60
debitor atau Pemberi Fidusia tetap tidak memenuhi kewajibannya secara sukarela maka Ketua Pengadilan Negeri akan memerintahkan kepada Juru Sita untuk menyita
benda objek Jaminan Fidusia. Selanjutnya menurut Pasal 200 HIR, pelaksanaan eksekusi dilakukan dengan menjual benda objek Jaminan Fidusia di muka umum
secara lelang atau dengan cara yang oleh Ketua Pengadilan Negeri dianggap baik.
2. Dasar Hukum Lelang Barang Jaminan Fidusia
Dasar hukum mengenai lelang barang Jaminan Fidusia telah diatur di dalam Pasal 29 ayat 1 huruf b Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan
Fidusia yang menyebutkan bahwa ”Penjualan Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia atas kekuasaan Penerima Fidusia sendiri melalui pelelangan umum serta
mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan”. Dari ketentuan tersebut lelang merupakan suatu cara penjualan utama atau
pada prinsipnya apabila barang Jaminan Fidusia ingin dijual maka dengan cara lelang. Tetapi dalam Undang-undang Jaminan Fidusia terdapat pilihan lain untuk
menjual, apabila dengan cara lelang tidak laku yaitu dengan cara dijual secara di bawah tangan dengan kesepakatan Pemberi dan Penerima Fidusia jika dengan cara
demikian dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan para pihak dan hal ini tetap ada prosedurnya tidak bisa langsung saja menjual objek jaminan fidusia.
Dalam hal lelang sebagai sarana penjualan barang Jaminan Fidusia dijadikan jalan alternatif yang pertama karena sudah jelas bahwa barang yang akan dijual
melalui lelang itu bukan barang milik Kreditor, sehingga apabila Kreditor ingin menjual barang tersebut dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan maka
Universitas Sumatera Utara
61
Kreditor tersebut telah melanggar hukum. Barang yang akan dijual melalui lelang tersebut adalah barang Jaminan Fidusia yang mana telah diatur cara penjualannya
oleh Undang-undang, itu sebabnya Kreditor memilih lelang sebagai sarana penjualan barang Jaminan Fidusia.
Untuk memenuhi kebutuhan hukum yang dapat lebih memacu pembangunan nasional dan untuk menjamin kepastian hukum serta mampu memberikan
perlindungan hukum bagi pihak yang berkepentingan, maka dibentuklah Undang- undang mengenai Jaminan Fidusia dan di dalam Undang-undang Jaminan Fidusia
diatur juga mengenai cara penjualan atas barang Jaminan Fidusia, yaitu dengan cara pelelangan umum yang mana dengan cara pelelangan umum ini kepastian hukum
akan diperoleh antara Pembeli dan Penjual barang Jaminan Fidusia tersebut.
3. Tata Cara Lelang Jaminan Fidusia Dan Pungutan Yang Dikenakan Dalam Lelang Barang Jaminan Fidusia