Mengidentifikasi dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar.

(1)

ABSTRAK

Francisca. (2015). Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar. Skripsi, Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Pelaksanaan pembelajaran seni tari merupakan pendidikan nilai seni ekspresi kreatif yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan kepekaan apresiasi estetik, membentuk kepribadian lahir dan batin, budi luhur sesuai dengan lingkungan budaya Indonesia. Sebagai sarana pendidikan nilai pembelajaran seni tari mempunyai banyak manfaat terutama bagi siswa sekolah dasar yang sifatnya masih suka bermain.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Informasi yang dikumpulkan berasal dari beberapa informan yang terkait dengan pembelajaran seni tari di sekolah dasar yaitu guru seni tari, staf sekolah dasar dan orang tua siswa. Objek penelitian ini adalah pembelajaran seni tari. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, display data dan kesimpulan.

Berdasarkan hasil observasi dari kegiatan pembelajaran seni tari di enam sekolah dasar yang terbagi menjadi tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah dasar negeri, wawancara dan studi dokumentasi tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar, terdapat sepuluh hasil temuan penelitian yang muncul. Sepuluh hasil temuan penelitian tersebut adalah (1) siswa sekolah dasar mempunyai semangat dan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran seni tari, (2) cara guru melaksanakan seni tari adalah membuat siswa menjadi nyaman terlebih dahulu barulah memberikan gerak dasar dalam menari, (3) guru melakukan penilaian kepada siswa dengan menggunakan teknik observasi dan pentas seni bersama, (4) guru seni tari disetiap sekolah ini merupakan guru lepas, (5) gaji yang diterima oleh setiap guru tari di keenam sekolah dasar tersebut berbeda-beda, (6) pembelajaran seni tari membentuk siswa menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan secara tidak langsung membentuk karakter yang unggul bagi siswa sekolah dasar, (7) setiap sekolah memberikan pembelajaran seni tari ini karena sesuai dengan visi dan misi, (8) fasilitas pendukung yang diberikan oleh sekolah terhadap pembelajaran seni tari ini adalah berupa ruangan atau pendopo, tape recorder, dan lima dari enam sekolah dasar tersebut mempunyai satu set gamelan sebagai, (9) sekolah mendukung dengan diadakannya pembelajaran seni tari karena pembelajaran seni tari merupakan pembelajaran untuk mengenal budaya bangsa supaya siswa dapat mulai belajar mencintai budaya bangsa, (10) orang tua siswa sangat mendukung dan bangga dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini, membentuk sebuah paguyuban orang tua siswa dan mengikutsertakan anak-anaknya dalam sebuah sanggar tari.


(2)

ABSTRACT

Francisca. (2015). Identify the Dynamics of The Art of Dance Learning in Primary School. Essay, Yogyakarta: Education Study Program of Primary School Teachers, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The art of dance learning is an educational art value creative expression which is aimed at developing appreciation estetik sensibility, forming spiritiually and physically personality and growth character in accordance with the Indonesian culture. As a means of education learning , dance has many benefits or advantages, especially for primary school students who still like to play.

The kind of research is the qualitative description study by adopting phenomenology. Technique data collection used are observation, in-depth interviews and documentation. Information gathered derived from several informant related to the art of dance learning in primary school that are dance teacher, the primary school and the parents. The research is learning studying dance. Analysis techniques the data used of the research are reduction data, display data and conclusions.

Based on the observation of activity learning the art of dance in six elementary schools were divided into three private primary schools and three public elementary school, interviewing teachers the art of dance at the base of each school, interviewing the school staff, interviewing the students parents and studying the dynamics of documentation about learning the art of dance in primary school, there are ten research findings that emerged. Ten results of the findings of the research are (1) primary school student have indeed and very enthusiastic following learning the dance, (2) teacher method to teaching the art of dance is to make students get comfortable then give basic motion in dancing, (3) teachers assessed the students using a observation technique and the performing arts, (4) the dance teachers of each school are freelance teachers, (5) dance teachers of six school has different level of salaries, (6) the learning of the art of dance can build the primary school students to be more confident and gradually build their good character, (7) every school provides the art of the dance learning because it is in according with the vision and mission, (8) the supporting facilities to the art of dance learning given by school are hall, tape recorder, and five out of six schools have of gamelan, (9) the school support the art of dance learning because it can be a learning to know the culture of the nation so that the students start to love their nation, and (10) the parents strongly support and proud of the dancing learning of this elementary school by forming the assosiation of the students parents and involving their kids in a dance studio. Keywords: dynamics, learning, studying dance in primary school


(3)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Francisca Ayudha Laksitapuri 111134012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

MENGIDENTIFIKASI DINAMIKA

PEMBELAJARAN SENI TARI DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Francisca Ayudha Laksitapuri 111134012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

(6)

(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk: Allah Tritunggal Mahakudus Ayah, Ibu dan Adik tercinta serta kekasihku yang selalu dengan sabar mendampingiku, Rosarius I Made Jevry Dwi Suryantha


(8)

MOTTO

Jangan pernah sekalipun mendengar harapan orang lain. Lalui jalan hidupmu sendiri dan hiduplah dengan harapan-harapanmu

(Tiger Woods)

Tidak ada yang mufah, tapi tidak ada yang tidak mungkin (Napoleon Bonaparte)


(9)

(10)

(11)

ABSTRAK

Francisca. (2015). Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar. Skripsi, Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Pelaksanaan pembelajaran seni tari merupakan pendidikan nilai seni ekspresi kreatif yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan kepekaan apresiasi estetik, membentuk kepribadian lahir dan batin, budi luhur sesuai dengan lingkungan budaya Indonesia. Sebagai sarana pendidikan nilai pembelajaran seni tari mempunyai banyak manfaat terutama bagi siswa sekolah dasar yang sifatnya masih suka bermain.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Informasi yang dikumpulkan berasal dari beberapa informan yang terkait dengan pembelajaran seni tari di sekolah dasar yaitu guru seni tari, staf sekolah dasar dan orang tua siswa. Objek penelitian ini adalah pembelajaran seni tari. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, display data dan kesimpulan.

Berdasarkan hasil observasi dari kegiatan pembelajaran seni tari di enam sekolah dasar yang terbagi menjadi tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah dasar negeri, wawancara dan studi dokumentasi tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar, terdapat sepuluh hasil temuan penelitian yang muncul. Sepuluh hasil temuan penelitian tersebut adalah (1) siswa sekolah dasar mempunyai semangat dan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran seni tari, (2) cara guru melaksanakan seni tari adalah membuat siswa menjadi nyaman terlebih dahulu barulah memberikan gerak dasar dalam menari, (3) guru melakukan penilaian kepada siswa dengan menggunakan teknik observasi dan pentas seni bersama, (4) guru seni tari disetiap sekolah merupakan guru lepas, (5) gaji yang diterima oleh setiap guru tari di keenam sekolah dasar tersebut berbeda-beda, (6) pembelajaran seni tari membentuk siswa menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan secara tidak langsung membentuk karakter yang unggul bagi siswa sekolah dasar, (7) setiap sekolah memberikan pembelajaran seni tari karena sesuai dengan visi dan misi, (8) fasilitas pendukung yang diberikan oleh sekolah terhadap pembelajaran seni tari adalah berupa ruangan atau pendopo, tape recorder, dan lima dari enam sekolah dasar tersebut mempunyai satu set gamelan sebagai, (9) sekolah mendukung diadakannya pembelajaran seni tari karena pembelajaran seni tari merupakan pembelajaran untuk mengenal budaya bangsa supaya siswa dapat mulai belajar mencintai budaya, (10) orang tua siswa sangat mendukung dan bangga dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar, dan dibentuknya sebuah paguyuban orang tua siswa yang mengikutsertakan anak-anaknya dalam sebuah sanggar tari.


(12)

ABSTRACT

Francisca. (2015). Identify the Dynamics of The Art of Dance Learning in Primary School. Essay, Yogyakarta: Education Study Program of Primary School Teachers, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The art of dance learning is an educational art value creative expression which is aimed at developing appreciation estetik sensibility, forming spiritiually and physically personality and growth character in accordance with the Indonesian culture. As a means of education learning , dance has many benefits or advantages, especially for primary school students who still like to play.

The kind of research is the qualitative description study by adopting phenomenology. Technique data collection used are observation, in-depth interviews and documentation. Information gathered derived from several informant related to the art of dance learning in primary school that are dance teacher, the primary school and the parents. The research is learning studying dance. Analysis techniques the data used of the research are reduction data, display data and conclusions.

