Biaya Produksi Kalkulasi Harga

sama dengan luas pola dasar kemasan Pr x Lr, sedangkan jumlah sheet merupakan jumlah pesanan produk. Jumlah tinta yang terpakai dalam gram kemudian dikonversi menjadi biaya tinta. Pada kasus ini harga tintakg diasumsikan sebesar Rp. 150 000,-. Tabel 47 Faktor Pengali untuk Perhitungan Jumlah Tinta No Faktor Pengali Klasifikasi Nilai 1 Teknik Cetak D Flexo printing 1,4 Offset printing 1,1 2 Acuan cetak V diapositif 0,8 raster 0,4 blok penuh 1 tabel 0,4 tabel dengan teks 0,5 3 Warna Tinta I hitam 1 kuning 1,3 biru cyan 1,4 merah magenta 1,4 4 Jenis kertas P Art paper 1 imitasi 1,2 carton 2 coated 0,9 Komponen biaya lainnya yang menjadi bagian dari biaya cetak printing adalah upah tenaga kerja dan biaya subkontrak. Upah tenaga kerja dihitung berdasarkan jam kerja mesin yang digunakan untuk proses cetak, namun tidak termasuk jam kerja setup. Jumlah tenaga kerja bervariasi untuk tipe mesin cetak yang digunakan. Pada kasus ini diasumsikan jumlah pekerja mesin cetak offset sebanyak dua orang dan jumlah pekerja mesin cetak flexo adalah tiga orang. Upah tenaga kerja Rp. 1 200 000 perbulan, dan total jam kerja printing diasumsikan sebanyak 200 jam sebulan. Biaya subkontrak tergantung kepada jumlah pesanan, desain dan warna cetak. Pada kasus ini biaya subkontrak printing untuk pesanan kotak laptop Axioo diasumsikan sebesar Rp. 1400,-unit. Tabel 48 menunjukkan upah tenaga kerja, biaya subkontrak dan total biaya untuk proses cetak. Tabel 48 Biaya Tenaga Kerja, Subkontrak dan Total Biaya Printing No Nama Produk Biaya Tenaga Kerja Biaya Subkon g Total biaya printing 2 a+ b+ c+ d+ e+ f+ g Jam kerja Jml TK Total biaya f 1 Kotak hair dryer 1,0 2 12.000 9.121.698 2 Kardus susu Indomilk 14,3 3 257.143 22.161.643 3 Kotak madu sumbawa 2,0 2 24.000 13.154.181 4 Kotak biskuat bolu pandan 10,0 2 120.000 92.164.969 5 Kardus aqua gelas 28,6 3 514.286 66.770.881 6 Dus Anlene Gold 2,5 2 30.000 9.334.710 7 Kotak Pizza Hut small 22,2 3 400.000 9.198.285 8 Kotak Laptop Axioo 14.000.000 29.737.000 9 Kotak kamera Canon 2,5 2 30.000 32.892.261 10 Kotak HP Sony Ericsson 5,0 2 60.000 53.524.688 11 Kotak radiotape 5,6 3 100.000 41.455.074 Biaya Potong Die cutting Biaya potong terdiri dari biaya pembuatan pisau potong, biaya tenaga kerja pemotongan dan biaya subkontrak. Biaya pembuatan pisau potong ditentukan oleh bentuk pola dasar kemasan. Idealnya, panjang area yang dilewati pisau potong diukur dengan teliti. Namun dengan pertimbangan kepraktisan pada proses identifikasi biaya, pada model ini panjang area pemotongan diasumsikan merupakan keliling K dari ukuran sheet yang dibutuhkan. Biaya pemotongan dinyatakan dalam Rpcm, dimana pada kasus ini nilainya diasumsikan sebesar Rp. 300,-cm. Pada Tabel 49 dapat dilihat biaya pembuatan pisau potong untuk pesanan yang diproses pada tahap ini. Tabel 49 Biaya Pembuatan Pisau Potong No Nama Produk Pr cm Lr cm Panjang area pemotongan K cm Biaya pisau potong a 1 Kotak hair dryer 64 29 186 55.800 2 