C. Pengaruh laju aliran methanol terhadap kinerja reaktor berdasarkan kadar ME dan gliserol bebas
Kinerja reaktor dilihat dari keberhasilan proses reaksi. Salah satu parameter untuk menilai keberhasilan proses reaksi adalah dari kadar ME dari
produki yang dihasilkan. Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa dengan laju aliran 2.5 mlmenit, kadar ME yang dihasilkan lebih besar tetapi waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai kadar ME diatas 95 lebih lama. Sedangkan untuk laju aliran 3 mlmenit, kadar ME berada pada kisaran 95, dan dibutuhkan waktu lebih
singkat untuk mencapai prosentase tersebut. Grafik untuk laju aliran 1.5 mlmenit terpotong karena massa produk yang dihasilkan pada titik-titik tersebut terlalu
kecil sehingga tidak bisa dianalisa kadar ME, TG, DG, dan MG.
60 70
80 90
100
60 120
180 240
300 360
waktu menit kad
ar m
et il
est e
r w
w
1.5 mlmnt 2.5 mlmnt
3 mlmnt 4 mlmnt
Gambar 5. Pengaruh laju aliran methanol terhadap kadar ME pada suhu reaksi 290°C
Setelah 5 jam reaksi, kadar ME yang dihasilkan pada laju aliran 1.5 mlmenit adalah 97.1, pada laju aliran 2.5 mlmenit adalah 96.7, pada laju
aliran 3 mlmenit adalah 94.9, dan pada laju aliran 4 mlmenit sebesar 92.7. Laju aliran metanol yang menghasilkan kadar ME sesuai dengan SNI adalah pada
1.5 mlmenit dan 2.5 mlmenit.
23
Peningkatan laju aliran methanol menyebabkan penurunan kadar ME dalam produk. Semakin besar laju aliran methanol, semakin banyak pula methanol
yang menguap. Karena methanol yang menguap lebih banyak, uap methanol tidak hanya membawa ME tetapi juga TG, DG, maupun MG. Semakin banyak TG, DG,
dan MG yang terbawa bersama uap methanol akan menyebabkan kadar ME dalam produk menurun.
Reaksi yang sempurna menghasilkan gliserol bebas. Diantara ketiga laju aliran methanol, gliserol bebas dihasilkan pada laju aliran 3 mlmenit dan 2.5
mlmenit. Gliserol dihasilkan setelah empat jam reaksi. Gambar produk yang mengandung gliserol dapat dilihat pada Gambar 6. Produk yang mengandung
gliserol terdiri dari dua layer, layer atas adalah produk yang berupa TG, DG, MG, dan ME dan layer bawah berupa gliserol bebas. Secara kualitas, dilihat dari kadar
ME dalam produk dan dihasilkannya gliserol bebas, laju aliran methanol yang terbaik adalah 2.5 mlmenit.
Gambar 6. Produk yang mengandung gliserol bebas D. Pengaruh suhu reaktor terhadap kinerja reaktor berdasarkan massa
produk
Produk yang dimaksudkan adalah campuran antara ME, TG, DG, dan MG. Grafik pengaruh suhu terhadap massa produk pada laju aliran metanol 3 mlmenit
dapat dilihat pada Gambar 7. Dalam Gambar tersebut dapat dilihat bahwa massa produk terbesar dihasilkan pada suhu reaksi 290°C. Massa produk terendah
dihasilkan pada suhu reaksi 250°C. laju produksi menyatakan banyaknya produk
24
yang trbentuk tiap jam. Laju produksi pada suhu 290°C sebesar 28.33 gram produkjam. Laju produksi pada suhu 270°C sebesar 10.42 gram produkjam. Laju
produksi pada suhu 250°C sebesar 1.93 gram produkjam.
5 10
15
60 120
180 240
300 360
waktu menit m
a s
s a
pr oduk
gr a
m
250 270
290 Log. 290
Log. 270 Log. 250
Gambar 7. Pengaruh suhu reaktor terhadap massa produk pada laju aliran methanol 3 mlmenit
Hal ini sesuai dengan persamaan Arhennius yang menyatakan hubungan suhu terhadap konstanta laju reaksi, dimana semakin tinggi suhu reaksi, semakin
besar pula nilai konstanta laju reaksi. Nilai konstanta laju reaksi sebanding dengan kecepatan reaksi. Semakin cepat reaksi akan semakin banyak pula produk
terbentuk selama waktu tertentu. Sebelum methanol masuk reaktor, methanol telah terlebih dahulu
dipanaskan hingga berubah ke dalam fase gas. Semakin tinggi suhu reaksi yang digunakan, semakin tinggi pula suhu pemanasan methanolnya. Energi panas yang
ditambahkan pada suatu zat akan digunakan untuk mengalahkan gaya-gaya tarik yang mengikat partikel-partikel penyusun zat tersebut sehingga akan
mempermudah partikel-partikel dalam zat tersebut berikatan dengan partikel- partikel zat lain dan membentuk zat baru.
25
E. Pengaruh suhu reaktor terhadap kinerja reaktor berdasarkan kadar ME