Pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank. 5. Sisi kanan neraca.

9 Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Kredit adalah: 1. Cara menjual barang dengan pembayaran tidak secara tunai. 2. Pinjaman uang dengan pembayaran, pengembalian secara mengangsur. 3. Penambahan saldo rekening, sisa utang, modal dan pendapatan.

4. Pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank. 5. Sisi kanan neraca.

Dalam Pasal 1 butir 11 UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 dirumuskan bahwa: kredit adalah “…penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.” Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa prestasi yang wajib dilakukan oleh debitur atas kredit yang diberikan kepadanya adalah tidak semata- mata melunasi utangnya tetapi juga disertai dengan bunga sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Bila dikaitkan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan memberikan nilai ekonomi kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan saat itu, bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada kreditur bank setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui antara bank dengan debitur nasabah. Dalam Standar Akuntansi Keuangan dinyatakan bahwa: Kredit adalah peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu 10 tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. Fungsi pokok kredit pada dasarnya adalah untuk pemenuhan jasa pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dalam mendorong dan memperlancar perdagangan, produksi, dan jasa yang semuanya itu ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Berikut ada beberapa fugsi kredit yang dilihat secara luas antara lain: a. Untuk meningkatkan daya guna uang Dengan adanya kredit, maka dapat meningkatkan daya guna uang, maksudnya jika uang hanya disimpan saja dirumah tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh pihak yang menerima kredit. Kemudian juga dapat memberikan penghasilan tambahan kepada pemilik dana. b. Untuk meningkatkan peredaran uang Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lain sehingga suatu daerah yang kekurangan uang memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. c. Meningkatkan peredaran barang Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah yang lainnya bertambah, atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar. Kredit untuk meningkatkan peredaran barang biasanya untuk kredit perdagangan. d. Sebagai alat stabilitas ekonomi Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi, karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah 11 barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kredit dapat pula membantu mengekspor barang dari dalam negeri keluar negeri sehingga dapat meningkatkan devisa negara. e. Meningkatkan kegairahan usaha Bagi pihak yang menerima kredit, tentu akan dapat meningkatkan kegairahan dalam melakukan usahanya, apalagi bagi nasabah yang memegang modal usahanya pas-pasan. Dengan memperoleh kredit, maka nasabah akan bergairah untuk dapat memperbesar atau memperluas usahanya. f. Meningkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan, maka akan semakin baik , terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut akan membutuhkan tenaga kerja, sehingga dapat pula untuk mengurangi pengangguran. g. Meningkatkan hubungan internasional Dalam hal pinjaman internasional, akan dapat meningkatkan rasa saling membutuhkan antara pihak yang menerima kredit dengan pihak yang memberi kredit, sehingga terjalin hubungan yang baik dalam hubungan multinasional. Sebagaimana diketahui bahwa unsur esensial dari kredit bank adalah adanya kepercayaan bank sebagai kreditur terhadap nasabah peminjam sebagai debitur. Kepercayaan tersebut timbul karena dipenuhinya segala ketentuan dan persyaratan untuk memperoleh kredit bank oleh debitur, antara lain jelasnya tujuan peruntukan kredit, adanya benda jaminan atau agunan , dan lain-lain. Makna dari kepercayaan tersebut adalah adanya keyakinan dari bank sebagai kreditur bahwa kredit yang diberikan akan sungguh-sungguh diterima kembali dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan. Thomas Suyatno dalam Hermansyah, mengemukakan bahwa unsur-unsur kredit terdiri atas: 1. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa , akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. 12 2. Tenggang waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini terkandung pengertian nilai agio dari uang, yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima di masa mendatang. 3. Degree of risk, yaitu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. Semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkat risikonya, karena sejauh-jauh kemampuan manusia untuk menerobos masa depan itu, maka masih selalu terdapat unsur ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan timbulnya unsur risiko. Dengan adanya unsur risiko inilah, maka timbullah jaminan dalam pemberian kredit. 4. Prestasi atau objek kredit, dalam hal ini tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat berbentuk barang, atau jasa. Namun, karena kehidupan ekonomi modern sekarang ini didasarkan kepada uang, maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkut uanglah yang setiap kali kita jumpai dalam praktik perkreditan. 2.3 Bentuk Jaminan Kredit Jaminan kredit adalah suatu hal yang amat penting dalam memberikan kredit pada calon debitur karena merupakan jaminan keamanan atas kredit yang diberikan. Menurut ketentuan Pasal 2 ayat 1 Surat keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 2369KEPDIR tanggal 28 Februari 1991 tentang jaminan pemberian kredit, bahwa yang dimaksud dengan jaminan adalah suatu keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai dengan yang diperjanjikan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa fungsi utama dari jaminan adalah untuk meyakinkan bank atau kreditur bahwa debitur mempunyai kemampuan untuk melunasi kredit yang diberikan kepadanya 13 sesuai dengan perjanjian kredit yang telah disepakati bersama. Selain itu, jaminan harus jelas dan diikat secara yuridis, dalam hal ini peran seorang analis kredit sangat penting, sebab mereka lah yang menentukan wajar tidaknya sebuah jaminan kredit. Adapun syarat-syarat jaminan kredit yaitu: a. Secara umum syarat-syarat ekonomis yang harus dipenuhi dari jaminan kredit antaralain: 1. Mempunyai nilai ekonomis secara umum dan jelas. 2. Nilai jaminan harus lebih besar dari jumlah kredit yang diberikan. 3. Barang jaminan tersebut harus mudah dipasarkan tanpa harus mengeluarkan biaya. 4. Nilai barang jaminan tersebut harus konstan dan akan lebih baik kalau nilainya bisa mengalami kenaikan dikemudian hari. 5. Kondisi barang tersebut dalam keadaan baik dan lokasinya cukup strategis. 6. Secara fisik barang jaminan tersebut tidak cepat rusak, usang dan lain-lain sebab akan mengurangi nilai ekonomis. 7. Barang jaminan tersebut mempunyai manfaat ekonomis dalam jangka waktu relatif lebih lama dari jangka waktu kredit yang akan dijaminkan. b. Sedangkan syarat-syarat yuridis yang harus dipenuhi oleh suatu barang jaminan adalah: 1. Merupakan milik nasabah bersangkutan. 2. Ada dalam kekuasaan calon debitur sendiri. 3. Tidak berada dalam persengketaan dengan pihak lain. 4. Memiliki bukti-bukti kepemilikan atau sertifikat atas nama nasabah yang masih berlaku dan sah . Adapun bentuk jaminan yang dapat diterima oleh bank sebagai jaminan kredit yang disalurkan yaitu: a. Jaminan kebendaan Jaminan benda tidak bergerak, meliputi tanah, mesin, kapal laut, bangunan rumah dan lain-lain. Jaminan benda bergerak, meliputi kenderaan bermotor , mesin dan peralatan kantor, persediaan bahan baku dan barang jadi, perhiasan dan lain sebagainya. Jaminan benda tidak bergerak adalah surat wesel, 14 promes, sertifikat deposito, piutang dagang, sertifikat obligasi, dan surat berharga lainnya. b. Jaminan pihak ketiga Jaminan pihak ketiga atau perorangan adalah jaminan seorang pihak ketiga yang bertindak untuk menjamin dipenuhinya kewajiban-kewajiban dari debitur. Dan ini dilakukan apabila bank merasa jaminan kebendaan yang disediakan debitur kurang memadai, biasanya bank meminta pihak ketiga yang ditunjuk debitur dan dapat diterima bank.

2.4. Penggolongan Kredit Bank