Latar belakang Trophodynamic of phytoplankton zooplankton as determination of fish larvae survival at Lagoon of Pulau Pari, Seribu Island
Distribusi larva ikan sangat dipengaruhi oleh faktor fisik perairan terutama arus. Arus yang dipengaruhi oleh angin Lough
a
1994 dalam Townsend Pettigrew, 1996 dan pasang surut
yang menentukan penyebaran dan
pengelompokan larva ikan di suatu tempat Townsend Pettigrew, 1996. Dalam kaitannya dengan proses pencarian makanan, penetrasi UV ke dalam
kolom air juga memegang peranan dalam mengontrol keberadaan larva ikan, hal ini terkait dengan kemampuan predasi larva ikan terhadap sumber daya
makanannya terutama zooplankton, karena proses migrasi zooplankton sangat dipengaruhi oleh penetrasi UV ke dalam kolom air Leech
a
., 2009. Kehadiran organisme planktonik di perairan tidak secara langsung dapat
meningkatkan kelangsungan hidup larva ikan. Hal ini berkaitan dengan
kecocokan organisme planktonik yang ada dengan kebutuhan larva ikan pada suatu saat. Apabila organisme planktonik yang ada di perairan pada suatu waktu
tertentu sesuai dengan kebutuhan larva, maka organisme planktonik tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya makanan oleh larva. Namun demikian,
apabila organisme planktonik yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan larva maka tidak dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya makanan. Besarnya biomassa
organisme planktonik yang dapat mendukung kelangsungan hidup larva ikan tentunya sangat bervariasi jumlahnya bergantung pada kelimpahan dan jenis larva
yang ada pada suatu waktu di suatu perairan tertentu Stige
a
., 2009. Dinamika yang terjadi pada komponen organisme planktonik, akan sangat
menentukan apakah organisme planktonik ini dapat menjadi sumber daya makanan yang sesuai dengan kebutuhan larva atau tidak Bremigan Stein, 1994
da
a
¡
Pitois Fox, 2008. Dinamika populasi fitoplankton ditentukan oleh kondisi lingkungan dan proses produksi primer. Kondisi lingkungan perairan
seperti konsentrasi hara, penetrasi cahaya dan suhu sangat menentukan komposisi jenis dan besarnya biomassa fitoplankton yang diproduksi Eslinger
a
., 2001. Sementara bagi populasi zooplankton, komposisi struktur populasi fitoplankton
dan besarnya biomassa fitoplankton yang ada sangat menentukan besarnya produksi biomassa zooplankton Rousseau
a
., 2000.
Berapa besar biomassa plankton yang dibutuhkan untuk menunjang kelangsungan hidup larva ikan dan jenis-jenis apa saja yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber daya makanan oleh larva ikan, merupakan masalah yang perlu dijawab untuk dapat memahami kelangsungan hidup larva ikan, sehingga proses
rekrutmen di suatu perairan dapat berlangsung sukses. Untuk dapat menjawab masalah tersebut perlu dilakukan pengamatan secara lebih rinci mengenai
dinamika yang terjadi pada organisme planktonik dan perlu dilakukan uji coba pemangsaan untuk mengkuantifikasi besarnya biomassa makanan yang
dibutuhkan untuk menunjang kelangsungan hidup larva. Untuk mempermudah pengamatan, penelitian dilakukan di perairan yang bersifat semi tertutup, yaitu
Laguna Pulau Pari. Di Laguna Pulau Pari ditemukan enam jenis larva ikan yaitu larva ikan
dari famili Ambassidae, Apogonidae, Theraponidae, Hemirhamphidae, Gobiidae dan Serranidae Kaswadji, 1997. Sebagai suatu wilayah perairan yang bersifat
semi tertutup dan terlindung, maka Laguna Pulau Pari memenuhi kriteria daerah asuhan ikan. Keberhasilan hidup larva ikan yang memanfaatkan laguna ini
sebagai daerah asuhan sangat bergantung pada pola hubungan trofodinamik antara larva ikan dengan komponen sumber daya makanannya dan interaksi dari
berbagai faktor lingkungan. Sebagai ekosistem semi tertutup, Laguna Pulau Pari mendapatkan
pengaruh dari pulau-pulau yang ada di dalam laguna Pulau Pari, Pulau Kongsi, Pula Burung, Pulau Tikus dan Pulau Tengah dan juga dari perairan sekitarnya.
Pengaruh perairan Teluk Jakarta yang tercemar berat masih dirasakan di perairan dalam Laguna, karena laguna ini hanya berjarak 40 km dari kota Jakarta.
Pengaruh ini dibuktikan dengan menurunnya kualitas air untuk kegiatan budidaya rumput laut Sedyowati, 2005. Kedua pengaruh ini mengakibatkan terjadinya
fluktuasi kondisi lingkungan yang pada akhirnya berdampak terhadap produksi dan komposisi struktur organisme planktonik yang merupakan makanan bagi
larva ikan Kaswadji, 1997. Penelitian yang dilakukan Kaswadji menunjukkan bahwa dalam setahun biomassa fitoplankton melimpah mencapai puncak
maksimum sebanyak tiga kali, dan diikuti oleh kelimpahan puncak dari
zooplankton sebanyak dua kali dalam setahun. Dari pemodelan ekosistem yang dilakukan selanjutnya oleh Kaswadji 1997 menunjukkan bahwa sumber daya
fitoplankton dan zooplankton yang ada dalam laguna tersebut dapat menunjang kelangsungan hidup larva ikan.
Biomassa larva ikan naik nilainya setelah zooplankton meningkat jumlahnya. Namun demikian informasi mengenai berapa
jumlah biomassa yang sesungguhnya dibutuhkan untuk kelangsungan hidup larva ikan dan jenis-jenis plankton apa saja yang dapat menunjang kelangsungan hidup
larva ikan di laguna tersebut belum diketahui. Keberhasilan kelangsungan hidup larva ikan di laguna Pulau Pari
dipengaruhi oleh dinamika yang terjadi pada sistem jaring makanan organisme planktonik yang ada. Skema hubungan trofodinamik yang mempengaruhi
kelangsungan hidup larva ikan di laut dapat digambarkan sebagai berikut Gambar 1:
: garis yang mempengaruhi biomassa : garis penguraian
Gambar 1. Skema hubungan trofodinamik yang mempengaruhi kelangsungan hidup larva ikan modifikasi dari Kaswadji, 1997.
Nutrien Fitoplankton
Zooplankton Larva ikan
Bakteri Protozoa