Bahan Ajar TINJAUAN PUSTAKA

pembelajaran yang berbeda pula sesuai dengan karakteristik siswa tersebut. Selain itu, Sutjiono 2005 mengemukakan bahwa ada sejumlah pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang tepat yaitu: 1 kemudahan akses; 2 biaya; 3 kemudahan penggunaan; 4 interaktif menimbulkan komunikasi dua arah; 5 dukungan organisasi; dan 6 kebaruan media.

2.2 Bahan Ajar

Menurut website Dikmenjur sebagaimana dikutip dalam Depdiknas 2008: 8 menyebutkan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat materi pembelajaran teaching material yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif siswa mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Selain itu, bahan ajar dapat diartikan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas Depdiknas, 2008: 8. Jadi bahan ajar dapat didefinisikan segala bentuk bahan baik itu bahan tertulis maupun tidak tertulis yang digunakan oleh guru atau instruktur yang disusun sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan ajar merupakan komponen penting yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar dapat membantu guru menyampaikan materi pembelajaran secara runtut dan sistematis. Sedangkan fungsi bahan ajar bagi siswa yaitu membantu siswa mempelajari materi pembelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan Prastowo 2012: 43 yang menyatakan bahan ajar sebagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Sebelum menetapkan bahan ajar yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu sebagaimana Depdiknas 2006: 6 menyebutkan ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan ajar yaitu 1 prinsip relevansi keterkaitan, 2 prinsip konsistensi keajegan, dan 3 prinsip kecukupan. Selain itu, Arif dan Napitupulu sebagaimana yang dikutip dalam Prastowo 2012: 59 menyatakan bahwa ada empat hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bentuk bahan ajar yaitu 1 kebutuhan dan tingkat kemampuan awal para peserta didik yang menjadi sasaran pembelajaran; 2 tempat dan keadaan di mana bahan ajar akan digunakan; 3 metode penerapan dan penjelasannya; serta 4 biaya proses dan produksi serta alat-alat yang digunakan untuk memproduksi bahan ajar. Jadi pemilihan bahan ajar hendaknya menyesuaikan kebutuhan, situasi, kondisi, kemampuan, dan karakteristik pembelajaran yang akan digunakan sehingga bahan ajar tersebut dapat berfungsi secara optimal. Saat ini berbagai jenis bahan ajar telah banyak dijumpai dengan mudah. Bahan ajar tersebut dapat digunakan guru sebagai alternatif media bantu dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan teknologi yang digunakan, Depdiknas 2008: 13 mengelompokkan bahan ajar menjadi 4 yaitu 1 bahan cetak printed, 2 bahan ajar dengar audio, 3 bahan ajar pandang dengar audio visual, dan 4 bahan ajar multimedia interaktif interactive teaching materials. Di antara berbagai jenis bahan ajar tersebut, bahan cetak printed merupakan bahan ajar yang paling sering digunakan. Selain bahan ajar bentuk cetak, bahan ajar multimedia interaktif interactive teaching materials juga mulai dikembangkan penggunaannya. Pada dasarnya masing-masing bentuk bahan ajar mempunyai teknik penyusunan yang berlainan. Prastowo 2012: 73 menyebutkan untuk bahan ajar cetak memiliki teknik penyusunan sebagai berikut 1 judul atau materi yang disajikan harus berintikan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dicapai oleh siswa; 2 untuk menyusun bahan ajar cetak, ada enam hal yang perlu dimengerti yaitu susunan tampilannya jelas dan menarik, bahasa yang mudah, mampu menguji pemahaman, adanya stimulun, kemudahan dibaca, dan materi instruksional. Jadi dalam menyusun bahan ajar cetak perlu memperhatikan aspek- aspek tersebut agar bahan ajar yang dihasilkan tersusun secara runtut, sistematis, dapat dibaca dan mudah dipahami oleh siswa.

2.3 Lembar Kerja Siswa LKS

Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI JIGSAW BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN Penerapan Strategi Jigsaw Berbasis Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika (PTK pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Teras Tahun A

0 2 16

PENERAPAN STRATEGI JIGSAW BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN Penerapan Strategi Jigsaw Berbasis Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika (PTK pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Teras Tahun Aj

0 1 14

PENGEMBANGAN LKS BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA PADA MATERI SEGIEMPAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII.

11 17 388

PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP.

1 5 79

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS MASALAH YANG BERORIENTASIKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII PADA MATERI HIMPUNAN.

0 0 90

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA.

1 1 103

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LKS UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI BEKERJASAMA DAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA

0 0 18

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA UNTUK KELAS VII SMP MATERI ARITMATIKA SOSIAL

0 0 6

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK KELAS VII SMP PADA MATERI HIMPUNAN

0 4 8

PENGEMBANGAN PROTOTYPE PERTAMA LKS BERBASIS TAHAPAN PEMECAHAN MASALAH POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP Mulia Putra

0 0 10