Keterangan : A : Perlakuan dengan menggunakan aerator
I, II, III, IV : berat blotong kg 3,6 : dosis aerator lminkgVs setara dengan 0,2 bar
Gambar 4.4 Fluktuasi suhu selama pengomposan aerator 3,6 lminkgVs Melalui gambar 4.4 dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan suhu semua reaktor
dengan aerasi menggunakan aerator 3,6 lminkgVs pada hari pertama sampai hari keempat yang berkisar antara 34
– 49
o
C, pada reaktor dengan komposisi penambahan blotong 1, 2 dan 4 kg mencapai suhu tertinggi pada hari kedua dengan masing-masing
dengan suhu 37
o
C, 38
o
C dan 40
o
C, sedangkan pada reaktor dengan komposisi penambahan blotong sebanyak 3 kg mencapai suhu tertinggi pada hari keempat
dengan suhu 49
o
C. Kemudian suhu perlahan menurun hingga suhu tanah yakni berkisar antara 27
– 29
o
C. Pada reaktor dengan penambahan blotong 3 kg suhu puncak mencapai 49
o
C, pada suhu tersebut mikroorganisme termofilik dapat hidup.
4.2.2 Kondisi pH Selama Proses Pengomposan.
Salah satu faktor kritis bagi pertumbuhan mikroorganisme yang terlibat dalam proses pengomposan adalah tingkat keasaman pH. Adanya suasana asam, menurut
Butler 2001 akibat pembentukan senyawa intermediet yaitu senyawa berpasangan seperti H
2
S, dan asam – asam organik yang dihasilkan dari aktivitas bakteri Husen
2009. Dibawah ini tabel fluktuasi pH selama proses pengomposan ditunjukkan pada tabel 4.3 :
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
7 14
21
Su hu
o
C
Hari ke-
A I 3,6 A II 3,6
A III 3,6 A IV 3,6
Kontrol
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.3 Pengukuran pH Selama Proses Pengomposan Hari ke-
M I
M II M
III M
IV A
I 1,8
A II
1,8 A
III 1,8
A IV
1,8 6,5
6,5 6,5
6,5 6,5
6,5 6,5
6,5 3
6,6 6,9
7,3 6,9
6,6 6,8
7 6,7
6 6,8
7,2 7,2
6,7 7,2
7,2 6,9
7,1 9
7,2 7
7 6,9
7 6,8
6,9 6,8
12 7,2
7,2 7
7 6,9
7,3 7,3
7,1 15
7,7 7,7
7,7 7,9
7,7 7,7
7,7 7,7
18 7,5
7,6 7,7
7,7 7,6
7,5 7,4
7,5 21
7,4 7,5
7,5 7,5
7,4 7,4
7,3 7,5
Hari ke-
A I
2,7 A
II 2,7
A III
2,7 A
IV 2,7
A I
3,6 A
II 3,6
A III
3,6 A
IV 3,6
Kontrol
6,5 6,5
6,5 6,5
6,5 6,5
6,5 6,5
6,4 3
6,9 6,8
7 7,1
7 6,9
7,1 6,8
6,7 6
6,7 6,6
7 7,2
7,3 7,1
7 7,2
6,9 9
7 6,9
7 7
6,9 6,8
6,9 7,1
6,9 12
7,5 7
7 7
7,2 7,4
7 7,3
7,4 15
7,8 7,7
7,6 7,8
7,5 7,6
7,6 7,7
7,7 18
7,6 7,5
7,4 7,5
7,4 7,3
7,4 7,6
7,5 21
7,5 7,4
7,3 7,4
7,4 7,2
7,2 7,5
7,5
Keterangan tabel : M : Perlakuan tanpa menggunakan aerator
A : Perlakuan dengan menggunakan aerator I, II, III, IV : berat blotong kg
1,8; 2,7; 3,6 : dosis aerator lminkgVs Sumber : Hasil Analisa Laboratorium, 2013
Melalui tabel 4.3 dapat diketahui bahwa besar pH pada semua reaktor sama yaitu 6,5, pH selama pengomposan dikatakan netral karena berkisar antara 6,4-7,9.
Kondisi pH netral ini dikarenakan proses pengadukan dan aerasi pada setiap reaktor secara teratur, dan juga mencegah timbulnya jamur dikarenakan pH yang terlalu
rendah. Berikut data dari tabel yang disajikan dalam bentuk grafik ditunjukkan pada
gambar 4.5 berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Keterangan : M : Perlakuan tanpa menggunakan aerator
I, II, III, IV : berat blotong kg
Gambar 4.5 Fluktuasi pH selama pengomposan secara manual Melalui gambar 4.5 dapat dilihat bahwa pada awal proses pengomposan
derajat keasaman dari semua reaktor 6,5 kemudian secara bertahap naik dan berkisar 6,5 sampai 7,9 dan dikatakan netral. Kenaikan mulai terlihat pada hari kedua dan
mencapai puncak pada hari ke 15 – 17, kemudian pH turun perlahan dan berhenti
pada pH antara 7,4 – 7,5, kisaran pH tersebut sesuai dengan SNI 19 – 7030 – 2004.
Berikut data dari tabel yang disajikan dalam bentuk grafik ditunjukkan gambar 4.6 berikut :
Keterangan : A : Perlakuan dengan menggunakan aerator
I, II, III, IV : berat blotong kg 1,8 : dosis aerator lminkgVs setara dengan 0,1 bar
Gambar 4.6 Fluktuasi pH selama pengomposan aerator 1,8 lminkgVs
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
3 6
9 12
15 18
21
pH
Hari ke-
M I M II
M III M IV
Kontrol
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
3 6
9 12
15 18
21
pH
Hari ke-
A I 1,8 A II 1,8
A III 1,8 A IV 1,8
Kontrol
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Melalui gambar 4.6 dapat dilihat bahwa pH semua reaktor pada hari pertama yaitu 6,5 dan meningkat sejak hari kedua, kemudian mencapai puncak pada hari ke 15
kemudian pH sedikit menurun dan akhirnya berhenti pada kisaran 7,3 – 7,5 dimana
sudah sesuai dengan standart SNI 19 – 7030 – 2004.
Berikut data dari tabel yang disajikan dalam bentuk grafik ditunjukkan pada gambar 4.7 berikut :
Keterangan : A : Perlakuan dengan menggunakan aerator
I, II, III, IV : berat blotong kg 2,7 : dosis aerator lminkgVs setara dengan 0,15 bar
Gambar 4.7 Fluktuasi pH selama pengomposan aerator 2,7 lminkgVs Melalui gambar 4.7 di atas dapat dilihat bahwa pada awal proses
pengomposan pH berada pada posisi 6,5 untuk semua reaktor dan mulai terlihat peningkatan pada hari kedua dan seterusnya. Kemudian pH mencapai puncak pada
hari ke 15 dan setelah itu mengalami penurunan sampai pada kisaran 7,3 sampai 7,5 dimana kisaran pH tersebut telah sesuai dengan standart SNI 19
– 7030 – 2004. Berikut data dari tabel yang disajikan dalam bentuk grafik ditunjukkan pada
gambar 4.8 berikut :
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
3 6
9 12
15 18
21
pH
Hari ke-
A I 2,7 A II 2,7
A III 2,7 A IV 2,7
Kontrol
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Keterangan : A : Perlakuan dengan menggunakan aerator
I, II, III, IV : berat blotong kg 3,6 : dosis aerator lminkgVs setara dengan 0,2 bar
Gambar 4.8 Fluktuasi pH selama pengomposan aerator 3,6 lminkgVs Melalui gambar 4.8 dapat dilihat bahwa pada awal proses semua reaktor pH
berada pada 6,5 dan kemudian mengalami peningkatan pada hari kedua sampai hari ke 15
– 16, kemudian turun hingga kisaran 7,2 sampai 7,5 dimana besar pH tersebut sudah sesuai dengan SNI 19
– 7030 – 2004.
4.2.3 Kondisi Kadar Air Selama Proses Pengomposan.