12
dan signifikan terhadap kinerja Y. Dari hasil tersebut dapat disimpulakan bahwa variable legitimate power X1 paling dominant mempengaruhi
kinerja karyawan dengan variable intervening OCB X5. Oleh karena itu disarankan pada lembaga untuk memilih dan mengangkat pimpinan yang
mempunyai kualitas bagus dan mampu menjalankan kewajiban dan tenggung jawab sesuai dengan kedudukannya sebagai pemimpin.
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas terdapat perbedaan dan persamaan penelitian yang akan dilakukan, perbedaannya terdapat pada waktu, obyek
penelitian, dan Variabel bebas penelitian yang digunakan. Sedangkan persamaannya adalah sama – sama membahas mengenai OCB dan Kinerja
Karyawan.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian dan Peran Manajemen Sumber Daya Manusia MSDM
Ada beberapa pengertian mengenai MSDM. MSDM sendiri berasal dari kata manajemen dan SDM. Menurut Handoko 1984:3 manajemen mencakup
fungsi perencanaan, pengorganisasiaan, penyusunan personalia, pengarahan dan pengawasan. Jadi MSDM adalah penarikan, seleksi, pengembangan,
pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi. Handoko, 1984:4
Menurut Flippo 1980 : 5 , manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja,
13
pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemisahan SDM dengan tujuan untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi dan masyarakat.
Menurut Richard L. Daft 2002 : 508 , MSDM mengacu kepada aktivitas-aktivitas yang diambil untuk menarik, mengembangkan,dan
memelihara tenaga kerja yang efektif dalam sebuah organisasi. Menurut Moh. Agus Tulus yang dikutip oleh Faustino Cardoso Gomes
1995 : 6 , bahwa MSDM adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan organisasi, individu, dan
masyarakat. Dari beberapa pengertian di atas,dapat ditarik kesimpulan,
manajemen sumber daya manusia adalah seni untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengamati sumber - sumber daya
manusia atau karyawan dalam rangka mencapai tujuan individu dan perusahaan.
2.2.2. Definisi Gaya Kepemimpinan
Apa yang dimaksudkan dengan istilah “Kepemimpinan”? karena Kepemimpinan itu adalah inti daripada manajemen, sedangkan inti dari
Kepemimpinan adalah “human relation”, maka Kepemimpinan dapat diberi definisi sebagai berikut: “keseluruhan akivitas dalam rangka
mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai suatu
14
tujuan yang memang diinginkan bersama”. Lindawati 2001. Kepemimpinan yang baik perlu dikembangkan dan dipelihara sebaik-
baiknya, karena manajemen yang berhasil bergantung pada adanya kepemimpinan yang baik.
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang. Salah satunya yang terkenal adalah yang
dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara
seorang pemimpin memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah
1. Directing
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk
mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang
harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over- communicating penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan
kebingungan dan pembuangan waktu. Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan –aturan dan proses yang detil
kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.
15
2. Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu
diambil, mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah
lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk
mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.
3. Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin
tidak memberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya
ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik – teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan
anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk berbincang – bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan keputusan
kerja, serta mendengarkan saran – saran mereka mengenai peningkatan kinerja.
16
4. Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya
Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka
menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta sangat tergantung dari lingkungan di mana seorang pemimpin berada,
dan juga kesiapan dari bawahannya. Maka kemudian timbul apa yang disebut sebagai ”situational leadership”. Situational leadership
mengindikasikan bagaimana seorang pemimpin harus menyesuaikan keadaan dari orang – orang yang dipimpinnya.
2.2.3. Teori-Teori Gaya Kepemimpinan
a Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional adalah hubungan antara pemimpin dan bawahan yang berlandaskan pada adanya pertukaran
atau adanya tawar menawar antara pemimpin dan bawahannya. Kepemimpinan transaksional seperti dijelaskan oleh Burns 1978
pada Jung dan Avolio 1999 adalah bahwa motivasi pengikut terutama melalui dasar pertukaran reward yang dapat berupa bonus,
17
peningkatan gaji atau penghargaan lainnya. Dua factor utama yang menjadi ciri kepemimpinan ini, yaitu:
1. Contingent Reward, yaitu pemberian imbalan sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan bawaha sesuai kesepakatan,
biasanya disebut juga sebagai bentuk pertukaran aktif. 2. Management – by – exception, berbentuk aktif dan pasif. Aktif
yaitu pemimpin secara terus-menerus melakukan pengawasan terhadap bawahannya untuk mengantisipasiadanya kesalahan.
Sedangkan pasif berarti intervensi dan kritik dilakukan setelah kesalahan terjadi, pemimpin akan menunggu semua proses dalam
tugas selesasi selanjutnya menentukan ada atau tidaknya permasalahan.
Dengan demikian kepemimpinan transaksional mendorong bawahannya mencapai tingkat kinerja yang disepakati bersama antara
pimpinan dan bawahan, dan dipihak lain pimpinan memberi reward sesuai dengan kesepakatan.
b. Kepemimpinan Transformasional
Dalam kepemimpinan transformasional yang terjadi tidak hanya sekedar pertukaran seperti pada kepemimpinan
transformasional namun juga melibatkan pengembangan hubungan yang lebih dekat antara pemimpin dengan pengikut. Ada 4 unsur
yang mendasari kepemimpinan transformasional Bass dan Avolio 1990 yaitu: