Gambar 1. Pembentukan biofilm
2.2 Metode pemasangan kateter
23
Metode yang digunakan dalam penggunaan kateter adalah single kateter bakteri tumbuh sekitar 1 sampai 5 kasus sering digunakan untuk pasien dengan retensi
urin, short-term kateter penggunaan kateter ≤ 7 hari, indikasinya untuk memo nitor
urin output pada pasien-pasien yang kritis, untuk obstruksi saluran kemih dan pada saat dilakukannya tindakan operasi, dan sekitar 10 sampai dengan 30 menimbulkan
bakteriuria, long-term kateter penggunaan kateter lebih dari 28 hari dan sekitar 95 menimbulkan bakteriuria, indikasinya biasa pada pasien yang sudah tidak mampu untuk
metode yang digunakan dalam penggunaan kateter adalah single kateter bakteri tumbuh sekitar 1 sampai 5 kasus sering digunakan untuk pasien dengan retensi
urin, short-term kateter penggunaan kateter ≤ 7 hari, indikasinya untuk memonitor urin
output pada pasien-pasien yang kritis, untuk obstruksi saluran kemih dan pada saat
Universitas Sumatera Utara
dilakukannya tindakan operasi, dan sekitar 10 sampai dengan 30 menimbulkan bakteriuria, long-term kateter berkemih secara spontan.
Alternatif lain dari metode kateterisasi urin adalah intermitten kateter yaitu memasukkan kateter urin kedalam kandung kemih melalui uretra atau saluran genital
yang berguna untuk mengalirkan urin dan kateter segera dilepas setelah mengosongkan kandung kemih dan hal ini merupakan gold standart drainase urin untuk
disfungsi kandung kemih, suprapubik kateter adalah memasukkan kateter urin melalui dinding anterior abdominal dimana hal ini dilakukan karena keadaan akut dan kronik
dari retensi urin yang tidak berhasil dilakukan dengan kateter uretral, kondom kateter, uretral stent prothese.
25
26
2.3 Pemilihan jenis kateter
Penggunaan kateter disesuaikan dengan kebutuhan pasien yaitu dengan memilih jenis kateter yang tepat untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan pasien. Perlu
dipertimbangkan penggunaan antiseptik jika resiko terjadinya Catheter-associated urinary tract infection CAUTI tidak menurun meskipun teknik aseptic, pemasangan
kateter yang tepat dan pemeriksaan kateter berkala telah dilakukan. Sebelum pemasangan folley catheter disarankan untuk menggunakan pelumas
steril atau gel anestesi pada meatus uretral untuk mengurangi trauma dan infeksi yang dapat menyebabkan masuknya bakteri kedalam saluran kemih. Pada saat pemasangan
kateter masing-masing tenaga kesehatan harus mendokumentasi indikasi pemasangan kateter, tanggal dan waktu pemasangan kateter, jenis dan ukuran dari kateter, jumlah
air yang digunakan untuk mengembangkan balon, nama petugas yang memasang
25
Universitas Sumatera Utara
kateter.
25
Ukuran kateter yang sering digunakan pada anak adalah 6-10 fr dan panjangnya untuk anak 30 cm dan balon kateter untuk indwelling kateter yang
dipasangkan pada kandung kemih harus diisi sesuai volume yang dianjurkan . Pada sebuah systematic review menemukan bahwa ada bukti yang cukup
untuk menyatakan bahwa kejadian ISK dari pemakaian kateterisasi intermiten dipengaruhi oleh teknik penggunaan yang steril, dan direkomendasikan teknik aseptik
dan peralatan yang steril untuk kateterisasi intermiten dalam perawatan kesehatan.
26
27
Manajemen kateter urin harus diterapkan secara standar oleh petugas kesehatan kepada semua pasien, dekontaminasi tangan harus dilakukan petugas sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien, sebelum dibersihkan dan prosedur aseptik dan setelah pengosongan urin.
25
2.4 Pencegahan infeksi saluran kemih paska penggunaan kateter