Pengaruh Return Saham, Volatilitas Harga Saham, dan Corporate Governance Disclosure Terhadap Pemecahan Saham (Stock Split) pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011 – 2014

(1)

DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2011-2014

OLEH

VINA INDRIA POETRI LUBIS 130522122

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

i

bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Return Saham, Volatilitas Harga Saham, dan Corporate Governance Disclosure Terhadap Pemecahan Saham (Stock Split) pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011 – 2014” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2015

Yang Membuat Penyataan,

Vina Indria Poetri Lubis NIM : 130522122


(3)

ii

PERUSAHAANYANGTERDAFTARDIBURSA EFEK INDONESIA (BEI)PERIODE 2011-2014

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana pengumuman pemecahan saham (stock split) dapat mempengaruhi return saham, volatilitas harga saham, dan coprorate govenrnance disclosure pada beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melihat perubahan yang terjadi setelah terjadinya pemecahan saham (stock split).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan 2 variabel atau lebih dengan hubungan kausal. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 507 perusahaan go publicyang terdaftar di BEI pada periode 2011 – 2014, tetapi hanya 37 perusahaan yang telah memenuhi semua kriteria untuk dijadikan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website resmi BEI yaitu www.idx..com, www.sahamok.com, Indonesia Capital Market Directory (ICMD), Yahoo Finance, CNBC, Bloomberg, Marketwatch, Infovesta, danKontan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure. Sedangkan variabel dependennya adalah pemecahan saham (stock split).

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial variabel return saham berpengaruh negatif dan signifikan terhadap stock split.Pada variabel volatilitas harga saham secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap stock split. Pada variabel corporate governance disclosure berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap stock split.

Kata Kunci : pemecahan saham, stock split, return saham, volatilitas harga saham, coprorate governance disclosure.


(4)

iii

COMPANIES WHICH LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) FOR PERIODE 2011 – 2014

This study aims to analyze the extent to which the announcement of stock split can effect stock return, volatility of share price, and corporate governance disclosure in several companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) to see the changes that occured after the stock split.

The research design used in this research is associative research that aims to determine the relationship of two or more variables with a causal relationship. The population in this research totalled were 507 companies listed on the Indonesia Stock Exchanged in the period 2011 – 2014, but only 37 companies that have meet all the criteria to be used as a sample. The type of data in this research is secondary data obtained from the official website of the Indonesia Stock Exchanged (IDX) that www.idx.com, www.sahamok.com, Indonesia Capital Market (ICMD), Yahoo finance, CNBC, Bloomberg, MarketWatch, Infovesta, and Kontan. Data collecton method used is the study documentation. The independent variables used in this study is the stock return, volatility of share price, and corporate governance disclosure. While the dependent variable is the stock split.

The results showedthat in partialstock returnhavea significant negative effecton thestock split. The volatility of shareprice have positive and no significant effecton thestock split. Andthecorporate governancedisclosurevariableshave negative and no significant effectonthe stock split in partially.

Keywords : stock split, stock return, volatility of stock price, and corporate governance disclosure.


(5)

iv

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Return Saham, Volatilitas Harga Saham, dan Corporate Governance Disclosure Terhadap Pemecahan Saham (Stock Split) pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011 – 2014” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sumatera Utara.

Penulis mempersembahkan rasa hormat dan terima kasih kepada ibudan abang penulis, Ibunda Mimin Indrayati Ritonga, S.Sos dan Harry Poetra Lubis yang telah dengan ikhlas memberikan dukungan penuh disertai kasih sayang dan do’a dalam menuntun penulis menjalani hidup.

Selama proses studi dan pengerjaan penelitian ini, penulis telah banyak menerima saran, motivasi, serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec.,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara


(6)

v

5. Ibu Dra. Naleni Indra, M.M., Ak., selaku Dosen Pembandingdan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak bantuan, saran, dan kritik kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepada pacar terbaik penulis, Hiro Tri Aulia, sahabat – sahabat terbaik, MaMa Group: Deasy dan Nia, kemudian Trio Chili: Mpy dan Winni, Genk Sengklak: Henny, Raji, Ahmad, Gerimis Mengundang (GM): Fachrindra Belalang, Citta, Cici, Molana, Lutfi, Selamanya Teman: Atikah, Rikcy, Anggi, Rochadi, dan juga junior satu bimbingan Katrin, serta seluruh teman satu angkatan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis mengucapkan terima kasih atas motivasi dan saran yang senantiasa diberikan oleh saudara dan teman-teman sekalian sehinggapenulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan membuat kalian semua bangga.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 2015 Penulis

Vina Indria Poetri Lubis NIM: 130522122


(7)

vi

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TinjauanTeoritis ... 8

2.1 Pasar Modal ... 8

2.2 Surat Berharga ... 8

2.2.1 Saham ... 8

2.3 Pemecahan Saham ... 9

2.3.1 Perlakuan Akuntansi Pemecahan Saham ... 9

2.3.2 Pemecahan Saham ... 10

2.3.3 Jenis Pemecahan Saham ... 13

2.3.4 Teori Motivasi Pemecahan Saham ... 14

2.4 Return Saham ... 15

2.5 Volatilitas Harga Saham ... 17

2.6 Corporate Governance Disclosure ... 18

2.6.1 Prinsip-Prinsip Utama Corporate Governance ... 19

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20

C. Kerangka Konseptual ... 21

D. Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Jenis dan Sumber Penelitian ... 24

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.5 Batasan Operasional, Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29

3.5.1 Batasan Operasional ... 29


(8)

vii

BAB IV HASIL DAN PENELITIAN

4.1 Deskriptif Objek Penelitian ... 40

4.2 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 40

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 42

4.3.1 Uji Normalitas ... 43

4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 45

4.3.3 Uji Heterokedastisitas ... 46

4.3.4 Uji Autokorelasi ... 49

4.4 Regresi Linier Berganda... 50

4.5 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) ... 52

4.6 Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t)... 53

4.7 Koefisien Determinasi (R2)... 56

4.8 Pembahasan Hasil Penelitian... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 61

5.2 Saran... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(9)

viii

3.1 Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock Split…………. 26

3.2 Sampel Penelitian……….... 27

3.3 Jumlah Pengumuman dan Sampel per Tahun………. 28

3.4 Definisi Operasional... 33

4.1 Statistik Deskriptif... 41

4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 45

4.3 Coefficientsa... 46

4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas... 47

4.5 Hasil Uji Durbin-Watson... 49

4.6 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda... 50

4.7 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda... 51

4.8 Hasil Regresi untuk Uji F (Simultan)... 53

4.9 Hasil Regresi untuk Uji t (Parsial)... 54

4.10 Hasil Regresi untuk Uji t (Parsial)... 55


(10)

ix

4.1 Grafik Histogram... 43 4.2 Grafik Normal Probability Plot... 44 4.3 Uji Heterokedastisitas... 48


(11)

x

2 Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock Split………….. 67

3 Sampel Penelitian………. 69

4 Jumlah Pengumuman dan Sampel per Tahun……….. 70

5 Corporate Governance Disclosure... 71

6 Statistik Deskriptif... 72

7 Grafik Histogram... 73

8 Grafik Normal Profitability Plot... 74

9 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 75

10 Coefficientsa... 76

11 Hasil Uji Heterokedastisitas... 77

12 Uji Heterokedastisitas... 78

13 Hasil Uji Durbin-Watson... 79

14 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda... 80

15 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda... 81

16 Hasil Regresi untuk Uji F (Simultan)... 82

17 Hasil RegresiuntukUji t (Parsial)... 83

18 Hasil Regresi untuk Uji t (Parsial)... 84


(12)

ii

PERUSAHAANYANGTERDAFTARDIBURSA EFEK INDONESIA (BEI)PERIODE 2011-2014

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana pengumuman pemecahan saham (stock split) dapat mempengaruhi return saham, volatilitas harga saham, dan coprorate govenrnance disclosure pada beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melihat perubahan yang terjadi setelah terjadinya pemecahan saham (stock split).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan 2 variabel atau lebih dengan hubungan kausal. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 507 perusahaan go publicyang terdaftar di BEI pada periode 2011 – 2014, tetapi hanya 37 perusahaan yang telah memenuhi semua kriteria untuk dijadikan sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website resmi BEI yaitu www.idx..com, www.sahamok.com, Indonesia Capital Market Directory (ICMD), Yahoo Finance, CNBC, Bloomberg, Marketwatch, Infovesta, danKontan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure. Sedangkan variabel dependennya adalah pemecahan saham (stock split).

