Mengumpulkan data Mengomunikasikan Saran

padjajaran di Jawa Barat Abad ke XIII sampai XV. Dalam kehidupan masyarakat Hindu, Tari merupakan salah satu bagian yang penting dalam upacara keagamaan. Tarian pada zaman ini digunakan sebagai sarana penyembahan kepada Dewa. Oleh karena itu tari pada masa tersebut dapat berkembang dengan baik. Bentuk tari yang paling awal pada zaman Hidu ada dua macam.  Tarian Kuil Tarian kuil bentuknya seperti yang terukir pada relief-relief candi, baik relief candi hindu maupun budha pda abad VIII sampai dengan IX. Peninggalan tarian ini masih terpelihara dengan baik di Bali yang masyarakatnya sebagian besar menganut agama Hindu.  Tarian Ronggeng Sisa-sisa tarian Ronggeng yang berkembang di lingkungan bangsawan Jawa telah dikemas secara halus menjadi tarian Gambyong, Golek, dan Bondan. Pada masyarakat jelata, ronggeng masih pada bentuk tarian semula dengan nama lain teledek yang masih dikenal di Jawa Tengah sampai sekarang adalah tari Tayub. b Zaman Indonesia Islam Pada zaman Indonesia Islam sesungguhnya sudah dimulai sejak berdirinya kerajaan Samudra Pasai di Sumatera pada Abad XIII. Penyebaran agama islam di indonesia yang dilakukan para pedagang Gujarat pada saat itu membawa toleransi yang besar. Pada zaman ini seni tari masih dapat berkembang dengan baik. Drama tari Topeng dan Tayub yang pernah muncul pada masa-masa sebelumnya masih berkembang dengan baik pada zaman islam. Pada zaman Mataram, khususnya pada zaman pemerintahan Sultan Agung muncul satu bentuk tarian yang sangat terkenal sampai sekarang, yaitu tari Bedhaya Ketawang, tarian ini adalah tarian yang suci dan sakral yang sampai sekarang menjadi pusaka di keraton Surakarta. Penarinya terdiri atas 9 orangputri yang menggambarkan hubungan sakral dan suci antara Sultan Agung dengan Ratu Kidul. Di samping itu, pada masa ini juga sering dipergelarkan tarian-tarian Serimpi, Wireng, Beksan, dan Badut. c Zaman Invansi Bangsa Barat Pada tahun 1748, kerajaan Mataram ditundukkan oleh penjajah Belanda. Semenjak itu kekuasaan belanda banyak berpengaruh terhadap kerajaan Mataram. Untuk memperlemah kekuatan Mataram, pada tahun 1755. Mataram dipecah menjadi 2, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta melalui perjanjian Gianti. Beberapa tahun kemudian Kasunan Surakarta terpecah lagi menjadi 2, yaitu Kasunan dan Kadipaten Mangkunegaran. Pada tahun 1832. Kasultanan Yogyakarta juga terpecah menjadi 2 yaitu Kasultanan dan Kadipaten Pakualaman. Adanya empat kerajaan tersebut Jawa tersebut melahirkan empat gaya tari yang berbeda meskipun masih bercirikan tari Jawa. 3 Zaman masayarakat modern, pada masa ini sekat-sekat suku bangsa maupun hubungan antar negara menjadi terbuka. Oleh karena itu, pada masa ini lahir tarian-tarian kreasi baru baik yang berincikan campuran dua suku atau lebih maupun mengandung ciri-ciri tarian dari luar negeri. Meskipun periodesasi tari di Indonesia tersebut bisa dikenakan terhadap seluruh daerah di Indonesia, akan tetapi jalan berkembangnya berbeda-beda. Beberapa daerah yang karakteristik tarinya dikembangkan dari tari rakyat mengalami perkembangan tari yang khusus. Beberapa daerah bekas kerajaan seperti Jawa, Sunda, Bali, Melayu