Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN
variabel sesuai dengan masing-masing variabel, kemudian langkah selanjutnya data diolah dengan menggunakan statistik deskriptif.
2 Statistik Deskriptif
Langkah kedua yang dilakukan setelah melakukan pengukuran variabel return saham, kinerja perusahaan, risiko sistematis, serta
CSR yaitu melakukan pengolahan data dengan statistik deskriptif. Statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk
menganalisa data
dengan cara
mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul. Dalam penelitian ini statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data populasi
sasaran. 3
Mengklasifikasikan Data Variabel a.
Mengklasifikasikan Data Return Saham Data return saham adalah berskala rasio, maka
peneliti membagi data return saham menjadi return saham negatif dan return saham positif. Apabila data bernilai
negatif maka tingkat return saham menurun. Apabila return saham bernilai positif maka tingkat return saham
meningkat. b.
Mengklasifikasikan Data Kinerja Perusahaan Ukuran data untuk kinerja perusahaan adalah rasio
Laba Per Lembar saham. Peneliti membagi data kinerja perusahaan menjadi dua kategori. Kategori pertama yaitu
EPS menurun. Kategori menurun ini menunjukkan bahwa nilai EPS perusahaan bernilai negatif, artinya perusahaan
mengalami penurunan nilai EPS. Kategori kedua yaitu EPS meningkat. Kategori meningkat menunjukkan bahwa nilai
EPS perusahaan bernilai positif yang artinya perusahaan mengalami kenaikan nilai EPS.
c. Mengklasifikasikan Data Risiko sistematis
Ukuran data risiko sistematis adalah skala ordinal. Risiko sistematis dibagi menjadi beberapa kategori yang
berbeda dengan
memperhatikan urutan.
Peneliti mengelompokkan leverage menjadi 3 kategori yaitu
kurang berisiko, artinya nilai leverage perusahaan rendah yang berarti risiko yang ditanggung oleh perusahaan juga
rendah. Kategori kedua, cukup berisiko, artinya nilai leverage perusahaan sudah melebihi nilai 0,2 sehingga
risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan akan semakin tinggi. Kategori ketiga, berisiko, artinya nilai leverage
perusahaan sangat tinggi yang akan berdampak pada semakin tingginya risiko yang harus ditanggung oleh
perusahaan. d.
Mengklasifikasikan Data CSR Ukuran data CSR adalah skala ordinal. CSR dibagi
ke dalam beberapa kategori yang berbeda dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memperhatikan urutan. Peneliti mengelompokkan variabel CSR ke dalam 3 kategori pertama yaitu rendah, artinya
tingkat pengungkapan
CSR sangat
sedikit sekali
diungkapkan oleh perusahaan. Kategori kedua, cukup artinya tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan
prusahaan sudah cukup lengkap. Kategori ketiga, tinggi artinya tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan oleh
perusahaan sudah sangat lengkap. 4 Melakukan Analisis Tabulasi Silang Crosstab
Tabulasi silang crosstab merupakan salah satu analisis korelasional yang digunakan untuk melihat hubungan antarvariabel
minimal 2 variabel. Dalam penelitian ini analisis crosstab digunakan untuk melihat hubungan antara variabel kinerja perusahaan dengan
return saham, variabel risiko sistematis dengan return saham, dan variabel CSR dengan return saham. Alat pada statistik yang sering
digunakan untuk mengukur asosiasi pada sebuah Crosstab adalah Kruskal’s Gamma.
5 Menarik Kesimpulan Langkah terakhir yang dilakukan yaitu menarik kesimpulan.
Kesimpulan diambil dari hasil analisis pada tabel tabulasi silang crosstab masing-masing variabel serta dengan melihat keeratan
hubungan antar variabel dengan melihat nilai Kruskal’s Gamma.
Dalam menganalisa hubungan antarvaribel ada beberapa cara yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan untuk menjelaskan hubungan antarvariabel yaitu Sarwono, 2015:
a. Menganalisis arah hubungan antarvariabel
Cara yang digunakan untuk menganalisis arah hubungan antarvariabel dengan melihat angka korelasi yaitu apabila
angka korelasi menunjukkan nilai positif maka arah hubungan antarvariabel dikatakan searah, yang berarti semakin besar
nilai korelasi dari satu variabel maka variabel lain nilainya juga semakin besar. Apabila angka korelasi menunjukkan nilai
negatif maka arah hubungan antarvariabel dikatakan berlawanan, yang berarti semakin besar nilai korelasi dari satu
variabel maka semakin kecil nilai dari variabel lain. b.
Menganalisis kekuatan hubungan antar variabel Cara yang digunakan untuk menganalisis nilai korelasi dari
suatu variabel: 1
0 : Tidak ada korelasi 2
0-0,25 : Korelasi sangat lemah 3
0,25 -0,5 : Korelasi cukup 4
0,5 – 0,75 : Korelasi Kuat 5
0,75 – 0,99 : Korelasi sangat kuat 6
1: Korelasi sempurna PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33