Tinjauan Soft Skill Kiprah peran pondok pesantren dalam membentuk soft skill : studi kasus pondok pesantren mambaus Sholihin Suci Manyar Gresik.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 45 pembelajaran Accelerated learning pembelajaran yang dipercepat adalah suatu pola yang digunakan dalam pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga dapat menggugah kemampuan belajar peserta didik, membuat belajar lebih menyenangkan dan lebih cepat. Cepat, di sini diartikan dapat mempercepat penguasaan dan pemahaman matrei pembelajaran yang dipelajari sehingga waktu yang digunakan untuk belajar lebih cepat. Materi pelajaran yang sulit dibuat menjadi mudah, sederhana atau tidak bertele-tele sehingga tidak menjadi kejenuhan dalam belajar. Karena keberhasilan belajar tidak ditentukan atau diukur lamanya kita duduk untuk belajar tetapi ditentukan oleh kualitas cara belajar kita. 30 b. Interpersonal skill adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap orang lain. 1 Social insight yaitu kemampuan seseorang untuk merasakan dan mengamati reaksi-rekasi atau perubahan terhadap orang lain yang ditunjukannya baik secara verbal atau non verbal. Kemampuan ini meliputi: a Kesadaran diri Kesadaran diri adalah komponen kecerdasan emosioanal yang pertama. Kesadaran diri berarti mempunyai satu pemahaman emosi, kekuatan, kelemahan, kebutuhan dan pendorong diri sendiri. Orang- 30 Imam Maliki Ralibi, Fun Teaching Cikarang: Duha Hasanah, 2008, 24 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 46 orang dengan kesadaran diri kuat bukan berarti sangat kritis atau pun tidak secara realistis. Namun mereka lebih cenderung jujur dengan diri mereka sendiri dan dengan yang lain-lain. b Pemahaman situasi sosial dan etika sosial Dalam bersosialisasi, seseorang harus memahami kaidah moral ini, ada perbuatan yang harus dilakukan seseorang dan ada pula perbuatan yag harus ditinggalkan olehnya. Ketika sesorang mampu memahami kaidah moral yang ada di dalam maysrakat, maka saat itu seseorang telah megembangkan kecerdasan moral di dalam dirinya. Kecerdasan moral adalah kemampuan individu untuk bersikap, bertindak dan hidup secara benar dengan kesadaran penuh serta mampu menyesuaikan dan memenuhi tuntunan norma-norma dari lingkungan sekitarnya. 31 Dalam kehidupan sehari-hari persoalan aturan selalu berkaitan dengan situasi. Setiap situasi menuntut aturannya sendiri. Inilah yang dinamakan etika yaitu kaidah sosial yang mengatur perilaku mana yang harus dilakukan dan perilaku mana yang dilarang untuk dilakukan. 31 Ibid., 66 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 47 2 Social Communication yaitu kemampuan individu untuk menggunakan proses komunikasi dalam menjalin dan membangun hubungan interpersonal yang sehat a Communication skill kemampuan komunikasi Komunikasi merupakan sarana yang paling penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan unsur yang mendorong kemajuan peradaban manusia dan tanpa komunikasi peradaban manusia tidak akan berkembang dengan pesat. Melalui komunikasi menjadikan kehidupan manusia berbeda secara signifikan dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Komunikasi tidak diragukan lagi karena merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap orang yang menginginkan kesuksesan di dalam hidupnya. 32 Kemampuan komunikasi akan terbentuk ketika kita membiasakan diri untuk membaca. Banyak membaca akan mempermudah jelas fikiran kita. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang disampaikan dengan intonasi disertai dengan perasaan sehingga yang kita sampaikan lawan bicara kita mudah mengikuti alur fikiran kita dan disampaikan tanpa menyinggung perasaan orang lain. 32 Ibid., 131 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 48 b Kemampuan mendengarkan efektif Sebuah hubungan komunikasi tidak akan berlangsung baik jika salah satu pihak tidak mengacuhkan sesuatu yang diungkapkannya. Mendengarkan membutuhkan perhatian dan sikap empati sehingga orang merasa dimengerti dan dihargai. Dari hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa mendengar merupakan kegiatan yang paling banyak memakan waktu setiap harinya dari seluruh aktivitas seseorang. Untuk itu keterampilan mendengarkan yang efektif sangat penting dimiliki seseorang. Karena mendengar merupakan kegiatan komunikasi yang banyak menyita waktu dalam interaksi sosial seseorang. 33 c Relationship skill kemampuan berhubungan dengan orang lain Kebiasaan untuk bekerja secara bersama mesti dilatih mengingat tidak mungkin kita mampu menyelesaikan pekerjaan secara individu. Kelemahan teman kita anggap sebagai sesuatu yang perlu, kita jadikan sebagai keterbatasan manusia. Biasakan diri untuk tidak menyatakan super dalam menangani masalah dalam bekerja. 33 Safaria, Interpersonal Intelligence Yogyakarta: Amara Books, 2005, 163 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 49

C. Kiprah peran pondok pesantren dalam membentuk soft skill

