23
Karakter s
e l
a m
a t
1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
BCC 0 1
1 1
1 1
1
Dari blok data yang terbentuk dari pesan selamat dicari kode ASCII setiap
karakter, kemudian dicari paritasnya dalam kode ini diambil paritas genap dan dituliskan pada bit-7. Setelah ditemukan semua paritas dari setiap karakter
pembentuk pesan dan dituliskan pada bit-7, maka langkah selanjutnya adalah mencari paritas dari setiap kolom mulai bit-0 sampai bit-7 dan dituliskan secara
mendatar pada baris BCC. Adapun fungsi dari paritas pada bit-7 adalah sebagai kunci uji data untuk
mencari error setiap karakter secara horisontal, istilah deteksi error secara horizontal adalahlongitudinal redundancy check LRC. Sedang fungsi paritas
pada BCC sebagai baris penutup blok data difungsikan sebagai deteksi error secara vertikal, istilah deteksi vertikal adalah vertical redundancy check VRC.
Dari kedua paritas inilah terbentuk model matrik deteksi error yaitu kombinasi dari deteksi LRC dan deteksi VRC.
h. Kode Humming
Kerusakan data atau kesalahan data yang diterima oleh terminal penerima dalam sistem komunikasi data sering terjadi, hal yang mendasar sebagai
penyebab adalah adanya interferensi sinyal luar yang masuk ke dalam jalur komunikasi, koneksi kawat penghubung, terminal, konektor pada layer
terendah yang kurang baik. Hal tersebut menyebabkan sinyal gangguan noise, sebagai akibat gangguan tersebut muncul permasalahan pada data
yang diterima oleh penerima berupa data error.
24 Terlebih pada transmisi data serial dengan kecepatan tinggi dan kualitas jalur
transmisi yang rendah kesalahan error sangat mungkin terjadi, ukuran banyaknya bit error dalam blok data disebut sebagai bit error rate
BER}.Terdapat toleransi kesalahan bit dalam sistem transmisi data, dan batasan nilai BERdalam satu kelompok data 10
5
bit. Dalam penanganan kesalahan error handling bit terkirim tahapan utama
dalam penerimaan data adalah deteksi kesalahan bit terkirim, selanjutnya dilakukan koreksi terhadap kesalahan error. Perbaikan data bisa dilakukan
oleh penerima atau pengirim melalui permintaan pengiriman ulang data, permintaan ini melalui sinyal NAK dari penerima ke pengirim.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa proses deteksi kesalahan melalui bit yang ditambahkan redundant bit ke dalam data, dengan metode
pengkodean tersebut dapat ditentukan kesalahan bitnya. Sistem pengkodean yang lain yang dapat digunakan dalam komunikasi data adalah kode Hamming.
Konsep penerapan kode Hamming adalah dengan menggunakan bit paritas untuk disisipkan pada posisi tertentu dalam blok data, dengan demikian
memungkinkan untuk dapat digunakan dalam pemeriksaan kesalahan dalam blok data. Aturan untuk menyatakan bit Hamming adalah melalui pendekatan
2
n
, nilai n dan n adalah bilangan bulat positif, cara untuk menentukan bit
Hamming adalah sebagai berikut: x Data = 1011 → penyisipan bit Hamming adalah 101
x 1
xx x Nilai x dapat dipilih 1 atau 0 dan disisipkan pada data
x Menentukan jumlah modulo-2 bit-1 agar data berparitas genap.
Bit ke- 7 6 5 4 3 2 1
Data
1 0 1 x
1 x x
Langkah selanjutnya adalah menentukan bit-Hamming yang harus disisipkan ke dalam bit-bit data, dalam hal ini semua bit yang ditandai dengan hurf
x adalah
tempat posisi bit Humming yang seharus disisipkan. Dengan demikian data yang semula terdiri dari 4 bit data maka pada akhirnya jumlah bit adalah 7 bit.
x Tabel penentuan bit-Hamming
25
Bit Humming Ke
Memeriksa Bit Data
Keterangan Membuat Paritas
Genap
1 posisi 3, 5, dan 7
diberi logika 1
2 posisi 3, 6, dan 7
diberi logika 4
posisi 5, 6, dan 7 diberi logika
x Bit-Hamming disisipkan ke dalam data, sehingga menjadi: Bit ke-
7 6 5 4 3 2 1
Data 1 0 1
1 0 1
x Deteksi data error yang diakibatkan data berubah saat transmisi, diasum- sikan terjadi perubahan pada bit ke 3 dari nilai logika 1 menjadi logika 0.
Sehingga data yang diterima sebgai berikut: Bit ke-
7 6 5 4 3 2 1
Data 1 0 1
0 1
x Pemeriksaan data melalui bit-bit Hamming ditemukan error berikut posisi bitnya, pada contoh terjadi error pada posisi bit ke 3.
Tabel penentuan errormodulo-2
Bit Humming Ke
Memeriksa Bit Data
Modulo-2 Paritas
1 posisi 3, 5, dan 7
ganjil ada kesalahan → 1 2
posisi 3, 6, dan 7 ganjil ada kesalahan → 1
4 posisi 5, 6, dan 7
genap benar → 0 x Berdasarkan tabel penentuan error diperoleh nilai biner 011, yang berarti
bisa ditentukan kesalahan adalah pada posisi bit ke 3 pada data. Perbaikan logika bit dapat dilakukan dengan melakukan inverting bit ke dari
data, dengan demikian tidak diperlukan lagi pengiriman NAK ke pengirim untuk melakukan pengiriman ulang
26
i. Kode Koreksi Error