38 7.
Menyajikan kegiatan yang menarik Sains menyajikan berbagai percobaan yang menarik seperti sulap. Anak TK
yang masih memiliki pikiran magis akan sangat tertarik dengan keajaiban tersebut, misalnya tusuk balon yang tidak meletus dengan tusuk sate yang dilapisi
minyak goreng.
Anita Chandra Dewi 2011: 49 menjelaskan bahwa
kemampuan sains anak usia dini adalah kegiatan pada anak usia dini, diantaranya: kemampuan
mengamati, mengklasifikasikan, menarik kesimpulan, mengkomunikasikan dan mengaplikasikannya
berdasarkan pengalaman
sains yang
diperolehnya. Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa kemampuan sains anak usia dini
adalah kemampuan mengamati, mengklasifikasikan, menarik kesimpulan, mengkomunikasikan dan mengaplikasikannya berdasarkan pengalaman sains
yang diperolehnya. Kemampuan sains dalam penelitian ini meliputi kemampuan mengamati, mengklasifikasikan, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan.
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dilakukan oleh Nia Rachma Dewi, Fadillah, dan Indri Astuti dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching
Learning Pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK. Latar belakang penelitian tersebut adalah pembelajaran Contextual Teaching Learning belum sepenuhnya dilakukan
dengan maksimal oleh guru kelompok B2 di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Pontianak Tenggara, sehingga anak menjadi tidak aktif di kelas dan sebagian
besar anak menjadi cepat bosan dan jenuh dalam proses belajar mengajar.
39 Disamping itu, guru juga belum bisa menguasai kelas dengan baik dan guru
belum memahami pembalajaran kontekstual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara objektif tentang penerapan model pembelajaran
Contextual Teaching Learning pada anak usia 5-6 tahun, baik dari perencanaan, pelaksanaan, kelebihan, dan kekurangan pelaksanaan dalam menerapkan
pembelajaran Contextual Teaching Learning pada anak usia 5-6 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Pontianak Tenggara.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sampel penelitian adalah orang guru kelompok B2 dan anak kelompok
B2 yang berjumlah 28 anak. Dari penelitian yang telah dilakukan, perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah memilih dan menyiapkan bahan
main yang dekat dengan kehidupan anak, pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sudah sesuai dengan RKM dan RKH yang telah dirancang
sebelumnya. Hal ini memudahkan guru untuk menyampaikan apersepsi pembelajaran, kelebihan dari pelaksanaan pembelajaran Contextual Teaching
Learning, guru dapat menghadirkan suasana nyata dalam menyampaikan kegiatan apersepsi pada awal pembelajaran sehingga anak dapat dengan mudah memahami
pembelajaran yang diberikan guru, serta kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran Contextual Teaching Learning yaitu guru kurang mengerti konsep
pembelajaran Contextual Teaching Learning. Penelitian relevan yang kedua dilakukan oleh Kartika Rinakit Adhe
dengan judul Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching Learning Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD Tunas Harapan
40 Tulungagung. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui dan
mendeskripsikan hasil penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching Learning terhadap perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun di PAUD Tunas
Harapan Tulungagung. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre- eksperimental design dengan pre-test dan post-test group design, dengan
rancangan satu kelompok subyek. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Subyek penelitian ini anak kelas A sejumlah 12 orang. Teknik
analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik non-parametric dengan menggunakan uji wilcoxon. Dari hasil penelitian di atas, diketahui bahwa
T_hitung T_tabel 0 14. Hal ini berarti hipotesis penelitian yang berbunyi “penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching Learning memberikan
hasil terhadap perkembangan kognitif anak di PAUD Tunas Harapan
Tulungagung” dapat diterima.
F. Kerangka Pikir