Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas Tandelilin, 2010:26. Dengan demikian, pasar modal juga dapat diartikan sebagai tempat dimana berbagai pihak, salah satunya perusahaan, menjual saham dan obligasinya dengan tujuan untuk menambah dana perusahaan. Dewasa ini, perkembangan pasar modal sangat pesat, sehingga kebutuhan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan juga akan semakin meningkat. Informasi yang sering digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu berasal dari laporan keuangan yang berisi informasi-informasi akuntansi. Laporan keuangan dibutuhkan oleh investor sebagai sumber informasi yang penting karena dengan melihat informasi-informasi yang terkandung dalam laporan keuangan, investor dapat menilai kondisi suatu perusahaan. Informasi akuntansi akan bermanfaat bagi para investor apabila laporan keuangan dapat dipahami dengan mudah sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Reaksi pasar merupakan respon dari pasar terhadap informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dan reaksi ini ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham saat pengumuman informasi Furda, dkk. 2012. Informasi yang memberikan sinyal baik bagi investor akan berdampak. pada meningkatnya harga saham, tetapi apabila informasi memberikan sinyal yang buruk bagi investor maka harga saham juga akan menurun. Dalam melakukan investasi, seorang investor mengharapkan akan mendapatkan return dari saham yang dibelinya. Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Tandelilin 2010:51 menyebutkan sumber dari return saham terdiri dari dua komponen yaitu yield dan capital gain loss. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan pendapatan yang diperoleh dari investasi. Yield ini ditunjukkan dengan besarnya dividen yang diperoleh sedangkan capital gain loss merupakan kenaikan penurunan harga suatu surat berharga yang dapat memberikan keuntungan atau kerugian bagi seorang investor. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi return saham. Faktor pertama yaitu analisis kinerja keuangan perusahaan yang sangat dibutuhkan oleh investor untuk menilai tingkat return saham. Investor menganalisis kinerja keuangan perusahaan untuk menilai prospek perusahaan di masa yang akan datang. Apabila hasil kinerja suatu perusahaan baik maka sahamnya akan diminati oleh investor maupun calon investor dan harga sahamnya juga akan meningkat sehingga return akan meningkat dan juga sebaliknya jika hasil kinerja perusahaan buruk maka tidak ada investor yang akan berinvestasi di perusahaan itu, karena perusahaan tidak dapat memberikan return saham yang optimal. Investor menilai kinerja perusahaan umumnya menggunakan teknik analisis fundamental. Analisis fundamental adalah teknik analisis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI laporan keuangan dengan menganalisis rasio-rasio keuangan. Menurut Kasmir 2010 rasio-rasio keuangan dapat dibagi ke dalam tiga kategori yaitu rasio solvabilitas leverage, rasio profitabilitas, dan rasio pasar. Dalam penelitian ini ukuran kinerja perusahaan difokuskan pada rasio pasar yang diukur dengan Earning Per Share EPS, karena rasio ini mencerminkan prospek suatu perusahaan dan menggambarkan tingkat pengembalian return dari suatu investasi. Earning Per Share adalah rasio yang mengukur jumlah laba per lembar saham. Informasi EPS merupakan informasi yang sangat penting dan mendasar bagi seorang investor, karena menggambarkan prospek laba di masa mendatang. Penelitian yang dilakukan oleh Furda, dkk. 2012 menunjukkan bahwa Earning Per Share berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan real eastate dan property yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan nilai Earning Per Share EPS akan memberikan kontribusi terhadap perubahan return saham, yaitu kenaikan atau penurunan nilai Earning Per Share EPS akan berdampak pada kenaikan atau penurunan return saham. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi nilai EPS tentu saja akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham, sehingga return saham yang akan diterima oleh investor juga semakin besar sehingga menarik para calon investor untuk menginvestasikan dananya ke perusahaan. Faktor kedua yang harus dipertimbangkan oleh seorang investor yaitu harus memperhatikan dan mempertimbangkan risiko yang ada pada suatu saham selain ingin memaksimalkan return saham. Tandelilin 2010 mendefinisikan risiko sebagai kemungkinan perbedaan return aktual yang diterima dengan return harapan. Semakin besar perbedaan antara return aktual dengan return harapannya, maka semakin besar risiko yang akan ditanggung oleh investor. Dalam perusahaan terdapat sebuat risiko yang dinamakan risiko sistematis atau sering dikenal dengan risiko pasar. Jogiyanto, 2014 mendefinisikan risiko sistematis adalah risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Contohnya yaitu adanya kenaikan inflasi dan kenaikan tingkat suku bunga. Apabila dilihat dari sikap investor terhadap risiko akan sangat tergantung pada preferensi masing-masing investor. Di mana Investor yang berani dengan risiko, akan memilih