Pondok pesantren memiliki berbagai peran penting dalam meningkatkan kuliats sumber daya manusia. Seperti yang umumnya diketahui pesantren sebenarnya tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan teknis tetapi yang jauh lebih penting adalah menanamkan nilai-nilai moral dan agama. Peran pesantren sebagai lembaga pendidkan yaitu membentuk karakter santri menjadi manusia yang memiliki kedewasaan ilmu, kedewasaan perilaku dan sebagai perkembangan masyarakat. Pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang belangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Pendidikan berlangsung di segala jenis, bentuk dan tingkat lingkungan hidup yang kemudian mendorong pertumbuhan segala potensi yang ada di dalam diri individu. Dengan kegiatan pembelajaran seperti itu, individu mampu mengubah dan mengembangkan diri menjadi semakin dewasa, cerdas dan matang. Jadi singkatnya pendidikan merupakan sistem proses perubahan menuju pendewasaan, pencerdasan dan pematangan diri. Dewasa dalam hal perkembangan badan, cerdas dalam hal perkembangan jiwa dan matang dalam hal berperilaku. Dalam langkah kegiatan pendidikan selanjutnya, ketiga sasaran ini menjadi kerangka pembudayaan kehidupan manusia. 34 Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut maka pendidikan dalam pondok pesantren dirasa paling tepat karena telah memiliki pola pembelajaran yang khas, yang terbukti cukup efektif serta dilandasi pendidikan moral yang kuat. Selain itu proses belajar dan mengajar di pesantren bukan hanya sekedar menguasai ilmu-ilmu 34 Suparlan Suhartono, Filsafat Pendidikan Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007, 79-80 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 50 keagamaan melainkan juga proses pembentukan pandangan hidup dan perilaku para santri. 35 Terdapat dua belas prinsip yang melekat pada pendidikan pesantren yaitu 36 : 1. Ikhlas dalam pengabdian 2. Kesederhanaan sederhana bukan berarti miskin 3. Kolektifitas Barakatul Jama’ah 4. Mengatur kegiatan bersama 5. Kemandirian 6. Tempat menuntut ilmu dan mengabdi Thalabul ‘Ilmi Lil ‘Ibadah 7. Kepatuhan terhadap kiai Sedangkan ciri-ciri pendidikan pesantren dapat didefinisikan sebagai berikut 37 : 1 Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kyainya. Kiai sangat memperhatikan santrinya. Hal ini dimungkinkan karena mereka sama-sama tinggal dalam satu kompleks dan sering bertemu baik di saat belajar maupun dalam pergaulan sehari-hari. Bahkan sebagian santri diminta menjadi asisten kyai khadam 2 Kepatuhan santri kepada kiai. Para santri menganggap bahwa menentang kiai, selain tidak sopan juga dilarang agama bahkan tidak memperoleh berkah karena durhaka kepadanya sebagai guru 35 M. Sulthon dan Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren dalam Perspektif Global Yogyakarta: LaksBang PRESSindo, 2006,161 36 Nurcholish Madjid, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia Jakarta: PT Grasindo, 2011, 113 37 M. Sulthon Masyhud dan Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren Jakarta: DIVA PUSTAKA, 2005, 93-94 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 51 3 Hidup hemat dan sederhana benar-benar diwujudkan dalam lingkungan pesantren. Hidup mewah hampir tidak ditemukan di sana. Bahkan sedikit santri yang hidupnya terlalu sederhana atau terlalu hemat sehingga kurang memperhatikan pemenuhan gizi 4 Kemandirian amat terasa di pesantren. Para santri mencuci pakaian sendiri, membersihkan kamar tidurnya sendiri dan memasak sendiri 5 Jiwa tolong menolong dan suasana persaudaraan ukhuwah islamiyah sangat mewarnai pergaulan di pesantren. Ini disebabkan selain kehidupan yang merata di kalangan santri, juga karena mereka harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sama seperti shalat berjamaah, membersihkan masjid dan ruang belajar bersama-sama 6 Disiplin sangat dianjurkan. untuk menjaga kedisiplinan ini pesantren biasanya memberikan sanksi-sanksi edukatif Pondok pesantren harus memiliki target out put yang diharapkan salah satunya ialah prestasi dalam bidang non akademik non academic acievement dapat berwujud kemampuan emotional intelligence yang tinggi yang pada akhirnya dapat mendukung keberhasilan dalam aplikasi kemampuan akademik keagamaan, kemampuan akademik umum dan kecakapan hidup yang dimilikinya. Kemampuan tersebut misalnya adalah berupa rasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesama, toleransi yang tinggi terhadap sesama, kedisiplinan, kejujuran, kegigihan, keingintahuan yang tinggi dan dapat bekerjasama dengan baik. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 52 Ketika anak masuk kedalam pondok pesantren maka secara tidak langsung mereka belajar arti hidup mandiri berpisah dengan kedua orang tua dan akan lebih banyak berinteraksi dengan orang lain di lingkungan pondok pesantren selain itu program pendidikan telah terjadwal secra terstruktur serta mendapatkan perhatian penuh dari pengasuh serta pengurus pondok pesantren maka dari hal tersebut sedikit banyak santri akan menguasai komponen-komponen pembentuk soft skill. Elfindri mengungkapkan komponen-komponen soft skill yang penting untuk dimiliki antara lain: 1. Taat beribadah 2. Keterampilan berkomunikasi 3. Terbentuknya sikap tanggungjawab 4. Kejujujuran 5. Manajemen waktu 6. Terbiasa bekerja kelompok Mengintegrasikan atribut soft skill ke dalam pendidikan pondok pesantren berarti memadukan, memasukkan, dan menerapkan nilai-nilai yang sudah diyakini baik dan benar demi membentuk, mengembangkan dan membina kepribadian santri agar sesuai dengan tuntunan agama islam. Tidak semua atribut soft skill harus diimplementasikan secara sekaligus, tetapi atribut soft skill tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan pondok pesatren. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 53 BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian research merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap suatu masalah serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. 1 Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan field study yaitu penelitian yang berusaha meneliti atau melakukan studi terhadap realita di lapangan. Tujuan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat. 2 Adapun Pendekatan dari penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian kulitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi. 3 1 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, 1 2 Sumadi Suryabrata, Metodelogi Penelitian Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1998, 22 3 Sugiyono, Penelitian Kualitatif Bandung: Alfa Beta, 2008, 1.