32 Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional
yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai belajar tertentu.
B. Penelitian Yang Relevan
Model pembelajaran kooperatif tipe make a match memang memiliki dua sisi yang berbeda yaitu positif dan negatif, akan tetapi sisi
negatif akan dapat tertutupi dengan hasil pembelajaran yang maksimal dan sesuai dengan tujuan.
Banyak penelitian yang menggunakan model ini karena memiliki pengaruh yang baik bagi peningkatan hasil belajar, salah satunya pakar
pendidikan adalah Slavin yang melakukan hasil penelitiannya dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dalam Rusman, 2010: 205
mengatakan 1 penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial,
menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain 2 pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berfikir
kritis, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman.
Sehingga pembelajaran kooperatif tipe make a match ini akan berdampak dalam pencapaian hasil belajar peserta didik di SDN
Karangampel Kidul IV Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu yang semakin meningkat dan lebih baik, dengan indikasi nilai sebelum
diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe make a match sebesar 35
33 yang mencapai KKM, sehingga setelah diterapkannya metode
pembelajaran kooperatif tipe make a match indikasi keberhasilan menjadi 100 yang mencapai KKM. Pembelajaran kooperatif tipe make a match
juga dapat meningkatkan kesungguhan pendidik dalam menyajikan materi dalam suatu pembelajaran.
Senada dengan itu menurut Sugiyanto 2009 : 35 pembelajaran kooperatif cooperative learning adalah pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Penelitian yang dilakukan oleh Wiwik Sulisti 2013 tentang peningkatan hasil belajar peseta didik dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match pada kelas II MI Ma’arif Sambeng Borobudur Magelang dengan hasilnya pencapaian 100 peserta
didik yang mencapai KKM dengan presentase sebelumnya yaitu 56,25 yang mencapai KKM. Sependapat dengan penelitian itu juga disampaikan
oleh Febriyanti Sugandi 2013 yang melakukan penelitian pada kelas V SD Negeri Babakan Bandung Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi.
Menyampaikan pendapatnya dalam penelitianya bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh sekolah dengan KKM 65 dan menunjukan hasil belajar yang lebih meningkat. Senada dengan
penelitian di atas disampaikan oleh Hidayatul Azizah 2014 yang melakukan penelitian pada kelas III MI Miftahul Ulum Rejosari Kalidawir
34 Tulungagung dengan mencapai hasilnya yaitu 83,33 peserta didik yang
mencapai KKM dengan presentase sebelumnya yaitu 41,66 Jadi pada intinya pembelajaran dengan mengguanakan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan maksimal. Selain itu juga pembelajaran kooperatif tipe
make a match dapat meningkatkan minat dan semangat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan adanya
beberapa penelitian yang mengguanakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match, dimana setiap penelitian menunjukkan hasil yang lebih
baik dan lebih baik lagi sehingga diharapkan model ini dapat menjadi salah satu model pembelajaran unggulan yang selalu diterapkan oleh para
pendidik dalam melakukan pembelajaran di kelas.
C. Kerangka Berfikir