risiko investasi yang tinggi dengan harapan tingkat return yang diperoleh tinggi. Sedangkan investor yang tidak mau menanggung risiko yang terlalu tinggi, tentu saja tidak bisa mengharapkan tingkat return yang terlalu tinggi pula. Furda, dkk. 2012 menjelaskan bahwa hubungan antara risiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan yang linear dan searah. Artinya semakin besar risiko yang harus ditanggung, maka semakin besar pula tingkat return yang didapatkan atas investasi tersebut. Penelitian yang dilakukan Furda, dkk. 2012 menunjukkan bahwa risiko sistematis mempunyai pengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan real estate dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI property yang terdaftar di BEI. Hal ini mengakibatkan semakin besar risiko sistematis suatu perusahaan, maka akan semakin besar return saham yang didapat perusahaan, sehingga akan menjadi bahan pertimbangan bagi para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Faktor ketiga yaitu Corporate Social Responsibility CSR, dimana dengan adanya kemajuan teknologi dan pasar bebas, investor selain memperhatikan analisis kinerja keuangan juga harus memperhatikan kondisi lingkungan dimana perusahaan itu beroperasi, sehingga mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan kondisi lingkungan dengan menerapkan Corporate Social Responsibility CSR. Berdasarkan regulasi pemerintah dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas pada pasal 74, bahwa kegiatan CSR atau tanggung jawab sosial merupakan suatu kegiatan yang diwajibkan dan dilaksanakan berdasarkan pada kepatutan dan kewajaran sesuai dengan peraturan pemerintahan. Fokus utama dalam Undang-Undang terdapat pada pasal ke 74 yakni, lebih mewajibkan pada suatu kegiatan usaha di bidang atau yang berkaitan dengan sumber daya alam untuk melakukan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Undang-Undang tersebut juga mewajibkan semua perseroan untuk melaporkan pelaksanaan CSR di laporan tahunan. Pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan diharapkan dapat menarik reaksi investor sebagai salah satu pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih tempat untuk berinvestasi. Hal ini disebabkan bahwa penerapan CSR ternyata mengubah paradigma yang semula profit oriented, yaitu semua aktivitas harus dipandang dari sudut menghasilkan keuntungan finansial atau tidak, menjadi lebih concern terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan CSR maka kinerja perusahaan juga dapat meningkat sehingga dapat memaksimalkan keuntungan. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR akan mengharapkan respon yang positif dari investor, dan respon ini tercermin dengan pergerakan-pergerakan harga saham Sayekti dan Wodaibo, 2008. Penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Ulama 2015 menunjukkan bahwa CSR memiliki pengaruh positif terhadap return saham. Hal ini berarti semakin banyak pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan maka semakin tinggi nilai return yang akan didapatkan oleh investor, karena akan menarik minat investor terutama untuk investor yang meperhatikan aspek-aspek non keuangan perusahaan dalam berinvestasi. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan penelitian ini akan menggabungkan variabel-variabel penelitian yang dilakukan oleh Furda, dkk. 2012 serta Putra dan Utama 2015, karena dari penelitian yang sudah dilakukan variabel-variabel seperti EPS, risiko sistematis dan CSR merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dengan return saham. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini menggunakan populasi sasaran seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2014, serta mengukur nilai risiko sistematis dengan menggunakan beta fundamental. Berdasarkan uraian yang sudah disampaikan, maka peneliti ingin menguji kembali arah hubungan dan keeratan hubungan antara kinerja perusahaan EPS, risiko sistematis, dan CSR dengan return saham. Berdasarkan latar belakang, penulis mengambil judul “Hubungan antara Kinerja Perusahaan, Risiko Sistematis dan Corporate Social Responsibility dengan Return Saham ”.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

1 58 93

Pengaruh Penyajian Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Earning Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012

1 64 102

Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Padaperusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Periode 2008-2010)

1 67 129

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 19 112

Pengaruh Return Saham, Volatilitas Harga Saham, dan Corporate Governance Disclosure Terhadap Pemecahan Saham (Stock Split) pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011 – 2014

1 59 99

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

7 90 112

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Kompas 100 Periode Tahun 2010-2014).

0 1 25

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 0 11

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 0 2

PENGARUH RISIKO SISTEMATIS DAN LIKUIDITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 12