Undang-Undang Penanaman Modal Tanggungjawab Sosial Perusahaan dalam Peraturan PerUndang- Undangan

d. Bantuan pengembangan prasarana danatau sarana umum; e. Bantuan sarana ibadah; bantuan pelestarian alam. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN nomor PER-05MBU2007 berkaitan dengan PKBL menegaskan bahwa PKBL sebagai bagian dari CSR bagi BUMN tidak lagi kegiatan yang berisifat voluntary, tetapi telah menjadi suatu kegiatan yang bersifat mandatory.

1.5.4.2. Undang-Undang Penanaman Modal

Penanaman modal dibutuhkan dalam upaya pembangunan yang dilakukan dengan jalan meningkatkan kekayaan dan kualitas hidup, untuk itu dibutuhkan penanaman modal.Konsep ini dikenal juga sebagai konsep kapitalis. Berkaitan hal tersebut, bagaimana menjadikan penanaman modal menjadi bagian dari penyelenggaraan perekonomian nasional dan menjadikannya sebagai upaya untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan, meningkatkan kepastian dan kemampuan teknologi nasional, mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan, serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu sistem perekonomia yang berdaya saing. Oleh karena itu, CSR sebagai perpaduan antara konsep sosialis dan kapitalis menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam penanaman modal 17 Dilihat dari substansi UUPM-nya terdapat beberapa pasal yang secara esensial berkaitan dengan CSR. Dalam UUPM menegaskan bahwa penanaman modal diselenggarakan berdasarkan asas kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, perlakuan yang sama, kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan . 17 Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility, PT Raja Grafindo Persada, Depok, 2012 Hal:138 Universitas Sumatera Utara lingkungan, kemandirian, dan keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional 18 CSR yang dimaksud dalam UUPT, sedara terminology ada perbedaan dengan CSR yang ada dalam penjelesan UUPM dengan menambahkan tanggungjawab sosial dengan lingkungan.Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada . Setiap penanam modal bertanggungjawab salah satunya menjaga kelestaria lingkungan hidup.Setiap penanam modal yang bergerak di bidang usaha yang berkaitan dengan sumber dya alam yang tidak terbarukan diwajibkan untuk mengalokasikan sebagia dananya untuk pemulihan lokasi usahanya sehingga memenuhi standar lingkungan hidup yang pelaksanaannya diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Badan usaha atau usaha perorangan yang tidak memenuhi kewajiban dapat dikenakan sanksi administratif. Dari beberapa ketentuan CSR yang diatur dalam UUPM menunjukan bahwa CSR telah ditegaskan sebagai suatu keharusan mandatory dalam makna liability bagi setiap investor. Bagi investor yang tidak menerapkan CSR dalam aktivitas usahanya dikenakan sanksi baik bersifat administratif maupun sanksi lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

1.5.4.3. Undang-Undang Perseroan Terbatas