12
BAB II TELAAH TEORI
2.1. Kajian Teori
2.1.1. Teori Sosial Kognitif
Social cognitive carrer theory yang dikembangkan oleh Albert Bandura, teori ini menjelaskan baik proses sosial maupun proses kognitif adalah sentral bagi
pemahaman mengenai motivasi, emosi, dan tindakan manusia. Social cognitive carrer theory teori kognitif sosial berakar pada pandangan tentang human agency
bahwa individu merupakan agen yang secara proaktif mengikut sertakan dalam lingkungan mereka sendiri dan dapat membuat sesuatu terjadi dengan tindakan
mereka. Berikut hal yang berkaitan dengan teori kognitif sosial. 1.
Self efficacy Bandura mendefinisikan self efficacy sebagai judgement seseorang atas
kemampuannya untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan yang mengarah pada pencapaian tujuan tertentu. Bandura menggunakan istilah self efficacy mengacu
pada keyakinan beliefs tentang kemampuan seseorang untuk mengorganisasikan dan melaksanakan tindakan untuk pencapaian hasil. Dengan kata lain, self efficacy
adalah keyakinan penilaian diri berkenaan dengan kompetensi seseorang untuk sukses dalam tugas-tugasnya. Menurut Bandura, keyakinan self efficacy merupakan faktor
kunci sumber tindakan manusia human egency. Bandura menyatkan sumber-
sumber yang mempengaruhi self efficacy yaitu: 1 pengalaman yang menetap, 2
pengalaman tak langsung vicarious experience, 3 persuasi verbal verbal persuasion, dan 4 keadaan fisiologis physiological state.
2. Goal Tujuan
Personal agency, atau pengaturan perilaku secara sadar, beroperasi melalui dua sumber motivasi kognitif: 1 pemikiran ke depan forethought, dan 2
penetapan tujuan dengan reaksi self evaluative terhadap perilaku sendiri. Bandura 1989 mengemukakan bahwa motivasi manusia tergantung pada bertambahnya atau
berkurangnya ketidaksesuaian. Motivasi itu menuntut adanya kontrol proaktif dan kontrol reaktif. Pada awalnya orang memotivasi dirinya dengan menetapkan standar
atau tingkat kinerja yang menciptakan keadaan disequilibrium dan kemudian mereka berusaha mendapatkan kembali keadaan equilibrium. Kontrol reaktif mencakup
penyesuaian tingkat usaha untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tujuan untuk mencapai kepuasan diri dengan kinerjanya, dengan menetapkan kondisi yang
diinginkan, berfungsi sebagai motivator. Disamping itu, tujuan juga penting untuk perkembangan self efficacy. Tujuan merupakan standar bagi orang untuk menilai
kapabilitasnya, yang lebih penting adalah sub-tujuan jangka pendek dengan tingkat kesulitan yang dapat ditoleransi. Sub-tujuan seperti ini memberikan insentif untuk
bertindak, dan, bila telah tercapai, akan menghasilkan informasi efficacy dan rasa percaya diri untuk terus berusaha. Keyakinan tentang inefficacy dapat mengakibatkan
orang memperendah tujuannya dan akibatnya menurunkan tingkat ketidak puasannya terhadap kinerja di bawah standar.
2.1.2 Teori Empirisme