Kardus susu Indomilk 60 45 3 Kotak madu sumbawa 36 42 156 46.800 4 Kotak biskuat bolu pandan 58 30 176 52.800 5 Kardus aqua gelas 123 46 6 Dus Anlene Gold 36 27 126 37.800 7 Kotak Pizza Hut small 51 29 160 48.000 8 Kotak Laptop Axioo 111 58 338 101.400 9 Kotak kamera Canon 66 46 224 67.200 10 Kotak HP Sony Ericsson 41 42 166 49.800 11 Kotak radiotape 146 110 512 153.600 Biaya tenaga kerja ditentukan oleh jam kerja pemotongan, jumlah tenaga kerja dan upah tenaga kerja perbulan. Jam kerja pemotongan die cut diperoleh dari data produksi, jumlah tenaga kerja diasumsikan sebanyak dua orang dan upah tenaga kerja Rp. 1 200 000,-bulan. Biaya subkontrak diecutting untuk produk kotak laptop axioo pesanan nomor 7 ditetapkan sebesar Rp. 20,-unit produk. Total biaya pemotongan merupakan penjumlahan ketiga komponen biaya yang telah diuraikan di atas. Biaya tenaga kerja, subkontrak dan total biaya pemotongan ditunjukkan pada Tabel 50. Tabel 50 Biaya Tenaga Kerja, Subkontrak dan Total Biaya Pemotongan No Nama Produk Jam kerja pemotongan Jumlah TK Biaya TK Rp b Biaya subkon Rp c Total biaya pemotongan Rp 3 a+b+c 1 Kotak hair dryer 7,7 2 92.308 148.108 2 Kardus susu Indomilk 63.000 3 Kotak madu sumbawa 13,3 2 160.000 206.800 4 Kotak biskuat bolu pandan 71,4 2 857.143 909.943 5 Kardus aqua gelas 101.400 6 Dus Anlene Gold 16,7 2 200.000 237.800 7 Kotak Pizza Hut small 142,9 2 1.714.286 1.762.286 8 Kotak Laptop Axioo 200.000 301.400 9 Kotak kamera Canon 17,9 2 214.286 281.486 10 Kotak HP Sony Ericsson 38,5 2 461.538 511.338 11 Kotak radiotape 153.600 Biaya Finishing Biaya penyambungan sisi-sisi kemasan finishing tidak diklasifikasikan secara spesifik menjadi biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku, melainkan dihitung berdasarkan berapa besar volume pekerjaannya. Pada model ini biaya pengeleman ditentukan sebesar Rp. 0,5,-cm sedangkan biaya stitching Rp. 0,6,- per paku atau satu jepretan kawat. Biaya pengeleman dan stitching tergantung kepada desain pola dasar kemasan dan sisi bagian mana yang disambung. Pada kasus ini sebagian besar pesanan disambung pada bagian tinggi kemasan H,sehingga panjang sisi yang dilem sama dengan ukuran tinggi kemasan H. Perkecualian terjadi pada kotak pizza Hut, dimana bagian yang dilem adalah untuk menyambung sisi belakang dengan samping kiri dan kanan kotak, sehingga panjang area pengeleman sama dengan dua kali tinggi kotak. Perhitungan biaya stitching dilakukan dengan menghitung terlebih dahulu berapa banyak pakukawat yang dibutuhkan. Untuk kasus kotak radiotape, jarak antar paku ditetapkan sebesar 2 cm, sehingga jumlah paku yang dibutuhkan adalah panjang sisi yang disambung dibagi dengan 2 cm. Hasil perhitungan biaya finishing dapat dilihat pada Tabel 51. Tabel 51 Biaya Finishing Kemasan No Nama Produk Jumlah pesanan unit Pengeleman Staples stitching Panjang sisi yg dilem cm Biaya Gluing 4a Jumlah paku staples Biaya Stitcing 4b 1 Kotak hair dryer 10.000 17 85.000 2 Kardus susu Indomilk 100.000 36 1.800.000 