12
2. Pendidikan Melalui Seni
Pendidikan seni merupakan komponen dalam kurikulum, komponen dalam sekolah karena kegiatan seni berorientasi pada proses dan mengarah
kepada creative thinking yang akan mencerdaskan siswa. Sebagai komponen kurikulum di sekolah, pendidikan seni mengalami perubahan
dalam konsepsi, sejalan dengan perubahan institusi sekolah. Bila masyarakat memandang sekolah sebagai suatu lembaga untuk
menghasilkan individu yang berbudaya, seni dipandang sebagai alat untuk mengembangkan daya kreatif individu, seni menjadi bermakna untuk
memancing potensi kreativitas siswa. Konsep pendekatan pendidikan melalui seni dikemukakan oleh J
Dewey dalam Tumurang 2006: 10, bahwa: Seni seharusnya menjadi alat untuk mencapai tujuan
pendidikan dan bukannya untuk kepentingan seni itu sendiri. Dengan pendekatan ini pendidikan melalui seni berkewajiban
mengarahkan ketercapaian tujuan pendidikan secara umum yang memberikan keseimbangan rasional dan emosional,
intelektual dan sensibilitas. Dengan pendekatan ini, pendidikan melalui seni tidak ditempatkan dalam upaya mengembangkan
dan pelestarian seni sebagaimana dalam pendekatan pendidikan melalui seni di atas. Oleh karena itu, pendekatan
ini baik digunakan di sekolah-sekolah umum.
Pendekatan pendidikan melalui seni pada dasarnya digunakan sebagai metode atau alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Penekanan
dari segi proses, sasaran belajar tidak mengharapkan siswa menjadi pandai menyanyi, menggambar, atau menari. Pendidikan seni disekolah tidak
mengharapkan siswa menjadi seniman, melainkan sebagai wahana
13
berekspresi dan berkreasi. Dengan penekanan dari segi proses maka guru kelas pun dapat melaksanakannya. Jika kemampuan mengelola kelas
sampai dengan kondisi yang telah dikemukakan dapat diupayakan, kekurang mampuan guru dapat ditutup dengan menggunakan berbagai
media pembelajaran yang memadai Tumarang 2006: 10. Pendidikan melalui seni pendidikan seni, diidealkan mempunyai
peranan kunci dengan pengembangan kreativitas. Sifat-sifat yang melekat pada pendidikan seni antara lain imajinatif, sensibilitas, dan kebebasan
memberikan peluang bagi terciptanya proses pengembangan kreativitas Rohidi 2000: 23-24.
3. Seni Tari