesia.

Penerimaan pesan-pesan yang ditawarkan oleh museum Rahmatshah kepada wisatawan adalah melalui beberapa tahapan yaitu :

1. Perhatian (attention) : yaitu museum Rahmatshah memberikan suguhan dalam berbagai media ( cetak maupun elektronik) yang menarik perhatian


(60)

dengan menampilkan gambar serta visual berbagai objek wisata di Indonesia beserta kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya. Dengan menampilkan objek wisata dalam kemasan audiovisual maka akan kelihatan lebih menarik.

2. Minat (interest) : yaitu dengan adanya perhatian khalayak kepada museum Rahmatshah, maka diharapkan perhatian tersebut akan memunculkan minat atau ketertarikan terhadap objek-objek wisata di Indonesia. Hal ini akan terjadi apabila kemasan dari museum Rahmatshah menggunakan kata-kata atau kalimat yang dapat merangsang serta menimbulkan rasa ingin tahu lebih jauh.

3. Keinginan (desire) : keinginan untuk merasakan, menikmati, memakai dan menyaksikan langsung harus dapat dibangkitkan yaitu dengan menimbulkan ketertarikan terhadap objek wisata indonesia untuk menjadikannya menjadi kebutuhan khalayak.

4. Keputusan (decision) : pada tahap ini, ketertarikan itu telah berhasil diciptakan menjadi sebuah kebutuhan. Khalayak harus dapat diyakinkan agar dapat mengambil keputusan untuk dapat langsung menikmati dengan mengunjungi berbagai Daerah Tujuan Wisata tersebut.

5. Kegiatan (action) : tahapan ini merupakan tahap akhir yang akan dilakukan oleh khalayak setelah melalui tahap perhatian, minat, keinginan, dan keputusan.

Brosur-brosur ataupun spanduk harus dibuat dengan kemasan yang menarik perhatian agar khalayak bergerak dan melakukan respon yang sesuai dengan


(61)

diharapkan yakni dengan tindakan atau kegiatan mengunjungi berbagai Daerah Tujuan Wisata di Indonesia.


(62)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1 Sejarah Galeri Rahmatshah

Penelitian ini dilakukan di Jl. S.Parman No.309, Medan Sumatera Utara. ”RAHMAT” International Wildlife Museum & Gallery diresmikan oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Bapak Prof. Dr.Juwono Sudarsono.

Museum ini merupakan karya monumental seorang putra bangsa yang bertaraf internasional dan telah memberi citra baru pada museum di tanah air, menjadi media pendidikan dan kegiatan lingkungan dari berbagai kalangan juga menjadi objek wisata yang tiada duanya.

III.2.2 Museum & Gallery Rahmatshah

Rahmat International Wildlife Museum & Gallery adalah merupakan sebuah tempat wisata yang sangat menarik di kota Medan, Sumatera Utara, dengan beragam koleksi mengagumkan berbagai binatang liar diawetkan yang berasal dari tempat berburu di berbagai penjuru dunia. Lebih dari 1000 binatang, besar dan kecil, ditata dengan artistik dan elegan sesuai dengan habitat mereka di dalam ruangan-ruangan berpendingin penuh di Jl. S. Parman 309, Medan.

Rahmat International Wildlife Museum & Gallery, yang konon merupakan


(1)

13. Apakah pelayanan dan fasilitas yang ada di museum rahmatshah sudah memenuhi kebutuhan anda ? (PF)

1. Sangat memenuhi 2. memenuhi

3. Kurang memenuhi 4. Tidak memenuhi

14. Diantara museum-museum yang ada di indonesia, apakah museum rahmatshah termasuk museum yang memiliki kualitas yang bagus ? (MU)

1. Bagus sekali 2. Bagus

3. Kurang bagus 4. Tidak bagus

15. Darimana Anda mengetahui mengenai Galeri Rahmatshah? (DA) 1. Media Cetak

2. Radio 3. Teman

4. Dan lain-lain, Sebutkan... 16. Apakah informasi yang Anda peroleh cukup jelas? (AI)


(2)

1. Sangat jelas 2. Jelas

3. Kurang jelas 4. Tidak jelas

17. Menurut Anda, apakah pemasaran yang dilakukan oleh Galeri Rahmatshah sudah berhasil untuk mencapai tujuan? (MA)

1. Sangat berhasil 2. Berhasil

3. Kurang berhasil 4. Tidak berhasil

18. Apakah Anda tertarik mengunjungi Galeri Rahmatshah setelah mendengar informasi dari pemasaran yang dilakukan Galeri Rahmatshah? (TE)

1. Sangat tertarik 2. Tertarik

3. Kurang tertarik 4. Tidak tertarik

19. Apakah pemasaran mengenai Galeri Rahmatshah mampu menarik pengunjung lebih banyak setiap harinya? (SH)

1. Sangat mampu 2. Mampu

3. Kurang mampu 4. Tidak mampu


(3)

1. 2-25 orang 2. 26-40 orang 3. 41-55 orang

4. Lebih dari 55 orang

21. Menurut Anda, apakah pemasaran mengenai Galeri Rahmatshah sesuai dengan apa yang ada pada Galeri Rahmatshah tersebut?

(PM)

1. Sangat sesuai 2. Sesuai

3. Kurang sesuai 4. Tidak sesuai

22. Apakah bahasa yang digunakan dalam publisitas Galeri Rahmatshah mampu dipahami oleh masyarakat? (PU)

1. Sangat mampu 2. Mampu

3. Kurang mampu 4. Tidak mampu

23. Apakah penulisan dalam publisitas mengenai informasi Galeri Rahmatshah sudah sesuai? (PP)

1. Sangat sesuai 2. Sesuai

3. Kurang sesuai 4. Tidak sesuai


(4)

III. KUNJUNGAN WISATAWAN

24. Apakah pengunjung memperhatikan setiap informasi mengenai Galeri Rahmatshah? (PI)

1. Sangat memperhatikan 2. Memperhatikan

3. Kurang memperhatikan 4. Tidak memperhatikan

25. Apakah Anda tertarik untuk mengunjungi Galeri Rahmatshah? (AA) 1. Sangat tertarik

2. Tertarik

3. Kurang tertarik 4. Tidak tertarik

26. Apakah Anda merasa terhibur saat mengunjungi Galeri Rahmatshah? (AT) 1. Sangat terhibur

2. Terhibur

3. Kurang terhibur 4. Tidak terhibur

27. Apakah Anda memperoleh banyak informasi setelah mengunjungi Galeri Rahmatshah? (IM)

1. Sangat memperoleh 2. Memperoleh

3. Kurang memperoleh 4. Tidak memperoleh


(5)

28. Apakah Anda akan menyarankan kepada orang lain untuk mengunjungi Galeri Rahmatshah? (MM)

1. Sangat menyarankan 2. Menyarankan

3. Kurang menyarankan 4. Tidak menyarankan

29. Menurut Anda, wisatawan domestik atau wisatawan mancanegara yang lebih banyak mengunjungi Galeri Rahmatshah tersebut? Berikan alasan Anda!

(WW)

1. Wisatawan Domestik 2. Wisatawan mancanegara

3. Wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara 4. Tidak satupun

30. Bagaimana pendapat Anda mengenai Galeri Rahmatshah? (BP) 1. Bagus sekali

2. Bagus

3. Kurang bagus 4. Tidak bagus


(6)

... ... ... ...


Dokumen yang terkait

Preferensi Wisatawan Terhadap Kunjungan Wisata Pulau Samosir Dengan Analisis Konjoin

14 139 86

Upaya Pengembangan Rumah Bolon Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Simalungun

9 125 68

PERANAN HUMAS KAMPOENG WISATA TABEK INDAH DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN LOKAL (Studi tempat wisata di Kecamatan Natar Lampung Selatan Provinsi Lampung

3 36 91

NASKAH PUBLIKASI STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN KAMPUNG WISATA BATIK Strategi Komunikasi Pemasaran Kampung Wisata Batik Kauman Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan.

0 2 15

PENDAHULUAN Strategi Komunikasi Pemasaran Kampung Wisata Batik Kauman Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan.

0 2 30

NASKAH PUBLIKASI STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN KAMPUNG WISATA BATIK Strategi Komunikasi Pemasaran Kampung Wisata Batik Kauman Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan.

0 1 16

PERANAN HUMAS PEMDA SRAGEN DALAM MENINGKATKAN CITRA LEMBAGA Peranan Humas Pemda Sragen Dalam Meningkatkan Citra Lembaga (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Peranan Humas Pemda Sragen Dalam Meningkatkan Citra Lembaga Melalui Program Car Free Day).

0 0 15

PERANAN HUMAS PEMDA SRAGEN DALAM MENINGKATKAN CITRA LEMBAGA (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Peranan Humas PEMDA Sragen Dalam Peranan Humas Pemda Sragen Dalam Meningkatkan Citra Lembaga (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Peranan Humas Pemda Srage

1 4 17

PENGARUH KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU TERHADAP KUNJUNGAN WISATAWAN DOMESTIK KE KOTA PADANG DI SUMATERA BARAT.

3 18 6

PANGARUH KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU TERHADAP KUNJUNGAN WISATAWAN DOMESTIK KE KOTA PADANG DI SUMATERA BARAT.

0 13 6