Hipotesis Trophodynamic of phytoplankton zooplankton as determination of fish larvae survival at Lagoon of Pulau Pari, Seribu Island
                                                                                Gambar 3.  Peta bentuk lahan wilayah laguna Pulau Pari sumber: Wikanti, 2005.
Sirkulasi massa air di laguna Pulau Pari dipengaruhi oleh arus pasang dan arus musim secara bersama-sama. Pola arus musiman terjadi mengikuti pola arus
umum    seperti  yang  disampaikan  dalam Wyrtki  1961. Pada  musim  barat
perairan  Kepulauan  Seribu  didominansi  oleh  pola  aliran  air  laut  dari  barat-barat laut  ke  arah  tenggara  Anonim,  2009. Menurut  Hartati et  al. 2009  pola  arus
permukaan pada Maret peralihan barat ke timur menunjukkan bahwa  arah arus
masih  dominan  dari  arah  barat,  walaupun  pada  beberapa  area  terdapat  arah  arus yang  tidak  menentu  tergantung  kondisi  angin.  Sementara  kondisi  pada  bulan
Nopember  terlihat  jelas  arah  dari  barat,  dengan  kekuatan  arus  yang  lebih  besar dibanding pada Maret Gambar 4.
Gambar 4.  Pola arus musiman di sekitar Pulau Pari pada musim peralihan barat timur kiri dan pada musim peralihan timur barat kanan sumber:
Hartati et al., 2009.
Menurut  Kaswadji  1997  dalam  skala  waktu  harian  arus  pasang  surut lebih  berperan  dalam  proses  pertukaran  massa  air  di  perairan  tersebut,  dan
sirkulasi  yang  terjadi  sangat  ditentukan  oleh  kondisi  pasangnya.    Pasang  di Kepulauan  Seribu  bersifat  tunggal,  yaitu  pasang  surut  dengan  periode  waktu  24
jam.    Arus  akan  mengalir  ke  satu  arah  tertentu  selama  12  jam,  dan  pada  12  jam berikutnya arus akan mengalir ke arah yang berlawanan.  Pada pasang naik air di
perairan  Pulau  Pari  akan  mengalir  dari  arah  utara  ke  selatan,  sebaliknya  pada pasang  surut  arus  akan  mengalir  balik  dari  selatan  ke  utara.    Proses  sirkulasi
massa  air  di  perairan  laguna  Pulau  Pari  mengikuti  pola  pasang  surut  tersebut. Pada  pasang  naik,  air  laut  akan  memasuki  perairan  laguna  terutama  lewat  enam
buah kaloran yang telah disebutkan sebelumnya.  Air laut yang masuk mula-mula akan mengisi goba yang ada sampai muka lautnya sama tinggi dengan muka laut
di perairan bebas.  Jika pasang masih terus naik, maka arah aliran arus di perairan laguna  Pulau  Pari  akan  mengikuti  pola  arus  umum  yaitu  dari  utara  ke  selatan.
Kecepatan arus di dalam perairan laguna Pulau Pari sudah tentu akan lebih rendah
106.54 106.57
106.6 106.63
106.66 -5.93
-5.9 -5.87
-5.84 -5.81
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13
106.54 106.57
106.6 106.63
106.66 -5.93
-5.9 -5.87
-5.84 -5.81
7 1
2 3
5 13
11
¥¦
daripada di bagian luarnya.  Ketika air surut, air laut akan mengalir dari selatan ke utara.    Arus  di  dalam  perairan laguna  juga  akan  mengikuti  pola  tersebut  hingga
muka laut sama tinggi dengan tubir.  Jika massa air masih terus surut, maka massa air  di  goba-goba    akan  mengalir  keluar  melalui  kaloran  yang  ada.    Pola  arus  di
dalam  laguna  pada  saat  pasang  dan  surut  disajikan  dalam  Gambar 5. dan Gambar 6.
Goba Soa besar akan dipasok oleh massa air yang masuk melalui kaloran Legun  Dalam  di  selatan  dan  kaloran  Tanah  Miring  di  utara.    Setelah  laguna  ini
terisi penuh air akan mengalir ke daerah di sekelilignya yang lebih dangkal.  Goba Kuanji,  Labangan  Pasir,  Besar  I  dan  Besar  II  saling  berhubungan,  pada  pasang
naik  air  laut  akan  mengisi  Goba  Kuanji  dan  labangan  Pasir  terlebih  dahulu  dari kaloran Besar dan Ciadung.  Air dari kedua goba tersebut akan mengalir  menuju
Goba Besar I dan kemudian ke Goba Besar II.  Air laut dari laguna ini kemudian akan  mengalir  ke  daerah  dangkal  di  sekitarnya.    Air  laut  yang  mengalir  melalui
kaloran Tenggang akan mengisi Goba Buntu dan Ciaris terlebih dahulu, kemudian ke  daerah  sekelilingnya.    Air  laut  yang  masuk  melalui  kaloran  Kelapa  Tinggi
diperkirakan  akan  terpecah  menjadi  dua  karena  terhalang  oleh  Pulau  Pari, sebagian besar dari massa air yang masuk akan mengalir ke arah tenggara menuju
ke  Goba  Labangan  Pasir,  sebagian  lagi  akan  mengalir  kearah  timur  laut  untuk mengisi kawasan di sekitarnya.
Pola  aliran  air  laut  pada  pasang  surut  akan  berlawanan  dengan  pada  saat pasang naik.  Air dari kawasan yang dangkal mengalir menuju goba yang terdekat
sebelum keluar dari kawasan Pulau Pari menuju kaloran yang ada.  Air laut yang ada  di  utara  Pulau  Pari  akan  mengalir  ke  Goba  Besar  I  dan  Goba  Besar  II,
kemudian selanjutnya akan berpindah ke Goba Labangan Pasir lalu keluar melalui kaloran Ciadung.  Kecepatan arus pada pasang naik lebih kuat dari kecepatan arus
pada pasang surut.
Gambar 5. Sirkulasi massa air di laguna Pulau Pari pada pasang naik Sumber:
Kaswadji, 1997.
Gambar 6.  Sirkulasi massa air di laguna Pulau Pari pada pasang surut Sumber: Kaswadji, 1997.
                