tepat. Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk
menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut Baridwan, 2001. Dyer dan McHugh 1975 dalam Hamzah Ahmad dkk 2005 membagi
keterlambatan lag menjadi tiga, yaitu:
1. Preliminary lag
Preliminary lag adalah interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan pendahulu oleh pasar modal.
2. Auditor’s signature lag
Auditor’s signature lag merupakan interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal tercantumnya laporan auditor.
3. Total lag
Total lag adalah interval antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan tahunan publikasi oleh pasar modal.
2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay
Audit delay dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
2.4.1. Kondisi Perusahaan
Kondisi perusahaan dapat diartikan sebagai suatu tampilan atau gambaran secara utuh suatu perusahaan selama periode atau kurun waktu
tertentu. Media yang dapat digunakan untuk meneliti kondisi perusahaan adalah laporan keuangan perusahaan www.library.upnvj.ac.id.
Kondisi perusahaan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: a. Rawan bangkrut, hal ini berarti perusahaan dalam keadaan tidak aman
dari segi keuangan. b. Daerah abu-abu, hal ini mengartikan bahwa perusahaan mengalami
masalah keuangan yang harus segera ditangani. Apabila masalah dapat diselesaikan dengan baik, kondisi perusahaan berada dalam keadaan
aman, tetapi sebaliknya, apabila manajemen tidak dapat menemukan solusi yang tepat, maka kondisi perusahaan akan bangkrut.
c. Perusahaan berada dalam keadaan sangat sehat, hal ini berarti kondisi perusahaan sangat baik dan sangat kecil kemungkinan perusahaan akan
mengalami kebangkrutan. Kondisi perusahaan ini jelas sangat berpengaruh terhadap audit delay,
semakin baik kondisi perusahaan, maka semakin singkat audit delay. Hal ini disebabkan karena semakin baik kondisi perusahaan, mendorong perusahaan
untuk segera mengumumkan hal baik kepada publik. Begitu pula sebaliknya, apabila kondisi perusahaan tidak baik, maka perusahaan akan berusaha
menunda pengumuman laporan keuangan kepada publik. Sedangkan apabila perusahaan dalam masalah, perusahaan akan segera mencari solusi untuk
mengatasi masalah
sebelum perusahaan
mengumumkan laporan
keuangannya kepada publik. Kondisi perusahaan dapat dihitung dengan mengunakan uji altman.
Penelitian Altman menggunakan multivariate discriminant analysis MDA dengan lima jenis rasio keuangan. Rasio-rasio ini antara lain
menurut Aryati dan Manao 2000 dalam Mustika 2008 modal kerjatotal aktiva rasio X1, saldo labatotal aktiva X2, EBITtotal aktiva X3, nilai
pasar sahamnilai buku hutang X4, penjualantotal aktiva X5. Rasio X1 mendeteksi likuiditas total aktiva dan posisi modal kerja. Rasio X2
mendeteksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio X3 mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam seluruh
aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor termasuk pemegang saham dan obligasi Adnan dan Taufiq, 2001 dalam Mustika,
2008. Rasio X4 mengukur kemampuan perusahaan untuk menjamin setiap hutangnya dengan modal sendiri. Rasio X5 mendeteksi kemampuan modal
yang diinvestasikan oleh perusahaan untuk menghasilkan revenue Adnan dan Taufiq, 2001 dalam Mustika, 2008.
Arif 2000 dalam Mustika 2008 mengemukakan beberapa kegunaan model Z-Score hasil temuan Altman, yaitu:
1. Untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan manufaktur secara tepat dua tahun sebelum terjadinya kebangkrutan yang sebenarnya.
2. Untuk meninjau atau memeriksa kembali calon perusahaan yang akan diakuisisi, pemasok dan perusahaan lain, termasuk mendeteksi masalah
keuangan yang timbul dari perusahaan tersebut yang akan mempengaruhi binis yang sedang dijalankan.
3. Untuk mengukur tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan melalui informasi yang didapat dalam laporan keuangan.
2.4.2. Ukuran Kantor Akuntan Publik