BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini telah dilakukan oleh, Thamrin, 2003 dengan judul penelitian ”Studi Mengenai Proses
adopsi Konsumen Pasca Masa Tayang Iklan Produk ”Xon-Ce” Di Surabaya”. Dalam penelitian in permasalahan yang diajukan adalah 1.apakah tingkat
kepuasan konsumen terhadap produk makin tinggi pula minat belinya?.2. Semakin tinggi persepsi nilai konsumen semakin tinggi kepuasannya. 3. Semakin
tinggi persepsi kegunaan produk, semakin tinggi nilai konsumen. 4. Semakin tinggi preferensi konsumen berdasarkan atribut, semakin besar nilai yang
dirasakan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisa structural equation modelling.
Hasil penelitian ini di dapatkan bahwa kepuasan konsumen, memori iklan, nilai konsumen, kegunaan produk serta atribut produk secara langsung maupun
tidak dapat mempengaruhi minat beli ulang konsumen, iklan berpengaruh secara langsung terhadap minat beli ulang tanpa melalui kepuasan konsumen.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh, Budiman,2003. Dengan judul penelitian ”Minat Mereferensikan Dalam Proses Adopsi Konsumen Pasca
MasaEdukasi Pasar Fitur GPRS IM3 SMART Di Surabaya”. Permasalahan yang diajukan adalah : faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya persepsi konsumen
terhadap kinerja produk pada awal edukasi pasar dan pengaruhnya terhadap minat mereferensikan pasca program edukasi pasar.
Hasil penelitian yang di dapat bahwa konstruk dari kegunaan produk, pergaulan sosial memiliki pengaruh secara langsung terhadap minat
mereferensikan.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler 1997:8 Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut Stanton pada buku Swastha dan Irawan 1983 : 5 pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial. Menurut Pride dan Ferrel 1995 : 4 pemasaran adalah proses perencanaan
dan pelaksanaan rancangan, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-
sasaran individu dan organisasi. Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran
merupakan seluruh kegiatan usaha yang dibuat untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa dalam menciptakan
hubungan pertukaran yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen.
2.2.1.1. Konsep Pemasaran
Menurut Kotler 1997: 17, konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah lebih efektif daripada para pesaing dalam
memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran.
Sebagai falsafah bisnis konsep pemasaran bertujuan memberikan keputusan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen atau berorientasi kepada konsumen.
Definisi konsep pemasaran ini menurut Swastha dan Irawan 1983:10 adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa kebutuhan konsumen merupakan
syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Kotler 1992:30, konsep pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan
organisasi terdiri dari penelitian kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyerahan produk yang memuaskan secara lebih efisien dan lebih efektif
dibanding para pesaing. Berdasarkan kedua pengertian konsep pemasaran di atas, dapat
disimpulkan bahwa konsep pemasaran suatu perusahaan yang harus dimulai dengan usaha mengenali dan merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumen.
Dasar pemikiran yang terkandung di dalam konsep pemasaran dapat digolongkan menjadi tiga elemen pokok, yaitu :
a. Orientasi konsumen atau pasar atau pembeli.
Dalam upaya memasarkan hasil produksinya, produsen hendaknya memperhatikan selera konsumen, karena produk yang dihasilkan akan lebih
banyak berhubungan dengan konsumen sebagai penikmat dan sebagai
penggunanya. Beberapa komponen yang harus ada untuk perusahaan yang benar-benar ingin memperhatikan konsumen, anatar lain :
Menentukan kebutuhan pokok basic needs dari pembeli yang
akan dilayani dan dipenuhi.
Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualannya .
Menentukan produk dan program permasalahannya.
Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai
dan menafsirkan keinginan sikap serta tingkah laku mereka.
Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang
menarik. b.
Volume penjualan yang menguntungkan Merupakan tujuan dari konsep pemasaran, artinya laba itu dapat diperoleh
dengan melalui pemuasan konsumen. Dengan laba ini, perusahaan dapat tumbuh berkembang, dapat menggunakan kemampuan yang lebih besar, dapat
memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada konsumen, serta dapat rnemperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan.
Dapat pula dikatakan bahwa sebenarnya laba itu sendiri merupakan pencerminan dari usaha-usaha perusahaan yang berhasil memberikan
kepuasan pada konsumen. c. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran.
Penyusunan kegiatan pemasaran berarti setiap orang dan setiap bagian dalam pemasaran turut berkecimpung dalam usaha yang konsisten, sehingga tujuan
perusahaan dapat terealisir, terkoordinir untuk memberikan kepuasan yang menjadi keputusan.
Perbedaan konsep penjualan dan konsep pemasaran Kotler, 1997:18 adalah sebagai berikut:
a. Konsep pejualan
1. memusatkan perhatian pada kebutuhan penjualan. 2. Sibuk dengan kebutuhan penjual untuk mengubah produknya
menjadi uang tunai. b.
Konsep pemasaran 1. Memusatkan perhatian pada kebutuhan pembeli.
2. Sibuk dengan gagasan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui produk dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
penciptaan, pengiriman dan akhirnya pengkonsumsian produk tersebut.
2.3. Perilaku Konsumen 2.3.1.
Pengertian Perilaku Konsumen
Terdapat beberapa definisi untuk memberikan penjelasan mengenai perilaku konsumen.Engel, Blackwell dan Miniard 1994, menyatakan bahwa
perilaku konsumen adalah tindakan individu yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Loudon dan Bitta 1993. Menyatakan bahwa perilaku konsumen meliputi
proses pengambilan keputusan dan kegiatan individu secara secara fisik pada saat
mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mendapatkan barang dan jasa. Dari pendapat tersebut diperoleh dua hal penting yaitu:
a. Sebagai proses pengambilan keputusan
b. Kegiatan fisik dalam upaya menilai, memperoleh dan menggunakan barang
dan jasa. Perilaku konsumen disebutkan sebagai interaksi yang dinamis antara
kesadaran atau pengertian, perilaku dan peristiwa lingkungan dimana manusia melakukan aspek dengan mana pertukaran tentang kehidupan mereka.
Dari definisi diatas terdapat tiga hal penting yaitu : 1.
Perilaku konsumen bersifat dinamis. 2.
Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara perasaan dan kesadaran perilaku serta peristiwa lingkungan
3. Perilaku melibatkan pertukaran
Definisi perilaku konsumen yang dikemukakan Swastha dan Handoko 1987: 9 adalah kegiatan – kegiatan individu secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan – kegiatan
tersebut. Dari definisi tersebut terdapat dua elemen terpenting yaitu ; a.
Proses pengambilan keputusan b.
Kegiatan fisik. Kedua elemen ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan
menggunakan barang atau jasa ekonomi
Dari beberapa pengertian perilaku konsumen tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan dan menggunakan barang dan
jasa yang dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Dengan demikian kegiatan pembelian hanyalah merupakan salah satu tahap dari proses untuk mendapatkan
barang dan jasa. Bagi pemasar memahami proses pembelian sangat penting. Karena proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada
tindakan manusia untuk membeli suatu produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
2.3.1.1. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Faktor yang mempengaruhi konsumen anatara lain adalah sebagai berikut : 1.
Pengaruh lingkungan 2.
Perbedaan dan pengaruh individu 3.
Proses psikologis Engel,J.F,Blackwell,R.D,Miniard,P.W, 1994 Dalam tujuan pemasaran pihak pemasar berusaha keras untuk memenuhi
dan melayani kebutuhan dan belanja sasaran dengan maksimal sesuai dengan keinginan dan harapan konsumennya, Yaitu memperoleh kepuasan sehingga
perusahaan harus mampu mengembangkan bauran pemasaran untuk mempengaruhi konsumen agar mau mengambil keputusan untuk melakukan
pembelian atas produk atau jasa yang ditawarkan.
Menurut Amstrong dan Kotler 1994, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen meliputi budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Rangkaian dan
unsur masing-masing faktor dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1. : Faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen.
Budaya -
Budaya -
Sub budaya -
Kelas Sosial Sosial
- Kelompok
acuan -
Keluarga -
Peran status
Kepribadian -
Umur tahap daur hidup
- Situasi ekonomi
- Gaya hidup
- Kepribadian
konsep diri Psikologis
- Motivasi
- Persepsi
- Pengetahuan
- Keyakinan
sikap Pembelian
Sumber : Kotler and Amstrong, 1992, Dasar-Dasar Pemasaran, Penerbit : Intermedia Jakarta.
1. Faktor Budaya
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting dalam perilaku pembelian
a. Budaya
Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku
dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain. Anak-anak yang dibesarkan di amerika serikat mendapatkan nilai-nilai berikut: prestasi dan
keberhasilan, aktifitas, efisiensi dan kepraktisan, kemajuan, kenikmatan
materi, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal, humanisme, dan berjiwa muda,
b. Sub-Budaya
Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi yang khusus bagi
anggota-anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk
segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan progam pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
c. Kelas Sosial
Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata social. Stratifikasi tersebut kadang-kadang berbentuk sistim kasta yang berbeda dibesarkan
dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial.
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor- faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta peran dan status sosial.
a. Kelompok Acuan
Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung tatap muka atau tidak langsung terhadap sikap atau
perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseoarang dinamakan kelompok
keanggotaan.
Beberapa kelompok keanggotaan adalah kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga,dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan
seseorang secara terus-menerus dan informal. Orang yang menjadi kelompok anggota sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesional,
dan asosiasi perdagangan, yang cendrung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak rutin.
Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka sekurang-kurang oleh tiga jalur. Kelompok acuan manghadapkan seseorang pada perilaku
dan gaya hidup baru. Kelompok acuan juga memepengarui perilaku dan konsep pribadi seseorang. Dan kelompok acuan menciptakan tekanan
untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang mungkin mempengarui pilihan produk dan merek aktual seseorang.
Orang juga dipengarui oleh kelompok diluar kelompok mereka. Kelompok yang ingin dimasuki seseorang dinamakan kelompok aprirasional.
Kelompok dissosiatif adalah kelompok yang nilai atau perilakunya ditolak
oleh seseorang. b.
Keluarga Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling
berpengaruh .Kita dapat membedakan antar dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung
seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama,
politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan jika pembeli tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya,
pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan. Di negara-negara dimana orang tua tinggal dengan anak-anak mereka yang
sudah dewasa, pengaruh mereka dapat menjadi sangat besar. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah
keluarga prokreasi yaitu, pasangan dan anak-anak seseorang. c.
Peran dan Status Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya
keluarga, club, organisasi. Kedudukan orang itu masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Peran meliputi kegiatan
yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilakan status. Orang-orang memilih produk yang dapat
mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. Pemasar menyadari potensi simbol status dari produk dan merek.
3. Faktor Pribadi
Keputusan pembeli juga dipengarui oleh karakteristik pribadi, Karakteristik tersebut meliputi usia, dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi,
gaya hidup, serta kepribadian dan konsep didik pembeli. a.
Usia Dan Tahap siklus Hidup Orang yang memebeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya.
Mereka makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya,banyak ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan kedewasaan, serta
diet khusus selama tahun-tahun berikutnya. Selera orang terhadap perabot, pakaian, dan rekreasi juga juga berhubungan dengan usia.
Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Beberapa karya terbaru telah mengidentifakasikan tahap siklus hidup psikologis. Orang
dewasa mengalami perjalanan dan perubahan situasi hidup bercerai, mendudamenjanda, kawin lagi dan dampak situasi itu terhadap perilaku
konsumsi. b.
Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi Pekerjaan seseorang juga mempengarui pola konsumsinya. Pilihan produk
sangat dipengarui oleh keadaan ekonomi seseorang, penghasilan yang dapat di belanjakan level, kesetabilan, pola waktu, tabungan dan aktiva
termasuk presentase aktiva yang lancarlikuid, utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terus-menerus memperlihatkan kecendrungan
penghasilan pribadi, tabungan dan tingkat suku bunga. Jika indikator ekonomi menandakan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah
untuk merancang ulang, melakukan penempatan ulang, dan menempatkan kembali harga produk mereka sehingga mereka dapat terus menawarkan
nilai ke pelanggan sasaran. c.
