Salinitas Kedalaman Kecerahan Parameter Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Lamun 1. Suhu

yang terus meningkat dari tahun 1989 sampai dengan tahun 2002, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2006. Penurunan luas padang lamun di pantai barat Teluk Banten dari tahun 1989 sampai tahun 2006 seluas 23,9 hektar atau telah terjadi pengurangan luasan padang lamun rata-rata seluas 1,4 hektartahun. Diduga hal ini dipengaruhi oleh terjadinya pertambahan luas daratan seluas 6,3 hektar atau rata-rata 0,4 hektartahun. Selain karena perubahan tata guna lahan, kegiatan lain yang mengancam keberadan ekosistem padang lamun di Teluk Banten antara lain disebabkan oleh kegiatan reklamasi pantai, penambangan batu, perusakan terumbu karang, perusakan mangrove, lalu lintas kapal dan penggunaan alat tangkap yang merusak. 2.3. Parameter Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Lamun 2.3.1. Suhu Suhu merupakan faktor penting bagi kehidupan organisme di perairan khususnya lautan, karena pengaruhnya terhadap aktivitas metabolisme ataupun perkembangbiakan dari organisme tersebut. Suhu mempengaruhi proses fisiologi yaitu fotosintesis, laju respirasi, dan pertumbuhan. Lamun dapat tumbuh pada kisaran 5 – 35 ⁰ C, dan tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 25 – 30 ⁰ C Marsh et al, 1986 sedangkan pada suhu di atas 45 ⁰ C lamun akan mengalami stres dan dapat mengalami kematian McKenzie, 2008.

2.3.2. Salinitas

Toleransi lamun terhadap salinitas bervariasi antar jenis dan umur, lamun akan mengalami kerusakan fungsional jaringan sehingga mengalami kematian apabila berada di luar batas toleransinya. Beberapa lamun dapat hidup pada kisaran salinitas 10 – 45 ‰ Hemminga dan Duarte, 2000, dan dapat bertahan hidup pada daerah estuari, perairan tawar, perairan laut, maupun di daerah hipersaline sehingga salinitas menjadi salah satu faktor distribusi lamun secara gradien Mckenzie, 2008. Thalassia dapat tumbuh optimum pada kisaran salinitas 24-35 ‰, namun dapat juga ditemukan hidup pada salinitas 3.5 – 60 ‰ dengan waktu toleransi yang singkat Zieman, 1986 dalam Hemminga dan Duarte, 2000.

2.3.3. Kedalaman

Kedalaman perairan dapat membatasi distribusi lamun secara vertikal. Lamun hidup pada daerah perairan dangkal yang masih dapat dijumpai sampai kedalaman 40 meter dengan penetrasi cahaya yang masih baik Humminga dan Duarte, 2000. Lamun tumbuh di zona intertidal bawah dan subtidal atas hingga mencapai kedalaman 30 m. Zona intertidal dicirikan oleh tumbuhan pionir yang didominasi oleh Halophila ovalis, Cymodocea rotundata dan Holodule pinifolia, sedangkan Thalassodendron ciliatum mendominasi zona intertidal bawah Hutomo 1997. Semakin dalam suatu perairan maka intensitas cahaya matahari untuk menembus dasar perairan menjadi terbatas dan kondisi ini akan menghambat laju fotosintesis lamun di dalam air.

2.3.4. Kecerahan

Kecerahanan secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan lamun karena berpengaruh terhadap penetrasi cahaya yang masuk ke perairan yang dibutuhkan oleh lamun untuk berfotosintesis. Kecerahan perairan dipengaruhi oleh adanya partikel-partikel tersuspensi, baik oleh partikel-partikel hidup seperti plankton maupun partikel-partikel mati seperti bahan-bahan organik, sedimen dan sebagainya. Cahaya merupakan faktor pembatas pertumbuhan dan produksi lamun di perairan pantai yang keruh Hutomo 1997. Umumnya lamun membutuhkan kisaran tingkat kecerahan 4 – 29 untuk dapat tumbuh dengan rata-rata 11 Hemminga dan Duarte, 2000.

2.3.5. Total Suspended Solid TSS