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial variabel return saham berpengaruh negatif dan signifikan terhadap stock split.Pada variabel volatilitas harga saham secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap stock split. Pada variabel corporate governance disclosure berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap stock split.

Kata Kunci : pemecahan saham, stock split, return saham, volatilitas harga saham, coprorate governance disclosure.


(13)

iii

COMPANIES WHICH LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) FOR PERIODE 2011 – 2014

This study aims to analyze the extent to which the announcement of stock split can effect stock return, volatility of share price, and corporate governance disclosure in several companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) to see the changes that occured after the stock split.

The research design used in this research is associative research that aims to determine the relationship of two or more variables with a causal relationship. The population in this research totalled were 507 companies listed on the Indonesia Stock Exchanged in the period 2011 – 2014, but only 37 companies that have meet all the criteria to be used as a sample. The type of data in this research is secondary data obtained from the official website of the Indonesia Stock Exchanged (IDX) that www.idx.com, www.sahamok.com, Indonesia Capital Market (ICMD), Yahoo finance, CNBC, Bloomberg, MarketWatch, Infovesta, and Kontan. Data collecton method used is the study documentation. The independent variables used in this study is the stock return, volatility of share price, and corporate governance disclosure. While the dependent variable is the stock split.

The results showedthat in partialstock returnhavea significant negative effecton thestock split. The volatility of shareprice have positive and no significant effecton thestock split. Andthecorporate governancedisclosurevariableshave negative and no significant effectonthe stock split in partially.

Keywords : stock split, stock return, volatility of stock price, and corporate governance disclosure.


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecenderungan tata ekonomi dunia semakin diwarnai dan ditentukan oleh perkembangan pasar modal. Pasar modal ini sendiri sebagai indicator kemajuan perekonomian suatu negara serta menunjang perkembangan ekonomi negara yang bersangkutan. Di dalam berputarnya roda perekonomian suatu negara, sebagai sumber dana bagi pembiayaan-pembiayaan perusahaan yang merupakan tulang ekonomi suatu negara sangatlah terbatas, sehingga perlu mencari solusi dalam pembiayaan jangka panjang. Dukungan dana jangka panjang tersebut menjadikan roda pembangunan khususnya dibidang swasta dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Terbentuknya pasar modal ini akan menarik minat perusahaan-perusahaan untuk go-public, di mana sebagian saham dari perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan tersebut akan ikut dimiliki oleh masyarakat luas, secara makro ekonomi hal ini merupakan pemerataan pendapatan.

Beberapa fenomena dalam literature keuangan belum sepenuhnya dijelaskan dan mendapatkan perlakuan lebih lanjut. Salah satu cara perusahaan dalam menanggapi hal tersebut menurut pandangan beberapa para ahli adalah dengan melakukan pemecahan saham (stock split). Banyak pelaku pasar menilai stock split ini sebagai sinyal positif yang tidak mengubah klaim pemegang saham atau mengubah arus kas perusahaan di masa depan. Cara perusahaan melakukan stock split ini adalah dengan membagi jumlah saham yang beredar menjadi lebih besar.


(15)

Secara umum stock split dianggap sebagai kabar baik sehubungan dengan nilai fundamental dari perusahaan yang melakukan stock split. Menurut Boehme dan Danielsen (2007), nilai sekarang harus tergabung dalam harga saham yang terdapat pada periode jendela (event window) disekitar tanggal pengumuman pemecahan saham (stock split) jika efisiensi pasar setengah kuat. Menurut Kieso dan Weygandt (2005), alasan perusahaan melakukan pemecahan saham adalah untuk menyesuaikan harga pasar dari saham perusahaan pada tingkat di mana lebih banyak individu dapat menginvestasikan saham sehingga dapat meningkatkan jumlah saham yang beredar dan membuatnya lebih dapat dipasarkan. Manfaat dari pemecahan saham secara tidak langsung dapat dilihat dari sinyal pada bursa.

Pengumuman pemecahan saham memiliki ilustrasi yang tidak jauh berbeda dengan dividen saham. Pemecahan saham juga termasuk ke dalam corporate action yang juga mengandung informasi sehingga dianggap mampu mempengaruhi return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure.

Stock split banyak dilakukan oleh perusahaan ketika harga saham dari perusahaan tersebut meningkat melebihi rentang optimal, dan diyakini oleh para ahli keuangan bahwa suatu saham memiliki kisaran rentang optimal, di mana jika harga saham bisa berada pada rentang tersebut, maka nilai perusahaan bisa dimaksimumkan. Banyak pengamat di AS mempercayai bahwa rentang harga yang paling baik bagi kebanyakan saham yaitu diantara 20 USD dan 80 USD per lembar saham. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Purwo Adi Wibowo


(16)

(2004) menyatakan bahwa stock split merupakan kebijakan perusahaan go public (emiten) yang melakukan perubahan terhadap jumlah saham yang beredar dan nilai nominal per lembar saham sesuai dengan faktor pemecah (split factor).

Harga yang lebih rendah akan menghasilkan return yang lebih tinggi dibanding dengan harga semula. Misalnya harga sebuah saham sebelum pemecahan saham Rp 1.000,- dan setelah pemecahan saham menjadi Rp 600,- (dengan split ratio 1:2). Jika tidak terjadi sebelum pemecahan saham Rp 1.000,- dan setelah pemecahan saham menjadi Rp 600,-, maka pemecahan saham hanya mengubah nilai nominal atau nilai yang sudah ditetapkan dan jumlah saham yang beredar, kejadian ini tidak dicatat dalam ayat jurnal. Walaupun akun-akun tidak berpengaruh, namun rincian mengenai pemecahan saham biasanya diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Seharusnya harga yang terjadi dengan adanya pemecahan saham adalah Rp 500,- tapi karena mekanisme pasar, harga yang terbentuk adalah Rp 600,-, maka kenaikan harga saham akan Rp 100,- akan meningkatkan return bagi investor, oleh karena itu pemecahan saham akan lebih menarik. Terdapatnya informasi mengenai pemecahan saham ini, investor akan mengantisipasinya dengan membeli saham, dengan harapan untuk memperoleh return yang lebih tinggi yaitu setelah pemecahan saham dilakukan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa penelitian terdahulu. Irfana (2008) menganalisis pengaruh publikasi stock split terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham. Penelitian ini menggunakan harga saham dan likuiditas saham sebagai variabel dependen dan publikasi stock split sebagai variabel independen. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan yang


(17)

melakukan stock split di Bursa Efek Jakarta pada periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2006. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa pengumuman pemecahan saham tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas saham.

Fortuna (2010) menganalisis pengaruh stock split terhadap harga saham. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan go public yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan stock split tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Namun, khusus harga saham yang naik maka pemecahan saham menaikkan harga saham, sedangkan untuk harga saham yang turun pemecahan saham menurunkan harga saham.

Faris (2012) menganalisis pengaruh pemecahan saham (stock split) terhadap harga saham dan volume perdagangan saham. Penelitian ini menggunakan harga saham dan volume perdagangan saham sebagai variabel dependen dan stock split sebagai variabel independen. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan go public yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara sebelum pengumuman pemecahan saham (stock split) dengan setelah pengumuman pemecahan saham (stock split) terhadap harga saham dan volume perdagangan saham.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Irfana (2008), Fortuna (2010), dan Faris (2012) tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Return Saham, Volatilitas Harga Saham, dan Corporate Governance Disclosure Terhadap Pemecahan Saham (Stock


(18)

Split) pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2014”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah return saham berpengaruh terhadap pemecahan saham (stock split) ?

2. Apakah volatilitas harga saham berpengaruh terhadap pemecahan saham (stock split) ?

3. Apakah corporate governance disclosure berpengaruh terhadap pemecahan saham (stock split) ?

4. Apakah return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure berpengaruh secara simultan terhadap pemecahan saham (stock split) ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui return saham berpengaruh signifikan terhadap pemecahan saham (stock split).


(19)

2. Untuk mengetahui volatilitas harga saham berpengaruh signifikan terhadap pemecahan saham (stock split).

3. Untuk mengetahui corporate governance disclosure berpengaruh signifikan terhadap pemecahan saham (stock split).

4. Untuk mengetahui return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure berpengaruh secara simultan terhadap pemecahan saham (stock split).

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang relevan sehingga dapat digunakan oleh :

1. Peneliti

Sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan dalam bidang keuangan dan pasar modal sekaligus menjadi media pembanding antara teori yang diperoleh dari literature dengan aplikasinya pada penelitian ini.

2. Perusahaan/Emiten

Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan keuangan yang berkaitan dengan realisasi pengumuman saham bonus sebagai bagian dari distribusi saham serta pengaruhnya terhadap return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure di pasar modal.


(20)

3. Investor

Memberikan bukti empiris kepada calon investor berkaitan dengan realisasi pengumuman saham bonus sebagai bahan pertimbangan yang dapat digunakan dalam mengambil keputusan untuk mengambil investasi di pasar modal.

4. Peneliti selanjutnya

Sebagai referensi tambahan bagi peneliti lain dalam mengembangkan atau memperluas penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.


(21)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 2.1 Pasar Modal

Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (pasal 1 ayat (13) UU RI no. 8 tentang Pasar Modal). Efek itu sendiri merupakan surat berharga seperti surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan, kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek. Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.

2.2 Surat Berharga 2.2.1 Saham

Saham adalah surat berharga sebagai tanda bukti penyertaan atau kepemilikan individu maupun intuisi dalam suatu perusahaan. Saham memiliki jenis yang dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Saham Biasa (Common Stock) 2. Saham Preferen (Preferred Stock)


(22)

1. Saham Biasa (Common Stock)

Saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian deviden dibandingkan dengan saham preferen demikian pula hak atas harta kekayaan perusahaan bila dilikuidasi.

2. Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham yang memberikan hak lebih atas saham biasa seperti hak prioritas atas pengembalian modal jika perusahaan dilikuidasi, hak atas pembagian deviden.

Saham juga terbagi atas 2 bentuk saham yaitu : 1. Saham atas Unjuk (Bearer Stock) 2. Saham atas Nama (Registered Stock)

Secara teori bahwa saham yang tercatat dalam Bursa Efek di Indonesia adalah saham atas nama yang artinya nama pemilik tercantum dalam daftar pemegang saham perseroan yang bersangkutan.

Suatu pihak disebut sebagai pemegang saham utama jika ia baik langsung maupun tidak langsung memiliki hak suara dari seluruh hak suara yang dikeluarkan perseroan sebesar 20%.

2.3 Pemecahan Saham (Stock Split)

2.3.1 Perlakuan Akuntansi Pemecahan Saham

Perlakuan pemecahan saham (stock split) tidak disebutkan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK), namun diatur dalam PSAK No. 56


(23)

paragraf 21 (c) tahun 2013 yaitu mengenai transaksi yang mengubah jumlah saham biasa tetapi tidak mengubah sumber daya.

Perusahaan dapat memperbanyak jumlah saham yang beredar dengan cara mengurangi nilai nominal sahamnya. Bagi pemegang saham penurunan nilai nominal perlembar saham tidak mengubah nilai buku investasi, melainkan hanya mengalami pertambahan jumlah dari saham yang dimiliki. Misalnya, perusahaan “ABC” mengumumkan adanya stock split di mana tiap lembar saham dipecah menjadi 2 lembar (2:1). Adanya pemecahan saham ini, para pemegang saham akan menerima 2 lembar saham untuk menukar tiap lembar saham yang dimiliki. Jumlah harga pokok saham tidak berubah, namun karena jumlah lembarnya bertambah menjadi dua kali lipat, maka harga pokok per lembar saham turun menjadi ½ (setengah) dari harga pokok semula. Dalam hal pemecahan saham tidak ada pendapatan yang diakui oleh pemegang saham.

2.3.2 Pemecahan Saham (Stock Split)

Pemecahan saham (stock split) adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan (emiten) karena:

• Nilai saham perusahaan tersebut terlalu tinggi sehingga tidak menarik lagi untuk diperdagangkan.

• Untuk meningkatkan likuiditas dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar serta menurunnya harga saham sehingga lebih marketable.


(24)

Sebagai contoh dengan mengasumsikan stock split memiliki perbandingan 1:2. Harga pasar saham Rp 1.000,-/lembar. Maka harga teoritis saham setelah right issue (ex-right) adalah :

1 (Rp 1.000,-) = Rp 1.000,- = Rp 500,-

2 2

Contoh lainnya adalah jika jumlah saham yang beredar adalah 5.000 lembar dengan harga pasar Rp 10.000,- perlembar saham dan dilakukan stock split dengan rasio 2:3, maka saham yang beredar serta rata-rata harga saham yang baru adalah:

Jumlah saham baru setelah split adalah : Saham yang baru 5.000 x 3 = 7.500 lembar

2

Harga saham baru setelah split adalah :

Harga saham baru 10.000 x 2 = Rp 6.667,- 3

Beberapa pelaku pasar khususnya para emiten mempunyai pendapat bahwa stock split memiliki beberapa macam manfaat, yaitu :

a. Harga saham yang lebih rendah setelah stock split akan meningkatkan daya tarik investor untuk membeli saham dalam jumlah yang besar sehingga dapat mengubah investor odd lot yaitu investor yang membeli saham di bawah 500 lembar (1 lot) menjadi investor round lot yaitu investor yang membeli saham minimal 500 lembar.

b. Meningkatkan daya tarik investor kecil untuk melakukan investasi. c. Meningkatkan jumlah pemegang saham sehingga pasar akan menjadi


(25)

d. Sinyal yang positif bagi pasar karena kinerja manajemen bagus dan memiliki prospek yang baik.

Sementara itu, terdapat beberapa pendapat lain yang bertentangan dengan manfaat-manfaat yang telah diuraikan di atas, yaitu sebagai berikut:

a. Tingkat harga saat ini belum dapat menjamin keberhasilan stock split karena ketidakpastian dalam lingkungan bisnis.

b. Tingkat harga saham setelah stock split akan mengubah posisi perusahaan pada kelompok yang memiliki nilai saham rendah sehingga mengakibatkan kepercayaan investor terhadap saham menurun.

c. Peningkatan jumlah pemegang saham akan menaikkan biaya pelayanan (servicing cost) bagi pemegang saham.

d. Pemecahan saham (stock split) merupakan upaya manajemen untuk menata kembali harga saham pada rentang harga tertentu. Mengarahkan harga saham pada rentang harga tertentu, diharapkan semakin banyak partisipan yang akan terlibat dalam perdagangan. Semakin banyak partisipan, akan semakin meningkatkan likuiditas saham di pasar bursa. Sehingga dengan dilakukannya stock split, dapat mengurangi nilai pasar saham dan memiliki kemampuan menarik mayoritas investor potensi.


(26)

Alasan lain perusahaan melakukan stock split adalah :

− Untuk menyesuaikan harga pasar saham perusahaan pada tingkat di mana individu dapat lebih banyak menginvestasikan dananya pada saham tersebut.

− Untuk menyebarkan atau memperluas pemegang saham dengan meningkatkan jumlah saham yang beredar dengan nilai pasar yang dapat dijangkau.

2.3.3 Jenis Pemecahan Saham

Ewijaya dan Indriantoro dalam Rahayu (2006) menjelaskan bahwa pada dasarnya ada dua jenis pemecahan saham yang dapat dilakukan :

1. Split-up (pemecahan naik) merupakan nilai pengukuran nilai nominal per lembar saham yang dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar, misalnya pemecahan saham dengan rasio 2:1, 3:1, dan 4:1.

2. Split-down atau reverse split (pemecahan turun) merupakan peningkatan nilai nominal yang dapat mengurangi saham yang beredar, misalnya pemecahan saham dengan rasio 1:2, 1:3, 1:4. New York Stock Exchange (NYSE) membedakan pemecahan saham menjadi dua yaitu pemecahan saham sebagian (partial stock split) dan pemecahan saham penuh (full stock split). Pemecahan saham sebagian merupakan tambahan distribusi saham yang beredar 25% atau lebih tetapi kurang dari 100% dari jumlah saham yang beredar lama. Pemecahan saham


(27)

penuh adalah tambahan distribusi saham yang beredar sebesar 100% atau lebih dari jumlah saham yang beredar lama.

