tetap hidup dalam dunia yang berkelas. Solusinya adalah perempuan harus masuk dalam sektor publik yang dapat menghasilkan uang sehingga konsep pekerjaan domestik
perempuan tidak ada lagi Mustakim, 2003: 28; Tong, 1998: 6.
e. Feminisme Eksistensis
Aliran ini muncul sebagai reaksi dari feminisme sosialis bahwa relasi perempuan tidak serta merta dapat berubah ketika terjadi perubahan dari kapitalis ke sosialis karena
akar permasalahannya bukan terletak pada faktor ekonomi akan tetapi pada masalah ontologisme Tong,1998: 266.
f. Feminisme Ekofeminisme
Dfghjkl;kjhgfdsdfghjk
B. Sinopis Drama Iphigenie auf Tauris
Iphigenie adalah putri dari raja Agamemnon, Mikena, Yunani. Karena Agamemnon dianggap salah oleh Dewi Diana, sehingga menyebabkan arah angin menuju ke Troya
ditiadakan, maka sebagai bentuk penebusannya, Agamemnon diwajibkan untuk menjadikan Iphigenie sebagai tumbal atau korban.
Dengan berat hati, Agamemnon harus melakukan ritual tersebut. Dibawalah Iphigenie ke sebuah tempat di Aulis namanya. Disitulah dia diberitahu bahwa Dewi Diana memintanya untuk
menjadikan Iphigenie sebagai tumbal atau korban. Mendengar berita tersebut Iphigenie merasa takut dan tergoncang, namun akhirnya dia tunduk dan menerima kemauan Dewi Diana. Di saat
ritual akan dilaksanakan, tiba-tiba Dewi Diana mengambil Iphigenie dan menyelematkannya serta ditempatkan di sebuah negeri bernama Tauris, sebuah negeri yang masih sangat primitif.
Di negeri baru tersebut, dia diterima oleh raja Thoas dan penduduknya dengan sangat ramah. Dia diberi tempat khusus di kuil Diana dan diberi wewenang sebagai seorang pendeta.
Tidak lama kemudian dia berhasil mengubah tradisi yang telah mengakar, yaitu ritual pengorbanan manusia. Tak lama kemudian, Thoas mengutus Arks untuk meminang Iphigenie,
namun pinangan tersebut selalu ditolak. Akhirnya Thoas mendatangi langsung Iphigenie dan
melamarnya, namun Iphigenie tetap menolak. Penolakan ini membuat raja Thoas marah dan memerintahkan kembali melakukan ritual pengorbanan manusia. Dan korban selankutnya adalah
Orest, adik Pylades, sahabat Iphigenie. Tentu saja ini berat bagi Iphigenie. Itulah sebabnya dia ingin membantu membebaskan
kedua calon korban ritual tersebut. Akhirnya mereka sepakat untuk melarikan diri namun akirnya tertangkap oleh Thoas. Iphigenie melakukan negosiasi dengan Thoas agar mereka dilepaskan dan
pulang ke Yunani bersama dirinya. Thoas mengizinkan Iphigenie pulang ke Yunani bersama adiknya Orest dan sahabatnya Pylades, serta Thoas setuju untuk menghapus ritual pengorbanan
manusia.
C. Analisis Drama Iphigenie auf Tauris dalam Perspektif Feminisme