Based on the observation of activity learning the art of dance in six elementary schools were divided into three private primary schools and three public elementary school, interviewing teachers the art of dance at the base of each school, interviewing the school staff, interviewing the students parents and studying the dynamics of documentation about learning the art of dance in primary school, there are ten research findings that emerged. Ten results of the findings of the research are (1) primary school student have indeed and very enthusiastic following learning the dance, (2) teacher method to teaching the art of dance is to make students get comfortable then give basic motion in dancing, (3) teachers assessed the students using a observation technique and the performing arts, (4) the dance teachers of each school are freelance teachers, (5) dance teachers of six school has different level of salaries, (6) the learning of the art of dance can build the primary school students to be more confident and gradually build their good character, (7) every school provides the art of the dance learning because it is in according with the vision and mission, (8) the supporting facilities to the art of dance learning given by school are hall, tape recorder, and five out of six schools have of gamelan, (9) the school support the art of dance learning because it can be a learning to know the culture of the nation so that the students start to love their nation, and (10) the parents strongly support and proud of the dancing learning of this elementary school by forming the assosiation of the students parents involving their kids in a dance studio. Keywords: dynamics, learning, studying dance in primary school


(13)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan karunia yang diberikan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang terlibat. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Drs. YB. Adimassana, M.A. dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memberi saran kepada peneliti.

5. Eny Winarti, S.Pd., M.Hum., Ph.D. dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberi saran kepada peneliti.

6. Seluruh dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma.

7. Orang tuaku Bapak Gregorius Wisnugraha dan Ibu Prabandari Dyah Murwani yang selalu sabar mendampingi, memberi semangat, dan mendoakan.

8. Kekasihku Rosarius I Made Jevry Dwi Suryantha kasihmu yang selalu memberiku dukungan agar terus berjuang dalam menyusun skripsi.

9. Adikku Dinda Adventina Laksitapuri yang selalu mendukung dan mendoakan. 10.Seluruh teman-teman seperjuangan khususnya Kelas C PGSD 2011.

11.Keluarga besar Bapak Warsudi dan Bapak Sismadi.

12.Sekolah Dasar yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian.


(14)

14.Seluruh dosen di PGSD Sanata Dharma Yogyakarta 15.Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

16.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak kekurangan, untuk itu peneliti menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini memberi manfaat kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 12 November 2015 Yang Menyatakan,

Francisca Ayudha Laksitapuri NIM : 111134012


(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Batasan Masalah ... 5

C.Rumusan Masalah ... 6

D.Tujuan Penelitian ... 7

E.Manfaat Penelitian ... 8

F.Definisi Operasional ... 9

BAB II LANDASAN TEORI A.Kajian Pustaka ... 10

1.Dinamika ... 10


(16)

3.Seni Tari ... 13

4.Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar ... 16

5.Guru Seni Tari di Sekolah Dasar ... 17

6.Kedudukan Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar ... 20

7.Komponen-komponen Sekolah ... 23

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 29

C. Kerangka Berpikir ... 34

D. Pertanyaan Penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A.Deskripsi Penelitian ... 37

B.Lokasi Penelitian ... 38

C.Desain Penelitian ... 41

D.Teknik Pengumpulan Data ... 42

E.Instrumen Penelitian ... 45

F.Teknik Keabsahan Data ... 48

G.Teknik Analisis Data ... 52

H.Tahap-tahap Penelitian ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 59

B.Pembahasan ... 143

C.Temuan Lain dalam Penelitian ... 170

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 174

B.Keterbatasan Penelitian ... 177

C.Saran ... 178

DAFTAR REFERENSI ... 179


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 39 Tabel 3.2 Instrumen Penelitian... 48 Tabel 4.1 Display Data... 166


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Konsep dan Fungsi Pendidikan Seni Tari... 22 Gambar 2.2 Bagan Literatur Map Penelitian-Penelitian yang Relevan... 33 Gambar 3.1 Teknik Analisis Data... 55


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara ... 183

Lampiran 2. Pedoman Observasi ... 186

Lampiran 3. ... 188

3.1Triangulasi Data ... 189

3.2Bahan Referensi ... 191

3.3Analisis Data... 199

Lampiran 4. Proses Analisis Data dengan Analisis Tematik... 201


(20)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini, peneliti akan menguraikan enam sub bab, yaitu latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional. Latar belakang akan membahas tentang alasan peneliti mengadakan penelitian ini. Batasan masalah adalah pembatasan masalah yang akan peneliti gunakan sebagai acuan dalam menyusun rumusan masalah. Rumusan masalah menjelaskan permasalahan yang akan ditemukan dalam penelitian ini. Tujuan penelitian menjelaskan tentang keinginan yang akan dicapai. Manfaat penelitian menjelaskan tentang kegunaan hasil penelitian. Definisi operasional menjelaskan tentang istilah yang digunakan pada penelitian ini. Keenam sub bab ini akan dibahas di bawah ini secara berurutan.

A. Latar Belakang Masalah

Lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal yang juga berperan dalam menentukan perkembangan dan pembinaan karakter siswa. Sekolah dapat disebut sebagai lingkungan pendidikan kedua setelah keluarga yang berperan dalam pendidikan karakter siswa (Salim & Kurniawan, 2012). Di dalam lingkungan sekolah siswa akan diajarkan berbagai kegiatan kesiswaan untuk pertumbuhan dan perkembangan siswa.

Menurut Purwatiningsih & Harini (2008), salah satu kegiatan kesiswaan yang dapat dijadikan sebagai media pendidikan untuk pertumbuhan dan perkembangan siswa di sekolah dasar adalah dengan pembelajaran seni tari. Seni tari adalah perwujudan suatu macam tekanan emosi yang dituangkan dalam


(21)

bentuk gerak seluruh anggota tubuh yang teratur dan berima sesuai dengan musik pengiringnya (Sulistyo, 2005).

Seni tari merupakan bagian dari kebudayaan (Kussudiardja, 2008). Dengan memberikan pembelajaran seni tari dalam pendidikan sekolah dasar, siswa akan lebih mengenal dan mencintai kebudayaan negeri kita sendiri. Namun, berdasarkan observasi peneliti yang dilakukan sebelum penelitian ini dilaksanakan di beberapa sekolah dasar yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian, pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini dapat dikatakan sempat mengalami pasang surut dalam pembelajaran yang diselenggarakan di tingkat sekolah dasar.

Beberapa tahun lalu pemerintah mengganti kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013. Pemerintah ingin menyempurnakan kurikulum yang lama dengan kurikulum yang baru ini. Menurut Mulyasa (2013) Kurikulum 2013 ini mempunyai tiga keunggulan dibandingkan dengan kurikulum KTSP. Tiga keunggulan itu diantaranya: (1) Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah atau kontekstual, (2) Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain dan (3) terdapat bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP, pendidikan seni budaya dan keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan


(22)

bereskpresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni” dan “belajar tentang seni”. Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain (Kurikulum KTSP, 2007).

Terjadinya perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah ini berdampak juga terdapat pembelajaran seni tari. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum peneliti melaksanakan penelitian tentang Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar, terdapat beberapa sekolah dasar yang merubah pembelajaran seni tari ini dari sebuah kegiatan intrakurikuler menjadi ekstrakurikuler. Menurut Kunandar (2007) yang dimaksud dengan kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan yang sebagaian besar berada di dalam kelas dan hal ini tidak terlepas dari proses inti yang terjadi di sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan diri di sekolah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 menyatakan bahwa pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.

Berdasarkan observasi awal pada bulan Juni di beberapa sekolah dasar dan kegiatan peneliti dalam seni tari, ternyata terdapat juga sekolah dasar yang awalnya mengadakan pembelajaran seni tari tetapi kemudian meniadakan pembelajaran seni tari. Beberapa guru seni tari mengungkapkan kepada peneliti bahwa siswa-siswa di sekolah-sekolah dasar tersebut masih enggan atau belum berminat terhadap pembelajaran seni tari. Hal ini terlihat pada sikap siswa, terutama siswa laki-laki yang merasa malu untuk mengikuti kegiatan


(23)

pembelajaran seni tari karena mereka menganggap bahwa kegiatan pembelajaran seni tari identik kegiatan perempuan. Selain itu, kurangnya dukungan dari pihak orang tua siswa juga mempengaruhi kegiatan pembelajaran seni tari ini. Bahkan, tak sedikit orang tua yang melarang anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran seni tari ini, yang terpenting adalah pembelajaran di kelas yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Tidak hanya dari faktor orang tua siswa dan siswa sekolah dasar itu sendiri, namun juga dari faktor guru seni tari di sekolah dasar tersebut. Terdapat beberapa guru seni tari yang merasa kurang nyaman dan akhirnya mengundurkan diri dari sekolah dasar yang diampunya. Padahal di sekolah dasar tersebut siswa dan orang tua siswa sangat senang dan mendukung dengan diadakannya pembelajaran seni tari.

Menurut Purwatiningsih dan Harini (2008), sebagai sarana pendidikan, pembelajaran seni tari mempunyai banyak manfaat terutama bagi siswa sekolah dasar yang sifatnya masih suka bermain. Dalam kegiatan bermain, siswa sekolah dasar akan bebas mengeluarkan emosinya, sehingga segala bentuk ekspresi dan kreativitasnya akan berkembang, termasuk di dalamnya kreativitas dalam gerak. Di sini siswa sekolah dasar dilatih untuk menghayati sendiri, mengerjakan sendiri atau berbuat atas inisiatif sendiri dan bertanggung jawab sendiri terhadap seluruh kegiatan seni tari yang dilakukan dan tentunya dibawah bimbingan guru seni tari.

Selain sebagai sarana pendidikan yang mempunyai banyak manfaat, pembelajaran seni tari juga sekaligus melestarikan dan mengembangkan budaya daerah yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, meningkatkan kemampuan untuk mendongkrak perekonomian daerah dan meningkatkan keterampilan atau


(24)

biasa disebut dengan life skill yang menunjang pemberdayaan individu dalam melakukan pembelajaran lebih lanjut (Jazuli, 2015).

Pelaksanaan pembelajaran seni tari merupakan pendidikan ekspresi kreatif yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan kepekaan apresiasi estetik, membentuk kepribadian lahir dan batin, budi luhur sesuai dengan lingkungan budaya Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar. Peneliti menyamarkan semua nama sebenarnya dari informan yang terdapat dalam penelitian ini.

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah mengidentifikasi dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar pada bagaimana siswa mengikuti pembelajaran seni tari, bagaimana guru sebagai pendidik dalam melaksanakan pembelajaran seni tari, bagaimana cara guru melakukan penilaian pembelajaran seni tari kepada siswa, apa posisi guru tari di sekolah tersebut dan bagaimana gambaran tentang gaji yang diterima oleh guru seni tari tersebut; kemudian apakah pembelajaran seni tari dapat dijadikan sarana pendidikan karakter pada siswa, apa tujuan sekolah tersebut memberikan pembelajaran seni tari dan bagaimana tanggapan orang tua siswa dan staf sekolah dasar terhadap pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di sekolah dasar tersebut.


(25)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas dapat di rinci sebagai berikut : 1. Bagaimana dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar?

a. Apakah siswa mempunyai semangat dan antusiasme dalam mengikuti pembelajaran seni tari?

b. Bagaimana cara guru melaksanakan pembelajaran seni tari pada siswa?

c. Bagaimana cara guru melakukan penilaian terhadap siswa pada pembelajaran seni tari?

d. Apa posisi guru seni tari di sekolah tersebut?

e. Bagaimana gambaran tentang gaji yang diterima oleh guru seni tari di sekolah dasar?

f. Apakah pembelajaran seni tari dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar?

g. Apa yang menjadi tujuan sekolah dasar memberikan pembelajaran seni tari?

h. Bagaimana fasilitas pendukung yang ada terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar?

i. Bagaimana tanggapan staf sekolah dasar terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar?

j. Bagaimana tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar?


(26)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar yang meliputi:

a. Siswa mempunyai semangat dan antusiasme dalam mengikuti pembelajaran seni tari.

b. Cara guru melaksanakan pembelajaran seni tari pada siswa.

c. Cara guru melakukan penilaian terhadap siswa pada pembelajaran seni tari.

d. Posisi guru seni tari di sekolah tersebut.

e. Gambaran tentang gaji yang diterima oleh guru seni tari di sekolah dasar.

f. Pembelajaran seni tari dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar.

g. Tujuan sekolah dasar memberikan pembelajaran seni tari.

h. Fasilitas pendukung yang ada terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar.

i. Tanggapan staf sekolah dasar terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar.

j. Tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar.


(27)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang dapat diambil tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar dibagi menjadi dua manfaat yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat teoritis yang dapat diambil dari peneltian ini yaitu: sebagai pengetahuan tentang pembelajaran seni tari dalam dunia pendidikan dan sebagai pengetahuan tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar.

2. Manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu: peneliti dapat mengetahui dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar, peneliti dapat mengetahui siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari, guru sebagai pendidik dalam pembelajaran seni tari yang meliputi bagaimana cara guru mengajarkan pembelajaran seni tari, begaimana cara guru melakukan penilaian pembelajaran seni tari kepada siswa, dan bagaimana posisi guru tari di sekolah tersebut; kemudian apakah pembelajaran seni tari dapat dijadikan sarana pendidikan karakter pada siswa dan apa tujuan sekolah tersebut memberikan pembelajaran seni tari. Penelitian ini diharapkan menjadi masukan untuk guru, pihak instansi sekolah, maupun orang tua siswa untuk dapat melihat bahwa seni tari adalah suatu karya budaya yang harus tetap dilestarikan dan ditanamkan sedari pendidikan dasar.


(28)

F. Definisi Operasional

Pada sub bab ini akan menjelaskan batasan pengertian yang digunakan dalam penelitian. Tiga batasan pengertian tersebut adalah dinamika, pembelajaran, dan seni tari disekolah dasar.

1. Dinamika adalah sebuah gerak suatu lingkup kehidupan oleh semangat untuk dapat menunjukkan suatu kemajuan dalam kehidupan berkelompok.

2. Pembelajaran adalah sebuah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

3. Seni tari di sekolah dasar adalah bentuk gerak tubuh siswa sekolah dasar sesuai dengan ekspresi jiwa atau karya yang diciptakan dengan keahlian luar biasa yang disertai dengan bunyian atau dengan musik yang mengiringinya.


(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II ini, peneliti akan membahas mengenai tiga topik. Ketiga topik tersebut mencakup kajian pustaka, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian. Pertama, pada bagian satu yaitu kajian pustaka akan membahas mengenai dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar, komponen sekolah, pendidikan karakter dan kedudukan pembelajaran seni tari di sekolah dasar serta bagian dua yaitu mengenai penelitian yang relevan. Kajian pustaka yang mendukung akan membahas tentang deskripsi dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar dan kajian pustaka lainnya yang mendukung dalam penelitian ini serta mengenai penelitian yang relevan adalah menjelaskan tentang penelitian orang lain yang sesuai dengan permasalahan tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Selanjutnya, yang kedua adalah kerangka berpikir. Kerangka berpikir pada landasan teori ini akan menggiring pembaca untuk memahami penelitian yang akan dilakukan. Kemudian yang terakhir adalah yang ketiga yaitu pertanyaan penelitian yang membahas tentang pertanyaan yang bersangkutan dengan rumusan masaalah yang akan diteliti oleh peneliti. Ketiga sub topik tersebut akan peneliti bahas secara urut dibawah ini.

A. Kajian Pustaka 1. Dinamika

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2015), dinamika adalah sebuah gerak (dari dalam) yang digerakkan oleh tenaga atau dapat juga dikatakan sebagai semangat. Beberapa ahli mempunyai pengertian dinamika yang berbeda,


(30)

diantaranya yaitu: dinamika adalah suatu lingkup pengetahuan sosial yang lebih berkonsentrasi pada pengetahuan tentang hakikat kehidupan berkelompok yang menunjukkan kemajuan (Johnson dan Johnson, 2012).

Menurut Wolman (dalam Johnson, 2012) dinamika adalah studi tentang hubungan sebab-akibat tentang perkembangan hubungan sebab-akibat yang terjadi. Santosa (2005) menyatakan bahwa dinamika adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama.

Jadi, berdasarkan uraian singkat di atas tentang definisi dinamika tersebut secara umum memiliki pengertian yang sama, yaitu sebuah gerak suatu lingkup kehidupan oleh semangat untuk dapat menunjukkan suatu kemajuan dalam kehidupan berkelompok. Interaksi yang mempunyai hubungan dan berlangsung dalam situasi yang sama.

2. Pembelajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran dimaknai sebagai proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Depdiknas, 2008). Artinya, dengan kegiatan pembelajaran seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan tentang materi yang dipelajari. Menurut Kimble dan Garmezy (dalam Thabrani dan Mustafa, 2011) pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Sejalan dengan itu, Surya (2011) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang


(31)

baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Pendapat lain menyebutkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakter siswa, karakteristik bidang studi serta berbagai strategi pembelajaran, baik penyampaian, pengelolaan, maupun pengorganisasian pembelajaran (Hamzah, 2009). Kemudian, dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pembelajaran ialah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Dari berbagai uraian tentang definisi pembelajaran tersebut secara umum memiliki pengertian yang sama, yaitu proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik maupun antar peserta didik pada suatu lingkungan belajar. Proses interaksi ini bisa dilakukan dengan berbagai media dan sumber belajar yang menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Oleh karenanya, pembelajaran dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik dalam rangka memperoleh pengatahuan yang baru dikehendaki dengan menggunakan berbagai media, metode dan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan. Melalui proses tersebut, diharapkan peserta didik mampu mendapatkan bermacam-macam informasi baru yang akan menunjang kehidupannya di masa yang akan datang. Dalam konteks yang lebih sempit tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat tercapai dengan baik.


(32)

3. Seni Tari

a. Definisi Seni Tari

Tari adalah gerakan-gerakan yang diberi bentuk dan ritme dari badan di dalam ruang. Definisi tari tersebut telah dikemukakan oleh Hartong (dalam Soedarsono, 2008). Pengertian tari yang dikemukakan oleh Hartong tersebut menjelaskan bahwa tari sebagai bentuk seni yang selalu menggunakan media badan atau tubuh manusia untuk mengungkapkan ekspresinya dalam bentuk gerak yang ritmis yang dapat dilakukan dalam ruang. Pengertian ruang di sini adalah semua tempat yang dapat digunakan untuk melakukan gerak-gerak tari, misalnya di dalam ruang kelas, di halaman sekolah, di panggung atau tempat lain yang memungkinkan untuk bergerak.

Seni tari adalah gerak-gerik yang indah dan dapat menggetarkan perasaan manusia (Langer, 2011). Menurut Soedarsono (2010), seni tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan dalam bentuk gerak ritmis dan indah. Seni tari juga dapat diartikan sebagai gerak seluruh tubuh disertai bunyian (gamelan diatur menurut irama lagunya (gendang)), ekspresi muka dan geraknya diserasikan dengan isi dan makna tarinya (Soeryodingrat, 2009).

Dari beberapa definisi seni tari di atas secara umum memiliki pengertian yang sama yaitu, seni tari adalah perwujudan suatu macam tekanan emosi yang dituangkan dalam bentuk gerak seluruh anggota tubuh


(33)

yang teratur dan berima sesuai dengan musik pengiringnya (Sulistyo, 2005).

Jadi, seni tari adalah bentuk gerak tubuh manusia sesuai dengan ekspresi jiwa atau karya yang diciptakan dengan keahlian luar biasa yang disertai dengan bunyian atau dengan musik yang mengiringinya.

b. Unsur-unsur dalam seni tari

Menurut Purwatiningsih & Harini (2008), unsur tari terdiri dari unsur utama dan unsur penunjang. Yang dimaksud unsur utama adalah unsur yang menjadi eleman dasar, yang tidak dapat ditinggalkan dalam suatu karya tari dan unsur penunjang tari adalah unsur yang keberadaannya menunjang elemen dasar tari. Masing-masing unsur tersebut akan dijelaskan berikut ini.

1). Unsur Utama Seni Tari

Unsur utama tari adalah gerak. Gerak tari selalu melibatkan unsur anggota badan manusia. Unsur-unsur anggota badan tersebut di dalam membentuk gerak tari, dapat berdiri sendiri, bergabung ataupun bersambungan.

Bagian-bagian badan yang dapat digunakan dalam gerak tari adalah jari tangan - pergelangan tangan - siku-siku - muka dan kepala -leher – bahu – leher – lutut - pergelangan kaki - jari kaki – dada – perut – lambung – mata – alis – mulut dan hidung.


(34)

2). Unsur Penunjang Tari

Untuk mencapai suatu bentuk pementasan tari yang utuh selain unsur utama diperlukan unsur penunjang. Unsur penunjang terdiri atas make up atau tata rias, tata busana, tata iringan, tata lampu, panggung dan tema.

c. Pembelajaran Seni Tari Di Sekolah Dasar

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakter siswa, karakteristik bidang studi serta berbagai strategi pembelajaran, baik penyampaian, pengelolaan, maupun pengorganisasian pembelajaran (Hamzah, 2009). Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pembelajaran ialah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Seni tari adalah perwujudan suatu macam tekanan emosi yang dituangkan dalam bentuk gerak seluruh anggota tubuh yang teratur dan berima sesuai dengan musik pengiringnya (Sulistyo, 2005). Seni tari adalah gerak-gerik yang indah dan dapat menggetarkan perasaan manusia (Langer, 2011).

Berdasarkan uraian kajian pustaka di atas, pembelajaran seni tari di sekolah dasar adalah proses interaksi siswa sekolah dasar dengan guru seni tari yang bergerak teratur sesuai dengan irama musik pengiringnya (Jazuli, 2015).


(35)

4. Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar

Berdasarkan uraian kajian pustaka di atas mengenai pengertian dinamika, pembelajaran dan seni tari di sekolah dasar maka diperoleh pengertian yang baru mengenai pengertian dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar.

Dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar adalah sebuah bentuk proses belajar siswa sekolah dasar dengan menggerakan tubuh sesuai dengan ekspresi jiwa yang diiringi dengan musik berirama (Purwatiningsih & Harini, 2008). Dalam dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar, siswa-siswa berproses dan saling berinteraksi satu sama lain dengan menggerakkan tubuhnya dengan semangat serta diiringi musik yang berirama. Siswa-siswa bergerak dengan gerakan yang teratur dan berirama yang membentuk sebuah gerakan tari atau membentuk sebuah pola gerakan yang beraturan berirama, selaras dengan musik yang mengiringi gerakan tersebut. Selain hal tersebut seorang guru seni tari harus pembimbing siswa dalam melakukan dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar.

Guru seni tari harus membimbing siswa dalam proses belajar pembelajaran seni tari, seperti memberikan pelajaran sikap badan dalam menari, bagaimana gerakan tangan dan kemudian, dan memberikan contoh gerakan menari pada siswa sekolah dasar (Kussudiardja, 2006).

Dalam dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar guru seni tari memberikan contoh-contoh supaya siswa mempunyai gambaran terhadap seni tari atau gerak tari yang sedang dipelajarinya (Kussudiardja, 2006). Berproses dan berinteraksi dengan siswa selama pembelajaran seni tari, dari awalnya siswa


(36)

belum bisa menari menjadi perlahan-lahan dapat menari sesuai dengan bimbingan guru seni tari.

5. Guru Seni Tari di Sekolah Dasar a. Pengertian Guru Tari

Guru tari adalah pendidik dan pengajar seni tari. Oleh karenanya guru tari harus mengenal metode mendidik dan mengajar seni tari. Guru seni tari harus kreatif dalam mendidik dan mengajar seni tari kepada anak didiknya, sebab guru seni tari harus mengetahui kekuatan daya tangkap siswa, maka harus dapat pula mencarikan jalan keluar agar siswa tidak mengalami kesukaran dalam belajar seni tari (Kussudiardja, 2008).

Sebelum mendidik dan mengajar seni tari, guru seni tari harus menguasai seni tari, terutama seni tari yang akan diajarkan. Penguasaan ini meliputi dua segi pokok, terutama penguasaan teknik dan pengetahuan tentang seni tari. Supaya anak menjadi senang belajar seni tari, guru seni tari harus mengajarkan tari-tarian kepada anak yang bertema gembira, sederhana bentuk, gerak, iramanya dan lain-lain (Kussudiardja, 2006). Dalam praktik mengajarkan seni tari, guru seni tari harus ingat langkah-langkah yang akan dibelajarkan kepada anak. Pertama diberikan pelajaran sikap badannya, disambung tangan dan kaki, kemudian diberikan contoh bentuknya, baik bentuk kaki, tangan, leher, dan seterusnya yang semuanya itu masih merupakan bentuk-bentuk yang terputus-putus. Setelah guru seni tari memberikan contoh gerak tari kepada anak, barulah guru memberikan


(37)

persambungan bentuk dan gerak satu dengan yang lain, seterusnya diberi hitungan supaya menjadi berirama (Purwatiningsih & Harini, 2008).

Dalam tahap ini, komposisi dan penguasaan ruang belum perlu diberikan kepada anak, cukup dengan menggunakan gerak ke depan, ke belakang, ke kiri dan ke kanan serta berputar. Sesudah anak menguasai dan hafal dengan gerak tari yang diajarkan, barulah anak diberikan komposisi dan susunan ruang yang sebenarnya (Kussudiardja, 2008).

b. Profil Guru Seni Tari yang Dibutuhkan untuk Membimbing Pengalaman Seni Tari di Sekolah Dasar

Guru SD perlu tahu bagaimana seharusnya profil guru, yang diharapkan dapat dengan baik memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Profil yang dimaksud adalah sikap maupun penampilan yang ideal dari seorang guru (Kurniawan, 2013).

