dengan jenis burung pemaka n serangga lain. Serta usus yang tidak terlalu panjang agar penyerapan nutrisi dapat bekerja secara efisien guna penyediaan energi tubuh
saat terbang untuk melakukan segala aktivitas hidupnya. Keberadaan Burung Walet Linchi sampai saat ini dirasakan masih kurang
diminati dan dimanfaatkan sebagai bahan kajian ilmiah oleh kalangan ilmuwan atau peneliti, terutama untuk studi morfologi organ-organ dalam tubuhnya.
Penelitian mengenai Burung Walet Linchi masih belum banyak dilaporkan. Beberapa penelitian lebih menitikberatkan pada aspek budidaya dan pengolahan
sarang Burung Walet
Linchi Mulyadi 1997; Sumiati 1998 dan
Novelina et al. 2007 mendeskripsikan struktur anatomi kelenjar saliva burung walet linchi. Morfologi saluran pencernaan Burung Walet Linchi berkaitan erat
dengan jenis pakan dan pola makan. Hal ini penting sebagai dasar untuk budidaya burung walet linchi.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Mempelajari morfologi saluran pencernaan Burung Walet Linchi
Collocalia linchi baik secara makroanatomi maupun mikroanatomi . 2.
Diharapkan hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi data penunjang demi keberhasilan dalam budidaya burung tersebut.
1.3 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data dasar dan bahan pertimbangan untuk menambah nilai guna Burung Walet Linchi. Manfaat
lain dari penelitian ini adalah dapat dipublikasi mengenai manfaat dan peranan Burung Walet Linchi dalam kehidupan manusia serta sebagai bahan rujukan untuk
menambah kekayaan khasanah ilmu.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Morfologi
Taksonomi Burung Walet Linchi menurut Welty 1982, Chantler and Driessens 1995 adalah sebagai berikut :
Kelas : Aves
Subkelas : Neornithes
Superordo : Apodimorphae
Ordo : Apodiformes
Famili : Apodidae
Subfamili : Apodinae
Genus : Collocalia Spesies
: Collocalia linchi
2.2 Distribusi
Genus Collocalia ini banyak tersebar di seluruh dunia dan setiap lokasi atau daerah memiliki spesies yang berbeda-beda. Burung Walet Linchi adalah
spesies endemik untuk dataran Sunda, juga tersebar di Pulau Jawa dan pulau- pulau kecil di sekitarnya seperti Madura, Bawean, Kangean, Bali dan Lombok,
serta di beberapa daerah di Sumatera bagian utara dan selatan. Sementara daerah Sumatera bagian tengah dan Malaysia penyebaran burung walet linchi belum
dilaporkan.
Gambar 1 Peta distribusi Burung Walet Linchi. sumber : Chantler and Driesens 1995
? = daerah penyebaran walet linchi, ? = daerah yang diduga terdapat walet linchi tetapi belum dilaporkan.
2.3 Identifikasi karakter fisik
Ciri fisik Burung Walet Linchi adalah ukuran tubuh lebih kecil dari Burung Walet Sarang Putih, dengan panjang tubuh 9,41 cm dan bentangan sayap
9,63 cm, terdapat bulu warna putih pada bagian perut Sumiati 1998. Menurut Budiman 2002, Burung Walet Linchi disebut juga White bellied
swiftlet atau si perut putih dengan ciri-ciri sebagai berikut : panjang tubuh lebih kecil dari panjang tubuh burung walet, ekor tidak bercabang, warna bulu di bagian
perut putih sedang di bagian lainnya hitam, warna mata gelap kehitaman, ujung paruh melengkung seperti kuku merupakan ciri khas pada burung pemakan
serangga, serta sepasang kaki berwarna hitam, kecil dan lemah. Sepintas lalu Burung Walet Linchi tidak mudah dibedakan dengan burung
pemakan serangga lain karena kebiasaannya terbang bersama kelompok besar dari jenis yang berbeda untuk mencari makan. Burung Walet Linchi sering
dikelirukan dengan Burung Layang-layang Asia Hirundo rustica dari sub ordo Passeres yang memiliki kaki berwarna hitam dan kuat untuk bertengger,
sedangkan Burung Walet Linchi kedua kakinya kecil dan lemah sehingga burung ini tidak pernah bertengger atau beristirahat kecuali ketika tidur di sarang atau
pada saat memberi makan anakan Nurhidayanti 2002; Soehartono dan Mardiastuti 2003.
Gambar 2 Morfologi Burung Walet Linchi tampak dorsal A, tampak ventral B, bagian kepala Burung Walet Linchi C sumber : dokumentasi
pribadi.
A
C B
2.4 Habitat dan Perilaku Bersarang