Dalam manajemen keperawatan, seorang perawat harus termotivasi untuk memiliki dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan bagi pasien, untuk
mengembangkan efisiensi staf dalam bekerja.
Penelitian menurut Hoonakker 2013 di Inggris, bahwa motivasi yang ada di dalam diri perawat saat bekerja ketika kebutuhannya sebagai seorang manusia sudah
sebagian terpenuhi maka bukan hanya kinerja saja yang baik, melainkan kepuasan dalam bekerja juga dapat terjadi, membuat lebih semangat dalam melakukan asuhan
keperawatan kepada pasien sesuai standar rumah sakit. Berdasarkan teori, hasil penelitian dan penelitian sebelumnya yang terkait
dengan hubungan motivasi perawat dengan kinerja perawat peneliti beramsumsi motivasi yang maksimal dihubungkan dengan kinerja yang baik. Sebaliknya,
motivasi yang kurang dihubungkan dengan kinerja yang buruk. Kinerja seseorang kadang-kadang tidak berhubungan dengan kompetensi yang dimiliki, karena terdapat
faktor diri dan lingkungan kerja yang mempengaruhi kinerja. Kinerja yang maksimal adalah fungsi dan interaksi antara kompetensi dan peluang sumber daya pendukung
5.5. Hubungan Supervisi Kepala Ruangan Terhadap Kinerja Perawat
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa p-value 0,670 0,05 yang artinya ada hubungan yang bermakna, dengan tingkat kekuatan
hubungan lemah r= 0.040, Ho= ditolak dan Ha= diterima, yang maknanya adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja perawat dalam bekerja
bukan hanya dari supervisi kepala ruangan saja, melainkan adanya dipengaruhi faktor lain yang menyertainya.
Universitas Sumatera Utara
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja selain supervisi antara lain yaitu efektifitas dan efisiensi, otoritas, disiplin, dan inisiatif menurut Robbins
2002. 1 Efektivitas dan Efisiensi
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari,
kegiatan mempunyai nilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan ketidakpuasan walaupun efektif dinamakan tidak efisien.
Sebaliknya bila akibat yang dicari-cari tidak penting maka kegiatan tersebut efisien.
2 Otoritas wewenang Arti otoritas adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam
organisasi formal yang dimiliki oleh seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya.
Perintah tersebut menyatakan apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam organisasi tersebut.
3 Disiplin Disiplin kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati
perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia kerja. 4 Inisiatif
Berkaitan dengan daya dan kreativitas dalam bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Jadi, inisiatif
adalah gaya dorong kemajuan yang bertujuan untuk mempengaruhi kinerja
Universitas Sumatera Utara
organisasi. Kegiatan pada supervisi kepala ruangan yaitu; Sebelum pertukaran Shift,
1 Mengecek kecukupan fasilitas peralatan sarana untuk hari itu, 2 Mengecek
jadwal kerja, Pada waktu mulai Shift, 3 Mengecek personil yang ada, 4
Menganalisa keseimbangan tenaga, 5 Mengatur pekerjaan, 6 Mengidentifikasikan kendala yang muncul, 7 Mencari alternatif penyelesaian
masalah supaya dapat diselesaikan, Sepanjang hari, 8 Mengecek pekerjaan setiap perawat, mengarahkan, mengintruksi, mengoreksi atau memberi latihan
sesuai kebutuhan, 9 Mengecek kemajuan pekerjaan, 10 Mengecek kemajuan rumah tangga, 11 Mengecek personil, kenyamanan kerja terutama personil baru,
12 Berjaga di tempat bila ada pertanyaan, permintaan bantuan lain-lain, 13 Mengatur jam istirahat perawat, 14 Mendeteksi dan mencatat problem yang
muncul pada saat itu dan mencari cara memecahkannya, 15 Mengecek kembali kecukupan alat fasilitas sarana sesuai kondisi operasional, 16 Mencatat
fasilitas sarana yang rusak kemudian melaporkannya, 17 Mengecek kecelakaan kerja, 18 Menyiapkan laporan mengenai pekerjaan secara rutin, 19
Mengobservasi satu personil atau aneka kerja secara kontiniu untuk 15 menit sekali, 20 Melihat dengan seksama hal-hal yang mungkin terjadi, seperti
keterlambatan pekerjaan, lamanya mengambil barang dan kesulitan pekerjaan, 21 Membuat daftar masalah yang belum terpecahkan dan berusaha untuk
memecahkan keesokan harinya, 22 Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan mengecek hasilnya, kecukupan material dan peralatannya,
23 Melengkapi laporan harian, dan 24 Membuat daftar pekerjaan untuk
Universitas Sumatera Utara
keesokan harinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja selain supervisi antara lain yaitu
efektifitas dan efisiensi, otoritas, disiplin, dan inisiatif menurut Robbins 2002, kegiatan supervisi kepala ruangan yang dilakukan di Rumah Sakit Grand
Medistra Lubuk Pakam kepada perawat sudah dilakukan namun belum maksimal karena perawat masih berusia muda dan beban kerja yang tinggi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Qalbia 2013 di RS Universitas Hasanuddin di Sulawesi Selatan tentang hubungan supervisi terhadap
kinerja perawat dalam menerapkan patient safety di rumah sakit menunjukkan bahwa adanya hubungan efektifitas dan efisiensi, otoritas, disiplin, dan inisiatif
terhadap kinerja perawat dalam menerapkan patient safety, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini terdapat hubungan terhadap kinerja perawat pelaksana dalam
menerapkan patient safety di RS universitas Hasanuddin. Penelitian yang dilakukan oleh Bally 2007 di salah satu rumah sakit di
negara bagian di Amerika, bahwa kepemimpinan yang dilakukan oleh supervisor kepala ruangan, akan baik apabila memperhatikan dari sisi efektifitas dan
efisiensi, otoritas, disiplin, dan inisiatif dijalankan dengan seimbang, maka kesuksesan dalam mengorganisir perawat akan tercapai dengan baik.
Berdasarkan teori, hasil penelitian dan penelitian sebelumnya yang terkait dengan hubungan supervisi kepala ruangan terhadap kinerja perawat, peneliti
beramsumsi proses supervisi yang baik akan meningkatkan kinerja perawat yang bertugas di ruangan dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien.
Supervisi sangat berhubungan efektifitas dan efisiensi, otoritas, disiplin, dan
Universitas Sumatera Utara
inisiatif dengan kepuasan kerja perawat. Perawat yang merasa mendapat dukungan dari supervisor dan disupervisi dengan baik dalam melakukan
pekerjaannya akan merasa lebih puas terhadap pekerjaannya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN