Pemberi Bantuan Hukum dalam memperoleh Verifikasi dan Akreditasi

salah satu Pelaksana Bantuan Hukum yang terakreditasi, mahasiwa tersebut merupakan mahasiswa Fakultas Hukum atau fakultas syariah yang dibuktikan dengan kartu tanda mahasiswa yang masih berlaku. Mahasiswa sebagai Pemberi Bantuan Hukum juga harus lulus mata kuliah hukum acara pidana, hukum acara perdata, danatau hukum acara tata usaha negara yang dibuktikan dengan fotokopi transkrip nilai yang telah dilegalisir, selanjutnya mahasiswa Pemberi Bantuan Hukum harus telah mengikuti pelatihan paralegal yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan paralegal yang diselenggarakan oleh Pemberi Bantuan Hukum, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat yang memberikan bantuan hukum atau lembaga pemerintah yang menjalankan fungsinya dibidang hukum. 159 Mahasiswa Fakultas Hukum dalam pemberian bantuan hukum sebelumnya diharapkan melalui Biro Bantuan Hukum di LKBH mahasiswa ini dapat dibimbing secara aktif oleh dosen-dosen yang berpengalaman dalam memahami tahap-tahap pemeriksaan perkara hukum dalam proses peradilan, yaitu mulai dari penangkapan, penyidikan, penuntutan, peradilan, pembelaan dan pelaksanaan hukum.

C. Pemberi Bantuan Hukum dalam memperoleh Verifikasi dan Akreditasi

Lembaga Bantuan Hukum atau organisasi kemasyarakatan untuk dapat memberikan bantuan hukum sesuai Pasal 7 pada Undang-Undang No. 16 Tahun 2011 diwajibkan lolos verifikasi dan akreditasi yang diselenggarakan oleh menteri hukum dan hak asasi manusia melalui panitia khusus yang unsurnya terdiri dari kementerian itu sendiri, akademisi, tokoh masyarakat, dan lembaga atau organisasi yang memberi layanan bantuan hukum. Menurut keterangan Kasubbid Penyuluhan dan Bantuan Hukum Kementerian 159 Permen No. 22 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan PP No. 42 Tahun 2013 Tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Bantuan Hukum dan Penyaluran Dana Bantuan Hukum Pasal 29. Universitas Sumatera Utara Hukum dan Hak Asasi Manusia Wilayah Medan, Tim yang dimaksud adalah Tim 7 dimana permohonan yang masuk lolos permohonan sebagai Calon Pelaksana Bantuan Hukum khusus di Sumatera Utara sebanyak 37 dikoreksi oleh BPHN dalam TIM 7 sebagai pengoreksi. 160 Verifikasi adalah pemeriksaan atas kebenaran laporan dan dokumen yang diserahkan oleh Lembaga Bantuan Hukum atau organisasi kemasyarakatan. Sedangkan akreditasi adalah penilaian dan pengakuan terhadap Lembaga Bantuan Hukum atau organisasi kemasyarakatan yang akan memberikan bantuan hukum yang berupa klasifikasi atau penjenjangan dalam pemberian bantuan hukum. Pelaksanaan verifikasi dan akreditasi tehadap Lembaga Bantuan Hukum dan organisasi kemasyarakatan ini dilakukan setiap tiga tahun sekali dengan beberapa tahapan dimana tahapan tersebut dilaksanakan dengan proses selama empat bulan, proses tersebut diantaranya adalah mulai dari pengumuman, permohonan, pemeriksaan administrasi, pemeriksaan faktual, pengklasifikasian Pemberi Bantuan Hukum dan penetapan Pemberi Bantuan Hukum. Pada awalnya Menteri Hukum dan HAM mengumumkan yang termuat dalam website resmi Kementerian Hukum dan HAM tentang pelaksanaan verifikasi dan akreditasi. Kemudian Lembaga Bantuan Hukum dan organisasi kemasyarakatan dapat mengajukan permohonan sebagai Pemberi Bantuan Hukum kepada Menteri melalui BPHN secara online elektronik maupun secara manual nonelektronik dengan persyaratan sebagai berikut: 161 1. Berbadan hukum dibuktikan dengan Surat Keputusan Pengesahan oleh menteri, 2. Memiliki kantor atau sekretariat yang tetap, 3. Memiliki pengurus, 160 Dartimnov M. T. Harahap, Op. Cit. 161 PP No. 42 Tahun 2013 Pasal 4. Universitas Sumatera Utara 4. Memiliki program bantuan hukum, 5. Memiliki Advokat yang terdaftar pada Lembaga Bantuan Hukum atau organisasi kemasyarakatan, 6. Telah menangani paling sedikit sepuluh kasus selama pendiriannya. Kelengkapan berkas pengajuan verifikasi dan akreditasi yang harus dipersiapkan oleh Lembaga Bantuan Hukum atau organisasi kemasyarakatan antara lain: 1. Fotokopi salinan akta pendirian, 2. Fotokopi Anggaran Dasar dan Anggran Rumah Tangga, 3. Fotokopi Akta Pengurus, 4. Fotokopi surat penunjukan sebagai Advokat, 5. Fotokopi Surat Ijin Beracara Advokat yang masih aktif, 6. Fotokopi dokumen mengenai status kantor, 7. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, 8. Laporan pengelolaan keuangan, 9. Rencana program bantuan hukum. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia merujuk pada peraturan diatas memiliki syarat pengurusan sesuai dengan standar yang diminta, yaitu: 162 1. Tahun berapa lembaga tersebut didirikan, 2. Apa dasar lembaga tersebut didirikan, 3. Bagaimana amanat UU No.162011 dimana lembaga tersebut 2 tahun sebelum berbadan hukum sebelum UU No.162011 diundangkan, hal ini untuk mengetahui sepak terjang kegiatan kerja yang telah dilakukan dan penilaian terhadap integritas lembaga calon Pelaksana Bantuan Hukum tersebut, 4. Sewaktu Akreditasi harus menyerahkan bukti-bukti sebagaimana syarat lolos Akreditasi. Pada pelaksanaan akreditasi pertamakali telah dikesampingkan karena banyak dari lembaga-lembaga sebagai Pelaksana Bantuan Hukum yang belum 162 Dartimnov M. T. Harahap, Op. Cit. Universitas Sumatera Utara melengkapi syarat administrasi dan juga belum berbadan hukum, 5. ADART. 6. Bagaimana sistem kelola lembaga tersebut, 7. Mencantumkan fotocopy legalisir Ijin Advokatnya, 8. Tempat alamat kantor, 9. NPWP, 10. Laporan keuangan, 11. Rencana Program kerja program apa yang akan dibuat dan dilaksanakan, 12. Rencana program di tahun yang akan datang, 13. Jumlah kasus yang akan ditangani, 14. Jumlah Advokat baik S1, S2 atau S3 menunjukkan status, 15. Jumlah Paralegal, 16. Surat permohonan, hal ini untuk lebih menunjukkan keseriusan, 17. Berkas bukti beracara di Pengadilan. Apabila berkas dokumen yang diajukan belum lengkap, Panitia akan memberitahukan kepada pemohon secara tertulis mengenai kesalahan dan kekurangan dokumen pengajuan. Dokumen yang dinyatakan belum lengkap tersebut harus sudah diperbaiki dalam waktu empat belas hari kerja terhitung sejak tanggal surat pemberitahuan disampaikan. Sedangkan berkas dokumen yang diajukan telah dinyatakan lengkap, maka Lembaga Bantuan Hukum atau organisasi kemasyarakatan dapat menunggu konfirmasi pelaksanaan verifikasi dan akreditasi dari Panitia. 163 163 Ibid. Universitas Sumatera Utara

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI