Unsur-Unsur Kredit Analisis Perbandingan Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Biasa (Studi pada Kantor Pusat Bank Sumut)

imbalan atau pembagian hasil keuntungan sebagai imbal jasanya. 35 Momentum yuridis yang melatarbelakangi hubungan hukum antara bank dengan nasabah debitur adalah asas konsesualisme yang tercermin pada Pasal 1320 angka 1 KUHPerdata yaitu kata sepakat dijadikan salah satu syarat subjektif untuk melahirkan perjanjian, dengan mana uang atau yang dipersamakan dengan itu merupakan objek perjanjian yang tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, atau ketertiban umum sebagaimana yang tertulis pada Pasal 1320 angka 4 jo Pasal 1337 KUHPerdata. 36

B. Unsur-Unsur Kredit

Berdasarkan pengertiannya, maka dapat dikatakan bahwa unsur esensial dari kredit bank adalah adanya kepercayaan dari bank sebagai kreditor terhadap nasabah peminjam sebagai debitor yang timbul karena terpenuhinya segala ketentuan dan persyaratan untuk memperoleh kredit bank oleh debitor. 37 Secara yuridis berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat 11 UU Nomor 10 Tahun 1998, maka unsur unsur kredit dapat dijelaskan sebagai berikut: 38 1. Penyediaan uang sebagai hutang oleh pihak bank 2. Tagihan yang dapat dipersamakan dengan penyediaan uang sebagai pembiayaan 3. Kewajiban pihak peminjam debitur melunasi hutangnya menurut jangka waktu, disertai pembayaran bunga 35 Ibid 36 Muhammad Djumhada, Op.Cit, hal. 14-15 37 Hermansyah , Op. Cit, hal. 58 38 Abdul Kadir Muhammad dan Rilda Murniati, Op.Cit, hal. 58 Universitas Sumatera Utara 4. Berdasarkan persetujuan pinjam meminjam uang antara bank dan peminjam debitur dengan persyaratan yang disepakati bersama. Secara konseptual maka dapat disimpulkan bahwa dalam konsep kredit terkandung unsur-unsur esensial, diantaranya: 39 1. Kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. 2. Tenggang waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian kredit dan pelunasannya pada masa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini terkandung pengertian nilai agio dari uang, yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada masa yang akan datang. Jangka waktu terlebih dahulu disetujui atau disepakati bersama antara pihak bank dan nasabah peminjam dana 3. Prestasi atau objek kredit, yaitu adanya objek tertentu berupa prestasi dan kontraprestasi pada saat tercapainya persetujuan atau kesepakatan perjanjian pemberian kredit antara bank dan nasabah peminjam dana berupa uang dan bunga atau imbalan. 4. Degree of Risk, yaitu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. Semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkat resikonya, sehingga untuk mengamankan pemberian kredit dan untuk menutup kemungkinan terjadinya wanprestasi dari nasabah peminjam dana maka diadakanlah pengikatan jaminan dan agunan. 39 Hermasyah, Loc Cit Universitas Sumatera Utara Kredit adalah sebuah kepercayaan sehingga kepercayaan dijadikan unsur yang paling esensial di dalam kredit. 40 Dasar dari suatu kepercayaan adalah keyakinan dan keyakinan adalah sesuatu yang menyentuh pada nurani yang berkembang bersama berbagai faktor yang mengelilinginya, termasuk interpretasi atau keadaan tertentu yang dipengaruhi oleh empiri dan pengalaman hidup sehingga dapat dikatakan bahwa keyakinan tidak terjadi dengan sendirinya melainkan proses analisis dari fakta dan data yang dikumpulkan dan diinterpretasikan serta dikonklusikan dalam suatu kesimpulan yang utuh. Hal ini dipertegas dalam UU Perbankan Pasal 8 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas I’tikad kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan.” 41 Untuk memperoleh keyakinan yang dimaksud maka bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap hal-hal berikut yang disebut dengan 5C yaitu: 42 1. Karakter Character Karakter Character mencakup keinginan calon debitur untuk memenuhi janji atau melunasi kewajiban sesuai jadwal, dalam kondisi baik dan buruk. Watak adalah pribadi, kelakuan, sikap, tingkah laku, dan nilai-nilai dari debitur yang dapat dilihat dari Track Record yaitu sejarah hidup dan curriculum vitae dari debitur. 40 Try Widiyono, Op. Cit, hal. 3 41 Ibid 42 Mandala Manurung dan Prathama Rahardja, Uang Perbankan dan Ekonomi Moneter, Fakultas Ekonomi UI, Jakarta, 2004, hal. 193 Universitas Sumatera Utara Unsur karakter mencakup kemampuan membayar ability to pay dan keinginan membayar willingness to pay 2. Kapasitas Capacity Kapasitas berkaitan dengan kemampuan debitur untuk melunasi kredit sesuai jadwal. Penilaian kemampuan pelunasan berdasarkan analisis, antara lain mengenai kondisi keuangan yang bersangkutan, untuk meyakini tentang jumlah fasilitas yang dibutuhkan. 3. Modal Capital Penilaian atas modal yang dimiliki calon debitur ingin melihat kekuatan permodalan, juga komitmen dalam usaha. Semakin besar modal yang dimiliki semakin besar kemampuan dan komitmen dalam menjalankan usaha. Modal yang dinilai adalah modal netto, yaitu total asset atau modal yang dimiliki dikurangi dengan total kewajiban. 4. Jaminan Collateral Jaminan Collateral sangat dibutuhkan oleh bank untuk menghindari atau mengurangi resiko kerugian, bila terjadi hal-hal buruk dari usaha yang dikelola nasabah. Penilaian jaminan bukan hanya dari nilai finansilanya saja, tetapi juga kualitas asset yang dimiliki calon debitur 5. Kondisi Condition Kondisi ekonomi adalah lingkungan eksternal perusahaan yang diperkirakan mempunyai pengaruuh besar tehadap keberhasilan usaha. Dalam praktik, kondisi ekonomi yang paling banyak dipertimbangkan adalah kondisi ekonomi makro, baik perekonomian domestik maupun dunia. Universitas Sumatera Utara

C. Tujuan dan Manfaat Kredit