Gaya Hidup Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerja yang
sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda.Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan
opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari seseorang yang berinteraksi dengan lingkunganya.
d. Kepribadian dan Konsep Diri
Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang mempengarui perilaku pembelianya. Yang dimaksud kepribadian adalah
karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkunganya. 4.
Faktor Psikologis Pilihan pembelian seseorang dipengarui oleh empat faktor psikologis utama
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian. a.
Motivasi Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa
kebutuhan bersifat biogenis, kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang bersifat
Psikogenis, kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan dan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok.
Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga ia mencapai tingkat intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup
mendorong seseorang untuk bertindak. b.
Persepsi Seseorang yang termotivasi siap untuk bertidak. Bagaimana seseorang
yang termotivasi bertindak akan dipengarui oleh perspsinya terhadap
situasi tertentu. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu memilih, mengorganisasi, dan mengintepretasi masukan-masukan
informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada
rangsangan yang behubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.
c. Keyakinan dan sikap
Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengarui perilaku pembelian mereka.
Keyakinan mungkin berdasarkan pengetahuan. Pendapat, atau kepercayaan.
Yang paling penting bagi para pemasar global adalah sering mempertahankan keyakinan yang mudah dilihat tentang merek atau
produk berdasarkan negara mereka. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecendrungan tindakan
yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan.Jadi sebuah perusahaan
sebaiknya menyesuaikan produknya dengan sikap yang telah ada daripada berusaha untuk mengubah sikap orang. Tentu saja terdapat beberapa
pengecuailian dimana biaya besar untuk mengubah sikap orang-orang akan memberikan hasil.
2.4. Nilai Konsumen 2.4.1. Pengertian Nilai Konsumen
Setiap aspek dari lingkungan bisnis mengalami perubahan yang cepat, khususnya pelanggan, teknologi dan pasar global. Perubahan lingkungan bisnis ini
menimbulkan masalah bagi manajemen yang cepat puas. Semakin tinggi pendidikan konsumen maka mereka semakin tahu akan kebutuhannya dalam
mendapatkan informasi - informasi yang diperlukan dan juga mempunyai tuntutan yang iebih bervariasi daripada waktu yang lampau terhadap pemenuhan
kebutuhan dan keinginan hidupnya. Dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya konsumen akan memilih produk yang sesuai atau yang memenuhi
harapannya, bila suatu produk tidak memenuhi harapannya maka konsumen akan beralih ke produk lain. Dengan kata lain produk atau tawaran akan berhasil jika
memberikan nilai dan kepuasan kepada pembeli sasaran. Hal ini tidak hanya berlaku untuk pembeli sasaran tetapi juga konsumen. Menurut Nauman 1994:
15: The most important success factor for a firm is the ability to deliver better
customer value than the competition. Good customer value can be achieved only when product quality, service quality and value - based prices are in harmony and
exceed customer expectations. Delivering only good product quality will never guarantee survival.
2.4.1.1. Basic Value
Menurut Albrecht, 1990 The fundamental components of your customer value package required just to be in business Artinya adalah nilai dari komponen
dasar dari paket nilai konsumen yang hanya diperlukan dalam bisnis. Komponen dasar ini erat hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan dasar secara fungsional.
Menurut Frank M. Gryna 2001:316 Customer needs are the basic physiological and physocological requirements and desires for survival and well - being. Hal
tersebut berarti kebutuhan konsumen merupakan dasar lisiologis dan tuntutan psikologj yang ingin untuk dapat dipenuhi dengan baik.
