Proses Pencarian Makna Hidup

31 Dalam hal ini seseorang akan merasa dirinya berharga dan bermakna bagi orang lain. d. Pendalaman Catur Nilai Merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk memahami benar- benar nilai-nilai berkarya, nilai-nilai penghayatan, nilai-nilai bersikap dan nilai-nilai pengharapan yang dapat menjadi sumber makna hidup seseorang. e. Ibadah Ibadah merupakan pengertian yang lebih khusus, ibadah adalah ritual untuk mendekatkan diri pada Tuhan melalui cara-cara yang diajarkan dalam agama. Ibadah yang dilakukan secara hikmat sering menimbulkan perasaan tentram, mantap dan tabah, serta tidak jarang pula menimbulkan perasaan seakan-akan mendapat bimbingan dalam melakukan tindakan-tindakan. Salah satu bentuk ibadah yang dapat memberikan makna khusus bagi seseorang adalah melalui doa.

3.6 Proses Pencarian Makna Hidup

Perjalanan hidup adalah suatu proses yang berkepanjangan. Kesulitan dan masalah yang dihadapi dalam menjalani kehidupan ini dapat menjadikan hidup tidak bermakna yang berproses panjang atau pendek, lama atau sebentar tergantung pada upaya yang dilakukan untuk mengubah hidup menjadi hidup yang bermakna. Adapun proses hidup ini berlangsung dalam lima tahapan Bastaman, 2007, yaitu: Universitas Sumatera Utara 32 1 Tahap Derita peristiwa tragis dan penghayatan tanpa makna Individu berada dalam kondisi hidup tidak bermakna, yang berkaitan dengan adanya peristiwa tragis atau kondisi hidup yang tidak menyenangkan. 2 Tahap Penerimaan Diri pemahaman diri dan pengubahan sikap Muncul kesadaran diri untuk mengubah kondisi diri menjadi lebih baik lagi, bisa saja dilatar-belakangi oleh banyak hal, seperti adanya perenungan diri, konsultasi dengan para ahli, mendapat pendangan dari seseorang, hasil doa dan ibadah, belajar dari pengalaman orang lain, atau mengalami peristiwa-peristiwa tertentu yang secara dramatis mengubah hidupnya selama ini. 3 Tahap Penemuan Makna Hidup penemuan makna dan penentuan tujuan hidup: Menyadari adanya nilai-nilai berharga atau hal-hal yang sangat penting dalam hidup, yang kemudian ditetapkan sebagai tujuan hidup. Hal-hal yang dianggap berharga dan penting itu mungkin saja berupa nilai- nilai kreatif, seperti bekerja dan berkarya, nilai-nilai penghayatan seperti penghayatan keindahan, keimanan, keyakinan dan nilai-nilai bersikap yakni menentukan sikap yang tepat dalam menghadapi kondisi yang tidak menyenangkan tersebut. Universitas Sumatera Utara 33 4 Tahap Realisasi Makna komitmen diri, kegiatan terarah dan pemenuhan makna hidup Semangat hidup dan gairah untuk menjalani kehidupan ini menjadi meningkat, kemudian secara sadar membuat komitmen untuk melakukan berbagai kegiatan nyata yang lebih terarah. Kegiatan ini biasanya berupa pengembangan bakat, kemampuan dan ketrampilan. 5 Tahap Kehidupan Bermakna penghayatan bermakna dan kebahagiaan Pada tahap ini timbul perubahan kondisi hidup yang lebih baik dan mengembangkan penghayatan hidup bermakna dengan penuh kebahagiaan, apapun realita yang harus dihadapi atau dijalaninya. 3.7 Penghayatan Hidup 3.7.1 Penghayatan Hidup Tanpa Makna Ketidakberhasilan menemukan dan memenuhi makna hidup biasanya menimbulkan penghayatan hidup tanpa makna meaningless, hampa, gersang, merasa tidak memiliki tujuan hidup, merasa hidupnya tidak berarti, bosan dan apatis. Kebosanan adalah ketidakmampuan seseorang untuk membangkitkan minat, sedangkan apatis merupakan ketidakmampuan untuk mengambil prakarsa. Walaupun penghayatan hidup tanpa makna ini bukan merupakan penyakit, tetapi dalam keadaan intensif dan berlarut- larut tidak diatasi dapat mengakibatkan neurosis noogenik, karakter totaliter dan karakter konformis. Universitas Sumatera Utara 34 Neurosis noogenik merupakan suatu gangguan perasaan yang cukup menghambat prestasi dan penyesuaian diri seseorang. Gangguan- gangguan ini biasanya tampil dalam keluhan-keluhan yang serba bosan, hampa, penuh keputusasaan, kehilangan minat dan inisiatif, serta merasa bahwa hidup ini tidak artinya sama sekali. Kehidupan sehari-hari sangat rutin tanpa ada perubahan, bahkan tugas sehari-hari ditanggapi sebagai hal-hal yang menjemukan dan menyakitkan hati. Karakter totaliter adalah gambaran pribadi dengan kecenderungan untuk memaksakan tujuan, kepentingan dan kehendaknya sendiri dan tidak bersedia menerima masukan dari orang lain. Karakter konformis adalah gambaran pribadi dengan kecenderungan kuat untuk selalu berusaha mengikuti dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan sekitarnya serta bersedia untuk mengabaikan keinginan dan kepentingannya sendiri Bastaman, 2007. 