14
4.5 Analisis Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada PT. BPR Mangatur Ganda Aek Kanopan
Kredit bermasalah pada PT. BPR Mangatur Ganda Aek Kanopan Kabupaten Labuhan Batu utara adalah semua kredit yang berdasarkan ketentuan
Bank Indonesia dalam kategori Kurang lancar, Diragukan, Macet atau diluar kategori tersebut tetapi menurut penilaian BPR, debitur bermasalah dalam
memenuhi kewajibannya. Penyelesaian kredit bermasalah adalah upaya penyelesaian kredit yang dilakukan oleh BPR terhadap debitur yang mana kredit
bermasalah yang usahanya dinilai tidak memiliki prospek atau tidak memiliki usaha lagi, sehingga kreditnya tidak dapat direstrukturisasi.
Adapun jumlah kredit yang tidak kembali atau yang bermasalah yang terdapat di PT. BPR Mangatur Ganda Aek Kanopan Kabupaten Labuhan Batu
Utara dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini, yang telah dikelompokkan berdasarkan kemampuan debitur dalam mengembalikan hutangnya, yang disebut
kolektibilitas.
Tabel 4.4 PT. BPR Mangatur Ganda Aek Kanopan
Daftar Kolektibilitas Periode Desember 2011, 2012, dan 2013
No. Uraian
2011 2012
2013
1. Lancar
9.198.007.000 98,12 10.454.857.000 98,34 10.070.395.000 96,56 2.
Kurang Lancar
12.660.000 0,13 41.501.000 0,39
149.118.000 1,42
3. Diragukan 5.890.000 0,06
1.666.000 0,01 76.558.000 0.73
4. Macet
157.049.000 1,67 132.453.000 1,24
132.297.000 1,26
5. Total
9.373.606.000 100 10.630.477.000 100 10.428.368.000 100
6. Total
KL,DR, M 175.599.000
175.620.000 357.973.000
Sumber: PT. BPR Mangatur Ganda Aek Kanopan Ket: = Kategori Kredit bermasalah KL,DR,M
KL: Kurang Lancar, DR: Diragukan, M: Macet
15
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, dapat dilihat rincian kolektibilitas yang terdapat di PT. BPR Mangatur Ganda Aek Kanopan pada tahun 2011, tahun 2012,
dan tahun 2013 . Dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa jumlah kredit yang diberikan atau dicairkan oleh PT. BPR Mangatur Ganda Aek Kanopan kepada
nasabahnya mengalami peningkatan dari tahun 2011 ke tahun 2012, namun pada tahun 2012 ke tahun 2013 jumlah kredit yang diberikan atau dicairkan tersebut
mengalami penurunan, yang dilihat dan dibandingkan dari nilai nominal setiap tahunnya. Jumlah kredit yang telah dicairkan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp.
9.373.606.000, yang terdiri dari kredit yang pembayarannya lancar sebesar Rp. 9.198.007.000 atau sebesar 98,12 , kredit yang mengalami masalah pada tahun
2011 adalah sebesar Rp. 175.599.000 yang terdiri dari kredit dengan kolektibilitas kurang lancar sebesar Rp.12.660.000 atau sebesar 0.13, kemudian kredit
dengan kolektibilitas Diragukan sebesar Rp.5.890.000 atau sebesar 0,06 dan kredit dengan kolektibilitas macet sebesar Rp.157.049.000 atau sebesar 1,67.
Pada tahun 2012, jumlah kredit yang telah dicairkan dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami peningkatan mejadi sebesar Rp. 10.630.477.000,
yang terdiri dari kredit yang pembayarannya lancar sebesar Rp. 10.454.857.000 atau sebesar 98,34, dan kredit yang mengalami masalah adalah sebesar Rp.
175.620.000, yang terdiri dari kredit dengan kolektibilitas kurang lancar sebesar Rp.41.501.000 atau sebesar 0.39, kemudian kredit dengan kolektibilitas
diragukan sebesar Rp. 1.666.000 atau sebesar 0,01 dan kredit dengan kolektibilitas macet sebesar Rp.132.453.000 atau sebesar 1,24.
Dan Pada tahun 2013, jumlah kredit yang telah dicairkan dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan menjadi sebesar
Rp. 10.428.368.000, penurunan jumlah kredit yang dicairkan tersebut dikarenakan
jumlah kredit bermasalah yang meningkat pula dari tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2013 jumlah kredit bermasalah yang ada cukup besar nilainya, yang terdiri
dari kredit yang pembayarannya lancar sebesar Rp.10.070.395.000 atau sebesar 96,56 , dan kredit yang mengalami masalah adalah sebesar Rp.357.973.000 ,
yang terdiri dari kredit dengan kolektibilitas kurang lancar sebesar Rp. 149.118.000 atau sebesar 1,42, kemudian kredit dengan kolektibilitas diragukan
16
sebesar Rp. 76.558.000 atau sebesar 0,73 dan kredit dengan kolektibilitas macet sebesar Rp. 132.297.000 atau sebesar 1,26 .
Jika dilihat dari uraian diatas dapat dilihat bahwa jumlah kredit bermasalah pada PT. BPR Mangatur Ganda Aek Kanopan mengalami peningkatan selama 3
tahun terakhir yaitu dari tahun 2011- 2013, jumlah kredit bermasalah yaitu kredit yang tergolong kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet pada tahun
2011 berjumlah sebesar Rp. 175.599.000. Dan pada tahun 2012 jumlah kredit bermasalah yaitu kredit yang tergolong dalam kolektibilitas kurang lancar,
diragukan, dan macet menjadi sebesar Rp. 175.620.000 , dan pada tahun 2013 jumlah kredit bermasalah yaitu kredit yang tergolong dalam kolektibilitas kurang
lancar, diragukan dan macet menjadi sebesar Rp. 357.973.000. Dan jika dibandingkan dari data tersebut, dapat dilihat bahwa peningkatan jumlah kredit
bermasalah yang terbesar terjadi pada tahun 2013. Berdasarkan hasil evaluasi dari PT. BPR Mangatur Ganda Aek Kanopan,
kredit bermasalah itu terjadi, salah satunya dikarenakan adanya hal-hal yang tidak terduga, yaitu pergerakan harga jual komoditas perkebunan seperti karet dan
kelapa sawit yang harga jualnya semakin menurun, sehingga berdampak pula terhadap pendapatan para nasabah dan kemampuan nasabah untuk membayar atau
melunasi kredit nya semakin kecil. Selain itu kredit bermasalah tersebut juga terjadi karena adanya penggunaan persyaratan pemberian kredit yang kurang
diperhatikan pihak bank dan juga kelalaian petugas bank dalam melakukan analisis kredit kepada para nasabahnya, dalam hal ini kelalaian yang dimaksudkan
adalah kelalaian dalam menganalisis karakter nasabah tersebut. Dan hal ini mengakibatkan nasabah sering mengundur atau memperlama dengan sengaja
waktu pengembalian kreditnya kepada bank, sehingga pihak bank sering kali menegur nasabahnya untuk segera melakukan pembayaran kredit sesuai dengan
waktu yang telah disepakati sebelumnya, dan diharapkan agar dibayar sebelum jatuh tempo pembayarannya. Kemudian hal lain yang juga menyebabkan kredit
bermasalah juga dikarenakan karena kelalaian petugas bank dalam menilai jaminan yang diberikan nasabah terkadang jaminan yang diberikan nasabah lebih
kecil dari pada jumlah kredit yang dimohonkan nasabah untuk dicairkan.
17
Bank berupaya menyelesaikan kredit bermasalah dengan tujuan merealisasikan pengembalian kredit, baik dengan cara damai maupun dengan jalur
hukum. 1. Penyelesaian kredit secara damai
“Penyelesaian kredit secara damai merupakan penyelesaian atau pelunasan kredit secara bertahap angsuran atau lunas sekaligus
berdasarkan kesepakatan bersama antara debitur dan bank.” Beberapa
alternatif penyelesaian kredit secara damai adalah: a. Pemberian keringanan tingkat suku bunga
Bank dapat melakukan perubahan terhadap tingkat suku bunga menjadi lebih kecil dibanding dengan suku bunga yang sedang berlaku dan
disesuaikan dengan kemampuan membayar debitur. Apabila debitur tidak mampu membayar bunga berjalan, bank dapat membebaskan bunga
berjalam dengan syarat bahwa pembebasan tersebut lebih menguntungkan dibanding dengan penyelesaian kredit melalui penjualan agunan atau
jaminan. b. Pemberian keringanan tunggakan bunga dan denda
Bank dapat memberikan keringanan pembayaran tunggakan bunga dan denda maksimum sebesar bunga dan denda yang belum dibayar.
