50
bersifat melengkapi komplementer, seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.
6. Model Pembelajaran
a. Pendekatan Whole Language
Model Whole Language merupakan model pembelajaran bahasa yang menekankan bahwa pembelajaran bahasa merupakan
sesuatu yang utuh, yang tidak memisahkan aspek-aspek keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa disajikan dalam satu kesatuan yang
padu antara menyimak, membaca, berbicara, menulis, sastra, dan unsur kebahasaan. Semuanya disajikan secara proporsional sehingga tujuan
pembelajaran tercapai Sundari, 2007: 45. Selanjutnya Sundari, 2007: 46 mengatakan bahwa model tersebut dikembangkan berdasarkan
berbagai wawasan dan hasil penelitian serta berbagai bidang ilmu, antara lain bahasa, psikolingiustik, sosiolinguistik, antropologi, dan
pendidikan. Menurut Depdikbud 2004: 14, menyatakan bahwa model whole language memiliki ciri khusus sebagai berikut:
1. Belajar bahasa akan berlangsung dengan mudah karena sifatnya
padu, nyata, relevan, bermakna, dan berfungsi dalam konteks berbahasa yang sebenarnya.
2. Para siswa akan mempelajari unsur kebahasaan secara simultan atau
serempak saat pembelajaran keterampilan berbahasa berlangsung dalam konteks pemakaian bahasa yang sebenarnya.
51
3. Para siswa mempelajari bahasa sama dengan membangun makna
sesuai dengan konteks. 4.
Perkembangan bahasa siswa merupakan suatu proses pembentukan kemampuan personal sosial.
Dalam model Whole Language, aktivitas pembelajaran didominasi oleh siswa. Guru hanya berperan sebagai mediator, pengarah, dan
pembantu siswa belajar. Aminudin 1997: 33 menjelaskan peran guru dalam model Whole Language sebagai berikut:
1. Guru sebagai model, dalam kegiatan pembelajaran keterampilan berbahasa guru harus menjadi contoh dari perwujudan aktivitas
berbahasa siswa. 2. Guru sebagai fasilitator, guru harus mempersiapkan segala sesuatu
yang dibutuhkan siswa dalam belajar sehingga siswa dapat mengembangkan dan menemukan pemahaman yang nyata.
3. Guru sebagai pembelajar, guru harus mempelajari segala sesuatu yang dipelajari siswa dan mempelajari segala kesulitan yang
dihadapi siswa dalam belajar serta segera memberikan solusinya. 4. Guru sebagai peneliti, guru harus selalu mengamati gejala yang
berhubungan dengan minat, motivasi, dan proses belajar siswa. Guru harus selalu mengumpulkan data mengenai perkembangan kemajuan
siswa dalam belajar dan melakukan refleksi terhadap data yang ditemukan.
52
5. Guru sebagai dinamisator, guru harus bersahabat dengan siswa, harus mampu memanfaatkan berbagai bentuk penguatan kepada siswa,
misalnya pujian, hadiah, dan sebagainya.
b. Model Pembelajaran Terpadu