3 Kotak madu sumbawa 20.000 25 250.000 4 Kotak biskuat bolu pandan 100.000 9,5 475.000 5 Kardus aqua gelas 200.000 21 2.100.000 6 Dus Anlene Gold 25.000 18 225.000 7 Kotak Pizza Hut small 200.000 10 1.000.000 8 Kotak Laptop Axioo 10.000 31,5 157.500 9 Kotak kamera Canon 25.000 12,8 160.000 10 Kotak HP Sony Ericsson 50.000 12,4 310.000 11 Kotak radiotape 50.000 35 1.050.000 Biaya Perlakuan Tambahan Biaya perlakuan tambahan proses pengkilapanvernis varnishing ditentukan oleh luas area yang divernis. Luas area yang divernis adalah luas seluruh kemasan pada salah satu sisi lembar karton. Pada model kasus ini biaya vernis diasumsikan sebesar Rp. 0,06,-cm2. Tabel 52 Biaya Perlakuan Tambahan No pesanan Jumlah pesanan Varnishing Foil stampng Embossdeboss Luas area Pr x Lr cm2 Biaya varnishing Rp 5a Jml item Biaya foil stamping Rp 5b Jml item Biaya emboss deboss Rp 5c 1 10.000 1813,18 1.087.910 2 100.000 3 20.000 1485,16 1.782.194 4 100.000 1691,43 10.148.550 5 200.000 6 25.000 972,00 1.458.000 2 5.000.000 2 1000000 7 200.000 8 10.000 6438,00 3.862.800 9 25.000 2959,19 4.438.785 10 50.000 1678,97 5.036.917 11 50.000 Biaya foil stamping dan embossingdebossing dinyatakan dalam jumlah item yang diberikan perlakuan foil stamping dan embossingdebossingTabel 52. Jumlah item dalam hal ini diartikan sebagai satu kelompok tulisan, atau satu kelompok gambar. Pada pesanan dus Anlene Gold pesanan nomor 6 bagian kemasan yang diberi perlakuan foil stamping dan embossing adalah merk produk tersebut, yaitu Anlene Gold. Biaya foil stamping diasumsikan sebesar Rp. 100,- per item dan biaya emboss diasumsikan sebesar Rp. 20,- per item. Biaya pengepakan packing tergantung kepada ukuran kemasan yang akan dipak. Ada banyak sekali variasi dan cara pengepakan yang bisa digunakan. Pada kasus ini pengepakan dilakukan setiap 100 unit produk dan biaya pengepakan diasumsikan bervariasi antara Rp. 2500,- sampai Rp. 8000,- tergantung kepada ukuran produk kemasan. Pada Tabel 53 dapat dilihat biaya pengepakan setiap jenis produk dan total biaya finishing, perlakuan tambahan dan pengepakan untuk kesebelas produk yang dijadikan contoh kasus pada model ini. Tabel 53 Biaya Pengepakan Packing No Nama Produk Jumlah pesanan Biaya packing Rp 6 Total biaya finish, add treat dan packing Rp 4+5+6 1 Kotak hair dryer 10.000 250.000 1.422.910 2 Kardus susu Indomilk 100.000 5.000.000 6.800.000 3 Kotak madu sumbawa 20.000 500.000 2.532.194 4 Kotak biskuat bolu pandan 100.000 2.500.000 13.123.550 5 Kardus aqua gelas 200.000 10.000.000 12.100.000 6 Dus Anlene Gold 25.000 625.000 8.308.000 7 Kotak Pizza Hut small 200.000 5.000.000 6.000.000 8 Kotak Laptop Axioo 10.000 750.000 4.770.300 9 Kotak kamera Canon 25.000 625.000 5.223.785 10 Kotak HP Sony Ericsson 50.000 1.250.000 6.596.917 11 Kotak radiotape 50.000 4.000.000 5.050.000

6.3.2 Biaya Non Produksi

Biaya non produksi adalah semua biaya overhead yang terkait dengan produksi pesanan, baik overhead yang bersifat variabel seperti biaya setup dan energi, maupun overhead yang bersifat tetap seperti biaya asuransi dan administrasi. Pada model ini biaya overhead ditetapkan dengan cara mengestimasi masing-masing komponen biaya overhead tersebut untuk jangka waktu bulanan atau tahunan dan kemudian mengalokasikannya pada masing- masing pesanan menggunakan basis jam kerja yang diperlukan untuk tiap-tiap pesanan. Biaya setup dikalkulasi berdasarkan proporsi jam kerja setup terhadap total waktu kerja selama sebulan dikalikan dengan upah tenaga kerja setup perbulan. Biaya pemeliharaan tidak ditetapkan berdasarkan proporsi jam kerja pemeliharaan, melainkan merupakan fraksi proporsi dari total biaya produksi. Pada kasus ini upah tenaga kerja setup ditetapkan sebesar Rp. 1.200.000,- perbulan, sedangkan biaya pemeliharaan diasumsikan sebesar 2 dari total biaya produksi Tabel 54. Tabel 54 Biaya Setup dan Pemeliharaan maintanance No Nama Produk Setup 7 Total biaya produksi 1+2+3+4+5+6 Biaya pemeliharaan 8 Total Jam setup Biaya setup 1 Kotak hair dryer 25,5 153.000 20.869.834 417.397 2 Kardus susu Indomilk 25 150.000 126.895.424 2.537.908 3 Kotak madu sumbawa 25 150.000 15.893.176 317.864 4 Kotak biskuat bolu pandan 25 150.000 106.198.462 2.123.969 5 Kardus aqua gelas 21,5 129.000 459.221.656 9.184.433 6 Dus Anlene Gold 24,5 147.000 .17.880.510 357.610 7 Kotak Pizza Hut small 29,5 177.000 121.492.871 2.429.857 8 Kotak Laptop Axioo 2 12.000 59.330.340 1.186.607 9 Kotak kamera Canon 26 156.000 76.558.255 1.531.165 10 Kotak HP Sony Ericsson 26 156.000 136.954.390 2.739.088 11 Kotak radiotape 21,5 129.000 484.828.987 9.696.580 Biaya energi, administrasi dan asuransi ditetapkan berdasarkan proporsi jam kerja yang dibutuhkan untuk masing-masing pesanan terhadap total jam kerja sebulan dikalikan dengan estimasi masing-masing komponen biaya tersebut untuk satu bulan Tabel 55. Kebutuhan jam kerja untuk suatu pesanan merupakan total jam kerja proses pada semua tahapan produksi. Data kebutuhan jam kerja berasal dari database produksi yang telah dihitung pada tahapan evaluasi kemampuan produksi. Pada kasus ini biaya energi diestimasi sebesar Rp. 2.500.000,- perbulan, biaya administrasi Rp. 3000.000,- perbulan dan biaya premi asuransi Rp. 1.000.000,- perbulan. Biaya administrasi diasumsikan merupakan gaji dua orang tenaga adminstrasi selama sebulan. Jumlah jam kerja perbulan sebesar 200 jam. Tabel 55 Biaya Energi, Administrasi, Asuransi dan Depresiasi No Nama Produk Kebutuhan jam kerja jam Energi Rp 9 Adminis- trasi Rp 10 Asuransi Rp 11 Depresiasi Rp 12 1 Kotak hair dryer 35,6 445.459 534.551 178.184 1.484.865 2 Kardus susu Indomilk 66,5 830.828 996.994 332.331 2.769.428 3 Kotak madu sumbawa 43,7 545.833 655.000 218.333 1.819.444 4 Kotak biskuat bolu pandan 133,1 1.663.690 1.996.429 665.476 5.545.635 5 Kardus aqua gelas 117,2 1.465.476 1.758.571 586.190 4.884.921 6 Dus Anlene Gold 52,8 659.722 791.667 263.889 2.199.074 7 Kotak Pizza Hut small 250,0 3.125.067 3.750.080 1.250.027 10.416.889 8 Kotak Laptop Axioo 6,7 84.236 101.083 33.694 280.787 9 Kotak kamera Canon 51,0 637.942 765.531 255.177 2.126.474 10 Kotak HP Sony Ericsson 84,8 1.060.225 1.272.270 424.090 3.534.084 11 Kotak radiotape 34,1 426.215 511.458 170.486 1.420.718 Biaya depresiasi yang ditanggung pertahun diperkirakan sebesar Rp. 100 juta rupiah, sedangkan jam kerja pertahun diasumsikan sebesar 2400 jam. Depresiasi diasumsikan membentuk kurva garis lurus dengan tidak ada nilai sisa, sehingga biaya depresiasi pertahun diperoleh dari nilai aset peralatan dibagi dengan umur pakai peralatan. Pada kasus ini nilai aset diasumsikan sebesar Rp. 1.2 milyar rupiah dan umur pakai peralatan adalah 10 tahun, sehingga biaya depresiasi pertahun adalah sebesar Rp. 100 juta rupiah. Biaya depresiasi yang dibebankan terhadap pesanan merupakan proporsi dari jam kerja yang dibutuhkan terhadap total jam kerja selama setahun.

6.3.3 Harga Pesanan

Total biaya untuk suatu pesanan merupakan penjumlahan dari total biaya produksi dengan total biaya non produksi overhead. Biaya pesanan sebelum pajak adalah total biaya pesanan yang sudah memperhitungkan margin keuntungan yang diharapkan dari pesanan tersebut, tetapi belum memperhitungkan biaya pajak Tabel 56. Pada contoh kasus ini margin keuntungan ditetapkan sebesar 25 persen dan berlaku sama untuk semua pesanan. Tabel 56 Biaya Pemesanan Sebelum Pajak No Nama Produk Total biaya produksi Rp 1+2+3+4+5+6 Total biaya overhead Rp 7+8+9+10+11+12 Biaya pesanan sebelum pajak Rp 1 Kotak hair dryer 20.869.834 3.213.456 30.104.112 2 Kardus susu Indomilk 126.895.424 7.617.490 168.141.143 3 Kotak madu sumbawa 15.893.176 3.706.475 24.499.563 4 Kotak biskuat bolu pandan 106.198.462 12.145.199 147.929.577 5 Kardus aqua gelas 459.221.656 18.008.592 596.537.809 6 Dus Anlene Gold 17.880.510 4.418.962 27.874.340 7 Kotak Pizza Hut small 121.492.871 21.148.919 178.302.238 8 Kotak Laptop Axioo 59.330.340 1.698.408 76.285.935 9 Kotak kamera Canon 76.558.255 5.472.289 102.538.180 10 Kotak HP Sony Ericsson 136.954.390 9.185.758 182.675.184 11 Kotak radiotape 484.828.987 12.354.457 621.479.304 Total biaya pesanan setelah pajak diperoleh dengan menambahkan besaran pajak sebesar 10 persen terhadap biaya pesanan sebelum pajak. Harga jual perunit untuk setiap pesanan diperoleh dengan membagi total biaya pesanan setelah pajak dengan jumlah pesanan Tabel 57. Pada Tabel 57 dapat dilihat harga jual tiap pesanan yang siap untuk ditawarkan kepada konsumen. Pada tahap selanjutnya, konsumen bisa mengambil keputusan apakah akan menerima penawaran harga tersebut, membatalkan pesanan atau melakukan negosiasi ulang. Tabel 57 Total Biaya Pesanan Setelah Pajak dan Harga Jual No Nama Produk Total biaya pesanan setelah pajak Rp Jumlah pesanan unit Harga jual Rpunit 1 Kotak hair dryer 33.114.524 10.000 3.311 2 Kardus susu Indomilk 125 ml 184.955.257 100.000 1.850 3 Kotak madu sumbawa 1000 ml 26.949.519 20.000 1.347 4 Kotak biskuat bolu pandan 192 gr 162.722.535 100.000 1.627 5 Kardus