Latar Belakang Kajian Morfologi Saluran Pencernaan Burung Walet Linchi (Collocalia linchi)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keragaman flora dan fauna yang tinggi. Burung walet linchi, dinamakan juga burung sriti, merupakan salah satu kekayaan fauna Indonesia yang selama ini dimanfaatkan oleh para pemerhati sebagai pemancing dan induk angkat bagi anakan Burung Walet Sarang Putih. Namun, akhir-akhir ini Burung Walet Linchi mulai dikenal karena sarangnya juga dapat dikonsumsi dan mempunyai nilai ekonomi. Di Indonesia terdapat beberapa spesies burung walet yang sarangnya dapat dikonsumsi yaitu Walet Sarang Putih Collocalia fuciphaga, Walet Sarang Hitam Collocalia maxima, Walet Linchi Collocalia linchi dan Walet Esculenta Collocalia esculenta. Spesies walet umumnya dibedakan berdasarkan ukuran tubuh, warna bulu dan bahan yang dipakai untuk membuat sarang Chantler and Driessens 1995. Burung Walet Sarang Putih menghasilkan sarang yang seluruhnya terbuat dari saliva, sedangkan Burung Walet Linchi dan Burung Walet Esculenta menghasilkan sarang yang merupakan campuran saliva dengan bahan lain seperti daun pinus, ranting atau tali. Sebelum dijual, saliva dan material penyusun sarang lainnya dipisahkan. Sarang walet dipercaya berkhasiat bagi kesehatan manusia, antara lain dapat menyembuhkan penyakit pernafasan, meningkatkan vitalitas, obat awet muda dan memelihara kecantikan. Mahalnya harga sarang Burung Walet Sarang Putih membuat masyarakat mencari alternatif lain dengan mengkonsumsi sarang Burung Walet Linchi. Harga sarang Burung Walet Linchi berkisar antara 1-3 juta rupiah per kilogram Budiman 2002. Perilaku makan Burung Walet Linchi adalah dengan menyambar serangga yang terbang aerial insectivora. Aktivitas harian burung walet linchi dilakukan sambil terbang termasuk mencari makan dan kopulasi. Dengan demikian maka organ-organ tubuh burung disusun sangat efisien dan seringan mungkin untuk mendukung aktivitas hariannya. Saluran pencernaan unggas dimulai dari esofagus, lambung, usus halus, usus besar dan berakhir di kloaka. Esofagus pendek memudahkan makanan cepat sampai ke lambung. Burung Walet Linchi memiliki lambung dengan lapis kutikula yang berlipat-lipat sehingga berbeda dengan jenis burung pemaka n serangga lain. Serta usus yang tidak terlalu panjang agar penyerapan nutrisi dapat bekerja secara efisien guna penyediaan energi tubuh saat terbang untuk melakukan segala aktivitas hidupnya. Keberadaan Burung Walet Linchi sampai saat ini dirasakan masih kurang diminati dan dimanfaatkan sebagai bahan kajian ilmiah oleh kalangan ilmuwan atau peneliti, terutama untuk studi morfologi organ-organ dalam tubuhnya. Penelitian mengenai Burung Walet Linchi masih belum banyak dilaporkan. Beberapa penelitian lebih menitikberatkan pada aspek budidaya dan pengolahan sarang Burung Walet Linchi Mulyadi 1997; Sumiati 1998 dan Novelina et al. 2007 mendeskripsikan struktur anatomi kelenjar saliva burung walet linchi. Morfologi saluran pencernaan Burung Walet Linchi berkaitan erat dengan jenis pakan dan pola makan. Hal ini penting sebagai dasar untuk budidaya burung walet linchi.

1.2 Tujuan Penelitian