F. Knowledge of server, Yaitu pengetahuan karyawan mengenai perusahaan dilihat dari sisi pelayanan maupun pengetahuan akan menu - menu yang
disajikan G. Appearance of facilities and personal, Yaitu keberadaan akan fasilitas -
fasilitas dan orang dalam hal ini karyawan yang bersangkutan dalam
pelaksanaan proses pelayanan. H. Reputation, Yaitu image ataupun persepsi konsumen terhadap perusahaan
tersebut
2.4.2. Dimensi Nilai Konsumen
Nilai konsumen bukanlah suatu konsep yang sederhana, walaupun mudah untuk didefinisikan, oleh karena nilainya selalu berubah secara naluriah. Akan
tetapi fokus pemasaran pada konsumen ini harus disadari sebagai titik tolak datangnya pendapatan perusahaan. Tujuan perusahaan yang berfokus pada
konsumen adalah menawarkan kreasi agar konsumen kembali mengakses, oleh karena konsumen merasa terpenuhi kebutuhan dan keinginannya dari
menggunakan produk perusahaan. Konsep dimensi mutu sependapat dengan konsep nilai yang berorientasi kebutuhan konsumen Nauman, 1995:17, yang
dikenal dengan segitiga nilai konsumen {customer Value Triad berpendapat bahwa, customer value consist of product quality, service quality are the pillars
that support price level. Adapun dimensi dan instrument indikatornya adalah sebagai berikut:
Budiman,Adi, 2003: 7.
1. Kegunaan produk, adalah derajad kepercayaan konsumen bahwa penggunaan produk atau jasa tertentu akan membawa peningkatan akan kinerjanya.
- Kegunaan produk pada efektivitas kerja. - Kegunaan produk pada produktivitas dan penghematan waktu.
- Kegunaan produk atau sistem pada pekerjaan seseorang. 2.
Kemudahan penggunaan produk, merupakan derajad kepercayaan atau persepsi konsumen dalam menggunakan produk tertentu.
- Kemudahan dalam mengakses bantuan untuk mempelajari cara pemakaian produk adalah keluaran yang telah diselesaikan oleh setiap karyawan.
- Kemudahan yang berhubungan dengan upaya mental.
- Kemudahan penggunaan yang berhubungan dengan kemudahan suatu sistem
untuk dipelajari 3. Pegaulan sosial, adalah interaksi individu dengan lingkungan sosialnya,
apakah individu tersebut berperilaku atau tidak dalam lingkungan sosialnya. - Individu dengan lingkungan pergaulan sehari-hari.
- Individu dengan orang yang dihormati. - Individu dengan orang yang dikasihi
2.5. Minat Mereferensikan
2.5.1. Pengertian Minat
Minat adalah selera masing-masing orang yang menjadi dasar pemilihan sesuatu, minat membeli menunjukkan pada kecenderungan seseorang untuk lebih
menyukai produk dengan merek tertentu.
Minat mereferensikan merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek dan mengambil tindakan untuk mereferensikan kepada
seseorang yag berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian Assael,2001.
Menurut Hurlock
1992
mendefinisikan minat mereferensikan sebagai sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang
diinginkan bila diberi kesempatan untuk memilih. Minat mereferensikan merupakan konstruk yang penting dalam proses
adopsi konsumen, minat mereferensikan yang tinggi mencerminkan rasa suka konsumen terhadap produk. Rasa suka ini timbul bila konsumen mempunyai
persepsi bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas baik dan dapat memenuhi jarapan konsumen. Budiman,Adi,2003: 7.
Dalam kehidupan sehari-hari maupun bisnis seorang individu akan berinteraksi dengan orang-orang dalam lingkungannya, dari sudut dunia bisnis
jaringan interaksi sosial ini mempunyai peranan yang besar dalam penentuan kesuksesan produk di pasar.Wilson,1991: 19.
Calon pembeli akan memanfaatkan jaringan interaksi antara mereka untuk mengumpulkan informasi dalam upaya menentukan keputusan pembelian mereka,
oleh karena itu dapat dikatakan sukses atau gagalnya suatu produk dalam persaingan dunia bisnis dewasa ini tergantung pada pemahaman terhadap proses
pencarian informasi.
Adapun indikator dari minat mereferensikan adalah sebagai berikut: Budiman,Adi, 2003: 7.
1. Minat mereferensikan kepada teman
2. minat mereferensikan kepada atasan
3. minat mereferensikan kepada kerabat
2.6. Pengaruh Nilai Konsumen Terhadap Minat Mereferensikan