aqua gelas 656.191.590 200.000 3.281 6 Dus Anlene Gold 250 gr 30.661.774 25.000 1.226 7 Kotak Pizza Hut small 196.132.461 200.000 981 8 Kotak Laptop Axioo 83.914.528 10.000 8.391 9 Kotak kamera Canon A 530 112.791.998 25.000 4.512 10 Kotak HP Sony Ericsson J300i 200.942.703 50.000 4.019 11 Kotak radiotape 683.627.235 50.000 13.673 Model kalkulasi harga ini memudahkan konsumen maupun produsen dalam melakukan negosiasi harga, karena dengan mengubah beberapa variabel input, akan segera diketahui berapa perubahan harga yang terjadi. Model ini juga bisa membantu perusahaan kemasan karton untuk melakukan analisa sensitivitas yang memperlihatkan kemungkinan perubahan harga akibat perubahan pada beberapa komponen biaya tertentu. Dari struktur biaya yang telah ditampilkan di atas, terlihat bahwa dua komponen biaya yang paling dominan pada industri kemasan karton adalah biaya bahan baku karton dan biaya tinta cetak.

6.4 Validasi Model

Conwell et al 2000 menyatakan bahwa validasi adalah proses untuk menentukan sejauh mana suatu model merepresentasikan kondisi nyata dilihat dari tujuan penggunaan model. Validasi model memberikan hasil yang cukup akurat dan memberikan jawaban yang benar dalam batasan model yang telah ditetapkan. Sargent 2007 mengelompokkan validasi menjadi tiga, yaitu validasi data, validasi model konseptual, dan validasi operasional. Validasi model konseptual adalah validasi untuk menentukan bahwa : 1 teori dan asumsi yang menjadi dasar dari model konseptual adalah benar, 2 model merepresentasikan entitas masalah yang dikaji, dan 3 struktur, logika matematik dan hubungan sebab akibat yang terdapat pada model masuk akal dan sesuai dengan tujuan pembuatan dan penggunaan model. Sedangkan validasi operasional dilakukan untuk menentukan bahwa output model yang dihasilkan menghasilkan tingkat akurasi yang baik dan dapat diterima untuk tujuan aplikasi model Martis, 2006 ; Sargent, 2007. Terdapat beberapa teknik-teknik validasi yang bisa dilakukan. Sargent 2007 menyatakan bahwa dua teknik validasi yang biasa digunakan pada validasi konseptual adalah teknik face validity, dan teknik trace validity. Teknik face validity dilakukan dengan meminta penilaian dari expert yang memiliki pengetahuan mengenai sistem yang sedang dikaji. Expert akan menilai apakah model dan perilakunya dapat diterima, logika model benar, dan hubungan input-output yang terdapat pada model masuk akal dan telah mewakili sistem nyata. Teknik traces validity dilakukan dengan cara menelusuri perilaku berbagai entitas yang terdapat di dalam model untuk menentukan apakah logika model benar dan apakah tingkat akurasi yang diinginkan dapat diperoleh. Model secara keseluruhan ataupun masing-masing sub model perlu divalidasi untuk melihat apakah model dapat diterima dan bekerja dengan benar sesuai tujuan perancangan model Sargent, 2007. Pada penelitian ini validasi dilakukan untuk masing-masing model dan submodel maupun untuk keseluruhan model. Validasi untuk masing-masing