1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam IPA menegaskan bahwa pembelajaran IPA harus menekankan pada
penguasaan kompetensi melalui serangkaian proses ilmiah Depdiknas,
2006.
Sehingga proses pembelajaran IPA bukan hanya penguasaan kumpulan ilmu pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau
prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikaan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar, serta proses perkembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk
menemukan inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar
KTSP, 2006: 484. Pembelajaran IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang
2 dapat diidentifikasikan. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan
memberikan pengalaman langsung kepada siswa dengan tujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
memberikan perubahan tingkah laku peserta didik kearah yang lebih baik. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan tanpa tekanan dan hendaknya
menyenangkan bagi siswa. Kegiatan yang menyenangkan akan memberikan suasana nyaman, interaksi siswa akan kelihatan nyata, ide dan
keberanian siswa akan tumbuh berkembang dan proses pembelajaran akan berlangsung secara optimal.
Guru merupakan contoh dari perubahan dalam pembelajaran, menerapkan strategi, model dan penggunaan metode pembelajaran yang
menyenangkan bagi peserta didik. Sehingga belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berupa keterampilan dan pengetahuan yang
diperlukan. Belajar juga dapat dipandang sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya pencarian makna yang dilakukan oleh individu. Proses
belajar pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi personal Benny A. Pribadi, 2009: 6. Kegiatan belajar ini
semata-mata mengubah prilaku peserta didik secara terencana dan melalui proses yang berkesinambungan. Pemanfataan model dalam proses
pembelajaran sangat diperlukan agar mentransfer pesan lebih mudah untuk diterima siswa.
3 Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran
hasil penemuan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya
pada tingkat operasional di kelas Agus Suprijono, 2009:45. Proses pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran pada umumnya
akan berlangsung secara terarah dan menyenangkan, sebaliknya pembelajaran yang berlangsung tanpa menggunakan model pembelajaran
akan terasa membosankan dan kurang bermakna. Rendahnya kualitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dikarenakan kurang tepatnya
strategi pembelajaran yang diterapkan di kelas atau pembelajaran yang terkesan monoton, salah satu diantaranya adalah kurangnya memanfaatkan
model pembelajaran yang telah ada. Berdasarkan pendapat diatas, dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar yang merupakan mata pelajaran yang
menekankan pada arah efektif, diperlukan penerapan model pembelajaran yang banyak melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif make a match dikemas dengan mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar dalam
proses pembelajaran dengan memperhatikan tingkat kemampuan siswa yang berbeda-beda berprestasi tinggi, sedang, dan rendah untuk
membangkitkan keingintahuan dan kerjasama diantara siswa serta mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan.
Berkaitan dengan masalah pembelajaran IPA, siswa kelas IV SD Negeri Karangampel Kidul IV pada umumnya kurang memiliki motivasi
dalam mengikuti pembelajaran, daya serap belum mencapai KKM. Dimana
4 35 siswa nilai ulangan hariannya di atas rata-rata KKM, sedangkan 65
siswa nilai ulangan hariannya di bawah KKM .
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan ternyata banyak ditemukan kesenjangan dalam proses belajar mengajar. Proses
pembelajaran IPA yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Karangampel Kidul IV masih banyak berorientasi pada guru dengan mengandalkan
bahan belajar dari buku IPA yang tersedia tanpa ditunjang dengan media pembelajaran yang sesuai. Selain itu guru menyampaikan materi IPA pada
pokok pembahasan sistem rangka kurang menarik perhatian siswa yang menyebabkan siswa menjadi jenuh dan bosan dengan materi yang
diajarkan. Hal ini menyebabkan perolehan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Padahal banyak metode dan model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam proses belajar
mengajar agar siswa tidak merasa bosan dan tetap bisa menerima serta merespon materi yang diajarkan dengan baik. Untuk memperbaiki
permasalahan pembelajaran IPA dikelas IV perlu disusun suatu model pembelajaran yang lebih menarik dan dapat meningkatkan aktivitas peserta
didik dalam proses pembelajaran. Atas dasar itulah peneliti mencoba mengembangkan model pembelajaran kooperatif make a match guna
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik dalam kelas. Guru menerapkan pembelajaran kooperatif tipe make a match atau mencari
pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada peserta didik. Penerapanya dimulai dari peserta didik disuruh mencari
5 pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum batas waktunya,
peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya akan diberi poin. Dengan model pembelajaran ini siswa dapat memahami suatu konsep atau
informasi tertentu dengan mencari pasangan yang sesuai dalam suasana yang aktif dan menyenangkan.
Berdasarkan kajian latar belakang diatas, maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas tentang upaya meningkatkan kualitas proses
pembelajaran untuk memperoleh hasil belajar IPA, dengan judul penelitian: Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Pembelajaran IPA
Tentang Sistem Rangka dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperative Tipe Make a Match di SD Negeri Karangampel Kidul IV.
B. Indentifikasi Masalah