Pemberian keringanan tersebut tetap harus memperhitungkan alternatif yang menguntungkan bagi bank.
c. Penjualan agunan Penyelesaian kredit dapat dilakukan dengan menjual sebagian atau seluruh
jaminan yang diberikan debitur. Penjualan tersebut dapat dilakukan kepada pihak ketiga ataupun melalui penebusan oleh pemilik agunan. Adapun
ketentuan dalam penjualan agunan adalah: -
Apabila penilaian agunan sebelumnya telah lebih dari satu tahun maka petugas bank diwajibkan melakukan penilaian kembali.
- Hasil penilaian kembali atas agunan dapat digunakan sebagai dasar
penjualan barang agunan.
18
- Penjualam barang agunan minimal adalah sebesar nilai likuiditasnya
terakhir. Untuk debitur yang penyelesaian kreditnya dilakukan secara damai,
khususnya penyelesaian kredit dengan memberikan keringanan suku bunga, dan denda, maka bank tetap melakukan pengawasan untuk mengamati apakah debitur
mampu untuk memenuhi kewajibannya sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam penyelesaian kredit.
Pengawasan tersebut dilakukan oleh satuan kerja penyelesaian kredit atau komite kredit yaitu Direksi, Kepala Bagian Perkreditan, dan staf perkreditan
Account officer, Administrasi kredit, dan SID Sistem Informasi Debitur. Yang bertugas untuk mengamati kepatuhan atau ketaatan debitur dalam melakukan
pembayaran sesuai dengan putusan penyelesaian kredit, memantau kelancaran usaha debitur, serta menyusun langkah-langkah yang akan diambil jika ternyata
debitur tetap mengalami kesulitan pembayaran setelah putusan penyelesaian kredit.
2. Penyelesaian kredit melalui Jalur Hukum
“Penyelesaian kredit melalui jalur hukum adalah segala tindakan bank yang dimaksud untuk mengeksekusi agunana atau jaminan debitur
melalui bantuan lembaga atau perantara instrument hukum berdasarkan ketentuan yang berlaku.”
Penyelesaian kredit melalui jalur hukum meliputi: a. Penyelesaian kredit apabila barang agunan telah diikat secara sempurna
oleh pihak yang berwenang dalam hal ini notaris, dapat dilakukan dengan cara penjualan agunan dengan kekuasaan sendiri ke kantor lelang negara.
b. Penyelesaian kredit apabila barang agunan belum diikat secara sempurna oleh pihak yang berwenang dalam hal ini notaris maka dapat dilakukan
melalui: -
Somasi kepada debitur oleh juru sita pengadilan negeri, yaitu peringatan secara tertulis yang disampaikan bank kepada debitur secara langsung atau
melalui pengadilan negeri.
19
- Gugatan melalui pengadilan negeri kepada debitur, yaitu pengaduan
perkara atau gugatan kepada debitur atas kepemilikan agunan. -
Gugatan pailit kepada debitur melalui pengadilan niaga. -
Penjualan agunan berdasarkan surat kuasa jual. Dalam usaha menanggulangi atau menyelesaikan kredit bermasalah,
PT. BPR Mangatur Ganda Aek Kanopan Kabupaten Labuhan Batu Utara melakukan beberapa tindakan penanggulangan atau penyelesaian kredit
bermasalah sebagai berikut: 1. Kredit Diragukan
Untuk kredit yang termasuk dalam kategori diragukan maka BPR Mangatur Ganda akan menghubungi debitur untuk member pengertian mengenai
tindak lanjut penyelesaian kreditnya dan sanksi-sanksi yang ada apabila debitur tidak melakukan kewajibannya.
2. Kredit Macet Apabila suatu kredit telah masuk dalam kategori macet maka penyelesaian
kredit macet dapat dilakukakn sebagai berikut: a. Rescheduling Penjadwalan ulang
Suatu penyelesaian kredit macet dengan melakukan perubahan terhadap syarat-syarat kredit seperti merubah jadwal pembayaran atau jangka waktu
termasuk masa tenggang waktu pembayaran, serta perubahan terhadap besarnya angsuran.
b. Reconditioning Persyaratan ulang Suatu penyelesaian kredit macet dengan melakukan perubahan sebagian atau
seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas hanya pada perubahan jangka waktu, atau persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan
maksimum saldo kredit. c. Restructuring penaataan ulang
Suatu penyelesaian kredit macet dengan melakukan perubahan syarat-syarat kredit yang menyangkut seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi
pokok pinjaman baru.
20
Apabila kredit tidak dapat diselamatkan lagi, maka PT. BPR Mangatur Ganda akan mengambil tindakan antaralain mengadakan penjualan agunan di bawah
tangan atau menyelesaikan kredit macet tersebut melalui pengadilan negeri.
21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan