berpengaruh terhadap ketuntasan belajarnya. Siswa merupakan subjek maupun objek dalam pembelajaran sehingga perlu melakukan berbagai aktivitas agar
mampu membangun sendiri pengetahuannya dengan lebih bermakna. Senada pendapat Arends 2008:43 model PBL membantu
mengembangkan keterampilan berpikir dan intelektual siswa melalui berbagai situasi riil. Jadi, melalui model PBL keterampilan intelektual siswa meningkat
sehingga hasil belajar siswa juga meningkat.
4.2.2. Implikasi Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
Berdasarkan hasil penelitian, model Problem Based Learning dengan media Puzzle
dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, terutama pembelajaran IPA. Karena penggunaan model PBL mampu mengembangkan keterampilan guru
dalam menyelenggarakan pembelajaran dengan lebih inovatif. Guru lebih kreatif dengan memanfaatkan masalah yang relevan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
starting point pembelajaran.
Selain itu, model PBL dengan media puzzle memotivasi dan mengaktifkan siswa untuk menyelesaikan permasalahan agar pengetahuan yang terbentuk lebih
bermakna. Sehingga guru hanya berperan sebagai fasilitator, mediator, dan pembimbing kegiatan pembelajaran agar proses belajar siswa berjalan dengan
baik. Guru membimbing diskusi kelompok untuk menyelesaikan masalah, memberi perhatian siswa yang mengalami kesulitan, sehingga hubungan guru dan
siswa menjadi lebih dekat. Siswa juga diajarkan agar dapat mengaplikasikan
pengetahuan untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.
Model PBL dengan media Puzzle juga sangat bermanfaat bagi siswa. Sebelum dilaksanakan tindakan, siswa merasa kesulitan dalam pembelajaran IPA
dan kurang aktif dalam pembelajaran. Akan tetapi setelah menerapkan model PBL dengan media Puzzle hasil belajar siswa meningkat, siswa menjadi lebih aktif,
fokus serta semangat dalam mengikuti pembelajaran. Pemanfaatan media Puzzle digabungkan dengan model PBL merupakan
alternatif yang tepat dilakukan dalam pembelajaran. Media puzzle mendukung proses pembelajaran PBL dengan membantu memaparkan masalah secara
klasikal. Siswa juga lebih tertarik dan semangat dalam belajar karena mereka dapat bermain bongkar pasang tetapi mengandung materi pelajaran. Sehingga
tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan memperoleh hasil maksimal. Penggunaan model PBL dengan media Puzzle dalam pembelajaran IPA
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut, baik oleh guru maupun pengembang pendidikan
lainnya. Sehingga pembelajaran menjadi lebih baik dan tujuan pembelajaran bisa tercapai maksimal.
144
BAB V PENUTUP
5.1. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, kualitas pembelajaran IPA menggunakan model Problem Based Learning dengan media Puzzle di kelas IVB SDN
Tambakaji 04 menunjukkan peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Keterampilan guru mengalami peningkatan tiap siklus, siklus I memperoleh skor 20 dengan kategori baik, meningkat menjadi 30 kategori sangat baik
pada siklus II. Peningkatan keterampilan guru tidak terlepas dari penggunaan model PBL untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif. Guru
mengoptimalkan pemanfaatan permasalahan untuk mengelola pembelajaran baik pada kegiatan awal, inti maupun penutup. Penggunaan media Puzzle
maupun video pembelajaran juga dijadikan salah satu sarana untuk mengembangkan keterampilan dasar mengajar bagi guru.
b. Aktivitas siswa mengalami peningkatan tiap siklus, siklus I memperoleh total skor 20,13 dengan kategori baik, meningkat menjadi 26,25 kategori baik pada
siklus II. Peningkatan aktivitas siswa didukung oleh peningkatan keterampilan guru dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang berpusat
pada siswa. Guru menerapkan model PBL untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam menyelesaikan masalah.
Sedangkan pemanfaatan media Puzzle membutuhkan interaksi siswa untuk