Sikap guru seni tari yang diharapkan adalah guru yang bersikap sebagai seorang teman. Teman, yang dalam perlakuannya lebih banyak membimbing dari pada menunjukkan atau memberi perintah. Hubungan yang dibentuk antara guru dan anak mendorong anak untuk selalu percaya kepada guru. Guru seni tari dengan sikap demikian kepada siswanya akan mengembangkan kondisi memberi dan menerima yang sehat dan mendorong sikap membagi-bagi pengalaman. Sikap ini akan lebih berkembang ketika pembelajaran berlangsung dengan isi yang terpadu baik internal ataupun antara bidang studi misalnya antara gerak tari dan


(38)

global akan sangat dibutuhkan karena siswa akan selalu mempunyai akan rasa pengetahuan. Jika ia percaya pada gurunya, maka gurulah tempat bertanya mereka dan akan selalu diingat (Kurniawan, 2013).

Jika guru mempunyai antusias yang tinggi dalam proses pembelajaran, maka ia tidak akan kekurangan inspirasi termasuk bagaimana menghadapi siswanya. Guru seni tari yang kreatif, yang sensitif atau peka, akan menunjukkan banyak hal dalam pengalaman mengajarnya, dan menjadikan setiap saat pembelajaran itu menarik, merangsang keinginan anak untuk belajar dan tidak membosankan bagi anak-anak. Hal tersebut akan tercermin ketika guru memberikan bimbingan kepada siswanya. Jadi untuk menjadi guru yang dinamis diperlukan imajinasi kreatif. Jika perlu guru harus menghayalkan sesuatu yang lebih baik, lebih menarik, atau lebih memuaskan. Guru seni tari yang matang sesuai emosional dan intelektualnya, akan dapat mengembangkan semua kecakapannya dalam belajar berekspresi melalui berbagai cara.

Menurut Purwatiningsih & Harini (2008), penampilan guru seni tari yang kreatif dapat dilihat jelas pada minatnya pada kualitas seni. Guru seni tari perlu menyenangi benda-benda yang baik, berpenampilan yang rapi, dan penuh perhatian terhadap pengalaman seni yang dilakukan oleh orang-orang sekitarnya maupun anak didiknya. Guru seni tari yang peka adalah guru yang senang melihat, mendengarkan, dan banyak mengerti kehidupan orang lain. Kepekaan yang diperoleh oleh guru seni tari tersebut merupakan hasil latihan diri sendiri terus menerus.


(39)

6. Kedudukan Pembelajaran Seni Tari dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar

Seni terkhususnya seni tari atau menari merupakan kegiatan yang bukan hanya sebatas bergerak mengikuti irama atau menghafal gerakan, namum juga mempunyai banyak manfaat bagi perkembangan siswa sekolah dasar. Kegiatan seni tari ini dapat menjadikan anak dapat bergerak aktif dan merasa lebih bebas dalam mengekpersikan dirinya. Pengalaman ini juga dapat membentuk pribadi siswa menjadi lebih positif. Dalam jurnalnya Komalasari (2007), mengemukakan bahwa pendidikan dengan model seni tari dapat dijadikan menjadi suatu alternatif untuk meningkatan pendidikan mutu sekolah dasar dengan membangun pribadi yang efektif dan kreatif pada diri siswa sekolah dasar. Salah satu contoh membangun pribadi yang efektif dan kreatif pada diri siswa sekolah dasar adalah perkembangan yang positif dari siswa sekolah dasar.

Tujuan utama pembelajaran seni tari ini bukan pada keterampilan gerak, namun lebih menekankan pada bagaimana perkembangan siswa sekolah dasar melalui pembelajaran seni tari (Jazuli, 2015). Dalam hal ini, seni tari dijadikan sebagai media pembelajaran terhadap perkembangan siswa sekolah dasar. Pembelajaran seni tari di sekolah dasar lebih menekankan pada bagaimana anak memiliki pengalaman terhadap gerak ritmis, gerak – gerak peniruan terhadap tumbuhan, manusia, binatang dan benda – benda lainnya.

Menurut Jazuli (2015), pembelajaran seni tari pada dasarnya merupakan upaya untuk membelajarakan peserta didik dengan menggunakan seni tari sebagai media. Seni tari sebagai alat dan seni tari sebagai materi ajar. Pengenalan


(40)

elemen-elemen musikal dan elemen-elemen-elemen-elemen tari melalui kegiatan yang diawali dengan kegiatan meniru (imitation) dan kemudian dikembangkan pada kegiatan yang mengarah pada kebebasan bereksrpesi dan berapresiasi dan sebaliknya yang penting sesuai dengan taraf peserta didik. Pembelajaran seni tari mencakup keterampilan pementasan dengan memadukan seni musik, seni tari dan peran (Kurikulum KTSP, 2007).

Standar Isi (SI) Kurikulum KTSP (2007) menyatakan bahwa Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan, termasuk di dalamnya adalah pembelajaran seni tari, memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional.

Berbeda dengan kurikulum KTSP, dalam Kurikulum 2013, pembelajaran seni tari masuk di Seni Budaya dan Prakarya atau biasa disebut dengan SBdP. Kurikulum 2013 ini terdiri dari Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Menurut Mulyasa (2013), tujuan Kurikulum 2013 ini adalah menghasilkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Dapat dikatakan lebih lanjut bahwa dalam Kurikulum 2013 ini, siswa dibentuk menjadi pribadi yang berkarakter.

Jadi, pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini dapat dijadikan sebagai media untuk membangun pribadi atau karakter diri yang efektif, kreatif pada


(41)

siswa sekolah dasar, dan membangun multikecerdasdan siswa. Pembelajaran seni tari terdapat pengenalan elemen-elemen musikal dan elemen-elemen tari melalui kegiatan yang diawali dengan kegiatan meniru (imitation) dan kemudian dikembangkan pada kegiatan yang mengarah pada kebebasan bereksrpesi dan berapresiasi dan sebaliknya yang penting sesuai dengan taraf siswa sekolah dasar.

Di bawah ini terdapat bagan tentang konsep dan fungsi pendidikan seni tari di sekolah dasar menurut Purwatiningsih & Harini (2008).

Bagan 2.1

Tentang Konsep dan Fungsi Pendidikan Seni Tari di Sekolah Dasar

Ruang Lingkup Seni Tari

Karakteristik Seni Tari Siswa Sekolah Dasar

Apresiasi Seni

Pengalaman Studio Seni Tari


(42)

7. Komponen-komponen Sekolah a. Tenaga Kependidikan

Keberhasilan menajemen sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan pimpinan (kepala sekolah) dalam mengelola tenga kependidikan yang tersedia di sekolah. Dalam hal ini, peningkatan produktivitas dan representasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatlan perilaku manusia di tempat kerja melalu aplikasi konsep dan teknik manajemen personalia modern.

Menurut Fadlillah (2014), Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tentang kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi personalia yang harus dilaksanakan pimpinan atau kepala sekolah adalah menarik, mengembangkan, menggaji dan memotivasi personil guna mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karier tenaga kependidikan serta menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.

Manajemen tenaga kependidikan (guru dan personil) mencakup (1) perencanaan pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4) promosi dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi dan (7) penilaian pegawai. Semua itu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan


(43)

kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas (Mulyasa, 2005).

Menurut Hamalik (2007), yang merupakan tenaga kependidikan adalah guru yang merupakan suatu pekerjaan profesional, sehingga jabatan ini memerlukan suatu keahlian khusus yang menuntut seorang guru itu harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran serta ilmu-ilmu lainnya, dengan harapan akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan secara otomatis akan mampu menghasilkan output yang baik pula.

b. Guru Tetap dan Guru Tidak Tetap (Guru Honorer)

Menurut Chotimah (2008) guru adalah orang yang memfasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik. Guru adalah seorang pengajar di sekolah negeri maupun swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal dan telah memiliki ketetapan hukum yang sah sebagai guru berdasarkan undang-undang guru dan dosen yang berlaku di Indonesia (Sadulloh dan Muharram, 2011).

Guru tetap adalah guru yang telah memiliki minimal status calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan telah ditugsakan di sekolah tertentu sebagai instansi induknya. Selaku guru di sekolah swasta guru tersebut dinyatakan guru tetap jika telah memiliki kewenangan khusus yang tetap untuk mengajar di suatu yayasan tertentu yang telah diakreditasi oleh pihak yang berwenang (Depdiknas, 2011).


(44)

Guru honorer atau guru tidak tetap yang belum berstatus minimal sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan digaji per jam pelajaran. Seringkali mereka digaji secara suka rela dan bahkan di bawah gaji minimum yang telah ditetapkan secara resmi (Depdiknas, 2011).

Bukan hanya status menjadi guru tetap saja yang mempunyai prosedur pengangkatan menjadi guru, status menjadi guru honorer juga mempunyai beberapa langkah yang perlu dilakukan. Menurut Budi (dalam Suyanto, 2006) cara mengangkat guru honorer yaitu, (1) diangkat berdasarkan kebutuhan pada satuan pendidikan dengan disetujui kepala sekolah, (2) kewenangan bertumpu kepada kepala sekolah, baik pengangkatan dan juga pemberhentian, (3) menandatangani kontrak kerja selama jangka waktu tertentu, setahun atau lebih sesuai dengan kebutuhan sekolah.

c. Keuangan dan Pembiayaan

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa dalam manajemen sekolah, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.

Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan


(45)

dan pembiyaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan proses belajar-mengajar di sekolah bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun tidak disadari (Fadlillah, 2014).

Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

Biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (inderect cost). Biaya langsung terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, sekolah maupun orang tua. Sedang biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang (earning forgone) dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost) yang dikorbankan siswa dalam belajar (Chon dalam Fattah, 2009).

Mulyasa (2005), sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu (1) pemerintah, beik pemerintah pusat, daerah maupun kedua-duanya, yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan; (2) orang tua atau peserta didik; (3) masyarakat, baik yang mengikat maupun tidak mengikat.


(46)

Berkaitan dengan penerimaan keuangan dari orang tua dan masyarakat ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab XIII Bagian Kesatu Pasal 46 ayat 1 disebutkan bahwa Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama anara pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat. Adapun limensi pengeluaran meliputi biaya rutin dan biaya pembangunan.

Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun, seperti gaji pegawai (guru dan nonguru), serta biaya biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung, perbaikan gedung, penambahan furnitur, serta biaya atau pengeluaran lain untuk barang-barang yang tidak habis pakai.

Sementara dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 56 tahun 2012 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil bahwa pengangkatan tenaga honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil dilakukan secara bertahap mulai Tahun Anggaran 2005 dan paling lambat selesai Tahun Anggaran 2009 dengan prioritas tenaga honorer yang penghasilannya dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Dalam Peraturan Pemerintah ini juga mengatur tentang perlakuan bagi tenaga honorer yang bekerja pada instansi pemerintah dan penghasilannya tidak dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa penghasilan atau gaji dari guru tetap masuk dalam APBN dan APBD. Sedikit berbeda dengan gaji


(47)

guru tetap, gaji guru tidak tetap atau guru honorer ada yang masuk ke dalam APBN dan APBD, namun terdapat juga gaji guru honorer yang tidak masuk ke dalam APBN dan APBD. Hal ini tergantung dari kebijakan pemerintah daerah setempat. Oleh karena itulah, penghasilan atau gaji yang diterima setiap guru honorer berbeda-beda jumlahnya. Terdapat juga guru honorer yang dibiayai atau digaji berdasarkan sumbangan dari masyarakat (Budi dalam Suyanto, 2006).

Seperti guru tetap, guru honorer juga mendapatkan tunjangan fungsional. Tunjangan fungsional guru honorer sebesar Rp.200.000,00 per bulan, khusus yang memenuhi jam mengajar sebanyak 24 jam dengan berbagai pertimbangan, baik itu jam mengajar dari beberapa sekolah, sebagai wali kelas, pembina ekstrakurikuler sekolah, tim IT sekolah, karyawan sekolah dan jabatan lainnya dalam koridor pendidikan (Budi dalam Suyanto, 2006).

d. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana dan prasana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, namun juga dapat


(48)

taman sekolah untuk pengajaran mata pelajaran IPA, halaman sekolah sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan (Hafizd, 2005).

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan investasi dan penghapusan serta penataan.

Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pemdidikan dan pengajaran, baik guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar (Mulyasa, 2005).

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam menuliskan penelitian ini, peneliti juga memasukan beberapa contoh jurnal penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dan peneliti sedikit mengutip teori serta konsep yang ada pada jurnal penelitian tersebut. Peneliti belum menemukan jurnal penelitian yang sama, namun peneliti mencoba untuk mengkaitkan judul penelitian yang satu dengan yang lain dengan judul Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar.


(49)

Penelitian yang pertama dilakukan oleh Komalasari (2007) tentang Aplikasi Model Pembelajaran Tari Pendidikan di SDN Nilem Bandung. Pada penelitian ini, Komalasari menggunakan metode kombinasi, yaitu kualitatif dan kuantitaif. Pengolahan data penelititian dilakukan secara kuantitatif disertai dengan pendeskripsian data secara kualitatif untuk memperjelas data kuantitatif. Penelitian ini menggunakan rancangan survey. Subjek penelitian adalah seluruh siswa dikelas rendah yaitu kelas 1, 2 dan 3 dan guru kelas SDN Nilem Bandung yang berjumlah sepuluh orang guru kelas. Objek penelitian adalah aplikasi model pembelajaran tari pendidikan di SDN Nilem Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan tahapan survey awal. Setelah melakukan tahap survey awal, peneliti melakukan tahap selanjutnya yaitu dengan memberikan sosialisasi kepada sepuluh orang guru kelas berupa workshop bersama dan yang terakhir adalah tahap uji coba model pembelajaran tari pendidikan setelah guru diberikan sosialisasi. Analisis data dilakukan dengan sistem SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwat terdapat peningkatan dalam aspek pengembangan kreativitas siswa setelah dilakukan uji model tari pendidikan dengan tingkat keberhasilan ujicoba model pembelajaran tari pendidikan di SDN Nilem Bandung sangat signifikan atau tingkat keberhasilan yang berarti.

Peningkatan Mutu Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar adalah judul penelitian yang dilakukan oleh Iriana (2008). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstuktur kepada guru-guru disekolah dasar, guru tari di sekolah dan orang tua siswa. Sedangkan untuk analisis data, dilakukan melalui langkah-langkah kualitatif, yaitu mulai dari


(50)

reduksi data, klasifikasi data dan memberikan penafsiran serta interpretasi dan mengambil kesimpulan. Dalam penelitian ini menemukan empat hal salah satu diantaranya adalah bahwa pembelajaran seni tari di SD mempunyai fungsi membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa, memberikan perkembangan estetik dan membantu penyempurnaan kehidupan.

Pembelajaran seni tari di sekolah dasar dapat dilakukan dengan cara berkelompok atau biasa yang disebut metode berkelompok. Dengan menggunakan metode berkelompok ini mampu meningkatkan kemampuan menari siswa sekolah dasar. Selain dengan meningkatkan kemampuan menari siswa, siswa juga terlatih untuk saling membantu satu sama lain. Penelitian ini dilakukan oleh Dewi, dkk (2013), di SD Plus Margamah Padang dengan metode penelitian tindakan kelas. Objek penelitian dilakukan pada siswa di SD Plus Marhamah Padang pada semua siswa kelas VA yang berjumlah 24 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui metode kelompok dalam dua siklus. Siklus pertama dilakukan tiga kali pertemuan dan siklus kedua dilakukan dua kali pertemuan. Analisis data menggunakan rumus persentasi yaitu, p = x 100% menurut Sudjono (dalam Dewi, 2013). Kemampuan menari siswa dalam menggunakan metode kelompok yang disusun dua siklus rata-rata nilai kelas yang diperoleh siswa kelas VA pada siklus pertama adalah 61,87 dan pada siklus kedua sialah 73,75 dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) ialah 65.

Dalam jurnal penelitian selanjutnya yang berjudul Pelajaran Tari: Image dan Kontribusinya Terhadap Pembentukan Karakter Anak yang dilakukan oleh Kuswarsantyo (2012), mengungkapkan bahwa secara fungsional pembelajaran


(51)

seni tari memiliki fungsi dan tujuan sebagai media untuk mengembangkan sikap dan kemampuan agar siswa mampu berkreasi dan peka dalam berkesenian. Membentuk budi pekerti pada anak itu mulai dapat disisipkan, termasuk cara penyampaian yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran seni tari yang akan disampaikan oleh guru. Misalnya, proses berjalan menuju ke tempat pertunjukan, tata cara naik ke atas pentas, dan bagaimana bersikap terhadap guru yang sedang mengajar. Hal tersebut merupakan bagian dari proses pembentukan karakter sebelum memasuki materi pembelajaran seni tari yang akan diajarkan. Dari pembelajaran tari yang diajarkanpun dapat dijadikan media untuk membentuk perilaku siswa.

Semua aspek tersebut dapat diuraikan sebagai media untuk membentuk karakter anak, karena makna dibalik sebuah tarian itu sendiri merupakan pendidikan batin yang tertuju pada kehalusan jiwa. Pendidikan batin yang dimaksud adalah kehalusan budi pekerti yang meliputi cara berpikir, pandangan hidup dalam kaitannya dengan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Berbeda dengan penelitian terdahulu, dalam penelitian yang berjudul Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar, peneliti mencari lebih banyak temuan tentang bagaimana pembelajaran seni tari dilaksanakan di sekolah dasar. Peneliti melaksanakan penelitian ini di enam sekolah dasar, yang terbagai menjadi tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah dasar negeri. Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi peneliti gunakan dalam penelitian ini karena peneliti ingin menggali esensi makna


(52)

yang terkandung dalam penelitian ini, yaitu dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar.

Gambar 2.2 Bagan Literatur Map dari penelitian-penelitian yang relevan

Peningkatan Mutu Pembelajaran Seni Tari di Sekolah

Dasar (Iriana, 2008) Pelajaran Tari: Image dan Kontribusinya Terhadap Pembentukan Karakter Anak (Kuswarsantyo, 2012) Yang diteliti: Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran

Seni Tari di Sekolah Dasar

Meningkatkan Kemampuan Menari Siswa SD

Dengan Metode Berkelompok di SD

Plus Margamah Padang (Dewi, dkk,

2013) Aplikasi Model Pembelajaran Tari Pendidikan di SDN

Nilem Bandung (Komalasari, 2007)


(53)

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran seni tari merupakan bagian dari kebudayaan. Dengan memberikan pembelajaran seni tari dalam pendidikan sekolah, siswa diharapkan untuk lebih mengenal dan mencintai kebudayaan bangsa. Di sekolah dasar pembelajaran seni tari menjadi warna yang berbeda dengan pembelajaran lainnya karena dalam pembelajaran seni tari ini siswa dapat mengekspresikan dirinya dalam sebuah gerak tubuh berirama yang indah.

Pembelajaran yang mempunyai nilai budaya dan mampu membentuk karakter dan pribadi siswa secara perlahan. Banyak hal yang dimunculkan oleh dinamika pembelajaran seni tari, rasa antusias siswa, bagaimana tanggapan orang tua, tanggapan pihak sekolah. Pekerjaan atau profesi menjadi guru tari ini ternyata mulai menarik ketika peneliti melihat kegiatan lain yang mereka lakukan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi. Tujuan peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi karena peneliti ingin menggali esensi makna yang terkandung dalam penelitian ini, yaitu dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Pendekatan fenomenologi memahami pengalaman manusia secara komprehensif dan menyeluruh serta menggalinya secara mendalam dan rinci. Selain itu, pendekatan fenomenologi ini digunakan untuk mempelajari pengalaman manusia yang tidak dapat didekati secara kuantitatif. Pengalaman manusia memiliki makna yang mendalam. Jadi, hal inilah yang menjadi kelebihan pendekatan fenomenologi dalam penelitian Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar.


(54)

Peneliti menggunakan enam sekolah dasar sebagai tempat penelitian. Keenam sekolah dasar tersebut terdiri dari tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah negeri. Tiga sekolah dasar swasta yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian merupakan satu lingkup yayasan yang sama. Hal ini peneliti lakukan supaya lebih mudah dalam melaksanakan penelitian tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar.


(55)

D. Pertanyaan Penelitian

Supaya peneliti dapat menjawab rumusan masalah dari bagaimana dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar, peneliti membuat pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1.Apakah siswa mempunyai semangat dan antusiasme dalam mengikuti pembelajaran seni tari?

2.Bagaimana cara guru melaksanakan pembelajaran seni tari pada siswa? 3.Bagaimana cara guru melakukan penilaian terhadap siswa pada

pembelajaran seni tari?

4.Apa posisi guru seni tari di sekolah tersebut?

5.Bagaimana gambaran tentang gaji yang diterima oleh guru seni tari di sekolah dasar?

6.Apakah pembelajaran seni tari dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar?

7.Apa yang menjadi tujuan sekolah dasar memberikan pembelajaran seni tari?

8.Bagaimana fasilitas pendukung yang ada terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar?

9.Bagaimana tanggapan staf sekolah dasar terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar?

10.Bagaimana tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar?


(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab III ini yaitu tentang metode penelitian, terdapat tujuh subtopik yang dibahas oleh peneliti. Ketujuh subtopik tersebut mencakup deskripsi penelitian, lokasi penelitian, desain penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik keabsahan data, teknik analisis data dan tahap-tahap penelitian.

A. Deskripsi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi pada dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar adalah adanya sebuah hubungan antara pendekatan fenomenologi dan penelitian yang peneliti lakukan saat ini dengan judul penelitian mengidentifikasi dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Seperti yang telah diuraikan di bagian sebelumnya bahwa dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar adalah sebuah bentuk proses belajar siswa sekolah dasar dengan menggerakan tubuh sesuai dengan ekspresi jiwa yang diiringi dengan musik berirama (Purwatiningsih & Harini, 2008). Pendekatan fenomenologi adalah perhatian pada hal sikap sosial, persepsi dan pemahaman dalam metodenya. Pada pendekatan fenomenologi apa yang terjadi dalam kenyataan merupakan hasil konstruksi (Mulyasa, 2006).

Dalam dinamika pembelajaran seni tari terdapat sebuah peristiwa belajar siswa sekolah dasar atau suatu proses interaksi antar siswa berupa gerakan tubuh yang sesuai iringan musik. Gerakan tubuh siswa dan proses interaksi antar siswa dalam dinamika pembelajaran seni tari merupakan sebuah sikap sosial, yang


(57)

termasuk juga dalam pendekatan fenomenologi. Persepsi dan pemahaman metode dalam pendekatan fenomenologi masuk pada saat peneliti mengobservasi dan melakukan wawancara kepada guru pendamping seni tari di sekolah dasar yang sudah peneliti tentukan sebagai tempat penelitian. Hasil konstruksi dalam pendekatan fenomenologi adalah apa yang terjadi dalam kenyataan tersebut.

Aplikasi pendekatan fenomenologi dalam dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar pada penelitian ini dilakukan dengan menuliskan kenyataan apa yang terjadi di lapangan selama peneliti melakukan penelitian.

B. Lokasi Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di enam sekolah dasar yang terdiri dari tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah dasar negeri. Keenam sekolah dasar ini terdapat pada satu provinsi dan semuanya mempunyai tempat yang dekat dengan jalan raya beraspal sehingga mudah dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Keenam sekolah dasar ini merupakan sekolah yang unggul dalam bidangnya masing-masing. Dari ketiga sekolah dasar swasta terdapat dua sekolah dasar swasta yang sekolahnya mayoritas dari kalangan menengah atas, sedangkan satu sekolah dasar negeri yang sekolahnya mayoritas dari kalangan menengah atas, dan selebihnya sekolah dasar yang dijadikan tempat penelitian oleh peneliti ini adalah sekolah yang mayoritas siswanya dari kalangan menengah ke bawah.

Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan beberapa pertimbangan terkait dengan permasalahan yang berkenaan fokus penelitian, yaitu :


(58)

pertama, salah satu dari keenam sekolah dasar tersebut adalah tempat peneliti melaksanakan kegiatan PPL selama tiga bulan; kedua, keenam sekolah dasar tersebut mempunyai pembelajaran seni tari yang sesuai dengan permasalahan yang berkenaan dengan fokus penelitian dan yang ketiga, adalah merupakan saran dari dosen pembimbing dan teman sejawat dari peneliti.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan pengumpulan data penelitian dilakukan pada semester ganjil yang dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Desember 2014. Berikut adalah jadwal selama penelitian dilaksanakan.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No. Bulan

Kegiatan Menyusun

Proposal Observasi

Wawancara, Pengumpulan Data Uji Keabsahan Data Penyusunan Laporan 1. Agustus

2. September 3. Oktober 4. November 5. Desember 6. Januari 7. Februari 8. Maret 9. April 10. Mei


(59)

11. Juni 12. Juli 13. Agustus 14. September

3. Partisipan Penelitian

Partisipan penelitian adalah fokus atau sarana penelitian. Menurut Sugiyono (2008), penelitian partisipan adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal dari partisipan.

Partisipan penelitian adalah individu, benda atau organisme yang dijadikan sebagai sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Pada penelitian kualitatif, istilah partisipan penelitian sering disebut sebagai informan (Sugiyono, 2010). Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah orang yang memberi informasi tentang situasi dan kondisi yang dibutuhkan oleh peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.

Pada penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari, guru sebagai pendidik dalam pembelajaran seni tari, bagaimana tanggapan orang tua siswa dan pihak sekolah terhadap pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di sekolah dasar tersebut.

Partisipan penelitian atau informan dalam penelitian ini adalah siswa-siswa yang sedang mengikuti pembelajaran seni tari, guru seni tari di keenam


(60)

sekolah dasar, orang tua siswa dan pihak sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru dan karyawan sekolah.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian pada penelitian dengan judul “Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar” ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi karena peneliti ingin dapat menggali esensi makna yang terkandung di dalam dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Fenomenologi mengungkapkan dengan sangat menarik bahwa kesadaran selalu mengandaikan adanya keterarahan menuliskan kenyataan apa yang terjadi sebenarnya di lapangan.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi di lingkungan sekolah dan pada saat dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Selain melakukan observasi, peneliti juga akan melakukan wawancara kepada guru seni tari yang mengajar di masing-masing sekolah. Peneliti melakukan pencatatan selama masa observasi dan selama melakukan wawancara kepada guru seni tari, orang tua siswa serta pihak sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru dan karyawan sekolah selaku sebagai narasumber dalam penelitian ini.

Peneliti melakukan penelitian di enam sekolah dasar yang terbagi menjadi tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah negeri. Untuk sekolah dasar swasta peneliti memilih sekolah dasar swasta yang berada dalam satu lingkup yayasan yang sama. Hal ini peneliti lakukan supaya mendapat hasil yang lebih akurat untuk dapat melihat bagaimana dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar pada enam sekolah dasar yang berbeda ini. Setiap sekolah mempunyai guru seni


(61)

tari yang berbeda-beda. Terdapat beberapa guru seni tari yang mengampu beberapa sekolah dasar, oleh karena itu peneliti sebelumnya melakukan tinjuan dan mencari informasi dari berbagai sumber supaya mendapatkan sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian supaya tidak mendapatkan sekolah yang berbeda namun dengan guru seni tari yang sama.

Peneliti akan mengamati bagaimana dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar selama berlangsung. Terdapat sepuluh hal yang difokuskan oleh peneliti dalam penelitian mengidentifikasi dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini, yaitu (1) apakah siswa mempunyai semangat antusias dalam mengikuti pembelajaran seni tari, (2) bagaimana cara guru mengajarkan pembelajaran seni tari pada siswa, (3) bagaimana cara guru melakukan penilaian terhadap siswa pada pembelajaran seni tari, (4) apakah posisi guru seni tari di skeolah tersebut, (5) berapa gaji yang diterima oleh guru seni tari di sekolah dasar, (6) apakah pembelajaran seni tari dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar, (7) apa yang menjadi tujuan sekolah dasar memberikan pembelajaran seni tari, (8) bagaimana fasilitas pendukung yang ada terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar, (9) bagaimana tanggapan pihak sekolah terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar, dan (10) bagaimana tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar, peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu: wawancara,


(62)

observasi dan dokumentasi. Ketiga teknik pengumpulan data tersebut akan diuraikan lebih lanjut sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada informan. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur, karena pada proses pengumpulan data menekankan pada wawancara mendalam terhadap informan untuk mendapatkan pemahaman sesuai topik penelitian yaitu tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar.

Wawancara ini termasuk dalam kategori in-depth interview. Hal ini bertujuan untuk menemukan permasalahan dengan lebih terbuka. Peneliti seperti mengajak berbicara santai dan membangun suasana yang akrab dengan informan, namun tetap fokus pada topik penelitian, yaitu tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar.

Dalam melakukan wawancara, peneliti mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan (Sugiyono, 2012). Tujuan dari wawancara ini adalah peneliti ingin mencari informasi mengenai bagaimana pembelajaran seni tari dilaksanakan di sekolah dasar. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara supaya mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang telah dinyatakan oleh informan. Pedoman wawancara ini dapat dilihat di lampiran I.


(1)

LAMPIRAN V

DISPLAY DATA


(2)

Masalah : Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Seolah Dasar Sumber : Observasi, wawancara dan dokumentasi

No. Tema Deskripsi

1. Semangat dan antusiasme

siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari di sekolah dasar

Siswa sekolah dasar baik siswa yang bersekolah di swasta maupun yang

bersekolah di negeri mempunyai semangat dan antusiasme yang tinggi dalam

mengikuti pembelajaran seni tari. Hal ini dibuktikan dengan selalu hadirnya siswa dengan tepat waktu atau bahkan sebelum pembelajaran seni tari dimulai. Selain itu siswa sekolah dasar berlari-larian dilorong-lorong sekolah atau menarik lengan baju guru seni tari sebelum pembelajaran seni tari di mulai.

2. Cara guru melaksanakan

pembelajaran seni tari di sekolah dasar

Guru menunjukkan beberapa media seperti topeng, kuda kepang dan selendang yang sering digunakan dalam kegiatan seni atau biasa disebut dengan sampur. Selain itu, guru juga menciptakan lingkungan

pembelajaran seni tari menjadi lebih hangat dan menyenangkan. Membentuk kelompok bersama dan selanjutnya memberikan gerak dasar dalam menari.

3. Cara guru melakukan

penilaian terhadap siswa pada pembelajaran seni

Penilaian dengan menggunakan metode observasi, penilaian yang digunakan oleh keenam guru sekolah dasar dalam


(3)

tari pembelajaran seni tari adalah dengan melaksanakan pentas seni atau sekedar menampilkan tarian yang sudah diajarkan secara berkelompok.

4. Posisi guru seni tari di

sekolah dasar

Guru-guru yang mengajar pembelajaran seni tari merupakan guru lepas atau guru honorer. Keenam guru tari ini merupakan tenaga profesional dibidang seni tari. Hal ini berdasarkan dengan gelar pendidikan yang dimiliki oleh keenam guru sekolah dasar tersebut. Adapun yang tidak bergelar sarjana seni tari, mereka merupakan lulusan sebuah sanggar seni tari dan sudah belajar tentang seni tari selama bertahun-tahun.

5. Gambaran tentang gaji

yang diterima oleh guru seni tari di sekolah dasar

Gambaran tentang gaji yang diterima oleh setiap guru tari di keenam sekolah dasar tersebut berbeda-beda. Hanya seorang guru tari saja yang gajinya di bawah UMR, yaitu guru sekolah dasar swasta 1 yang kemudian mengundurkan diri sebagai seorang guru tari dari sekolah tersebut, karena gaji yang jauh di bawah UMR.

6. Pembelajaran seni tari

dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar

Pembelajaran seni tari selain sebagai kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, di sekolah masing-masing juga merupakan sebagai sarana pembentukan karakter siswa sekolah dasar. Hal ini dilakukan dengan kegiatan berkelompok ataupun dengan kegiatan mandiri. Pembelajaran seni tari


(4)

kepada siswa sekolah dasar merupakan awal pembentukan karakter kepada siswa sekolah dasar, karena karakter adalah ciri khas seseorang dan karakter tidak dapat

dilepaskan dari kontes sosial budaya karena karakter terbentuk dalam lingkungan sosial budaya tertentu.

7. Tujuan sekolah dasar

memberikan pembelajaran seni tari

Pembelajaran seni tari di masing-masing sekolah dasar itu merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh sekolah untuk mewujudkan visi dan misi masing-masing sekolah dasar. Visi dan misi yang dimiliki oleh setiap masing-masing sekolah dasar negeri ini dapat diakumulasikan dalam pembelajaran seni tari. Sekolah ingin mempunyai output siswa yang sesuai dengan visi dan misi setiap masing-masing sekolah dasar. Secara garis besar sekolah ingin mempunyai output siswa yang

berkarakter dan selalu mampu berkembang.

8. Fasilitas pendukung yang

ada terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar

Fasilitas pendukung yang ada terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar yang terdapat di keenam sekolah dasar tersebut diantaranya adalah pendopo atau ruang kelas sebagai temapt dilaksanakannya pembelajaran seni tari, sebuah tape recorder untuk memutar kaset dan lima sekolah dasar dari keenam sekolah dasar tersebut

mempunyai alat gamelan untuk kegiatan ekstrakurikuler karawitan dan juga biasanya


(5)

digunakan untuk mengiringi seni tari pada acara tertentu.

9. Tanggapan staf sekolah

dasar terhadap

pembelajaran seni tari di sekolah dasar

Tanggapan staf sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru dan karyawan di keenam sekolah dasar tersebut merasa senang dan bangga dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar.

10. Tanggapan orang tua

terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar

Orang tua siswa memberikan respon yang baik, dalam artian pihak orang tua siswa sangat mendukung dan bangga dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini. Mulai dari menunggui sembari melihat pembelajaran seni tari, mengantarkan bekal makanan untuk anak-anaknya, membentuk sebuah paguyuban orang tua siswa dan mengikutsertakan anak-anaknya untuk mengikuti sebuah sanggar tari.


(6)

RIWAYAT HIDUP

Francisca Ayudha Laksitapuri, lahir di Bantul, 25 Oktober 1992. Orang tua bernama Gregorius Wisnugraha dan Prabandari Dyah Murwani, serta seorang adik bernama Dinda Adventina Laksita Puri. Bertempat tinggal di Gedongan, Trirenggo, Bantul, Yogyakarta. Peneiti mengawali pendidikan formal pada tahun 1998 di TK Kanisius Ganjuran kemudian lulus pada tahun 2000, melanjutkan di SD Tulasan dan pada tahun 2001 pindah ke SD Bantul Timur sampai dengan lulus SD pada tahun 2005. Selanjutnya pada tahun 2008 peneliti lulus dari SMP Negeri 1 Bantul, 2011 lulus dari SMA Negeri 2 Bantul dan melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma.