kontrol negatif untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari kontrol positif dan senyawa ekstrak. Perhitungan ekstrak pada uji aktivitas senayawa antibakteri
dapat dilihat pada Lampiran 4.
3.4.5. Penghitungan aktivitas reduksi OD senyawa antibakteri
Besarnya aktivitas suatu senyawa antibakteri dapat dilihat dari kemampuan senyawa tersebut untuk mereduksi nilai OD Optical Density kultur
bakteri yang diinkubasi tanpa penambahan senyawa antibakteri kontrol negatif. Rumus untuk menghitung besarnya kemampuan mereduksi OD dari suatu
senyawa antibakteri adalah sebagai berikut. reduksi = rata-rata OD kontrol – rata-rata OD Perlakuan X 100
rata-rata OD kontrol
Keterangan : rata-rata OD kontrol = rata - rata OD kultur tanpa penambahan senyawa antibakteri
rata-rata OD perlakuan = rata-rata OD kultur dengan penambahan senyawa antibakteri
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengaruh Waktu Pemecahan Sel Cell disruption terhadap Ekstrak
Antibakteri Chaetoceros gracilis
Untuk mendapatkan senyawa antibakteri dari C. gracilis harus dilakukan ekstraksi. Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan satu atau lebih komponen
dari suatu bahan dengan pelarut tertentu. Sebelum dilakukan ekstraksi, sering dilakukan pemecahan membran atau dinding sel, agar senyawa yang ada di dalam
sel keluar seluruhnya sehingga hasilnya lebih banyak. Metode pemecahan sel yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode bead milling.
Metode bead milling, yaitu penghancuran sel menggunakan glass atau ceramic bead. Keuntungan dari metode ini adalah biaya tidak mahal, mudah
dilakukan dan bermacam–macam sampel dapat dilakukan dengan metode ini. Sedangkan kelemahannya adalah kemampuan terbatas pada skala kecil saja,
produk dan kemurnian yang dihasilkan bervariasi, kadang menghasilkan busa dan panas yang berlebihan terutama pada skala yang lebih besar GFDL 2006.
Pada penelitian ini ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol. Metanol merupakan pelarut yang baik untuk semua
tujuan ekstraksi awal Harborne 1987. Metanol termasuk ke dalam golongan alkohol yang mempunyai berat molekul rendah. Kondisi ini mempermudah
pembentukan ikatan hidrogen dengan molekul air dalam jaringan bahan yang diekstraksi sehingga senyawa-senyawa dalam jaringan bahan akan lebih mudah
terekstrak Hart 1987. Sebelum proses ekstraksi, terlebih dahulu dilakukan panen kultur
C. gracilis sebanyak 10 liter yang ditumbuhkan pada suhu ruang 26
o
C-30
o
C dengan jarak pencahayaan 9 cm atau dengan intensitas cahaya ± 2500 lux. Kultur
ini dipanen dengan alat filter keramik dan didapatkan biomassa basah sebanyak 5 gram dari 10 liter kultur. Biomassa yang telah didapatkan dari hasil panen lalu
dikeringkan menggunakan freeze dryer sehingga didapatkan biomassa kering. Selanjutnya, biomassa diambil sebanyak 0,9 gram dan dibagi tiga menjadi
0,3 gram untuk masing-masing perlakuan waktu pemecahan sel yaitu waktu pemecahan sel 5, 10 dan 15 menit. Proses pemecahan sel menggunakan