3.7.2 Penghayatan Hidup Bermakna Berbeda dengan penghayatan hidup yang tidak bermakna, individu yang menghayati hidup bermakna menunjukkan corak kehidupan penuh semangat dan gairah hidup serta jauh dari perasaan hampa dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tugas-tugas dan pekerjaan sehari-hari bagi mereka merupakan sumber kepuasan dan kesenangan tersendiri sehingga dalam mengerjakannya mereka melakukan dengan bersemangat dan bertanggung jawab. Hari demi hari mereka temukan aneka ragam pengalaman baru dan Universitas Sumatera Utara 35 hal-hal menarik yang semuanya akan menambah kekayaan pengalaman mereka. Mereka mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, dalam arti menyadari pembatasan-pembatasan lingkungan, tetapi dalam keterbatasan itu mereka tetap dapat menetukan sendiri apa yang paling baik mereka lakukan serta menyadari bahwa makna hidup dapat ditemukan dalam kehidupan itu sendiri. Jika pada suatu saat mereka berada pada situasi yang tak menyenangkan atau mengalami penderitaan, mereka akan menghadapinya dengan sikap tabah dan sadar bahwa ada hikmah dibalik penderitaan tersebut dan tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka untuk melakukan tindakan bunuh diri. Individu dengan penghayatan hidup bermakna memiliki dan menentukan tujuan-tujuan pribadi dan menemukan makna hidup merupakan hal yang sangat berharga dan tinggi nilainya serta merupakan tantangan untuk memenuhinya secara bertanggung jawab. Individu dengan penghayatan hidup bermakna mampu untuk mencintai dan menerima cinta kasih orang lain, serta menyadari bahwa cinta kasih merupakan salah satu yang menjadikan hidup ini bermakna Bastaman, 2007 Pasien ulkus diabetikum bisa saja dapat menemukan makna dari penderitaannya dan memenuhinya sehingga individu tersebut memiliki penghayatan hidup yang bermakna meaningful namun pasien ulkus diabetikum juga bisa saja tidak dapat menemukan makna hidupnya sehingga mengalami penghayatan hidup yang tidak bermakna meaningless. Universitas Sumatera Utara 36 4. Kerangka Pikir Proses penemuan Makna hidup Ulkus Diabetikum Penderitaan Penderitaan Gejala Psikologis - Marah - Takut - Depresi:  Sedih  Sulit tidur  Murung  Merasa hidup tidak berguna  Putus asa  Ada keinginan bunuh diri Gejala fisik  Sering kesemutan  Nyeri saat istirahat  Sensasi rasa berkurang  Penurunan denyut nadi  Kaki atrofi, dingin, kuku menebal  Kulit kering PemahamanPenerimaan diri Penemuan makna Kegiatan terarah dan komitmen diri dalam pemenuhan makna hidup Sumber-sumber makna hidup  Nilai kreatif  Nilai bersikap  Nilai penghayatan  Metode penemuan makna hidup  Pemahaman diri  Bertindak positif  Pengakraban hubungan  Pendalaman catur nilai  ibadah Komponen-komponen penemuan makna hidup Bermakna Tanpa Makna Universitas Sumatera Utara 37 Keterangan: Menyebabkan Saling mempengaruhi Mempengaruhi secara tidak langsung 5. Studi Fenomenologi Edmund Husserl 1938 dalam Moleong, 2012 menyatakan bahwa fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi- interpretasi dunia. Hal ini senada dengan pernyataan Polit Beck 2012 fenomenologi berfokus pada apa yang dialami oleh manusia pada beberapa fenomena dan bagaimana mereka menafsirkan pengalaman tersebut. Tujuan penelitian fenomenologi adalah untuk menggambarkan pengalaman hidup dan persepsi yang muncul. Dalam studi fenomenologi, jumlah partisipan yang terlibat tidak banyak. Jumlah partisipan adalah 10 orang atau lebih sedikit. Partisipan yang terlibat dalam penelitian akan dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling sehingga harus memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti Polit Beck, 2012. Colaizzi 1978 dalam Polit Beck, 2012 menyatakan bahwa ada tujuh langkah untuk menganalisa data, yaitu meliputi: 1 membaca semua transkrip wawancara untuk mendapatkan perasaan partisipan, 2 meninjau setiap transkrip dan menarik pernyataan yang signifikan, 3 menguraikan arti dari setiap pernyataan yang signifikan, 4 mengelompokkan makna-makna Universitas Sumatera Utara 38 tersebut kedalam kelompok-kelompok tema, 5 mengintegrasikan hasil kedalam bentuk deskripsi, 6 memformulasikan deskripsi lengkap dari fenomena yang diteliti sebagai identifikasi pernyataan setegas mungkin, 7 memvalidasi apa yang telah ditemukan kepada partisipan sebagai tahap validasi akhir. Menurut Lincoln Guba 1985 dalam Polit Beck, 2012 untuk memperoleh hasil penelitian yang dapat dipercaya maka data divalidasi dengan beberapa kriteria, yaitu : 1 Credibility merupakan kriteria untuk memenuhi nilai kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan. Uji kredibilitas dapat dilakukan dengan perpanjangan pengamatan prolong engagement, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, member checking . 2 Transferability adalah kriteria yang mengacu pada sejauh mana hasil penelitian dapat diterapkan dalam situasi atau kelompok yang lain. Kriteria ini digunakan untuk melihat bahwa hasil penelitian yang dilakukan dalam konteks setting tertentu dapat ditransfer ke subjek lain yang memiliki karakteristik yang sama. 3 Dependability dilakukan dengan mengaudit keseluruhan proses penelitian. Cara terbaik adalah audit trail, yaitu meminta auditor yang independen atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Universitas Sumatera Utara 39 4 Confirmability memfokuskan apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan yang dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Universitas Sumatera Utara 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN