Bakteri Dekomposer TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 2.3 Jumlah Kandungan Zat Dalam Sampah Kebun No Kandungan Zat Jumlah 1 Bahan Organik 50 2 Karbon C 50 3 Nitrogen N 3,5 4 Phospor P 2 O 5 3,5 5 Potassium K 2 O 1,8 6 Kalsium CaO 7 7 Abu 20

2.3 Bakteri Dekomposer

Bakteri dekomposer adalah makhluk hidup yang berfungsi untuk menguraikan makhluk hidup yang telah mati, sehingga materi yang diuraikan dapat diserap oleh tumbuhan yang hidup disekitar daerah tersebut. Mikroorganisme perombak bahan organik merupakan aktivator biologis yang tumbuh alami atau sengaja diinokulasikan untuk mempercepat pengomposan dan meningkatkan mutu kompos. Jumlah dan jenis mikroorganime turut menentukan keberhasilan proses dekomposisi atau pengomposan. Di dalam ekosistem, mikroorganisme perombak bahan organik memegang peranan penting karena sisa organik yang telah mati diurai menjadi unsur-unsur yang dikembalikan ke dalam tanah dalam bentuk hara mineral N, P, K, Ca, Mg, dan atau dalam bentuk gas yang dilepas ke atmosfer berupa CH atau CO. Dengan demikian terjadi siklus hara yang berjalan secara alamiah, dan proses kehidupan di muka bumi dapat berlangsung secara berkelanjutan. Mikroba perombak bahan organik dalam waktu 10 tahun terakhir mulai banyak digunakan untuk mempercepat proses dekomposisi sisa-sisa tanaman yang banyak mengandung lignin dan selulosa untuk meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah. Di samping itu, penggunaannya dapat meningkatkan biomas dan aktivitas mikroba tanah, mengurangi penyakit, larva insek, biji gulma, dan volume bahan buangan, sehingga dapat meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pengertian umum mikroorganisme perombak bahan organik atau biodekomposer adalah mikroorganisme pengurai serat, lignin, dan senyawa organik yang mengandung nitrogen dan karbon dari bahan organik seperti sisa- sisa organik dari jaringan tumbuhan hemiselulosa,selulosa dan lignin atau hewan yang telah mati. Mikroba perombak bahan organik terdiri atas Trichoderma reesei, T. harzianum, T. pseudokoningii, Phanerochaeta crysosporium, Cellulomonas, Pseudomonas, Thermospora, Aspergillus niger, A. terreus, Penicillium, Streptomyces, Rhizobium sp , Azospirillum sp, Azotobacter sp, Bacillus sp dan bakteri pelarut phospat. Menurut Alexander 1977 umumnya mikroba yang mampu mendegradasi selulosa juga mampu mendegradasi hemiselulosa Yelianti 2008. Trichoderma reesei, T. pseudokoningii, Phanerochaeta crysosporium merupakan mikroorganisme unggul dalam mendegradasi lignin dan selulosa Goenadi 2006. Menurut Mala dkk., 2001 T. harzianum merupakan salah satu jenis mikroba yang mampu menghidrolisis selulosa alami secara efektif, karena menghasilkan tiga komponen enzim, yaitu: selobiohidrolase, endoglukinase, dan glukosidase Yelianti 2008. Perombakan terhadap bahan organik yang melibatkan bakteri terjadi dalam proses fermentasi anaerob. Proses fermentasi sendiri merupakan suatu proses pencernaan bahan organik yang dilakukan oleh bakteri dalam kondisi anaerob, pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh banyak faktor yang diantaranya adalah : 1. Waktu Pada kondisi optimal hamper semua bakteri memperbanyak diri dengan pembelahan biner tiap 20 menit. Dalam pertumbuhannya, bakteri melalui beberapa fase yang dapat digambarkan pada gambar grafik 2.1 dibawah ini sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2.1 Kurva pertumbuhan kultur mikroba a. Fase Adaptasi Fase adaptasi terjadi pada rentang waktu 0 sampai kurang lebih 7 hari. Pada fase ini bakteri membutuhkan waktu untuk penyesuaian terhadap kondisi lingkungan dan selanjutnya mulai membelah diri. b. Fase Pertumbuhan Logaritmik Fase pertumbuhan logaritmik terjadi pada rentang waktu kurang lebih 7 sampai 12 hari. Pada fase ini bakteri mengalami pertumbuhan dan pembelahan yang ditentukan oleh waktu untuk mencapai pembelahan serta kemampuan untuk memproses makanan. Pada fase ini juga terjadi peningkatan aktifitas bakteri yang ditandai dengan peningkatan suhu sehingga pada kondisi mesofilik. c. Fase Stasioner Fase stasioner terjadi pada rentang waktu kurang lebih 13 sampai 27 hari. Jumlah bakteri pada fase ini relatif tetap hal itu disebabkan oleh keterbatasan substrat dan nutrient serta adanya bakteri yang mati. d. Fase Kematian Fase kematian terjadi pada rentang waktu kurang lebih 25 sampai 35 hari. Jumlah bakteri yang mati relatif banyak secara logaritmik daripada pertumbuhannya. 2. Nutrient Semua mikroorganisme memerlukan nutrient untuk kelangsungan hidup dan nutrient akan menyediakan : 10 20 5 10 15 20 25 30 35 Ju m lah o rg an ism e Hari ke Grafik hubungan antara laju jumlah organisme hidup dengan waktu Grafik hubungan antara laju jumlah organisme hidup dengan waktu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Energi : biasanya diperoleh dari substansi yang mengandung karbon. Nitrogen : untuk sintesa protein. Vitamin : berkaitan dengan faktor pertumbuhan. Mineral 3. Kelembaban Mikroorganisme memerlukan air untuk mempertahankan hidupnya. 4. Suhu Mikroorganisme dalam pertumbuhannya membutuhkan suhu yang optimal, berdasarkan suhu untuk pertumbuhan mikroorganisme dibedakan menjadi : Psikofilik : dimana bakteri dapat tumbuh dengan baik pada suhu dibawah 20 o C, kisaran suhu optimal 10-20 o C. Mesofilik : dimana bakteri dapat tumbuh dengan baik pada suhu antara 20-45 o C. Termofilik : dimana bakteri dapat tumbuh dengan baik pada suhu diatas 45 o C, kisaran pertumbuhan optimalnya adalah 50-60 o C. 5. Oksigen Berdasarkan kebutuhan oksigen mikroorganisme dikelompokkan menjadi : Aerob obligat : bakteri dapat tumbuh jika terdapat oksigen yang banyak. Aerob fakultatif : bakteri dapat tumbuh dengan baik jika oksigen cukup tetapi juga dapat tumbuh secara anaerob. Anaerob obligat : bakteri dapat tumbuh jika tidak ada oksigen. Anaerob fakultatif : bakteri dapat tumbuh sangat baik jika tidak ada oksigen tetapi juga dapat tumbuh secara aerob. 6. Derajat keasaman pH Menurut Kuntari 2004 hampir semua mikroorganisme tumbuh dengan baik jika pHnya antara 6,6-7,9 Sudarsono 2007. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.4 Pupuk