2.3.4 Teori Motivasi Pemecahan Saham

Secara teoritis, motivasi yang melatarbelakangi perusahaan untuk melakukan pemecahan saham serta dampak yang telah ditimbulkan tertuang ke dalam beberapa teori, yaitu Signaling Theory dan Trading Range Theory (Mason dan Roger, 1998) dalam Mila (2010).

a. Signaling Theory

Signaling theory atau asimetry information menyatakan bahwa pemecahan saham memberikan sinyal/informasi kepada investor mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang. Pada tingkat asimetris tertentu antara manajer dan investor, manajer kemungkinan besar akan mengambil keputusan pemecahan saham agar investor dapat menerima informasi yang menguntungkan. Keputusan melakukan pemecahan saham yang dilakukan oleh manajemen perusahaan ternyata merupakan suatu keputusan yang mahal, karena semakin tinggi tingkat komisi saham dan menurunnya harga saham, sehingga mengakibatkan bertambahnya biaya yang dikeluarkan oleh manajemen perusahaan yang melakukan kebijakan pemecahan saham. Menurut Copeland (1979) dalam Marwata (2001), pemecahan saham memerlukan biaya oleh karena itu hanya perusahaan yang mempunyai prospek yang bagus saja yang mampu melakukannya. Pasar akan


(28)

merespon sinyal secara positif jika pemberi sinyal kredibel, dan sebaliknya jika sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang kinerja pada masa lalunya tidak bagus, maka tidak akan dipercaya oleh pasar. b. Trading Range Theory

Trading range theory atau lebih dikenal dengan liquidity hypotheses menyatakan bahwa pemecahan saham akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Harga pasar saham mencerminkan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi nilai perusahaan dan sebaliknya. Namun jika harga saham dinilai terlalu tinggi akan mempengaruhi kemampuan investor untuk membeli saham, sehingga menimbulkan efek seolah-olah harga saham sulit untuk meningkat lagi. Menurut teori ini, harga saham yang dinilai terlalu tinggi menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan.

2.4 Return Saham

Returna dalah total keuntungan/kerugian pada masa investasi selama periode waktu tertentu. Biasanya diukur sebagai perubahan nilai ditambah tiap pendistribusian secara tunai selama periode waktu tersebut, dinyatakan sebagai persentase dari nilai investasi awal periode (Gitman, 2009:228).

Menurut Sembel dan Sugiharto (2009:129), return saham dapat dibagi menjadi dua, yaitu :


(29)

1. Dividen

Dividen merupakan pembagian sebagian keuntungan yang dihasilkan perusahaan.Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu tertentu (cum date).

2. Capital Gain

Capital gain merupakan selisih yang terjadi dari harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.

Return saham yang akan diterima oleh investor atas suatu investasi sangat dipengaruhi oleh jenis investasi yang dipilih. Untuk mengukur besarnya return yang akan diterima investor sehubungan dengan adanya peristiwa stock split diukur dengan adanya abnormal return yang diterima oleh investor.

Abnormal return adalah selisih antara return yang sebenarnya (actual return) dengan return yang diharapkan (expected return).

1. Return yang Sebenarnya (Actual Return)

Return yang sebenarnya merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis.

2. Return Ekspektasi (Expected Return)

Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti.


(30)

Return yang diterima oleh investor di pasar modal dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Current Income (Pendapatan Lancar)

Current income adalah keuntungan yang didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik, misalnya dividen.

2. Capital Gain/Capital Loss (Keuntungan Selisih Harga)

Capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi) yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relative lebih tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan return saham merupakan suatu tingkat pengembalian baik merupakan keuntungan ataupun kerugian dari kegiatan investasi yang dapat menggambarkan perubahan harga suatu saham.

2.5 Volatilitas Harga Saham

Pada dasarnya volatilitas atau gejolak pasar memiliki peran terhadap return investasi. Jika hasil keuntungan besar biasanya mempunyai resiko yang tinggi pula. Hal ini biasa disebut dengan investment profile. Setiap investor memiliki investment profile yang berbeda-beda antara lain konservatif, moderat, dan agresif.

Volatilitas adalah besarnya jarak antara fluktuasi atau naik turunnya harga saham. Saham yang naik dengan cepat kemudian turun dengan cepat disebut saham bervolatilitas tinggi. Saham-saham yang memiliki volatilitas


(31)

tinggi merupakan saham berlapis 2 dan 3 karena harganya mudah untuk digerakkan. Sedangkan saham-saham yang memiliki volatilitas rendah adalah saham-saham blue chips atau saham berlapis 1. Saham-saham yang bervolatilitas tinggi ataupun bervolatilitas rendah sama-sama memiliki keuntungan dengan memberikan perlakuan atau strategi yang berbeda. Saham-saham yang memiliki volatilitas tinggi cocok untuk trader jangka pendek atau cenderung agresif. Sedangkan saham-saham yang memiliki volatilitas rendah cocok untuk trader jangka panjang (trend following) ataupun investor jangka panjang.

Dalam memperhitungkan keadaan saham-saham yang naik turun, biasanya kita juga akan memperhatikan margin. Terdapat 3 tipe margin, yaitu:

1. Initial Margin

Besarnya initial margin tergantung pada fluktuasi harga kontrak dan tingkat volatilitas.

2. Variation Margin

Variasi tingkat margin yang sesuai dengan tingkat volatilitas harga. 3. Maintenance Margin

Tingkat margin yang berfungsi sebagai pengaman.

2.6 Corporate Governance Disclosure

Corporate governance adalah hubungan yang mengatur antara kepemilikan perusahaan dengan manajemen yaitu berupa peran, hubungan,


(32)

dan tugas komisaris dan direktur kepada pemegang saham dan pemilik perseroan. Corporate governance yang efektif menciptakan sistem yang dapat menjaga keseimbangan dalam pengendalian perusahaan sedemikian rupa sehingga mampu mengurangi peluang-peluang terjadinya korupsi dan kesalahan mengelola (mismanagement), menciptakan insentif bagi manajer untuk memaksimumkan produktivitas penggunaan aset sehingga menciptakan nilai perusahaan yang maksimum pula.

2.6.1 Prinsip-Prinsip Utama Corporate Governance

1. Fairness bagi pemegang saham minoritas, yaitu dalam rangka melindungi dari kecurangan, atau praktek-praktek insider yang merugikan.

2. Trancparency melalui peningkatan disclosure dengan cara penyampaian informasi kinerja perusahaan yang akurat dan tepat waktu.

3. Accountability manajemen melalui pengawasan efektif yang mendasarkan pada keseimbangan kekuasaan antara direksi, pemegang saham, komisaris, dan auditor.

4. Responsibility (tanggung jawab) perusahaan sebagai bagian dari masyarakat wajib mematuhi hukum dan undang-undang yang berlaku.

Perusahaan-perusahaan harus melakukan disclosure (pengungkapan) informasi telah diungkapkan ke dalam sejumlah teori yaitu stakeholder


(33)

theory, agency theory, legitimacy theory, dan political economy theory. Walaupun terdapat beberapa teori yang dipaparkan sehingga memunculkan berbagai pendapat yang berbeda-beda, mereka semua setuju bahwa perusahaan wajib menerbitkan informasi untuk diketahui oleh pihak yang berkepentingan seperti para pemegang saham, kreditur, penganalisis keuangan dan konsultan sekuritas di mana informasi ini berguna dalam membuat keputusan untuk berinvestasi (Haniffa dan Coke, 2002).

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa tinjauan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan pengaruh return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure terhadap pemecahan saham (stock split) antara lain :

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1. Ajeng Widha Irfana (2008) Analisis Pengaruh Publikasi Stock Split Terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta (2003 – 2006) Variabel Independen: - Publikasi Stock Split Variabel Dependen: - Harga Saham - Likuiditas Saham Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengumuman pemecahan saham di Bursa Efek Jakarta berpengaruh secara signifikan terhadap


(34)

2. Chotyahani Hasna Rizka Fortuna (2010) Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go

Public (2006 –

2008) Variabel Independen: - Pengumum an Stock Split Variabel Dependen: - Harga Saham Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan stock split tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

3. Hadiyan Faris (2012) Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Go Public yang

Terdaftar di BEI Tahun 2006 – 2011. Variabel Independen: - Pengumu man Stock Split Variabel Dependen: - Harga Saham - Volume Perdaganga n Saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara sebelum pengumuman pemecahan saham (stock split) dengan setelah pengumuman pemecahan saham (stock split) terhadap

harga saham dan

volume

perdagangan saham.

C. Kerangka Konseptual

Berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu maka peneliti menggambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :


(35)

H1 H2 H3

H4 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dari gambar kerangka konseptual dapat dijelaskan hubungan kausal antara return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure terhadap pemecahan saham (stock split), baik secara parsial maupun secara simultan. Pengaruh hubungan tersebut dapat dilihat dari perubahan yang terjadi ketika perusahaan melakukan pemecahan saham (stock split). Adanya return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan yang akan melakukan pemecahan saham (stock split).

Untuk melihat apakah return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure mempengaruhi pemecahan saham digunakan regresi linier berganda. Bila terdapat perubahan yang signifikan maka return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure mempengaruhi pemecahan saham. Bila tidak terdapat perubahan yang signifikan maka return saham,

Return Saham

Volatilitas Harga Saham

Corporate Governance Disclosure

Pemecahan Saham (Stock Split)


(36)

volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure tidak mempengaruhi pemecahan saham.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tujuan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual yang telah dijelaskan maka hipotesis dari penelitian ini adalah :

H1 = return saham berpengaruh signifikan terhadap pemecahan saham (stock split).

H2 = volatilitas harga saham berpengaruh signifikan terhadap pemecahan saham (stock split).

H3 = corporate governance disclosure berpengaruh signifikan terhadap pemecahan saham (stock split).

H4 = return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure berpengaruh secara simultan terhadap pemecahan saham (stock split).


(37)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan 2 variabel atau lebih dengan hubungan kausal.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan peneliti dalam penelitian kali ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain yang dipublikasikan dalam bentuk yang sudah jadi. Data ini adalah data historis tentang return saham, volatilitas harga saham, corporate governance disclosure secara harian. Data-data tersebut diperoleh dengan cara mengunduh situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id, www.sahamok.com, Indonesia Capital Market Directory (ICMD), Yahoo Finance, CNBC, Bloomberg, Marketwatch, Infovesta, dan Kontan. Adapun kriteria data yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah :

1. Data saham yang mengalami return saham setelah terjadinya pemecahan saham (stock split).

2. Data saham yang mengalami perubahan tingkat volatilitas harga saham setelah terjadinya pemecahan saham (stock split).


(38)

3. Data-data perusahaan yang melakukan disclosure pada tata pengelolaannya ketika terjadinya pemecahan saham (stock split).

4. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan kebijakan pemecahan saham (stock split) periode 2011 – 2014.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 507 perusahaan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 – 2014. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang melakukan pemecahan saham (stock split) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2008).

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria. Adapun kriteria yang ditentukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan yang melakukan pemecahan saham (stock split) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut selama tahun 2011-2014.

2. Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) minimal 10 hari pada saat melakukan pemecahan saham (stock split).

3. Perusahaan yang diteliti memiliki data lengkap yang dibutuhkan oleh peneliti, seperti laporan keuangan dan informasi mengenai pemecahan saham (stock split).


(39)

4. Perusahaan yang melakukan stock split hanya satu (1) kali diteliti selama periode 2011 – 2014.

Berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti, maka terdapat 37 perusahaan yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini. Adapun daftar perusahaan yang melakukan stock split dan sampel dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock Split No.

Kode

Perusahaan Nama Perusahaan

Tanggal Pengumuman 2011

1. MYOH Samindo Resources Tbk 16 November

2011

2. MTSM Metro Reality Tbk 18 Oktober 2011

3. JTPE Jasuindo Tiga Perkasa Tbk 26 Juli 2011

4. LPPS Lippo Securities Tbk 5 Juli 2011

5. AUTO Astra Otopart Tbk 24 Juni 2011

6. MAIN Malindo Feedmill Tbk 15 Juni 2011

7. PBRX Pan Brothers Tbk 15 Juni 2011

8. INTA Intraco Penta Tbk 6 Juni 2011

9. BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

28 Maret 2011 10. LSIP London Sumatera Plantation Tbk 25 Februari 2011 11. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 11 Januari 2011 2012

1. ACES Ace Hardware Indonesia Tbk 1 November

2012

2. KLBF Kalbe Farma Tbk 8 Oktober 2012

3. KREN Kresna Graha Sekurindo Tbk 7 Agustus 2012

4. DKFT Central Omega Resources Tbk 3 Agustus 2012

5. MDRN Modern International Tbk 3 Juli 2012

6. INDS Indospring Tbk 19 Juni 2012

7. IMAS Indomobil Sukses International Tbk 7 Juni2012

8. ASII Astra International Tbk 5 Juni 2012

9. HERO Hero Supermarket Tbk 5 April 2012


(40)

Sumber :www.sahamok.com

Tabel 3.2 Sampel Penelitian No.

Kode

Perusahaan Nama Perusahaan

Tanggal Pengumuman

1. MYOH Samindo Resources Tbk 16 November 2011

2. MTSM Metro Reality Tbk 18 Oktober 2011

3. JTPE Jasuindo Tiga Perkasa Tbk 26 Juli 2011

4. LPPS Lippo Securities Tbk 5 Juli 2011

5. AUTO Astra Otopart Tbk 24 Juni 2011

6. MAIN Malindo Feedmill Tbk 15 Juni 2011

7. PBRX Pan Brothers Tbk 15 Juni 2011

8. INTA Intraco Penta Tbk 6 Juni 2011

9. BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

28 Maret 2011 10. LSIP London Sumatera Plantation Tbk 25 Februari 2011 11. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk

11 Januari 2011 12. DKFT Central Omega Resources Tbk 3 Agustus 2012 13. ACES Ace Hardware Indonesia Tbk 1 November 2012

11. PTRO Petrosea Tbk 6 Maret 2012

12. FREN Smartfren TelkomTbk 16 Februari 2012

2013

1. JPFA Japfa Comfeed Tbk 19 April 2013

2. SMRA Summarecon Agung Tbk 27 Juni 2013

3. ARNA Arwana Citra Mulia Tbk 8 Juli 2013

4. TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk 22 Juli 2013

5. AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk 29 Juli 2013

6. JRPT Jaya Real Property Tbk 1 Agustus 2013

7. TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 28 Agustus 2013

8. BATA Sepatu Bata Tbk 4 September

2013

9. JKON Jaya Konstruksi Tbk 26 September

2013 2014

1. ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 12 Februari 2014 2. INAI Indal Aluminium Industry Tbk 12 Februari 2014

3. INDS Indospring Tbk 3 Juli 2014

4. TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 25 Juli 2014

5. CMPP Centris Multipersada Pratama Tbk 3 September 2014 6. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 6 November 2014


(41)

14. KLBF Kalbe Farma Tbk 8 Oktober 2012 15. KREN Kresna Graha Sekurindo Tbk 7 Agustus 2012

16. MDRN Modern International Tbk 3 Juli 2012

17. INDS Indospring Tbk 19 Juni 2012

18. IMAS Indomobil Sukses International Tbk 7 Juni2012

19. ASII Astra International Tbk 5 Juni 2012

20. HERO Hero Supermarket Tbk 5 April 2012

21. PWON Pakuwon Jati Tbk 30 Maret 2012

22. PTRO Petrosea Tbk 6 Maret 2012

23. FREN Smartfren TelkomTbk 16 Februari 2012

24. JPFA Japfa Comfeed Tbk 19 April 2013

25. SMRA Summarecon Agung Tbk 27 Juni 2013

26. ARNA Arwana Citra Mulia Tbk 8 Juli 2013

27. JRPT Jaya Real Property Tbk 1 Agustus 2013

28. TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk 22 Juli 2013 29. AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk 29 Juli 2013 30. TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 28 Agustus 2013

31. JKON Jaya Konstruksi Tbk 26 September 2013

32. BATA Sepatu Bata Tbk 4 September 2013

33. ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 12 Februari 2014 34. INAI Indal Aluminium Industry Tbk 12 Februari 2014

35. TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 25 Juli 2014

36. CMPP Centris Multipersada Pratama Tbk 3 September 2014 37. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 6 November 2014

Tabel 3.3

Jumlah Pengumuman dan Sampel per Tahun

No. Tahun Jumlah

Pengumuman

Jumlah Sampel

1. 2011 11 11

2. 2012 12 12

3. 2013 9 9

4. 2014 6 5

Total 38 37

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa jumlah pengumuman stock split yang terjadi sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 sebanyak 38 kali. Namun, pada tahun 2012 dan 2014 terdapat 1 perusahaan, yaitu Indospring Tbk melakukan stock split


(42)

sebanyak 2 kali di tahun tersebut sehingga jumlah sampel pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 , yaitu sebanyak 37 sampel.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah dokumentasi. Teknik dokumentasi ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan dan mempelajari data-data sekunder. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui media internet lewat situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id dan www.sahamok.com dan memeriksa tanggal pemecahan saham (stock split) yang juga diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia tersebut. Dari tanggal pelaksanaan tersebut kemudian peneliti mengumpulkan data saham (penutupan harian) 10 hari dalam pemecahan saham (stock split) melalui situs CNBC, Yahoo finance, Bloomberg, Marketwatch, Infovesta, dan Kontan.

3.5 Batasan Operasional, Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.5.1 Batasan Operasional

Batasan operasional variabel digunakan untuk menghindari kesalahan dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini, dapat dibagi dalam suatu batasan operasional, antara lain:

a. Variabel independen (X) adalah Return Saham (X1), Volatilitas Harga

Saham (X2), Corporate Governance Disclosure (X3).


(43)

3.5.2 Variabel Independen a. Return saham

Return saham adalah keuntungan yang dinikmati oleh investor atas investasi yang didapatnya. Besarnya return saham dilihat dari adanya abnormal return yang akan diperoleh oleh investor sehubungan dengan peristiwa pemecahan saham. Return saham diukur menggunakan rasio dengan melihat abnormal return yang diterima oleh investor. Abnormal return adalah selisih antara expected return dengan actual return. Actual return merupakan selisih antara harga sekarang dengan harga sebelumnya secara relatif. Return saham merupakan hasil bagi antara selisih harga saham periode tahun depan dengan harga saham periode saat ini.

Rumus :

Return saham = (Rt + 1 – Rt) : Rt Di mana,

Rt + 1 : harga saham periode tahun depan. Rt : harga saham periode saat ini.

1. Menghitung actual return, untuk mengetahui perbandingan antara harga saham hari ini dengan harga saham sebelumnya yaitu dengan persamaan:

Rit = Pit –Pit-1

Pit-1

Dimana :

Rit :Return saham i pada waktu t


(44)

Pit – 1 : Harga saham i pada waktu t-1

2. Menghitung expected return, untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diharapkan yaitu dengan persamaan :

E (Rit) = α 1 + β Rmt

Dimana :

E (Rit) : Expected return

Rmt : Return pasar harian

3. Menghitung return saham individual Rumus :

Rit = Pit –Pit-1

Pit-1

Dimana :

Rit : return saham i pada hari ke- t

Pit : harga saham i pada hari ke- t

Pit-1 : harga saham i pada hari t-1

b. Volatilitas Harga Saham

Volatilitas harga saham adalah fluktuasi atau naik turunnya harga saham. Pada umumnya volatilitas harga saham diukur menggunakan rasio yang diproxy dengan menggunakan varian return saham harian (variance of daily stock return). Secara umum formula untuk menghitung varian dari nilai x adalah :

�2= �(Xi−X�) 2


(45)

Dengan demikian varian return saham dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :

��2 =

�∑(�,�− ��� )2

� −1

Dimana,

��2 : varian return saham.

T : lamanya periode jendela sebelum atau setelah stock split, yaitu 10 hari.

��,� : return harian saham j pada hari t.

�� : rata-rata return saham j. c. Corporate Governance Disclosure

Corporate governance disclosure adalah kebijakan perusahaan dalam memberikan informasi secara terbuka atas tata kelola perusahaan guna ditujukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Peneliti mengambil data pada saat perusahaan melakukan pemecahan saham (stock split) melalui surat edaran yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Jika perusahaan melakukan disclosure terhadap informasi mengenai indeks saham, maka bernilai 1, dan jika tidak melakukan disclosure maka bernilai 0. Teknik ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

DCOR = ∑ �� � �=1 Dimana,


(46)

dj : bernilai 1 jika melakukan disclosure, bernilai 0 jika tidak melakukan disclosure.

n : nilai maksimum dari masing-masing perusahaan.

3.5.3 Variabel Dependen

a. Pemecahan Saham (Stock Split)

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemecahan saham (stock split). Pemecahan saham (stock split) adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan (emiten) karena nilai saham perusahaan tersebut terlalu tinggi sehingga tidak menarik lagi untuk diperdagangkan.

Untuk meningkatkan likuiditas dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar serta menurunnya harga saham sehingga lebih marketable. Diukur menggunakan split ratio 1:2, 1:3, 1:4 atau 2:1, 2:3, 2:4.

Tabel 3.4 Definisi Operasional

Nama Variabel

Defenisi Variabel Rumus Skala

Pengukuran

Stock Split

(Y)

kebijakan perusahaan yang go public (emiten) yang melakukan perubahan terhadap jumlah saham yang beredar dan nilai nominal per lembar saham sesuai dengan faktor pemecah (split factor).

Split ratio dikali

harga/jumlah saham yang beredar

Rasio

Return Saham

(X1)

keuntungan yang dinikmati oleh investor atas investasi yang didapatnya.


(47)

Volatilitas Harga Saham (X2)

fluktuasi atau naik turunnya harga saham.

��2 =

�∑(�,− �� )2 � −1

Rasio

Corporate Governance Disclosure

(X3)

kebijakan perusahaan dalam memberikan informasi secara terbuka atas tata kelola perusahaan guna ditujukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

DCOR = ∑ �� �

�=1 Nominal

3.6 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan analisis statistik dan menggunakan software SPSS 17.

3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan analisis yang paling mendasar untuk menggambarkan data secara umum. Statistik deskriptif mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah informasi.

3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah suatu data dikategorikan sebagai distribusi normal atau tidak yang selanjutnya digunakan untuk membuat kesimpulan populasi berdasarkan data sampel. Uji normalitas ini perlu dilakukan untuk menentukan alat statistik yang digunakan, sehingga kesimpulan yang diambil tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Proses uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov.


(48)

Konsep dasar dari uji Kolmogorov-Smirnov ini adalah dengan cara membandingkan distribusi data yang akan diuji normalitasnya dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-score dan diasumsikan normal. Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Zhitung dengan

Ztabel dengan kriteria sebagai berikut:

- Jika Zhitung (Kolmogorov Smirnov) < Ztabel, atau angka signifikan >

taraf signifikansi (α) maka distribusi data dikatakan normal,

- Jika Zhitung (Kolmogorov Smirnov) > Ztabel, atau angka signifikan <

taraf signifikansi (α) maka distribusi data dikatakan tidak normal. 2. Uji Multikolinearitas

Menurut Erlina (2008) “multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya”. Uji multikolonearitas dalam penelitian ini tidak dilakukan karena variabel independen yang digunakan hanya ada satu yaitu stock split, sedangkan dalam uji multikolonearitas dilakukan jika variabel independen dalam suatu penelitian lebih dari satu. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variable independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2006) “uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel


(49)

dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Jika varians residual dari pengamatan ke pangamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas. Sebaliknya, jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji heterokedastisitas pada umumnya digunakan pada dalam regresi sederhana maupun regresi berganda, sedangkan pada penelitian ini tidak menggunakan regresi sederhana maupun regresi berganda.

4. Uji Autokorelasi

Menurut Erlina (2008) “uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu suatu model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t-1”. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Penelitian ini tidak menggunakan model regresi sederhana maupun berganda sehingga uji autokorelasi juga tidak diperlukan.

3.6.3 Pengujian Hipotesis Penelitian 1. Analisis Regresi Linier Berganda

Setelah melakukan uji normalitas data, maka dilakukan pengujian statistik untuk menguji hipotesis dari penelitian ini. Pengujian statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari


(50)

satu variabel independen (variabel bebas) terhadap variabel dependen (variabel terikat).

Rumus:

Y

=

a

+

b

1

x

1+

b

2

x

2+

b

3

x

3 +

e

Di mana,

Y

: Pemecahan Saham (Stock Split)

a

: Konstanta

b

1,

b

2

, b

3 : Koefisien Regresi

x

1 : Return Saham

x

2 : Volatilitas Harga Saham

x

3 : Corporate Governance Disclosure

Model regresi linier berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik, baik itu multikolinieritas, autokorelasi dan heterokedastisitas.

2. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik f)

Pengujian uji f statistik merupakan pengujian regresi secara keseluruhan yang menunjukkan apakah variabel bebas secara keseluruhan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.

Hipotesis:

H0: bi = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari

return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure terhadap pemecahan saham (stock split).


(51)

Ha: bi ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari return

saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure terhadap pemecahan saham (stock split).

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan thitung dengan

ketentuan :

- Jika Fhitung≤ Ftabelpada α 0,05, maka Ha ditolak.

- Jika Fhitung≥ Ftabelpada α 0,05, maka Ha diterima.

3. Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk menilai hubungan antara variabel dependen dan variabel independen apakah memiliki pengaruh satu dengan yang lainnya, dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen dan variabel dependen secara parsial. Apabila thitung menunjukkan nilai

lebih besar dibandingkan dengan ttabel, maka koefisien regresi variabel

independen adalah signifikan. Bentuk pengujian adalah:

H0: bi = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari

return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure terhadap pemecahan saham (stock split).

Ha: bi ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari return

saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure terhadap pemecahan saham (stock split).

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikan thitung dengan


(52)

- Jika thitung≤ ttabelpada α 0,05, maka Ha ditolak.

- Jika thitung ≥ ttabelpada α 0,05, maka Ha diterima.

4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Nilai koefisien (R2) dilihat pada hasil pengujian regresi berganda untuk variabel independen berupa return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure serta variabel dependen berupa pemecahan saham (stock split) dengan bantuan program SPSS. Karena penelitian ini menggunakan lebih dari satu variabel independen maka penulis menggunakan Adjusted R Square (Adj R2).


(53)

40

BAB IV

HASIL DAN PENELITIAN

4.1 Deskriptif Objek Penelitian

Pada bab ini membahas sejumlah analisis berkaitan dengan data-data keuangan yang diperoleh dari penelitian. Adapun urutan pembahasan secara sistematis adalah sebagai berikut:

1. Statistik deskriptif 2. Pengujian asumsi klasik

3. Analisis data yang berupa hasil analisis regresi linier berganda. 4. Pengujian variabel independen baik secara parsial dan simultan.

5. Pembahasan tentang pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 37 pengumuman dengan periode waktu tahun 2011 sampai dengan 2014.

4.2 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Berdasarkan data yang diinput dari www.idx.co.id berupa laporan keuangan perusahaan tahunan 2011, 2012, 2013, 2014 di Bursa Efek Indonesia dan melalui www.yahoofinance.com untuk mengetahui data-data saham dalam penelitian ini yang meliputi return saham, volatilitas harga saham, corporate governance disclosure, pemecahan saham (stock split), maka hasil statistik deskriptif dari variabel-variabel tesebut dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini:


(54)

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Return Saham 37 -.42 1.32 .1027 .36716

Volatilitas Harga Saham 37 .00 1005.21 66.5961 178.17787

Corporate Governance Disclosure

37 .00 1.00 .6216 .49167

Stock Split 37 138.00 11853.20 1913.7692 2450.70217

Valid N (listwise) 37

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.1 tersebut terlihat bahwa dari 37 sampel penelitian, nilai maksimum return saham sebesar 1,32, yaitu return saham pada perusahaan PT. Malindo Feedmill Tbk. Hal ini menyatakan bahwa tingkat return saham tertinggi pada PT. Malindo Feedmill Tbk. Nilai minimum return saham sebesar -0,42, yaitu return saham pada perusahaan PT Hero Supermarket Tbk. Hal ini menyatakan bahwa tingkat return saham terendah pada perusahaan PT. Hero Supermarket Tbk. Nilai maksimum volatilitas harga saham sebesar 1005,21, yaitu volatilitas pada perusahaan PT. Summarecon Agung Tbk. Sedangkan nilai minimum volatilitas harga saham sebesar 0,00, yaitu volatilitas harga saham pada perusahaan PT. London Sumatera Plantation Tbk. Nilai maksimum corporate governance disclosure sebesar 1,00. Sedangkan nilai minimum corporate governance disclosure sebesar 0,00. Nilai maksimum


(55)

pemecahan saham (stock split) sebesar 11853,20, yaitu pada perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. Sedangkan nilai minimum pemecahan saham (stock split) sebesar 138,00, yaitu pada perusahaan PT. Lippo Securities Tbk.

Variabel pemecahan saham (stock split) mempunyai nilai rata-rata (mean) sebesar 1913,7692. Artinya, rata-rata nilai pemecahan saham perusahaan yang mengalami stock split di Indonesia sebesar Rp 1.913,77/lembar saham. Variabel return saham mempunyai nilai rata-rata (mean) sebesar 0,1027. Artinya, rata-rata return saham sebesar 0,10% ini menunjukkan bahwa rata-rata return saham perusahaan di Indonesia adalah sebesar 0,10%. Variabel volatilitas harga saham mempunyai nilai rata-rata (mean) sebesar 66,5961. Artinya, rata-rata volatilitas harga saham sebesar 66,59%. Variabel corporate governance disclosure mempunyai nilai rata-rata (mean) sebesar 0,6216. Artinya, rata-rata perusahaan yang melakukan disclosure pada perusahaannya adalah sebesar 0,62%.

4.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi berganda. Dari hasil perhitungan sampel selama 4 tahun periode pengamatan, maka dalam penelitian ini perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu yang meliputi: uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi yang dilakukan sebagai berikut:


(56)

4.3.1 Uji Normalitas

Pengujian apakah distribusi data normal atau tidak, salah satunya dengan menggunakan analisis grafik. Cara yang paling sederhana adalah dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal sebagaimana Gambar 4.1 berikut:

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah) Gambar 4.1

Grafik Histogram

Setelah melihat tampilan grafik histogram, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Namun dengan hanya melihat histogram, hal ini dapat memberikan hasil yang meragukan khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode yang handal adalah dengan melihat normal probability plot, di mana pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya


(57)

mengikuti arah garis diagonal, sebagaimana ditampilkan pada gambar 4.2 berikut:

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah) Gambar 4.2

Grafik Normal Probability Plot

Jika dilihat berdasarkan grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar tidak jauh dari garis diagonal. Hal ini menunjukkaan bahwa grafik pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dalam uji normalitas residual dengan grafik dapat menyesatkan apabila tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, oleh karena itu untuk melengkapi uji grafik dilakukan juga uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:


(58)

Tabel 4.2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 37

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation

2.27537204E3

Most Extreme Differences Absolute .196

Positive .196

Negative -.103

Kolmogorov-Smirnov Z

1.190

Asymp. Sig. (2-tailed)

.118

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Berdasarkan Tabel 4.2 mengindikasikan bahwa data mempunyai distribusi normal, di mana berdasarkan nilai signifikan Kolmonogorov-Smirnov menunjukkan nilai lebih besar 0,05 yang mempunyai nilai signifikan 0.118 maka dapat dinyatakan bahwa data mempunyai distribusi normal.

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Dalam mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas antar variabel independen pada model persamaan pertama digunakan variance inflation


(59)

factor (VIF). Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dalam output SPSS maka besarnya VIF dari masing-masing variabel independen dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Coefficientsa

Model

Correlations Collinearity Statistics

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 Return Saham -.269 -.165 -.155 .356 2.805

Volatilitas Harga Saham

.038 .184 .174 .643 1.554

Corporate Governance Disclosure

-.321 -.139 -.131 .489 2.047

a. Dependent Variable: Stock Split

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa kedua variabel independen tidak terjadi multikolinearitas karena nilai VIF < 5,0, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh antar variabel independen. Variabel (return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure) dapat digunakan untuk memprediksi pemecahan saham (stock split) selama periode pengamatan.

4.3.3 Uji Heterokedastisitas

Berdasarkan output SPSS maka hasil uji heterokedastisitas dapat ditunjukkan dalam Tabel 4.4 sebagai berikut:


(60)

Tabel 4.4

Hasil Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2475.462 410.842 6.025 .000

Return Saham -854.342 971.122 -.209 -.880 .385

Volatilitas Harga Saham

2.272 1.490 .270 1.526 .137

Corporate Governance Disclosure

-1371.257 619.496 -.449 -2.214 .054

a. Dependent Variable: absut

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dalam Tabel 4.4 tersebut nampak bahwa variabel bebas yaitu: return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure menunjukkan hasil yang tidak signifikan yaitu terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure tersebut tidak heterokedastisitas dalam varian kesalahan, dan variabel return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure yang digunakan tidak mempengaruhi residualnya. Untuk menentukan heterokedastisitas juga dapat menggunakan grafik scatterplot, titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara acak,


(61)

tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat melalui grafik scatterplot, yang ditunjukkan pada Gambar 4.3 di bawah ini:

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah) Gambar 4.3 Uji Heterokedastisitas

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol (0) pada sumbu Y, tidak berkumpul disatu tempat, serta tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi artinya bahwa varian semua variabel ini menunjukkan variabel independen (return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure) dapat digunakan untuk memprediksi pemecahan saham (stock split) pada perusahaan di Indonesia selama periode 2011 sampai dengan 2014.


(62)

4.3.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Menurut Ghazali (2005:110) untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson (DW test).

Tabel 4.5

Hasil Uji Durbin-Watson

Model Summaryb

Model

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

Durbin-Watson

1 .138 1.761 3 33 .174 1.932

b. Dependent Variable: Stock Split

Berdasarkan uji autokorelasi pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,932. Nilai d dibandingkan dengan nilai dl dan du pada n = 37 dan k = 4 sehingga diperoleh nilai dl sebesar 1,249 dan du sebesar 1,723. Hal ini sesuai dengan ketentuan du < d < (4-du), yaitu 1,723 < 1,932 < 2,277 yang menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif dan negatif, sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis regresi tidak terdapat autokorelasi.


(63)

4.4 Regresi Linear Berganda

Dalam hal ini model regresi diperlukan untuk melakukan pengujian hipotesis berdasarkan taksiran parameter maupun untuk proses peramalan. Menggunakan alat bantu komputer melalui program SPSS, maka nilai regresi linear berganda dapat dilihat dalam Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 1955.493 417.182 4.687 .000

Return Saham -2756.662 1282.398 -.413 -2.150 .039

Volatilitas Harga Saham

3.625 2.643 .264 1.372 .179

a. Dependent Variable: Stock Split

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)

Berdasarkan tabel hasil uji regresi linier berganda di atas, maka dapat dilakukan spesifikasi model menjadi persamaan regresi linier berganda. Model tersebut menggunakan B di mana model regresi linier bergandanya sebagai berikut:

Stock split = 1955,493 – 2756,662 return saham + 3,625 volatilitas harga saham + e


(64)

1. Konstanta sebesar 1955,493, menunjukkan bahwa jika return saham dan volatilitas harga saham sama dengan nol maka stock split sebesar 1955,493.

2. Koefisien return saham sebesar 2756,662 menunjukkan bahwa setiap pengurangan (karena tanda -) return saham sebesar 1% maka akan mengurangi pengaruh stock split sebesar 2756,662.

3. Koefisien volatilitas harga saham sebesar 3,625 menunjukkan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) volatilitas harga saham sebesar 1% maka akan menambah pengaruh stock split sebesar 3,625.

Tabel 4.7

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2908.840 629.080 4.624 .000

Corporate Gorvernance Disclosure

-1600.766 797.890 -.321 -2.006 .053

a. Dependent Variable: Stock Split

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)

Berdasarkan tabel hasil uji regresi linier berganda di atas, maka dapat dilakukan spesifikasi model menjadi persamaan regresi linier berganda. Model tersebut menggunakan B di mana model regresi linier bergandanya sebagai berikut:


(65)

Stock split = 2908,840 – 1600,766 corporate governance disclosure + e Persamaan regresi tersebut dapat diperjelas:

1. Konstanta sebesar 2908,840, menunjukkan bahwa jika return saham dan volatilitas harga saham sama dengan nol maka stock split sebesar 2908,840.

2. Koefisien corporate governance disclosure sebesar -1600,766 menunjukkan bahwa setiap pengurangan (karena tanda -) corporate governance disclosure sebesar 1% maka akan mengurangi pengaruh stock split sebesar -1600,766.

4.5 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Berdasarkan hasil output SPSS nampak bahwa pengaruh secara bersama-sama variabel independen tersebut (return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure) terhadap stock split seperti ditunjukkan pada Tabel 4.8 sebagai berikut:


(66)

Tabel 4.8

Hasil Regresi untuk Uji F (Simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.983E7 3 9943478.314 3.761 .032a

Residual 1.864E8 33 5647983.183

Total 2.162E8 36

a. Predictors: (Constant), Corporate Governance Disclosure, Volatilitas Harga Saham, Return Saham

b. Dependent Variable: Stock Split

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung sebesar 3,761 yang lebih kecil

dari Ftabel sebesar 2,891 dan nilai signifikan sebesar 0,032. Karena nilai signifikan

lebih kecil dari 0,05 atau 5% artinya H0 ditolak dan Ha diterima sehingga terdapat

pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure terhadap stock split.

4.6 Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t)

Berdasarkan hasil output SPSS nampak bahwa pengaruh secara parsial 3 variabel independen tersebut return saham, volatilitas harga saham, dan corporate governance disclosure terhadap stock split seperti ditunjukkan pada tabel 4.9 sebagai berikut:


(67)

Tabel 4.9

Hasil Regresi untuk Uji t (Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 1955.493 417.182 4.687 .000

Return Saham -2756.662 1282.398 -.413 -2.150 .039

Volatilitas Harga Saham 3.625 2.643 .264 1.372 .179

a. Dependent Variable: Stock Split

Dari hasil analisis regresi linier berganda dengan program SPSS seperti terlihat pada Tabel 4.9, persamaan regresi linier yang terbentuk adalah:

Stock split = 1955,493 – 2756,662 return saham + 3,625 volatilitas harga saham + e

Dari persamaan regresi linier berganda tersebut maka dapat dianalisis sebagai berikut:

a. Return Saham

Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai thitung sebesar

-2,150 dengan nilai signifikan sebesar 0,039. Karena nilai signifikan lebih kecil dari 5% dan nilai thitung > ttabel (-2,150 > 2,032) maka Ha diterima dan

H0 ditolak. Artinya, terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara return

saham dan stock split. Adanya pengaruh negatif yang ditunjukkan oleh return saham mengindikasi bahwa semakin tinggi return saham yang


(68)

dimiliki oleh perusahaan maka semakin rendah pula stock split dari harga saham perusahaan tersebut.

b. Volatilitas Harga Saham

Dari hasil perhitungan uji secara parsial diperoleh nilai thitung sebesar 1,372

dengan nilai signifikan sebesar 0,179. Karena nilai signifikan lebih besar dari 5% dan nilai thitung < ttabel (1,372 < 2,032 ) maka H0 diterima dan Ha

ditolak. Artinya, terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan antara volatilitas harga saham terhadap stock split. Adanya pengaruh positif yang ditunjukkan volatilitas harga saham mengindikasi bahwa semakin tinggi volatilitas harga saham maka semakin tinggi stock split dari harga saham perusahaan tersebut.

Tabel 4.10

Hasil Regresi untuk Uji t (Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 2908.840 629.080 4.624 .000

Corporate Gorvernance Disclosure

-1600.766 797.890 -.321 -2.006 .053

a. Dependent Variable: Stock Split

Dari hasil analisis regresi linier berganda dengan program SPSS seperti terlihat pada Tabel 4.10, persamaan regresi linier yang terbentuk adalah:

Stock split = 2908,840 constant – 1600,766 corporate governance disclosure + e


(69)

Jika kita proyeksikan angka 1 bagi perusahaan yang melakukan corporate governance disclosure, maka persamaannya sebagai berikut:

Stock split = 2908,840 constant – 1600,766 (1) + e =1308,074

Jika kita proyeksikan angka 0 bagi perusahaan yang tidak melakukan corporate governance disclosure, maka persamaannya sebagai berikut:

Stock split = 2908,840 constant – 1600,766 (0) + e = 2908,840

Dari persamaan dapat terlihat bahwa corporate governance disclosure tidak berpengaruh terhadap stock split. Akan tetapi jika kita proyeksikan angka 1 dan 0 dalam setiap persamaan tersebut, maka nilai yang tidak melakukan corporate governance disclosure lebih tinggi dibandingkan dengan yang melakukan corporate governance disclosure.

4.7 Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness of fit dari model regresi. Berdasarkan hasil output SPSS besarnya nilai adjusted R square dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai berikut:


(1)

81

LAMPIRAN 14

Tabel 4.6

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 1955.493 417.182 4.687 .000

Return Saham -2756.662 1282.398 -.413 -2.150 .039

VolatilitasHargaSaham 3.625 2.643 .264 1.372 .179


(2)

82

LAMPIRAN 15

Tabel 4.7

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2908.840 629.080 4.624 .000

Corporate Gorvernance Disclosure

-1600.766 797.890 -.321 -2.006 .053


(3)

83

LAMPIRAN 16

Tabel 4.8

Hasil Regresi untuk Uji F (Simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.983E7 3 9943478.314 3.761 .032a

Residual 1.864E8 33 5647983.183

Total 2.162E8 36

a. Predictors: (Constant), Corporate Governance Disclosure, VolatilitasHargaSaham, Return Saham


(4)

84

LAMPIRAN 17

Tabel 4.9

Hasil Regresi untuk Uji t (Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1955.493 417.182 4.687 .000

Return Saham -2756.662 1282.398 -.413 -2.150 .039

VolatilitasHargaSaham 3.625 2.643 .264 1.372 .179


(5)

85

LAMPIRAN 18

Tabel 4.10

Hasil Regresi untuk Uji t (Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2908.840 629.080 4.624 .000

Corporate Gorvernance Disclosure

-1600.766 797.890 -.321 -2.006 .053


(6)

86

LAMPIRAN 19

Tabel 4.11

Uji Koefisien Determinasi (R

2

)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .371a .338 .460 2376.54859

a. Predictors: (Constant), Corporate Governance Disclosure, VolatilitasHargaSaham, Return Saham


Dokumen yang terkait

Pengaruh Stock Split dan Financial Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

4 82 120

Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 84 79

Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Saham dan Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

14 130 117

ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN LIKUIDITAS SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

4 68 11

Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan dan Volatilitas Harga Saham Terhadap BID – ASK Spread Pada Perusahaan Manufaktur Yang Melakukan Stock split di Bursa Efek Indonesia

3 76 92

Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan Go Public Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 51 103

Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 24 112

PENGARUH PEMECAHAN SAHAM ( STOCK SPLIT ) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 5 20

Dampak Stock Split Terhadap Return Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2015.

0 5 22

Analisis Pengaruh Stock Split terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012-2014.

0 1 16