Penelitian pendahuluan Metode Penelitian

erlenmeyer berukuran 100 ml dan 250 ml, magnetic stirrer, hot plate, freezer, freeze dryer Yamato FD 30, tabung freeze drying, rotavapor vakum Yamato RE 50. c. Peralatan yang digunakan untuk uji aktivitas senyawa antimikroba mikroalga C. gracilis antara lain : cawan petri, tabung reaksi, autoklaf, bunsen, jarum ose, clean bench, dan labu erlenmeyer.

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan yaitu penentuan waktu pemecahan sel cell disruption terbaik dalam proses ekstraksi senyawa antibakteri C. gracilis. Penelitian utama yaitu penentuan intensitas cahaya terbaik yang menghasilkan senyawa antibakteri dengan rendemen dan zona hambat yang paling besar.

3.3.1. Penelitian pendahuluan

Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan waktu pemecahan sel cell disruption terbaik. Penelitian pendahuluan ini meliputi kultivasi C. gracilis dan uji aktivitas antibakteri dari ekstrak C. gracilis dengan waktu pemecahan sel yang berbeda, yaitu 5, 10, dan 15 menit. 1 Kultivasi C. gracilis tahap I Tahap ini dimulai dengan membuat kultur awal C. gracilis sebanyak 200 ml. Sebanyak 20 ml inokulum C. gracilis yang didapatkan dari Laboratorium Marikultur Pusat Penelitian Osenaografi LIPI-Ancol, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang berisi 200 ml medium kultur medium Guillard. Setelah 1 minggu, stok kultur awal dimasukkan ke dalam stoples berkapasitas 2500 ml yang berisi 2000 ml medium. Air laut yang digunakan sebelumnya telah disterilkan dengan cara direbus pada suhu 100 o C selama 15 menit. Setelah kultur berumur 7 hari dilakukan perbesaran skala kultur dengan memindahkan sebanyak 1000 ml kultur C. gracilis ke dalam galon yang berisi 10 L medium. Kultur diberi aerasi secara terus menerus dan diberi pencahayaan selama 24 jam dengan jarak lampu 9 cm + 2500 lux. Selanjutnya, kultur dipanen pada fase stasioner yaitu hari ke – 14 . 2 Ekstraksi senyawa antibakteri dengan waktu pemecahan sel yang berbeda Pada saat kultur C. gracilis mencapai fase stasioner atau kultur berumur 14 hari, dilakukan panen biomassa menggunakan filter keramik untuk memisahkan filtrat dan biomassanya. Biomassanya dibekukan dalam freezer sampai membeku. Setelah membeku, biomassa dikeringkan dengan menggunakan freeze dryer Yamato FD 30 hingga diperoleh biomassa dalam bentuk bubuk. Biomasa yang sudah didapat kemudian diambil sebanyak 0,9 gram dan dibagi menjadi 0,3 gram untuk masing-masing perlakuan yaitu pemecahan sel selama 5, 10 dan 15 menit. Setelah itu, biomassa dimasukkan ke dalam tabung dan ditambah metanol sebanyak 5 ml dan dilakukan pemecahan sel menggunakan glass beads dengan perbandingan 1 : 2 glass beads g : larutan ml . Larutan tersebut selanjutnya diaduk menggunakan vortex selama selang waktu perlakuan yaitu 5, 10 dan 15 menit. Selanjutnya biomasa tersebut dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan metanol 98 sehingga perbandingan biomassa dengan metanol sebanyak 1 : 25. Larutan biomassa yang telah melalui proses disruption pemecahan sel dengan glass beads kemudian dimaserasi. Maserasi dilakukan dengan menggunakan pengaduk magnet pada suhu kamar selama + 3 x 24 jam dengan kecepatan 50 rpm. Setelah proses ekstraksi berlangsung dilakukan penyaringan dengan kertas saring Whatman no. 42. Selanjutnya pelarut metanol diuapkan dengan menggunakan rotavapor vakum Yamato RE 50 pada suhu 35-37 o C dengan kecepatan 100 rpm selama + 15 menit hingga diperoleh ekstrak filtrat yang berbentuk pasta. Setelah mendapatkan ekstrak dalam bentuk pasta selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar. Waktu pemecahan sel yang memiliki yield paling banyak dan zona hambat yang paling besar digunakan untuk tahap penelitian selanjutnya.

3.3.2. Penelitian utama