Pernyataan tersebut artinya hampir sama McCarthy dan Perreault 1984 : 84 Menurut McCarthy dan Perreault 1984:84: The functional needs satisfied
by a product type refers to what the product type does for the customer type. Product types supply functions, such as nourishing, protecting, warming, cooling,
transporting, reassuring, holding, drilling, assembling, etc. it is such basic function which we should seek first -to be sure that the right functional needs are
identified. Artinya bahwa kebutuhan dasar dapat dipuaskan dengan tipe produk yang
mengacu pada tipe konsumennya. Produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan fungsionalnya seperti mengandung zat makanan, melindungi, menghangatkan
mendinginkan, mengangkut, menenangkan, dan sebagainya. Itu semua adalah fungsi dasar yang seharusnya dipenuhi terlebih dahulu untuk meyakinkan bahwa
kebutuhan dasar fungsional dapat teridentifikasi. Contohnya : Ada seorang pasien rumah sakit yang akan menjalani terapi. Menunggu di ruangan terapi adalah salah
satu atribut yang harus dilalui oleh pasien tersebut. Pada tingkatan basic value ini pasien berharap agar peralatan untuk terapi tersebut dapat berjalan dengan baik
2.4.1.2. Expected Value
Menurut Albrecht 1990 : What your customer consider normal for you and your competitors . Artinya adalah apa yang dianggap oleh konsumen Anda
sebagai sesuatu yang normal untuk anda maupun pesaing anda. Pada tingkatan ini jika apa yang diharapkan konsumen telah sesuai dengan apa yang diberikan
perusahaan, maka konsumen akan merasa puas. Hal tersebut didukung juga oleh Kano and Gitlow 1995: Customer expectation is the anticipated characteristics
and performance of the goods or service. The expected level of quality represents the minimum or must be attributes. At this level customer will be satisfied
Artinya bahwa pada tingkatan expected value atau nilai yang diharapkan ini kualitas minimum pada atribut - atribut yang ada harus berjalan dengan baik
Contohnya: Sesuai dengan contoh sebelumnya, pasien akan puas bila waktu untuk menunggu dalam menialani terapi tersebut tepat waktu sesuai dengan apa yang
dijanjikan oleh petugas. Jika mereka mengatakan 15 menit maka mereka harus tepat waktu, jika tidak maka pelanggan akan merasakan ketidakpuasan. Menurut
Frank M.Gryna 2001: 5 terdapat beberapa komponen yang mana merupakan faktor penentu dalam kepuasan konsumen yaitu :
A. Accuracy, Ketepatan akurat pelayanan dan produk yang diberikan B. Timeliness, Yaitu ketepatan waktu dalam pelayanan dan produk yang diberikan
C. Completeness, Yaitu kelengkapan peralatan maupun perlengkapandalam proses pelayanan.
D. Friendliness and courtesy, Yaitu keramahan dan kesopanan yang dilakukan selama proses pelayanan tersebut
E. A nticipating customer needs, Yaitu antisipasi atau pencegahan hal - hal yang tidak diinginkan selama proses pelayanan berlangsung misalnya kebersihan,
keamanan dan sebagainya
F. Knowledge of server, Yaitu pengetahuan karyawan mengenai perusahaan dilihat dari sisi pelayanan maupun pengetahuan akan menu - menu yang
disajikan G. Appearance of facilities and personal, Yaitu keberadaan akan fasilitas -
fasilitas dan orang dalam hal ini karyawan yang bersangkutan dalam
pelaksanaan proses pelayanan. H. Reputation, Yaitu image ataupun persepsi konsumen terhadap perusahaan
tersebut
2.4.2. Dimensi Nilai Konsumen
Nilai konsumen bukanlah suatu konsep yang sederhana, walaupun mudah untuk didefinisikan, oleh karena nilainya selalu berubah secara naluriah. Akan
tetapi fokus pemasaran pada konsumen ini harus disadari sebagai titik tolak datangnya pendapatan perusahaan. Tujuan perusahaan yang berfokus pada
konsumen adalah menawarkan kreasi agar konsumen kembali mengakses, oleh karena konsumen merasa terpenuhi kebutuhan dan keinginannya dari
menggunakan produk perusahaan. Konsep dimensi mutu sependapat dengan konsep nilai yang berorientasi kebutuhan konsumen Nauman, 1995:17, yang
dikenal dengan segitiga nilai konsumen {customer Value Triad berpendapat bahwa, customer value consist of product quality, service quality are the pillars
that support price level. Adapun dimensi dan instrument indikatornya adalah sebagai berikut:
Budiman,Adi, 2003: 7.
1. Kegunaan produk, adalah derajad kepercayaan konsumen bahwa penggunaan produk atau jasa tertentu akan membawa peningkatan akan kinerjanya.
- Kegunaan produk pada efektivitas kerja. - Kegunaan produk pada produktivitas dan penghematan waktu.
- Kegunaan produk atau sistem pada pekerjaan seseorang. 2.
Kemudahan penggunaan produk, merupakan derajad kepercayaan atau persepsi konsumen dalam menggunakan produk tertentu.
- Kemudahan dalam mengakses bantuan untuk mempelajari cara pemakaian produk adalah keluaran yang telah diselesaikan oleh setiap karyawan.
- Kemudahan yang berhubungan dengan upaya mental.
- Kemudahan penggunaan yang berhubungan dengan kemudahan suatu sistem
untuk dipelajari 3. Pegaulan sosial, adalah interaksi individu dengan lingkungan sosialnya,
apakah individu tersebut berperilaku atau tidak dalam lingkungan sosialnya. - Individu dengan lingkungan pergaulan sehari-hari.
- Individu dengan orang yang dihormati. - Individu dengan orang yang dikasihi
2.5. Minat Mereferensikan
2.5.1. Pengertian Minat
Minat adalah selera masing-masing orang yang menjadi dasar pemilihan sesuatu, minat membeli menunjukkan pada kecenderungan seseorang untuk lebih
menyukai produk dengan merek tertentu.
Minat mereferensikan merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek dan mengambil tindakan untuk mereferensikan kepada
seseorang yag berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian Assael,2001.
Menurut Hurlock
1992
mendefinisikan minat mereferensikan sebagai sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang
diinginkan bila diberi kesempatan untuk memilih. Minat mereferensikan merupakan konstruk yang penting dalam proses
adopsi konsumen, minat mereferensikan yang tinggi mencerminkan rasa suka konsumen terhadap produk. Rasa suka ini timbul bila konsumen mempunyai
persepsi bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas baik dan dapat memenuhi jarapan konsumen. Budiman,Adi,2003: 7.
Dalam kehidupan sehari-hari maupun bisnis seorang individu akan berinteraksi dengan orang-orang dalam lingkungannya, dari sudut dunia bisnis
jaringan interaksi sosial ini mempunyai peranan yang besar dalam penentuan kesuksesan produk di pasar.Wilson,1991: 19.
Calon pembeli akan memanfaatkan jaringan interaksi antara mereka untuk mengumpulkan informasi dalam upaya menentukan keputusan pembelian mereka,
oleh karena itu dapat dikatakan sukses atau gagalnya suatu produk dalam persaingan dunia bisnis dewasa ini tergantung pada pemahaman terhadap proses
pencarian informasi.
Adapun indikator dari minat mereferensikan adalah sebagai berikut: Budiman,Adi, 2003: 7.
1. Minat mereferensikan kepada teman
2. minat mereferensikan kepada atasan
3. minat mereferensikan kepada kerabat
2.6. Pengaruh Nilai Konsumen Terhadap Minat Mereferensikan
Konsumen memiliki kebiasaan untuk berbagi informasi dengan teman- teman mereka tentang produk-produk yag menurut persesi mereka mempunyai
nilai tinggi. Komunikasi yang terjadi biasanya komunikasi verbal dari mulut ke mulut dan bersifat personal. Peter dan Olson,2002:441-442.
Nilai konsumen atas suatu produk mempunyai pengaruh yang positif terhadap minatnya dalam merefrensikan kepada orang lain atau dapat dikatakan
secara langsung bahwa nilai yang dapat dirasakan atas suatu produk bagi konsumen dapat dirasakan secara langsung yaitu melalui price directly influence
dan promotional frame yang dapat menggiring konsumen untuk melakukan aktivitas pembelian. Jeanne, 2001:185-197.
Semakin tinggi persepsi nilai yang dirasakan oleh konsumen, maka semakin besar kemungkinan terjadinya hubungan transaksi. Dan hubungan yang
diinginkan adalah hubungan yang bersifat jangka panjang, sebab usaha dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan diyakini akan jauh lebih besar apabila harus
menarik konsumen baru atau konsumen yang sudah meninggalkan perusahaan, dari pada mempertahankannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari uraian diatas nilai konsumen terhadap minat mereferensikannya tentunya bermanfaat dan berdampak
positif terhadap konsumen yang telah menggunakannya.
2.7. Kerangka Konseptual